Anda di halaman 1dari 12

REFLEKSI KASUS

ILMU KEDOKTERAN JIWA

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Oleh :

Fery mardi
14712041

Pembimbing :
Prof. Dr. dr. H. Soewadi, MPH, Sp.KJ(K)

Pendidikan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa


FK UII RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso
Wonogiri
2016

FORM REFLEKSI KASUS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
_____________________________________________________________

1
Nama Dokter Muda : Fery Mardi
NIM : 10711081 NIPK :14712041
Stase : Ilmu Kesehatan Jiwa

Identitas Pasien
Nama / Inisial : An A
Umur : 15 tahun Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosis/ kasus : Gangguan afektif bipolar kini episode manik dengan
gangguan psikotik
Pengambilan kasus pada minggu ke -3
Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-
Islaman sifatnya wajib)
a. Ke-Islaman*
b. Etika/ moral
c. Medikolegal
d. Sosial Ekonomi
e. Aspek lain

Form uraian
1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap
pasien/ kasus yang diambil ).
Pasien adalah seorang remaja yang dibawa oleh sang ibu ke
poli jiwa untuk memeriksakan kesehatan jiwa. Pemeriksaan
dibutuhkan oleh polisi sebagai dasar penentuan pidana dalam kasus
pencurian sepeda motor. Sekitar 2 bulan yang lalu, pasien diketahui
membawa kabur sepeda motor orang yang kuncinya tertinggal dijalan.
Pasien lalu membawa motor tersebut berkeliling kemudian sepeda
motor tersebut ditinggal di depan rumah. Kunci motor dibawa masuk
ke rumah dan pasien enggan menyerahkan kunci tersebut kepada
warga yang ikut mengejar. Warga yang melihat kejadian lalu
melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Setelah dilakukan

2
pemeriksaan, polisi menduga bahwa pasien mengalami gangguan jiwa
sehingga diminta untuk datang dan rehabilitasi ke dokter spesialis jiwa.
Saat datang, pasien tampak sadar penuh dan tenang. Pasien
tampak sering tersenyum dan kadang bercanda dengan paman yang
mengantar. Saat dilakukan anamnesis didapatkan riwayat pasien baru
pertama kali melakukan tindak pencurian. Saat kejadian berlangsung
pasien merasa ada bisikan dari seorang wanita yang menyuruh untuk
mengambil sepeda motor tersebut. Dalam 2 bulan terakhir ini pasien
merasa kebutuhan untuk tidur berkurang dan ingin lebih banyak
melakukan aktifitas. Pasien merasa ingin mendapat perhatian yang
lebih dari orang tua maupun saudaranya. Mulai itu juga pasien sering
mendengar bisikan-bisikan dari seorang wanita yang tidak terlalu jelas
suaranya. Namun, akhirnya semakin jelas dan menyuruh untuk
mengambil sepeda motor. Padahal dari sisi uang saku pasien merasa
cukup. Didapatkan keterangan bahwa sekitar 1 tahun yang lalu pasien
pernah mengalami masa kesedihan. Kadang pasien menangis sendiri
di kamar. Pasien merasa orang tuanya lebih perhatian dengan
kakaknya. Saat itu pasien mengalami gangguan tidur, gangguan nafsu
makan dan tidak semangat beraktifitas. Mengetahui kondisi tersebut
ibu pasien memberikan perhatian yang cukup hingga pasien normal
kembali. Pasien belum pernah dibawa ke psikiater sebelumnya.

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus


Dewasa ini, insidensi gangguan jiwa semakin meningkat.
Didapatkan data dari WHO bahwa angka kejadian gangguan jiwa
didunia mencapai 7 orang setiap 1000 orang dalam suatu populasi. Di
Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007 didapatkan 14,1% penduduk mengalami gangguan jiwa dari
yang ringan sampai yang berat. Data valid dari 33 RSJ yang disurvei

3
pada tahun tersebut terdapat 2,5 juta pasien yang mengalami
gangguan jiwa berat. Dilaporkan 90% faktor penyebabnya adalah
masalah ekonomi dan hubungan dalam keluarga. Melihat data
tersebut, maka kasus kali ini adalah secuil dari gunungan kasus
ganggguan jiwa yang terjadi dalam masyarakat.
Hal menarik yang dapat diambil adalah, kejadian ini
berlangsung pada pasien yang notabene masih dibawah umur. Pasien
masih tergolong dalam usia remaja yang sangat membutuhkan
perlindungan. Faktor yang mendorong dapat terindikasi dari iklim
inetrnal keluarga yang kurang kondusif dalam pembentukan karakter
anak. Pembentukan karakter anak adalah suatu langkah yang amat
penting karena berandil besar dalam menentukan masa depan anak
kelak. Pemahaman secara baik terhadap kasus ini didapatkan bisa
menarik intisari ilmu yang dapat digunakan untuk mencegah kejadian
pada keluarga yang lain.
Terkait kasus yang menerpa sang pasien, menjadi topik yang
cukup menarik untuk dibahas. Hal ini terkait bagaimana status hukum
pidana bagi pasien-pasien yang mengalami gangguan jiwa. Penulis
ingin menyelami peraturan hukum yang ada di Indonesia terkait kasus
tersebut. Mengingat dengan adanya peningkatan insidensi gangguan
jiwa maka bukan tidak mungkin angka kriminalitas yang dilakukan oleh
pasien gangguan jiwa juga akan meningkat.
3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi
beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai *
*pilihan minimal satu
Untuk Aspek yang satu ini dipilih aspek Medikolegal
Berdasarkan UU nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa,
Didapatkan pengertian bahwa Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana
seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental spiritual dan
sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri,
dapat mengatasi tekanan dapat bekerja secara produktif dan mampu

4
memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Lalu yang dimaksud
dengan Orang dengan Gangguan jiwa adalah orang yang mengalami
gangguan dalam pikiran, perilaku dan perasaan yang termanifestasi
dalam bentuk sekumpulan gejala dan atau perubahan perilaku yang
bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan
dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.
Mempertimbangkan definisi diatas maka, pasien kali ini dapat
dikategorikan sebagai gangguan jiwa menurut undang-undang karena
memiliki gangguan pikiran dan perilaku yang bermakna. Lalu, bagaimana
hukum pidana bagi orang yang mengalami gangguan jiwa? Sebelum
menjawab pertanyaan tersebut, Dalam ilmu hukum pidana dikenal alasan
penghapus pidana yaitu alasan pembenar dan alasan pemaaf menurut Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP):
a. Alasan pembenar berarti alasan yang menghapus sifat melawan
hukum suatu tindak pidana. Jadi, dalam alasan pembenar dilihat
dari sisi perbuatannya (objektif). Misalnya, tindakan 'pencabutan
nyawa' yang dilakukan eksekutor penembak mati terhadap
terpidana mati (Pasal 50 KUHP);
b. Alasan pemaaf adalah alasan yang menghapus kesalahan dari
pelaku suatu tindak pidana, sedangkan perbuatannya tetap
melawan hukum. Jadi, dalam alasan pemaaf dilihat dari sisi
orang/pelakunya (subjektif). Misalnya, lantaran pelakunya tak
waras atau gila sehingga tak dapat mempertanggungjawabkan
perbuatannya itu (Pasal 44 KUHP).
Lebih jelasnya, mengenai alasan pemaaf dapat dilihat dari bunyi Pasal 44
ayat (1) dan (2) KUHP:
1. Tiada dapat dipidana barangsiapa mengerjakan suatu perbuatan
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kepadanya, sebab
kurang sempurna akalnya atau sakit berubah akal.

5
2. Jika nyata perbuatan itu tidak dapat dipertanggungjawabkan
kepadanya sebab kurang sempurna akalnya atau sakit berubah
akal, maka dapatlah hakim memerintahkan memasukkan dia ke
rumah sakit jiwa selama-lamanya satu tahun untuk diperiksa.
Maka, berdasarkan ayat tersebut untuk tindakan kriminal oleh orang yang
terbukti mengalami gangguan jiwa maka tidak dapat dipidanakan. Namun,
sebagai gantinya maka hakim dapat mengirim terdakwa ke tempat
rehabilitasi/rumah sakit jiwa. Menurut R. Soesilo dalam bukunya yang
berjudul Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-
Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, sebab tidak dapat dihukumnya
terdakwa berhubung perbuatannya tidak dapat dipertanggung-jawabkan
kepadanya adalah karena:
a. Kurang sempurna akalnya. Yang dimaksud dengan perkataan
akal di sini ialah kekuatan pikiran, daya pikiran, dan kecerdasan
pikiran. Orang dapat dianggap kurang sempurna akalnya,
misalnya: idiot, buta-tuli, dan bisu mulai lahir. tetapi orang-orang
semacam ini sebenarnya tidak sakit, tetapi karena cacat-cacatnya
sejak lahir, maka pikirannya tetap sebagai kanak-kanak.
b. Sakit berubah akalnya. yang dapat dimasukkan dalam pengertian
ini misalnya: skizofrenia, gangguan psikotik, histeria, epilepsi, dan
bermacam-macam penyakit jiwa lainnya.
Jadi, Hakimlah yang berkuasa memutuskan tentang dapat tidaknya terdakwa
dipertanggungjawabkan atas perbuatannya itu, Jika hakim berpendapat
bahwa bahwa orang itu betul tidak dipertanggungjawabkan atas
perbuatannya, maka orang itu dibebaskan dari segala tuntutan pidana
(ontslag van alle rechtsvervolgin). Tetapi, untuk mencegah terjadinya hal
serupa yang membahayakan baik keselamatan orang gila tersebut maupun
masyarakat, hakim dapat memerintahkan agar orang tersebut dimasukkan ke

6
dalam rumah sakit jiwa selama masa percobaan maksimum satu tahun untuk
dilindungi dan diperiksa.
Berdasarkan UU nomor 18 tahun 2014, pasal 71,72 dan 73 maka
untuk mentukan status kesehatan jiwa seorang terdakwa maka harus
dilakukan pemeriksaan status kejiwaan. Pemeriksaan tersebut dilakukan oleh
sebuah tim yang dibentuk oleh pihak penyidik. Tim tersebut harus diketuai
oleh dokter spesialis jiwa/psikiater yang dapat beranggotakan psikolog,
dokter umum atau tenaga ahli kesehatan lainnya. Disinilah disadari begitu
besar kemampuan pengambilan keputusan dari seorang psikiatri untuk
menentukan nasib terdakwa. Apabila seorang psiikiater dapat tertipu dengan
manifestasi yang muncul dari terdakwa maka terdakwa dapat lolos dari
hukum pidana yang dikenakan, sebagai contoh seorang pencuri dapat lolos
dari pasal 362 KUHP tentang pencurian yang harus dihukum 5 tahun dengan
berpura-pura gila untuk mendapat rehab yang maksimal 1 tahun. Sebagai
seorang dokter harus lebih jeli dan peka dalam menentukan status kejiwaan
dari terdakwa agar tidak menjadi celah untuk lolos hukuman yang pantas.

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang


sesuai
Berkaca pada kasus ini maka dapat dikatakan anak dapat menjadi
salah satu beban bagi orang tua apabila tidak mendapat didikan yang layak.
Tentunya orang tua pada kasus ini merasa terpukul, sedih dan malu melihat
anak yang dibanggakan malahan tersandung kasus pidana dan gangguan
jiwa. Dalam islam hal ini juga menarik untuk dibahas. Saat anak disebut
sebagai cobaan hidup maka para orangtua harus berhati-hati. Layaknya
sebuah cobaan, seringkali menjerumuskan jika tidak lulus dari ujian tersebut.
Potensi keburukan yang disebabkan oleh ujian tersebut harus diketahui

7
sehingga bisa dijaga sedini mungkin oleh para orangtua, agar lulus dengan
sempurna dari ujian anak.
Keasyikan orangtua menikmati keindahan anak. Kesibukan orangtua
mengurus anak. Waktu dan kemampuan yang tersita untuk memakmurkan
anak dan sebagainya menjadi masalah yang berakhir buruk bagi kehidupan
orangtua jika tidak mengerti. Disisi lain malah ada orang tua yang terlalu
sibuk dengan pekerjaan dan mengabaikan sang anak. Ada 5 potensi
keburukan dari keberadaan anak bagi orangtua yang tidak lulus dalam
mendidik mereka menjadi anak yang baik dan menyejukkan mata. Berikut ini
ke 5 potensi buruk itu :
1. Menjauhkan dari dzikir kepada Allah
Allah berfirman:

Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian
maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (Qs Al Munafiqun: 9)
Dzikir adalah kewajiban seorang hidup di dunia. Mengingat Allah
dalam keadaan apapun, sedang dalam aktifitas apapun dan dengan berbagai
cara. Sebaiknya setiap ucapan lisan, hati dan bukti perbuatan yang sesuai
dengan keridhoan Allah SWT. Dzikir adalah bukti orangtua telah menjadi
seorang hamba Allah yang baik. Terlalu sibuknya mengurusi masalah anak
berpotensi menjadi penjauh dan penghalang orangtua dari dzikir dan
mendekatkan diri kepada Allah. Sehingga para orangtua harus
menyeimbangkan dirinya antara menjaga amanah anak tersebut dengan
kepentingan dirinya untuk menjadi hamba Allah yang baik.
2. Menyebabkan munculnya sifat pelit
Rasululloh bersabda:

8
Sesungguhnya anak menjadi penyebab sifat pelit, pengecut, bodoh dan
sedih. (HR. Hakim dan Thabrani, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Al
Jami hadits no. 1990)
Cara pandang yang salah terhadap manajemen rezeki untuk anak
dapat menimbulkan sifat pelit. Pelit pada akhirnya berhubungan dengan
harta. Orangtua yang merasa terbebani dengan amanah anak yang
memerlukan biaya besar dalam mendidik mereka, berubah menjadi orangtua
yang pelit. Bahkan ada yang menjadi gila kerja untuk memenuhi kebutuhan
anaknya. Saking hebatnya hingga lupa, anak juga butuh perhatian dari orang
tua. Padahal pada harta kita tidak hanya ada hak anak. Tetapi ada banyak
orang lain yang berhak terhadap harta kita. Ini artinya, para orangtua harus
tetap menjaga sifat dermawan walaupun tugas membesarkan anak-anak
memerlukan biaya yang tidak kecil
3. Penyebab munculnya sifat pengecut
Dalam hadits tersebut di atas, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa
anak bisa menyebabkan tumbuhnya sifat pengecut dalam hati orangtua.
Kecintaan orangtua terhadap anak. Rasa takut kehilangan mereka. Tidak
mau berpisah jauh dari mereka. Semua ini bisa membuat orangtua
mendadak menjadi seorang pengecut dalam menghadapi kehidupan ini.
Rasa takut begitu dominan. Terlalu melindungi anak dan tidak sdar jika
perilaku anaknya keliru dan harus ditegur. Tidak berani bertindak tegas dalam
hidupnya dengan alasan keberadaan anak-anak. Maka, para orangtua harus
tetap memiliki sifat berani dalam mengarungi dan memutuskan langkah
dalam hidup ini. Ada saat harus bahagia bersama mereka. Ada saat harus
berpisah jauh dari mereka. Ada saat mereka bisa dipenuhi kebutuhannya.
Ada saat keputusan harus diambil dalam hidup orangtua walau berisiko
kehidupan anak-anak harus lebih prihatin. Bersandar kepada Allah yang
Maha Pemberi dan keyakinan bahwa apa saja yang dititipkan kepada Allah

9
tak akan pernah rusak dan hilang, akan membuat orangtua tidak kehilangan
keberaniannya dalam mengarungi tugas hidup di dunia.
4. Penyebab kebodohan
Hadits Nabi di atas menyebutkan bahwa anak juga bisa menyebabkan
kebodohan bagi orangtuanya. Kebodohan berhubungan dengan ilmu.
Orangtua yang terlalu sibuk mengurusi anaknya, memperhatikan mereka,
bekerja keras demi kebutuhan anaknya sering menjadikan anak sebagai
alasan dari ketidakberilmuan dirinya. Kesempatan belajar memang jadi
berkurang. Minat belajar juga mulai pupus, seiring kelelahan fisik yang
mendera karena kesibukan bersama anak-anak dan untuk mereka. Tetapi
kebodohan tidak boleh terjadi pada kehidupan orangtua. Apalagi ilmu adalah
modal untuk mendidik mereka. Bagaimana diharapkan keberhasilan
pendidikan anak, jika orangtuanya menghapus ilmu baik mereka dengan
tindakan dan lisan orangtua tanpa disadari. Semuanya berawal dari
kosongnya kepala orangtua dari ilmu. Sehingga, anak tidak boleh menjadi
alasan orangtua hilang kesempatan menuntut ilmu. Orangtua harus tetap
mempunyai waktu dan tenaga untuk belajar dan terus belajar.
5. Penyebab kesedihan
Di akhir hadits disebutkan bahwa anak bisa menyebabkan kesedihan
bagi orangtua. Banyak faktornya. Anak sakit umpamanya, bisa jadi hanya
sakit panas biasa. Tetapi orangtua bisa sangat panik karenanya. Kepanikan
itu menyebabkan terhentinya banyak kebaikan. Atau kesedihan yang
disebabkan oleh ulah anak di rumah atau di luar rumah. Kesedihan sering
bermunculan disebabkan oleh anak. Maka ini peringatan dari Nabi, agar para
orangtua menjaga kestabilan jiwanya. Kesedihan adalah hal yang manusiawi.
Tetapi kesedihan tidak boleh terus menerus meliputi seluruh kehidupan kita
bersama anak-anak. Juga, kesedihan tidak boleh menghentikan potensi
kebaikan dan amal shaleh para orangtua.

10
Maka telah jelaslah bagaimana seharusnya sebagai orang tua dapat
mendidik anak dengan benar. Orang tua harus mampu menyeimbangkan
pekerjaan guna mencari nafkah dan perhatian yang harus diberikan ke
keluarga. Orang tua juga harus bisa mengontrol rasa sayang agar tidak
segan untuk menegur perilaku anak yang melenceng. Orang tua ahrus tetap
tegar dikala anak sedang mengalami masalah yang tentunya menyita waktu
dan biaya. Anak adalah semacam titipan dari Allah SWT, dan orang tua yang
berkewajiban untuk menjaga titipan tersebut, mengembangkannya dan
menyiapkannya untuk masa depan yang lebih baik.

11
Umpan balik dari pembimbing

.,

TTD Dokter Pembimbing TTD Dokter


Muda

----------------------------------- ----------------------
----------

12

Anda mungkin juga menyukai