Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS REBAN

Jl. Raya Reban Blado Telp. (0285) 4486750 Kode Pos 51273

Email : rebanpuskesmas@gmail.com

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESEHATAN JIWA

1. PENDAHULUAN

Menurut undang-undang republik indonesia nomor 18 tahun 2014,


kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang
secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif,
dan mampu memberikan kontribusi bagi komunitasnya
Orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) adalah orang yang mempunyai
masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan, dan perkembangan, dan / kualitas
hidup sehingga memiliki resiko mengalami gangguan jiwa.
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami
gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam
bentuk sekumpulan gejala dan atau perubahan perilaku yang bermakna serta
dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang
sebagai manusia.

Seseorang dengan gangguan jiwa berhadapan dengan stigma,


diskriminasi dan marginalisasi. Stigma dapat mengakibatkan penderita tidak
mencari pengobatan yang sebenarnya sangat mereka butuhkan atau mereka
akan mendapatkan pelayanan yang bermutu rendah. Marginalisasi dan
diskriminasi dapat meningkatkan risiko kekerasan pada hak-hak individu, hak
politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Pasien dengan gangguan jiwa berat sering memiliki gejala yang dapat
menjadi ancaman, baik terhadap keluarga, diri sendiri, maupun orang lain.
Keluarga dan masyarakat di sekitar lingkungannya cenderung melakukan
tindakan paksa untuk mengurangi atau membatasi ancaman tadi. Bentuk
pemaksaan itu dapat berupa pemasungan, yaitu mengikat tangan dan/atau kaki
dengan rantai atau seutas tali atau menguncinya pada sebuah batang kayu, atau
mengurungnya dalam sebuah ruangan yang sangat sempit. Pembatasan gerak
ini atau pemasungan acapkali juga disertai dengan penelantaran termasuk
kebutuhan hidupnya yang sangat mendasar tidak diperhatikan. Kebutuhan
makan minum, buang air besar dan buang kecil, kebersihan diri dan berpakaian
yang pantas menjadi sangat sulit ia dapatkan. Pada kondisi ini sebenarnya
penderita gangguan jiwa yang dipasung  adalah individu terlantar dan miskin, 
yang seharusnya ditanggung oleh pemerintah.

Pemasungan di Indonesia telah dilarang sejak tahun 1977 dengan surat


Menteri Dalam Negeri No: PEM.29/6/15 tanggal 11 Nopember 1977.  Surat ini
ditujukan kepada Gubernur seluruh Indonesia yang meminta kepada masyarakat
untuk tidak melakukan pemasungan terhadap penderita gangguan jiwa dan
menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menyerahkan perawatan penderita
di Rumah Sakit Jiwa. Hal ini juga agar diinstruksikan kepada para Camat dan
Kepala-Kepala Desa agar secara aktif mengambil prakarsa dan langkah-langkah
dalam hal penanggulangan pasien yang ada di daerah masing-masing.

Berbagai alasan dikemukakan mengenai mengapa mereka dipasung.


Sebagian masyarakat memasung anggota keluarganya untuk melindungi dari
kecelakaan. Sebagian lagi memasung karena takut membahayakan orang lain.
Ibu yang lain memasung putranya karena malu sebab putranya sering mencuri
rokok di warung tetangga.
Upaya kesehatan jiwa adalah setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat
kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga, dan masyarakat
dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan oleh
pemerintah daerah, dan / masyarakat.
Survei data kesehatan jiwa di masyarakat, pelatihan kesehatan jiwa,
penyediaan obat-obatan esensial untuk gangguan jiwa, pengembangan program
sesuai kebutuhan daerah setempat, penggunaan posyandu, pemberdayaan
keluarga pasien gangguan jiwa dan dukungan pemerintah baik daerah maupun
pusat baik dalam hal anggaran maupun kegiatan, adalah hal yang harus
dipertimbangkan dalam mengintergrasikan pelayanan kesehatan jiwa di
pelayanan primer (Carla R. Machira,2011)
.
2. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Tujuan dari program jiwa ini adalah mendukung dalam Mewujudkan
Masyarakat Kecamatan Reban yang sehat jiwa 
B. Tujuan Khusus
a. Mengetahui jumlah penderita gangguan jiwa yang berada di
wilayah kerja puskesmas Reban
b. Merumuskan langkah-langkah penanganan pasien gangguan jiwa
di wilayah kerja puskesmas Reban
c. Melakukan kegiatan pencegahan munculnya penderita gangguan
jiwa baru di wilayah kerja puskesmas Reban

3. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN

NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

1. PELACAKAN ORANG DENGAN Membagikan kuisoner dan membantu


MASALAH KEJIWAAN DAN pasien ataupun keluarga odmk dan
ORANG DENGAN GANGGUAN odgj dalam mengisinya
JIWA
Memberikan penyuluhan kepada
pasien dan keluarga mengenai
masalah jiwa

Menstimulus pasien dan keluarga agar


mau berkonsultasi ke puskesmas
mengenai kesehatan pasien

Menstimulus keluarga agar


memperbolehkan pasien pasung di
jemput dan di rawat di RSJ

Menerangkan kepada keluarga apa


yang harus dilakukan keluarga setelah
pasien pulang dari RSJ

Mengadvokasi keluarga agar


menyiapkan syarat-syarat pembuatan
BPJS untuk pasien jiwa yang belum
memilikinya.

Melengkapi status pasien

2. Rapat koordinasi dan komunikasi Menyampaikan hasil pelacakan jiwa


lintas sektoral dengan seluruh kader
Menyampaikan masalah-masalah yang
jiwa, ninik mamak, kecamatan dan
yang mungkin muncul dari
jajarannya, serta dinas sosial,dinas
penelantaran pasien jiwa
kesehatan.
Menyampaikan kendala-kendala dalam
pendeteksian, pengobatan dan
perawatan pasien jiwa
1. BPJS
2. Dukungan keluarga
3. Ketersediaan obat

Mendiskusikan dan merumuskan


masalah jiwa di wilayah kerja
puskesmas Reban dan
penyelesaiannya secara bersama-
sama

3. Pelatihan Kader Jiwa wilayah kerja Menerangkan jenis-jenis gangguan


Puskesmas jiwa

Dan cara mencegah terjadinya


gangguan jiwa

Menerangkan tugas dan tanggung


jawab seorang kader sehat jiwa

Menerangkan tehnik-tehnik penyuluhan


yang dapat dilakukan seorang kader
sehat jiwa di desanya

Menjelaskan isu-isu global mengenai


kesehatan jiwa

4. Kunjungan rumah untuk pemberian Melakukan anamnesa dan


obat kepada pasien gangguan jiwa pemeriksaan fisik dan pemberian
berat yang tidak bisa berobat ke regimen terapi kepada pasien
puskesmas
Melengkapi rekam medis pasien

Memberikan penyuluhan kepada


pasien dan keluarga mengenai
penyakit pasien

Menerangkan langkah-langkah yang


harus keluarga jalankan dalam
membantu perawatan pasien

Menerangkan alur pelaporan jika


terjadi hal-hal yang berbahaya baik
bagi pasien maupun bagi orang lain.

4. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Observasi
b. Wawancara
c. Diskusi /Tanya jawab
5. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

6. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan disusun


pelaporannya

Anda mungkin juga menyukai