Anda di halaman 1dari 64

SISTEM KEWASPADAAN DINI

DAN RESPON (SKDR) KLB

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KENDAL


TANGGAL 12 DAN 13 JULI 2017
VISI & MISI

 VISI
Terwujudnya kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat kabupaten
kendal yang merata berkeadilan di
dukung oleh kinerja aparatur
pemerintah yang amanah dan
profesional serta berakhlak yang mulia
kepada allah SWT.
 MISI
Meningkatkan derajat masyarakat,
pengendalian penduduk,
pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak, penanganan
bencana, penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS) serta
penanggulangan kemiskinan
PENDAHULUAN

DASAR

1. UU No. 44 Tahun 1984 tentang KLB Penyakit serta PP No.


40 tahun 1991 tentang Penanggulangan KLB Penyakit
Menular  bahwa setiap KLB atau Kejadian Luar Biasa
harus ditangani secara dini
2. Peraturan Pemerintah Nomor :40 Tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
3. Kepmenkes RI Nomor : 1216/Menkes/SK/XI/2001 tentang
Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare
10 BESAR PENYAKIT DI KABUPATEN KENDAL
ANGKA DIARE KAB. KENDAL TAHUN 2014
ANGKA DIARE KAB. KENDAL TAHUN 2015
ANGKA DIARE KAB. KENDAL TAHUN 2016
ANGKA DIARE KAB. KENDAL TAHUN 2017
(Sampai Juni)
LATAR BELAKANG

 Merupakan penyakit potensial wabah


 Potensial menimbulkan kematian terutama pd balita
(hasil penelitian jateng di 6 kab/kota, kematian
sebesar 11,9/ 1000 balita)
 Berdampak pd sektor sektor lain
 Potensial menimbulkan keresahan
 Secara proporsi lebih banyak menyerang balita (40%–
55%)
 Multi causal
 Banyaknya F. risikonya (lingk, PHBS, makan minuman,
musim dll)
TUJUAN
 Umum
 Menurunkan angka kesakitan dan
kematian diare bersama program terkait
 Khusus
 Menurunkan angka kematian diare pada
semua umur dr 54  28/ 100.000 Ø
 Menurunkan angka kematian diare pada
balita 2,5  1,25/ 1.000 balita Ø
 Episode balita sakit turun dr 1,5 – 1
 Angka kesakitan diare pd semua umur
turun dr 280  220/ 1.000 pnddk Ø
DIARE SCR UMUM
 Definisi
Frek. BAB lebih dr biasanya disertai
perubahan konsistensi dr padat ke cair
 Gejala
 BAB lebih sering  Demam

 Sakit perut  Disertai lendir/ darah

 Mual  Warna spt cucian beras

 Mulas Muntah
MANAJEMEN KESEHATAN
MASYARAKAT
MANAJEMEN TATALAKSANA
KASUS
TATALAKSANA DIARE
 Klasifikasi Dehidrasi

 Pengobatan standart

 Nasihat pada ibu balita


TATALAKSANA DIARE
Manajemen Tatalaksana
 Penekanan :
 Segera meningkatkan pemberian cairan yg
tersedia di rumah
 Meneruskan makanan
 Pengobatan lanjutan ke sarkes, bila
 Pendt. Tak membaik dlm 3 hr
 Semakin parah
 Muntah terus menerus
 Pendt. Kelihatan sangat haus
 Pendt. Tak mau makan dan minum
 Disertai dg demam
 Ada darah dlm tinja
Klasifikasi diare
Penilaian A B C

1. Lihat :
Keadaan Umum Baik, sadar Gelisah, rewel* Lesu, lemah,*
hilang sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Tak ada Tak ada
Mulut & lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Biasa Haus yg nyata* T’ bisa minum*
2. Periksa Kembali Kembali Kembali
Turgor kulit cepat lambat sangat
lambat
3. Derajat Dehidrasi Tanpa Dehidrasi Dehidrasi
dehidrasi Ringan Berat

4. Terapi Rencana Rencana Rencana


Terapi A Terapi B Terapi C
MANAJEMEN PROGRAM
KEGIATAN PENANGGULANGAN

 TUJUAN
 Umum
 Menurunkan angka kesakitan dan kematian
diare bersama program terkait
 Khusus
 Menurunkan angka kematian diare pada
semua umur dr 54  28/ 100.000
 Menurunkan angka kematian diare pada balita
2,5  1,25/ 1.000 balita
 Episode balita sakit turun dr 1,5 – 1
 Angka kesakitan diare pd semua umur turun
dr 280  220/ 1.000 pnddk
KEGIATAN PENANGGULANGAN

 KEBIJAKAN
 KEBIJAKAN UMUM
 Menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat penyakit diare dengan
pendekatan “Paradigma Sehat”.
 Secara konkrit menjaga masy. tetap
sehat & terhindar dr peny diare,
sedangkan yg terlanjur sakit
diupayakan jangan sampai meninggal
dan mencegah terjadinya dehidrasi.
KEGIATAN PENANGGULANGAN

 INDIKATOR JATENG
 Kelengkapan laporan diare = 100 %
 Ketepatan laporan diare = 80 %
 Cakupan penemuan penderita diare di
Puskesmas > 80 %
 CFR diare di Sarkes turun menjadi
0,5 %
 Kualitas tatalaksana = 100 %
 Jangkauan pelayanan kasus diare di
Sarkes 100 %
TARGET PENEMUAN DIARE

a. Semua Umur
- Perkiraan penderita

Angka kesakitan diare semua umur x Jml pddk

- Target penemuan penderita diare

10 % x Perkiraan penderita

Keterangan:
90 % oleh Nakes dan 10 % oleh Kader
b. Balita
- Perkiraan penderita
900/1.000 x Jml Balita

- target penemuan penderita

20 % x Perkiraan Penderita
KEGIATAN PENANGGULANGAN
 STRATEGI
Peningkatan cakupan penemuan kasus
diare
Tatalaksana standart
Surveilans diare
Pencegahan diare
KIE
PSM
Pelatihan
Kerjasama
Penelitian
Monev
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) 
EWARS (Early Warning Alert and Respons
System)  membangun dan menjalankan
sistem kewaspadaan dini dan respons terhadap
penyakit menular potensial wabah dengan
pendekatan pemantauan wilayah setempat pada
tingkat puskesmas  peningkatan kasus ,
melebihi ambang batas di suatu wilayah baik
wilayah kerja Puskesmas ,Kabupaten/Kota
maupun Provinsi
SAAT RESPON

PENGAMBILAN SAMPLE
KLINIS DAN LINGKUNGAN

FORMULASI HIPOTESIS
MENGENAI PAJANAN DAN
SKDR CARA PENULARAN

TEST HIPOTESIS

CATAT – LAPOR-
REKOMENDASI
DIFTERI 2012 26
LAYANAN PENGENDALIAN AWAL

TATALAKSANA KASUS

PENGENDALIAN INFEKSI

PENGENDALIAN PENCARIAN KONTAK KASUS


AWAL

PENGENDALIAN LINGKUNGAN

MOBILISASI
SOSIAL,KOMUNIKASI,INFORM
ASI,EDUKASI PADA MASY
27
PELACAKAN KASUS DAN RESPON

STATUS KLB

FASYANKES
CEPAT LAPOR
PELACAKAN – W1 KASUS
KASUS BERHENTI
TATAKELOLA
KASUS

PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI
TUJUAN SKDR

1. Menyelenggarakan deteksi dini KLB bagi penyakit menular


2. Stimulasi dalam melakukan pengendalian KLB penyakit
menular
3. Meminimalkan kesakitan/kematian yang berhubungan
dengan KLB
4. Memonitor kecenderungan penyakit menular
5. Menilai dampak program pengendalian penyakit yang
spesifik
SKD PENANGGULANGAN KLB

Perbaikan Kondisi rentan


Kajian epidemiologi
Inisial Assessment

Masalah KesMas
Tidak Menjadi
Antisi
SKD pasi
KLB
Respon Penang
gulang
Kesiapsiagaan an KLB
menghadapi
KLB

RESPON CEPAT, LAPOR CEPAT < 24 JAM


KEBIJAKAN TEKNIS OPERASIONAL

1. Menegakkan/menetapkan diagnosis operasional


2. Memastikan terjadinya KLB
3. Menghitung angka insidens yang tengah berjalan
4. Menggambarkan karakteristik KLB
5. Mengidentifikasi sumber dari Penyebab Penyakit dan cara
penularannya
6. Mengidentifikasi populasi yang mempunyai peningkatan
risiko infeksi
7. Melaksanakan tindakan penanggulangan
INDIKATOR PROGRAM PENANGGULANGAN KLB

1. INDIKATOR INPUT
a. Terbentuknya TGC, Satgas, Tim KLB
b. Tersedianya sumber daya sesuai kebutuhan

2. INDIKATOR PROSES
a. Tersedianya maping/daerah rawan KLB
b. Tersedianya populasi berisiko terkena KLB

3. INDIKATOR OUTPUT
a. Penurunan jumlah frekuensi / jumlah kasus
b. Penurunan angka kematian akibat terjadinya
Pengertian Surveilans
Menurut CDC, SURVELANS adalah pengumpulan,
analisis dan intepretasi data kesehatan secara
sistematis dan terus menerus, yang diperlukan untuk
perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya
kesehatan masyarakat, dipadukan dng diseminasi data
secara tepat waktu kepada pihak2 yang perlu
mengetahui (CDC, 1996).

33
SURVEILANS adalah suatu proses pengamatan
terus menerus dan sistematik terhadap terjadinya
penyebab penyakit serta kondisi yg memperbesar
rik penularan dengan melakukan pengumpulan
data, analisis , interpretasi dan penyebaran
informasi serta tindak lanjut perbaikan

34
TUJUAN SURVEILANS (WHO, 2002)
1. Memprediksi dan menditeksi dini epidemi (outbreak)
2. Memonitor, evaluasi dan memperbaiki program
pencegahan dan pengendalian penyakit
3. Sumber informasi untuk penentuan prioritas,
pengambilan kebijakan, perencanaan,
implementasi dan alokasi SD kesehatan
4. Monitoring kecenderungan pnykt endemis dan
mengestimasi dampak penyakit di masa datang
5. Mengidentifikasi kebutuhan riset dan investigasi
lebih lanjut.
35
FUNGSI SURVEILANS
1. Mampu mengestimasi besar masalah
2. Dapat mendistribusi masalah
3. Mampu memotret riwayat alamiah dari suatu
penyakit
4. Mampu mendeteksi ancaman epidemi ( KLB) 
Fungsi SKD dan RESPON
5. Membangun hipotesis, menstimulasi riset
6. Mengevaluasi ukuran-ukuran pemberantasan
7. Memantau perubahan dalam agen infeksius
8. Mendeteksi perubahan dalam aktivitas kesehatan
9. Mendukung perencanaan 36
INFORMASI YANG DIHASILKAN DARI
KEGIATAN SURVEILANS

Data / informasi yang dihasilkan dari kegiatan


surveilans dideskripsikan berdasar variabel-
variabel epidemiologi
1. Variabel orang (kelompok umur, status imunisasi,
pekerjaan, dll),
2. Variabel tempat (dukuh, desa, kecamatan,
kabupaten),
3. Variabel waktu (minggu, bulan, dan tahun).
PEMAHAMAN SKD-KLB(1)

SKD-KLB  Deteksi dini terhadap terjadinya suatu KLB


untuk segera di respon

90 90

80 Respon 80
Respon
70 70

60 60

50 50

40 40
30 30
20 20
10 10
0 0
1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
31
33
35
37
39

9
11

13

15

17

19

21

23

25

27

29

31

33

35

37

39
Memberikan toleransi untuk terjadi KLB namun jumlah kasus / kematian
38
dan daerah terserang ditekan seminimal mungkin
SISTEM KEWASPADAAN DINI

Cepat
TANGGAP

derteksi
DINI

tidak perlu terjadi


PEMAHAMAN SKD-KLB(2)

SKD-KLB  Analisis terhadap faktor resiko terjadinya


KLB untuk segera di respon

Orientasinya jauh sebelum KLB terjadi


(Mengutamakan pada upaya mencegah
terjadinya KLB walau sekecil apapun)

40
PRINSIP UMUM SKD-KLB(1)

1. Unsur kecepatan:
1) Kecepatan untuk mendapatkan
data/informasi
2) Kecepatan analisis data
3) Kecepatan memberikan respon

41
PRINSIP UMUM SKD-KLB(2)

2. Tidak cukup hanya data penyakit:


1) Lebih banyak memerlukan data faktor risiko untuk
dianalisis
2) Respon dilakukan jauh sebelum KLB muncul
3) Kewenangan sebagian besar bukan pada jajaran
kesehatan
4) Memerlukan kemampuan koordinasi dan memperkuat
jejaring surveilans epidemiologi

42
KEBERHASILAN SKD-KLB

1. Memahami Epidemiologi Penyakit termasuk


faktor rIsiko
2. Sistem Surveilans yang sensitif & efektif.
3. Informasi yang Up to date .
4. Respon cepat setiap kejadian.
5. Komitmen dari semua.

43
FUNGSI SURVEILANS SKD

Proses Surveilans Out put

Pulta & Lahta Data siap di analisis

Analisis Statistik Sinyal ada sesuatu


Respon
sederhana

Analisis & Interpretasi Besar


Respon Kemungkinan
Kecil Salah
KLB Kemungkinan KLB

Penyelidikan Benar Pola


Respon Datanya Prosesnya
epidemiologi terjadi KLB musiman saja

Penanggulangan & KLB KLB


Surveilans Intensif Respon Alamiah 44
Ulah Manusia
MEKANISME SKD - KLB
PENANGGULANGAN

Pra Kasus Kasus KLB

SKD
SKD
PENANGANAN PENDERITA
1. PENGOBATAN
2. PENGAWASAN
3. PENCEGAHAN
TEMPAT PELAYANAN 4. PENYULUHAN
SEDEKAT MUNGKIN
(POSKO)
D
E
T
1. SUMBER PENYEBAB E

PE
R
2. CARA PENULARAN M
I
3. PENYEBARAN N
A
N

TUJUAN
MEMUTUS MATA RANTAI
PENULARAN
OLAH DATA

ANALISIS

VARIABEL EPIDEMIOLOGI
UKURAN EPIDEMIOLOGI
PELAPORAN (KronologiTransmisi,Faktor yang
merpengaruh, Keadaan epid penderita ,Hasi PE)

KEWASPADAAN (SKD KLB)


PE DUA KALI MASA INKUBASI
8

0
12 13 14 15 16 17 18

P NY 0 5 1 1 1 7 0
DIARE AKUT

BATASAN : Secara operasional, buang air


besar lembek/cair bahkan dapat berupa air
saja yang frekuensinya lebih sering dari
biasanya dan berlangsung kurang dari 14
hari

50
SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON
PENYAKIT DIARE
PUSKESMAS :
1) PELAKSANA SKD
2) MENUNJUK PETUGAS YG TERLIBAT
3) SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

KABUPATEN /KOTA :
TUGAS DAN
1) KOORDINATOR SKD
TANGGUNG JAWAB
2) SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
ANALISA HASIL SKD BULANAN

PROVINSI :
1) PERENCANAAN SKD DI PROV.
2) KOORDINASI LINTAS SEKTOR
3) FASILITASI KAB/KOTA KLB
POLA KLB DIARE

Etiologi dan faktor risikonya  SKD lebih cepat

1. Propagated source
Di sebabkan karena kolrea, virus dsb yang berhubungan
Kondisi sanitasi di masyarakat luas

2. Common Source
Disebabkan karena karacunan makanan yang berhubungan
dengan kualitas pengamanan makanan
LAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PERILAKU

PENGGUNA JAMBAN

PENGGUNA AIR BERSIH


RIS FAKTOR KLB
DIARE PENGELOLAAN SAMPAH
(CAKUPAN < 80 %)
LAIK PENYEHATAN TPM

CUCI TANGAN/PAKAI SABUN


53
1. Meningkatkan Cairan rumah tangga

S TTL DI RT
2.
3.
Meneruskan Makanan
Merujuk

T 1.
2.
3.
Rehidrasi  Oralit formula baru
Zinc 10 hari berturut-turut
ASI & MP ASI sesuai umur
R LINTAS
DIARE
4.
5.
Antibiotika  Rasional
Nasehat  Makanan, Rujukan, Pencegahan

A 1.
2.
SKD
Penyelidikan dan Penanggulangnan
3. TL Pasca KLB
T PHBS
1. Pemberian ASI/MPASI
KLB
E 2.
3.
4.
Cuci tangan pakai sabun
Minum air yang sudah dimasa
Mandii

G IMUNISASI
PENYEHATAN LINGKUNGAN

I
1. Air bersih
PENCEGAHAN 2. Jamban
3. Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
4. Pembuangan sampah 54
LIMA LANGKAH LINTAS DIARE

ORALIT OSMORALITAS RENDAH

POBAT ZINC SELAMA 10 HARI

LINTAS DIARE ASI DAN MAKAN DITERUSKAN

ANTIBIOTIKA  ATASI INDIKASI

NASEHAT PADA IBU/PENGASUH


55
PENGAMATAN KASUS DAN
TL SKD KLB DIARE FAKTOR RISIKO
PUSKESMAS
REFRESING/PELATIHAN
KADER MASY

KETERSEDIAAN STOCK
ORALITDAN DISTRIBUSI
POSYANDU

TINGKAT PERBAIKAN KUALITAS


PUSKESMAS AIR/IS/AMBIL SAMPEL

PROMOSI
KESEHATAN/PHBS, SIAPKAN
CARRY AND BLAIR

DESINFO PADA KEPALA


WILAYAH/KA.DESA
PEMERIKSAAN
BAKTERIOLOGIS AIR,
TL SKD KLB DIARE MAMIN DAN PERALATAN
MAMIN
KAB/KOTA
REFRESING/PELATIHAN PET
PUSK,PENGUSAHA,PENJUAL
MAMIN
PERENCANAAN LOGISTIK
(ORALIT,CAIRAN RINGER
LAKTAT ,ANTIBIOTIKA DLL)
PENYULUHAN MELALUI
TINGKAT MASS
KABUPATEN/KOTA MEDIA,CETAK,ELEKTRONIK

PENYIAPAN TIM TGS KLB


SIAP RESPON < 24 JAM

DESINFO PADA LP/LS


TERKAIT
DOSIS OBAT ZINC

1. Bayi umur < 6 bulan :


Setengah tablet zinc (10mg) sekali sehari
selama sepuluh hari berturut-turut

2. Anak umur > 6 bulan : Satu tablet zinc (20


mg) sekali sehari selama sepuluh hari
berturut-turut
LOGISTIK DIARE

1. Perkiraan jumlah penderita =


insiden x jumlah pengungsi
2. Jml Oralit = Perk penderita x 6 bungkus
3. Ringer Laktat = 10% Perk pdrt x 7 botol
4. Abocath = 10% Perk pdrt x 1 set
5. Zinc = jml perkiraan penderita x 10 tabl
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DIARE
DI KABUPATEN KOTA TAHUN 2014-2015

TGL PUSKESMAS/
No. KAB KOTA DESA PENDERITA MATI
KEJADIAN KEC

1 05/07/2014 Kendal Patebon Bangunsari 105 0


Kota Magelang Mgl Utara Wates
2 18/09/2014 1 1
Gumelem
Magelang Pakis
3 16/10/2014 Wetan 30 0
4 26/10/2014 Salatiga Sidomukti Dukuh 1 1
5 26/10/2014 Salatiga Argomulyo Ledok 1 1
6 11/06/2014 Magelang Borobudur Borobudur 28 0
7 01/11/2015 Cilacap Jeruk Legi Tritih Wetan 12 0
8 20/01/2015 Sukoharjo Weru Tegal sari 15 0
9 15/3/2015 Sukoharjo Weru Jatingarang 18 0
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DIARE KAB.
KENDAL TAHUN 2014-2017

No Tgl Kecamatan Desa Penderita Mati Ket


Kejadian

1 28/05/2014 Patebon SMA PGRI 10 0 2014

2 13/04/2014 Singorojo Kertosari 45 0 2014

3 05/07/2014 Patebon Bangunsari 105 0 2014

4 01/04/2017 Ngampel Kebonagung 26 0 2017

5 05/04/2017 Ngampel Rejosari 4 0 2017


SKDR PENYAKIT DIARE

AKSES EWARS

TRANSPARANSI SUMBER
DAYA

REKOMENDASI RESPON CEPAT < 24 JAM

TERPADU DENGAN
SURVEILANS  RR
TERPADU DENGAN TGC
RESPON CEPAT
PELAPORAN DIARE
1. Laporan W1
adalah pelaporan apabila ada kasus KLB Diare
2. Laporan W2 (EWARS)
Adalah pelaporan mingguan berdasarkan
kalender mingguan, yang bertujuan untuk
analisis kajian kasus mingguan dengan
memperhatikan trend /kecenderungan
3. Laporan Bulanan
Laporan yang dikirimkan setiap bulan
maksimum tanggal 10 pada bulan berikutnya
dengan format sebagai berikut (Flashdisk)

Anda mungkin juga menyukai