Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN JIWA

PADA Ny. T USIA 56 TAHUN DENGAN DIAGNOSA UTAMA RESIKO PERILAKU


KEKERASAN (RPK) DI DESA PODOMORO KABUPATEN PRINGSEWU

Disusun Oleh

KELOMPOK 1

Dosen Pembimbing

Ns. Arena Lestari, M.Kep.Sp.Kep.J


NBM : 965246

PROGRAM STUDI PROFESI NERS REGULER


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU – LAMPUNG
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah berbagai
karakteristik positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan
kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. Kesehatan jiwa
menurut UU No. 18 tahun 2014 adalah kondisi dimana seseorang individu
tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya. Gangguan jiwa merupakan sindrom atau pola perilaku yang
secara klinis bermakna yang berkaitan langsung dengan distress (penderitaan)
dan menimbulkan hendaya (disabilitas) pada satu atau lebih fungsi kehidupan
manusia (Keliat. 2012)

Menurut World Health Organization (WHO), jumlah penderita gangguan


jiwa diseluruh dunia mencapai hampir 450 juta orang, dimana sepertiganya
berdomisili di negara-negara berkembang. Hal ini diperkuat dengan data dan
fakta bahwa hampir separuh populasi dunia tinggal di negara dimana satu
orang psikiater melayani 200.000 orang. Perkembangan kebudayaan
masyarakat banyak membawa perubahan dalam segi kehidupan manusia.
Setiap perubahan situasi kehidupan baik positif maupun negatif dapat
mempengaruhi keseimbangan fisik, mental, dan psikososial seperti bencana
dan konflik yang dialami sehingga2 berdampak sangat besar terhadap
kesehatan jiwa seseorang yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien
gangguan jiwa (Keliat, 2011).

Menurut Riskesdas 2018 yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatn Republik


Indonesia menyimpulkan bahwa prevelensi gangguan jiwa bervariasi dimana
prevelensi Rumah tangga dengan ART gangguan jiwa skizofrenia/psikosis
menurut provinsi yang memiliki angka gangguan jiwa tertinggi adalah
provinsi Bali (11%) dan terendah provinsi Kepulauan Riau (3%). Untuk
proporsi rumah tangga yang memiliki ART gangguan jiwa
skizofrenia/psikosis yang pernah dipasung dalam rumah tangga sebanyak
(14%) dan yang tidak sebanyak (86%), sedangkan yang pernah melakukan
pasung tiga bulan terakhir sebanyak (31,5%) dan yang tidak sebanyak
(68,5%). Sedangkan di Provinsi Lampung angka gangguan gangguan jiwa
skizofrenia/psikosis sebanyak (5%).

Proporsi rumah tangga yang memiliki ART gangguan jiwa


skizofrenia/psikosis yang dipasung menurut tempat tinggal 2013-2018 pernah
dipasung pada tahun 2013 di Indonesia sebanyak (14,3%) dimana perkotaan
(10,7%) dan perdesaan (18,2%). Pada tahun 2018 di Indonesia (14%) dimana
perkotaan (10,7%) dan perdesaan (17,7%). Berdasarkan cakupan pengobatan
gangguan jiwa skizofrenia/psikosis yang berobat (84,9%), tidak berobat
(15,1), minum obat rutin (48,9%) dan tidak rutin (51,1%). Menurut Riskedas
2018 alasan tidak minum obat 1 bulan terakhir yang merasa sudah sehat
(36,1%), tidak rutin berobat (33,7%) tidak mampu membeli obat rutin
(23,6%), tidak tahan ESO (7%), sering lupa3 (6.1%), merasa dosis tidak
sesuai (6,1%), obat tidak tersedia (2,4%), dan lainnya (32%) (Riskesdas,
2018).

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk


melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini
maka perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam
dua bentuk yaitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat
perilaku kekerasan (Dermawan dan Rusdi, 2013). Adapun dampak yang
ditimbulkan oleh pasien yang mengalami perilaku kekerasan yaitu kehilangan
kontrol akan dirinya, dimana pasien akan dikuasi oleh rasa amarahnya
sehingga pasien dapat melukai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, bila
tidak ditangani dengan baik maka perilaku kekerasan dapat mengakibatkan
kehilangan kontrol, risiko kekerasan terhadap diri sendiri, orang lain serta
lingkungan, sehingga adapun upaya-upaya penanganan perilaku kekerasan
yaitu mengatasi strees termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan
mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri, bersama
pasien mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan
dan terapi medik.

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai arti yang


strategis dalam masyrakat mempunyai arti yang strategis dalam menciptakan
sumberdaya manusia yang berkualitas melalui lima tugas keluarga dalam
bidang kesehatan. Diakui segala upaya untuk menciptkan kualitas sumber
daya manusia yang potensial, tidak hanya tanggung jawab keluarga semata
tetapi perlu peran aktif komponen masyarakat sebagai lingkungan, dan
pemerintah secara keseluruhan termasuk komunitas professional yaitu
perawat. Perawat dengan kemampuan profesionalnya dituntut turut
berkontribusi dalam upaya peningkatan sumberdaya manusia yang cerdas,
terampil, mandiri beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan
dapat berpartisipasi didalam pembangunan bangsa melalui berbagai perannya.

Asuhan keperawatn yang diberikan bukan saja ditujukan kepada aspek fisik
(distraksi tarik nafas dalam dan pukul bantal/kasur), aspek psikologis, social
budaya dan spiritual, secara komprehensif (Rasmun, 2009). Salah satu faktor
penyebab kambuh gangguan jiwa adalah keluarga yang tidak tahu cara
menangani perilaku klien dirumah, keluarga merupakan system pendukung
utama yang memberi perawatan langsung pada setiap keadaan sehat maupun
sakit pada klien. Keluarga berperan dalam menentukan cara atau asuhan yang
diperlukan klien dirumah. Keberhasilan perawat di Rumah Sakit dapat siasia
jika tidak diteruskan di Rumah yang kemudian mengakibatkan klien harus
dirawat kembali (kambuh). Peran serta keluarga sejak awal asuhan di rumah
akan meningkatkan kemampuan keluarga merawat klien, sehingga
kemungkinan kekambuhan dapat dicegah, asuhan tersebut dapat berupa
dukungan keluarga terutama saat klien marah ataupun ngamuk diajarkan
teknik distraksi seperti tarik nafas dalam, pukul bantal/kasur, secara verbal
(mengungkapkan, meminta, memohon), spiritual (zikir, sholat), obat
(Videbeck. 2008).

Dari Fenomena yang terjadi tersebut maka penulis ingin mengetahui lebih
dalam tentang proses keperawatan pasien dengan melalui pengelolaan kasus
Asuhan Keperawatan Pada Klien Risiko Perilaku Kekerasan Terintergrasi
dengan Keluarga di Desa Podomoro Kabupaten Pringsewu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas, maka rumusan
masalah sebagai berikut : “Bagaiamana Penerapan Asuhan Keperawatan
Klien Risiko Perilaku Kekerasan (RPK) Desa Podomoro Kabupaten
Pringsewu”.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaiamana Asuhan Keperawatan Klien Risiko
Perilaku Kekerasan (RPK) di Desa Podomoro Kabupaten Pringsewu.
2. Tujuan Khusus
a. Mengkaji klien dengan Risiko Perilaku Kekerasan.
b. Merumuskan diagnosis keperawatan pada klien Risiko Perilaku
Kekerasan.
c. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien Risiko Perilaku
Kekerasan
d. Melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan risiko
perilaku kekerasan.
e. Mengevaluasi klien risiko perilaku kekerasan dengan teknik asertif.
BAB II
DOKUMENTASI PROSES KEPERAWATAN

Inisial : Ny. T Nama : Ny. TS


Alamat : Podomoro Alamat : Podomoro
Umur : 56 Tahun Umur : 62 Tahun
Pendidikan : SPG Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja Pekerjaan : IRT
Suku/bahasa : Jawa Suku/bahasa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Informan : Hubungan dengan klien : Bule
Tanggal masuk
:-
RS
Tanggal
: 05 Februari 2021
pengkajian
Nomor register :-

A. Identitas Klien Identitas Penanggung Jawab

B. Alasan Gangguan Jiwa


Klien mengalami gangguan jiwa sejak 25 tahun yang lalu dikarenakan
suaminya selingkuh dengan wanita lain, selain itu klien yang berprofesi
sebagai rias pengantin dan segala perlengkapan usahanya dijual oleh
suaminya tanpa seijinya serta beberapa bulan setelah itu klien ditabrak mobil
saat masih hamil dan anak yang dikandungnya meniggal, tak berapalama
berselang keluarga mengatakan klien mulai marah-marah sendiri, bicara
sendiri dan keluarga membawa klien kerumah sakit jiwa. Klien terakhir
masuk rumah sakit jiwa dan komsumsi obat 10 tahun yang lalu.

C. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu : ( ) ya (√) tidak
2. Pengobatan sebelumnya: ( ) berhasil ( ) kurang berhasil (√) tidak berhasil
3. Penganiayaan: pelaku/usia korban/usia saksi/usia
a) Aniaya fisik (√)
b) Aniaya seksual
c) Penolakan
d) Kekerasan dalam keluarga (√)
e) Tindakan criminal
Jelaskan No. 1,2,3 : Keluarga klien mengatakan sebelum suaminya
menduakanya klien tidak mengalami gangguan jiwa, keluarga klien
mengatakan klien pernah masuk rumah sakit sebanyak 8 kali dan
terakhir dibawa ke RSJ di Bengkulu selama 2 tahun, setelah pulang
dari RSJ Bengkulu klien mulai stabil namun komsumsi obat tidak
berlanjut klien kembali depresi. Klien pernah mengalami
penganiyayaan fisik oleh suaminya saat masih bersama seperti
ditampar, ditendang, dan dipukuli.

Masalah Keperawatan : Kegagalan pengobatan, korban kekerasan


dalam rumah tangga.

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? ( ) ya ( √)


tidak
Hubungan Keluarga Gejala Riwayat Pengobatan/Perawatan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Diselingkugi oleh
suami dan selingkuhanya dibawa ke rumahnya saat masih mengandung
anak ke 4 nya.
Masalah Keperawatan :

D. Pemeriksaan Fisik

1. Tanda-tanda Vital TD : 120/70 mmHg N : 70 x/m S : 36.6 0C

2. Ukur TB : 165 BB : 50

3. Keluhan Fisik ( ) ya ( √) tidak

E. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

X
X
X

X X

Keterangan :

: Laki- Laki

: Perempuan

: Meninggal Dunia

: Klien

: Garis Keturunan

: Pernikahan

------ : Tinggal serumah

Jelaskan : Keluarga klien mengatakan Ny. T merupakan sosok orang yang


pendiam segala sesuatu yang dialami baik masalah pribadi ataupun
dilingkungan sosialnya tidak pernah diceritakan kepada anggota
keluarganya dan dipendam sendiri. Keluarga klien mengatakan sebelum
Ny. T mengalami gangguan jiwa dapat mengambil keputusan sendiri
mengenai kehidupanya dalam berbagai bidang. Keluarga klien
mengatakan dulu orang tuanya melakukan Ny. T dengan rasa kasih sayang
dan menjadi anak yang paling disayang oleh orang tuanya, segala
kemauanya dituruti dan dimanja.

Masalah Keperawatan :

2. Konsep Diri

a. Gambaran diri : Klien mengatakan tidak ada bagian tubuhnya yang


tidak disukai semua disukai dan dirawat dengan baik.

b. Identitas diri : Klien mengatakan posisinya sebelum mengalami


gangguan jiwa sebagai IRT, klien mengatakan pernah mempunyai
usaha salon/rias pengantin dan merasa puas denga napa yang telah
dicapai waktu itu dan ingin mengulaginya. Klien merasa puas menjadi
seorang puan dan hal ini sebagai anugrah dari Allah SWT yang
menjadikan dirinya sebagai seorang ibu.

c. Peran : Klien mengatakan peran dalam keluarga sebagai ibu rumah


tangga dan pengusaha rias pengantin sebelumnya. Kemampuan klien
dalam menjalankan peran tersebut dengan baik dan mampu
bertanggung jawab atas tugas yang diembanya.

d. Ideal Diri : Klien mengatakan berharap selalu diberikan kesehatan,


dirinya tidak dianggap sebagai orang gila dan ingin hidup normal
seperti dahulu bersama keluarga, anak dan suami serta dapat
membuka usaha riasnya. Klien mengatakan ingin sembuh dari segala
penyakit yang ada dalam tubuhnya.

e. Harga diri : Keluarga mengatakan hubungan Ny. T saat ini dengan


lingkungan baik, tidak menganggu orang lain, namun terkadang klien
marah-marah sendiri membawa kayu keliling kampung. Keluarga
mengatakan penilaian orang lain ke Ny. T sangat baik dahulu klien
diangap sebagai orang yang dermawan dan membantu orang
dilingkungan sekitarnya. Keluarga mengatakan saat ini Ny. T
menghindar saat ditemuai orang lain ataupun tetangganya.
Masalah Keperawatan : HDR, Isolasi Sosial

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang terdekat : Klien mengatakan orang terdekat untuk


mengadu segala masalahnya yaitu bulenya Ny. TS

b. Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat : Tidak ada

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Tidak ada

Masalah Keperawatan : tidak ada

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : klien beragama islam meyakini bahwa Allah


SWT adalah tuhan yang Esa.

b. Kegiatan Ibadah : Keluarga klien mengatakan sebelum mengalami


gangguan jiwa Ny. T rajin beribdaha dan sekarang tidak lagi.

Masalah Keperawatan : tidak ada

F. Status Mental

1. Penampilan

(√) Tidak Rapi ( ) Penggunaan Pakaian Tidak Sesuai ( ) Cara Berpakaian


Tidak Seperti Biasanya

Jelaskan : Klien memakai pakaian semaunya dan keluarga tidak


memperhatikan klien dalam berpakaian.

Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri

2. Pembicaraan
(√) Cepat (√) Keras ( ) Gagap ( ) Inkoheren ( ) Apatis ( ) Lambat ( )
Membisu ( ) Tidak Mampu Memulai Bicara

Jelaskan : Klien saat dilakukan wawancara berbicara sangat cepat dan


keras. Keluarga klien menagtakan klien sering mebanting barang-barang
rumah tangga dan memukul-mukul dinding rumah.

Masalah Keperawatan : RPK

3. Aktivitas Motorik

( ) Lesu (√) Tegang (√) Gelisah ( ) Agitasi ( ) Tik ( ) Grimasen ( ) Tremor


(√) Kompulsif

Jelaskan : Klen tampak tegang dan gelisah saat diajak komunikasi, selain
itu saat diajak bercakap klien selalu mengalihkan pembicaraan ketopik
yang lain seperti sibuk dengan barang-barang disekelilignya.

Masalah Keperawatan : -

4. Alam Perasaan

(√ ) Sedih ( ) Ketakutan ( ) Putus Asa ( ) Khawatir ( ) Gembira Berlebihan

Jelaskan : Klien mengatakan sedih dengan kondisinya sekarang suami


tidak ada, anak tidak ada dan klien merasa diasingkan.

Masalah Keperawatan : Kehilangan

5. Afek

( ) Datar ( ) Tumpul ( √) Labil ( ) Tidak sesuai

Jelaskan : Klien tampak labil terkadang saat diajak komunikasi kooperatif


dan tiba-tiba ekpresi wajah marah dan pergi keluar rumah.

Masalah Keperawatan : RPK

6. Interaksi selama wawancara


( ) Bermusuhan (√) Tidak Kooperatif ( ) Mudah tersinggung (√) Kontak
mata kurang ( √) Defensif (√ ) Curiga

Jelaskan : Saat berkunjung kerumah klien curiga dengan kedatangan


perawat dan lagsung pergi namun tak lama kembali lagi, keluarga
mengatakan klien takut dengan orang yang memakai baju warna putih
karena takut untuk dibawa ke RSJ dan dibohogi. Klien saat diajak
komunikasi tidak kooperatif mudah tersinggung dengan masalalunya saat
dibahas.

Masalah Keperawatan : Isolasi sosial, RPK

7. Persepsi / halusinasi

(√) Pendengaran (√) Penglihatan ( ) Perabaan ( ) Pengecapan ( ) Penghidu

Jelaskan : Klien mengatak setiap sekarang ini ada temen saya yang ajak
bicara saya tau nih disamping saya dan klien mengatak setiap malam ada
yang nemenin saya untuk beryanyi lagu kembang kenagan dan ada juga
yang bisikan saya untuk selalu nyayi.

Masalah Keperawatan : Halusianasi pendegaran dan penglihatan

8. Proses Pikir

( ) Sircumstansial ( ) Tangensial (√) Kehilangan asosiasi (√) Flight of idea


(√) Blocking ( ) Pengulangan pembicaraan persevarasi

Jelaskan : Klien saat diajak bicara selalu mengalihan pembicaraan, bicara


tanpa ada hubungannya dengan topik yang dibahas dan lompat ke topik
yang lain dan bebicara tiba-tiba berhenti tak lama kemudian mengulagi
lagi.

Masalah Keperawatan : Ketidak kooperatifan klien dalam bekomunikasi

9. Isi Pikir
( ) Obsesi ( ) Fobia ( ) Hipokondria ( ) Dipersonalisasi ( ) Ide yang terkait (
) Pikiran magis

Waham

( ) Agama ( ) Somatik ( ) Kebesaran (√) Curiga ( ) Nihilistik ( ) Sisip pikir


( ) Siap pikir ( ) kontrol piker

Jelaskan : Klien mengatakan ada seseorang yang mau merugikan,


mencederai dirinya dan membohogi dirinya.

Masalah Keperawatan : Waham Curiga

10. Tingkat kesadaran

( ) Bingung (√) Fobia ( ) Hipokondria Disorientasi ( ) Waktu ( ) Tempat ( )


Orang

Jelaskan : Klien mengatakan fobia dengan orang yang datang kerumahnya


memakai seragam putih.

Masalah Keperawatan : Fobia

11. Memori

( ) Gangguan daya ingat jangka panjang ( ) Gangguan daya ingat jangka


pendek ( ) Gangguan daya ingat saat ini ( ) Konfabulasi

Jelaskan : Klien mengigat semua yang terjadi pada dirinya saat ini sampai
dengan masalalunya

Masalah Keperawatan : tidak ada

12. Tingkat Konsentrasi dan berhitung

( ) Mudah Beralih (√) Tidak mampu berkosentrasi (√) Tidak mampu


berhitung sederhana

Jelaskan : Klien sudah tidak mampu berkosentrasi terhadap topik


pembahasan dan tidak mampu berhitung sederhana.
Masalah Keperawatan : Ketidakmampuan bekosentrasi dan meghitung

13. Kemampuan Penilaian

(√) Gangguan ringan ( ) Gangguan Bermakna

Jelaskan : Klien mampu mengambil keputusan yang sederhana seperti


memilih mandi terlebih dahulu sebelum makan

Masalah Keperawatan : gangguan penilaian ringan

14. Daya Titik diri

(√) Mengingkari penyakit yang diderita ( ) Menyalahkan hal-hal yang luar


dirinya

Jelaskan : Klien mengangap dirinya tidak gila dan merasa tidak perlu
dikasihani, ditolong.

Masalah Keperawatan : Mengingkari penyankit yang diderita

G. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan dan Minum

(√) Bantuan Minimal ( ) Bantuan Total

2. Bab/Bak

(√) Bantuan Minimal ( ) Bantuan Total

Jelaskan : Klien dalam makan dan minum dapat mandiri namun semuanya
sudah disiapkan oleh bulenya untuk makanan yang sudah dimasak dan
minumanya. Sedangkan untuk BAB/BAK keluarga mengatakan di WC
yang telah disediakan.

Masalah Keperawatan : tidak ada

3. Mandi

(√) Bantuan Minimal ( ) Bantuan Total


Jelaskan : Segala perlegkapan mandi telah disiapkan oleh keluarganya

4. Berpakaian / Berhias

( ) Bantuan Minimal ( ) Bantuan Total

Jelaskan : Tidak dibantu dapat secara mandiri, namun klien berpakaian


sesuakanya dan tidak dapat berhias.

Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri berpakian/berhias

5. Istirahat/tidur

( ) Tidur siang, lama : 6 jam

( ) Tidur malam, lama : 4 jam

( ) Kegiatan sebelum/sesudah tidur : beryanyi s/d makan

6. Penggunaan obat

( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan Total

Jelaskan : Sudah tidak mengkomsumsi obat

7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjut : ( ) ya (√) tidak

Sistem pendukung : (√) ya ( ) tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makan : ( ) ya (√) tidak

Menjaga kerapihan rumah : ( ) ya (√) tidak

Mencuci pakaian : ( ) ya (√) tidak

Mengatur keuangan : ( ) ya (√) tidak

9. Kegiatan Diluar rumah

Belanja : ( ) ya (√) tidak


Transportasi : ( ) ya (√) tidak

Lain-lain : ( ) ya (√) tidak

Jelaskan : -

Masalah Keperawatan : -

H. Mekanisme Koping
Adaptif Mal adaptif
(√) Bicara dengan orang lain ( ) Minum alcohol ( ) Mampu menyelesaikan
masalah (√) reaksi lambat/berlebihan ( ) Tehnik relaksasi ( ) Bekerja
berlebihan ( ) Aktivitas konstruktif (√) Menghindar ( ) Olahraga ( )
Mncederai diri/orang lain/barang ( ) Lain-lain ( ) Lain-lain
Jelaskan : Keluarga klien menagtakan klien saat ini lebih banyak berbica
dengan keluarga nya dibandigkan dengan lingkungan sekitar dan klien sering
menghindar saat ada orang berseragam putih.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

I. Masalah Psikososial dan Lingkungan


- Klien berhubungan dengan dukungan kelompok spesifik : tidak ada
- Masalah berhungan dengan lingkungan fisik : tidak ada
- Masalah berhungan dengan pendidikan spesifik : tidak ada
- Masalah berhubungan dengan pekerjaan spesifik : usaha rias yang bagkrut
- Masalah berhubungan dengan perumahan spesifik : tidak ada
- Masalah berhubungan dengan ekonomi spesifik : suami yang tidak
mampu menafkahi dirinya
- Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan : klien fobia dengan
pelayanan kesehatan dan petugas yankes
Jelaskan : Keluarga mengatakan klein mempunyai masalah dengan
keluarganya yaitu suami yang seligkuh dan tidak menafkahi klien serta
usahanya bagkrut karena suami telah menjual segala usahanya tanpa
seijinya.
Masalah Keperawatan : Ketidakmampuan klien dalam keluar dari
masalah

J. Kurang Pengetahuan Tentang


(√) Penyakit jiwa (√) Sistem pendukung (√) Faktor predisposisi (√) Kondisi
fisik (√) Mekanisme koping (√) obat-obatan ( ) Lain-lain
Jelaskan : Keluarga klien kurang memahami mengenai penaganan penyakit
kejiwaan pada Ny. T, kurang tau mengenai faktor prediposisi, system
dukungan yang bai untuk ODGJ, mekanisme koping dan tidak mampu untuk
memberikan pengobatan yang teratur pada Ny. T.
Masalah Keperawatan : Kurang pengetahuan tentang perawatan ODGJ

K. ASPEK MEDIS
Diagnosa medik : Skizofernia
Terapi medik : -

L. Data Fokus
DS :
- Keluarga klien mengatakan klien sering memukul-mukul dinding rumah,
mengacak-acak prabot rumah tangga.
- Keluarga klien mengatakan klien sering jalan-jalan keliling kampung
dengan membawa kayu.
- Keluarga klien mengatakan klien kalo malam hari sering nyayi-nyayi
lagu tembang kenagan dan menagis
- Klien mengatakan sering marah-marah tanpa sebab
- Klien mengatakan perasaan saya sering dongkol
- Klien mengatakan kalau sedang marah sering berantakin perabotan
rumah tangga dan mukul tembok rumah
- Klien mengatakan ada orang yang nemenin saya dan ajak ngobrol saya
saat sendiri apalagi saat malam hari
- Klien mengatakan kalo malam hari ada orang yang bisikin saya untuk
beryanyi
- Klien mengatakan benci dengan suaminya, kalo ada saya akan pukulin
dia yang sudah seligkuhin saya, ninggalin saya, jual semua usaha saya.
- Keluarga mengatakan klien kalau ada orang asing kerumahnya Ny. T
lagsung menghindar
- Keluarga klien mengatakan Ny. T takun dengan orang yang berpakaian
putih menghampiri dirinya taku di bawa ke RSJ.
- Klien mengatakan dirinya itu tidak gila.
- Klien mengatakan curiga bahwa dirinya ada orang yang mau jahatin
dirinya.
- Klien mengatakan sedih tidak ada anak dan suami yang menemani
dirinya sekarang
- Keluarga klien mengatakan klien lebih suka menyendiri dibandigkan
berbaur dengan keluarga dan lingkungan.

DO :
- Klien tampak tidak rapih dalam berpakaian
- Klien saat diajak komunikasi tidak mau diam/jalan-jalan terus
- Klien tampak curiga
- Klien tampak tegang, gelisah
- Flight of idea
- Blocking
- Kontak mata kurang
- Mata tampak melotot dan pandagan mata tajam
- Labil, tidak kooperatif
- Kehilangan asosiasi
- Pembicaraan cepat dan keras
- Menghindar
- Mengingkari penyakit yang diderita
- Tidak mampu berkosentrasi
- Tidak mampu berhitung sederhana
- Defensif
- Klien bicara sendiri
- Postur tubuh kaku

M. Analisa Data

No DATA MASALAH
1 DS : RPK
- Keluarga klien mengatakan klien
sering memukul-mukul dinding rumah,
mengacak-acak prabot rumah tangga.
- Keluarga klien mengatakan klien
sering jalan-jalan keliling kampung
dengan membawa kayu.
- Klien mengatakan benci dengan
suaminya, kalo ada saya akan pukulin
dia yang sudah seligkuhin saya,
ninggalin saya, jual semua usaha saya.
- Klien mengatakan sering marah-marah
tanpa sebab
- Klien mengatakan perasaan saya sering
dongkol
- Klien mengatakan kalau sedang marah
sering berantakin perabotan rumah
tangga dan mukul tembok rumah
DO :
- Klien tampak curiga
- Klien tampak tegang, gelisah
- Klien saat diajak komunikasi tidak
mau diam/jalan-jalan terus
- Mata tampak melotot dan pandagan
mata tajam
- Pembicaraan cepat dan keras
- Postus tubuh kaku
2 DS : Halusianasi
- Keluarga klien mengatakan klien kalo
malam hari sering nyayi-nyayi lagu
tembang kenagan dan menagis
- Klien mengatakan ada orang yang
nemenin saya dan ajak ngobrol saya
saat sendiri apalagi saat malam hari
- Klien mengatakan kalo malam hari ada
orang yang bisikin saya untuk beryanyi
DO :
- Klien bicara sendiri
- Flight of idea
- Blocking
- Kontak mata kurang
3 DS : Waham
- Keluarga klien mengatakan Ny. T
takun dengan orang yang berpakaian
putih menghampiri dirinya taku di
bawa ke RSJ.
- Klien mengatakan dirinya itu tidak
gila.
- Klien mengatakan curiga bahwa
dirinya ada orang yang mau jahatin
dirinya.
DO : -
4 DS : Isolasi sosial
- Keluarga mengatakan klien kalau ada
orang asing kerumahnya Ny. T lagsung
menghindar
- Keluarga klien mengatakan klien lebih
suka menyendiri dibandigkan berbaur
dengan keluarga dan lingkungan.
DO :
- Kontak mata kurang
- Tidak kooperatif
- Menghindar

N. No Data Masalah
1. RPK
2. Halusianasi
3. Waham
4. Isolasi sosial
O. Pohon Masalah
Perilaku kekerasan

Risiko Perilaku Kekerasan


Core problem
Waham
Halusinasi

HDR Menarik diri Isolasi sosial

P. Daftar Diagnosa Keperawatan

1. RPK

2. Halusianasi

3. Waham

4. Isolasi sosial

Q. Intervensi

Tanggal Diagnose Intervensi


RPK SP 1 :
- Beri salam teraupetik
- Perkenalan nama, nama panggilan perawat,
dan tujuan perawat berkenalan
- Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
- Tanyakan perasaan klien dan masalah yang
dihadapi klien
- Buat kontrak interaksi yang jelas
- Identifikasi penyebab, tanda, & gejala, PK yg
dilakukan, akibat PK
- Jelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat,
verbal, spiritual
- Latihan cara mengontrol PK secara fisik: tarik
nafas dalam dan pukul kasur dan bantal
- Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
fisik
SP 2 :
- Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri pujian
- Latih cara mengontrol PK dengan obat
(jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis, frekuensi,
cara, kontinuitas minum obat)
- Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
fisik dan minum obat
SP 3 :
- Evaluasi kegiatan latihan fisik dan obat. Beri
pujian
- Latih cara mengontol PK secara verbal (3 cara,
yaitu: mengungkapkan, meminta, menolak
dengan benar)
- Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
fisik, minum obat dan verbal
SP 4 :
- Evaluasi kegiatan latihan fisik & obat &
verbal. Beri pujian
- Latih cara mengontrol spiritual ( 2 kegiatan)
- Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
fisik, minum obat, verbal dan spiritual
SP 5 :
- Evaluasi kegiatan latihan fisik 1, 2 & obat &
verbal & spiritual. Beri pujian
- Nilai kemampuan yang telah mandiri
- Nilai apakah PK terkontrol
Halusinasi SP 1 :
- Memebantu pasien mengenal halusinasi (isi,
frekuensi, waktu terjadinya, situasi pencetus,
perasaan saat terjadi halusinasi).
- Menjelaskan cara mengontrol halusinasi :
menghardik, obat, bercakap-cakap, melakukan
kegiatan harian.
- Mengajarkan pasien mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik halusinasi.
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik.
SP 2 :
- Evaluasi kegiatan menghardik. Beri pujian.
- Latih cara mengontrol halusinasi.
- Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat
(jelaskan 5 benar : jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontunuitas obat).
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik dan minum obat.
SP 3 :
- Evaluasi kegiatan harian menghardik dan obat,
beri pujian.
- Latih cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap saat terjadi halusinasi.
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik, minum obat dan bercakap-cakap.
SP 4 :
- Evaluasi kegiatan menghardik, minum obat
dan brcakap-cakap, beri pujian.
- Latihan cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan harian (mulai 2 kegiatan).
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik, minum obat, brcakap-cakap dan
kegitan harian.
SP 5 :
- Evaluasi kegiatan latihan menghardik & obat
& bercakap-cakap & kegiatan harian. Beri
pujian.
- Latihan kegiatan harian.
- Nilai kemampuan yang telah mandir.
- Nilai apakah halusinasi terkontrol.
Waham SP 1 :
- Beri salam teraupetik
- Perkenalan nama, nama panggilan perawat,
dan tujuan perawat berkenalan
- Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
- Tanyakan perasaan klien dan masalah yang
dihadapi klien
- Buat kontrak interaksi yang jelas
- Identifikasi tanda dan gejala waham
- Bantu orientasi realita: panggil nama, orientasi
waktu, orang dan tempat/ lingkungan
- Diskusikan kebutuhan pasien yang tidak
terpenuhi
- Bantu pasien memenuhi kebutuhannya yang
realistis
- Masukkan pada jadual kegiatan pemenuhan
kebutuhan
SP 2 :
- Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan
pasien dan berikan pujian
- Diskusikan kemampuan yang dimiliki
- Latih kemampuan yang dipilih, berikan pujian
- Masukkan pada jadual pemenuhan kebutuhan
dan kegiatan yang telah dilatih
SP 3 :
- Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan
pasien, kegiatan yang dilakukan pasien dan
berikan pujian
- Jelaskan tentang obat yang diminum (6 benar:
jenis, guna, dosisi, frekuensi, cara, kontinuitas
minum obat) dan tanyakan manfaat yang
diraskan pasien
- Masukkan pada jadual pemenuhan kebutuhan,
pasien
SP 4 :
- Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan
pasien, kegiatan yang telah dilatih, dan minum
obat. Berikan pujian
- Diskusikan kebutuhan lain dan cara
memenuhinya
- Diskusikan kemampuan yang dimiliki dan
memilih yang akan dilatih. Kemudian latih
- Masukkan pada jadual pemenuhan kebutuhan,
kegiatan
SP 5:
- Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan,
kegiatan yang dilatih dan minum obat. Beri
pujian
- Nilai kemampuan yang telah mandiri
- Nilai apakah
- Frekuensi munculnya waham berkurang,
apakah waham terkontrol
Isolasi SP 1 :
sosial - Beri salam teraupetik
- Perkenalan nama, nama panggilan perawat,
dan tujuan perawat berkenalan
- Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
- Tanyakan perasaan klien dan masalah yang
dihadapi klien
- Buat kontrak interaksi yang jelas
- Identifikasi penyebab isolasi sosial: siapa yang
serumah, siapa yang dekat, yang
tidak dekat, dan apa sebabnya
- Keuntungan punya teman dan bercakap cakap
- Kerugian tidak punya teman dan tidak
bercakap-cakap
- Latih cara berkenalan dengan pasien dan
perawat atau tamu
- Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
berkenalan
SP 2 :
- Evaluasi kegiatan berkenalan (beberapa
orang). Beri pujian
- Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan
harian (latih 2 kegiatan)
- Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan
berkenalan 2-3 orang pasien, perawat dan
tamu, berbicara saat melakukan kegiatan
harian
SP 3 :
- Evaluasi kegiatan latihan berkenalan (beberapa
orang) & bicara saat melakukan dua kegiatan
harian. Beri pujian
- Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan
harian (2 kegiatan baru)
- Masukkan pada jadual kegiatan kegiatan untuk
latihan berkenalan 4-5 orang, berbicara saat
melakukan 4 kegiatan
SP 4 :
- Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, bicara
saat melakukan empat kegiatan harian. Beri
pujian
- Latih cara bicara sosial: meminta sesuatu,
menjawab pertanyaan
- Masukkan pada jadual kegiatan untuk Latihan
berkenalan >5 orang, orang baru, berbicara
saat melakukan kegiatan harian & sosialisasi
SP 5 :
- Evaluasi kegiatan Latihan berkenalan,
berbicara saat melakukan harian dan sosialisai.
Beri pujian
- Latih kegiatan harian
- Nilai kemampuan yang telah mandiri
- Nilai apakah isolasi sosia
R. Dokumentasi Keperawatan

Implementasi Evaluasi
Tanggal : 05 Januari 2021 S:
Pukul : 10.00 WIB - Klien mengatakan perasaanya sekarang
SP PENGKAJIAN & SP 1 gak karuan rasanya pengin marah terus
Data : dan kalau saya marah saya berantakin
DS : perabotan rumah tangga.
- Keluarga klien mengatakan klien - Klien mengatan benci dengan suaminya
sering memukul-mukul dinding yang berani menyeligkuhi saya dan
rumah, mengacak-acak prabot rumah menjual segala macam perabotan rias
tangga. saya.
- Keluarga klien mengatakan klien - Keluarga klien mengatakan Ny. T
sering jalan-jalan keliling kampung sering memukul-mukul didnidng rumah
dengan membawa kayu. dan mengacak-acak prabotan rumah
- Klien mengatakan benci dengan tangga.
suaminya, kalo ada saya akan O:
pukulin dia yang sudah seligkuhin - Mata klien tampa melotot dan padagan
saya, ninggalin saya, jual semua tajam
usaha saya. - Klien tidak kooperatif
DO : - Saat diskusi indentifikasi RPK klien
- Klien tampak curiga beralih topik pembicaraan
- Klien tampak tegang, gelisah - Klien mau diajarkan cara pukul bantal
- Mata tampak melotot dan pandagan dan tidak mau mengikuti tarik nafas
mata tajam dalam
- Pembicaraan cepat dan keras - Klien sudah pernah diajarkan teknik
- Postus tubuh kaku tarik nafas dalam sebelumnya namun
Diagnosa : RPK belum dapat mempraktekan dan
Tindakan : menerapkan dengan tepat
- Memberi salam teraupetik A : Masalah belum teratasi
- Perkenalan nama, nama panggilan P : Intervensi
perawat, dan tujuan perawat - Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri
berkenalan pujian
- Tanyakan dan panggil nama - Latih cara mengontrol PK dengan
kesukaan klien obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna,
- Tanyakan perasaan klien dan dosis, frekuensi, cara, kontinuitas
masalah yang dihadapi klien minum obat)
- Membuat kontrak interaksi yang - Masukkan pada jadual kegiatan
jelas untuk latihan fisik dan minum obat
- Mengidentifikasi penyebab, tanda, &
gejala, PK yg dilakukan, akibat PK
- Menjelaskan cara mengontrol PK:
fisik, obat, verbal, spiritual
- Melatihan cara mengontrol PK
secara fisik: tarik nafas dalam dan
pukul kasur dan bantal
- Memasukkan pada jadual kegiatan
untuk latihan fisik

RTL :
- Lakukan tarik nafas dalam dan
pukulkasur dan bantal saat merasa
marah, kesal.
Tanggal : 06 Januari 2021 S:
Pukul : 09.00 WIB - Klien mengatakan lega dengan
SP 2 mengetahui fungsi obat
Data : - Klien mengatakan dimana beli
DS : obatnya
- Klien mengatakan sering marah- - Klien menjelaskan kembali fungsi
marah obat 6 benar
- Klien mengatakan jika marah suka O:
memukul-mukul dinding rumah, - Nada bicara klien tinggi
mengacak-acak prabot rumah - Klien mampu menyebutkab kembali
tangga. fungsi obat
- Klien mengatakan benci dengan - Klien mulai kooperatif
suaminya, kalo ada saya akan A : Masalah belum teratasi
pukulin dia yang sudah seligkuhin P : Intervensi
saya, ninggalin saya, jual semua - Evaluasi kegiatan latihan fisik &
usaha saya. obat. Beri pujian
DO : - Latih cara mengontrol PK dengan
- Klien tampak curiga verbal (mengungkapkan,meminta
- Nada bicara tinggi dan menolak dengan baik)
- Klien tampak tegang, gelisah - Masukkan pada jadual kegiatan
- Pandangan mata tajam untuk latihan fisik dan minum obat
Diagnosa : RPK
Tindakan :
- Mengevaluasi kegiatan latihan
fisik
- Melatih cara mengontrol pk
dengan 6 benar obat (jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara, kontuinitas
minum obat)
- Masukan dalam jadwal kegiatan
untuk latihan fisik dan minum
obat
RTL :
- Latih tarik nafas dan pukul bantal
- Latih menghafal dan kegunaan
obat 6 benar

Tanggal : 07 Januari 2021 S:


Pukul : 10.00 WIB - Klien mengatakan lega dengan apa
SP 3 yang telah diajarkan
Data : O:
DS : - Nada bicara klien tinggi
- Klien mengatakan sering marah- - Klien mampu melakukan dengan
marah. mengungkapkan, meminta dan menolak
- Klien mengatakan benci jika ingat - Klien mulai kooperatif
suaminya
DO : A : Masalah belum teratasi
- Nada bicara tinggi
- Klien tampak tegang
- Tangan mengepal P : Intervensi
Diagnosa : RPK - Evaluasi kegiatan latihan fisik, obat
Tindakan : dan verbal. Beri pujian
- Mengevaluasi kegiatan latihan - Latih cara mengontrol PK dengan
fisik dan obat.beri pujian spritual
- Melatih cara mengontrol pk - Masukkan pada jadwal
dengan cara verbal
(mengungkapkan, meminta dan
menolak)
- Masukan dalam jadwal

RTL :
- Latih tarik nafas dan pukul bantal
- Latih menghafal dan kegunaan
obat 6 benar
- Latih cara verbal
Tanggal : 08 Januari 2021 S:
Pukul : 10.00 WIB - Klien mengatakan lega dan mengerti
SP 4 dengan apa yang telah diajarkan
Data : O:
DS : - Klien mampu melakukan dengan sholat
- Klien mengatakan sudah tidak dan berdoa
marah. - Klien kooperatif
- Klien mengatakan sudah belajar
mengontrol marahnya A : Masalah teratasi
DO :
- Klien kooperatif
Diagnosa : RPK P : Intervensi
Tindakan : - Evaluasi kegiatan latihan fisik, obat,
- Mengevaluasi kegiatan latihan verbaldan spritual. Beri pujian
fisik, obat dan verbal.beri pujian
- Nilai kemampuan yangtelah mandiri
- Melatih cara mengontrol pk
dengan cara spritual (2 kegiatan) - Nilai apakah PK terkontrol
- Masukan dalam jadwal
RTL :
- Latih tarik nafas dan pukul bantal
- Latih menghafal dan kegunaan
obat 6 benar
- Latih cara verbal
- Latih cara spritual
Tanggal : 09 Januari 2021 S:
Pukul : 10.00 WIB - Klien mengatakan mulai rilexs
SP 5 O:
Data : - Klien mampu melakukan apayang telah
DS : diajarkan secaramandiri
- Klien mengatakan sudah tidak - Klien kooperatif
marah. - PK klien terkontrol
- Klien mengatakan sudah belajar
mengontrol marahnya A : Masalah teratasi
DO :
- Klien kooperatif
Diagnosa : RPK P : Hentikan Intervensi
Tindakan :
- Evaluasi kegiatan latihan fisik,
obat, verbaldan spritual. Beri
pujian
- Nilai kemampuan yang telah
mandiri
- Nilai apakah PK terkontrol

RTL :
- Evaluasi kegiatan latihan fisik,
obat, verbaldan spritual. Beri
pujian
- Nilai kemampuan yang telah
mandiri
- Nilai apakah PK terkontrol
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan dokumentasi proses keperawartan pada pasien resiko
perilaku kekerasan setelah dilakukan strategi pelaksanaan resiko perilaku
kekerasan selama 2 hari dan dilakukan terapi selama ±25 menit serta di
evaluasi didapatkan hasil yang meningkat dibanding sebelum dilakukan
intervensi dan tanda-tanda RPK sudah mengalami penurunan.

B. Saran
Bagi keluarga agar pasien gangguan jiwa Ny. T harus dilakukan pengobatan
atau dibawa kerumah rehabilatasi gangguan jiwa dan keluarga dapat
menigkatkan dukungan terhadap Ny. T dalam menjalani pengobatan yang
selama ini telah berhenti sejak 10 tahun yang lalu.
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa;Konsep dan Kerangka Kerja


Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta ; Gosyen Publishing
Keliat, B. A. & Akemat. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas.
Jakarta : EGC.
Keliat, B. A. & Akemat. (2012). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas.
Jakarta : EGC.
Rasmun. 2009. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan
Keluarga. Cetakan Kedua. Jakarta; CV.Sagung Seto.
Riskesdas. (2018).
Videbeck, SJ. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Foto diambil setelah selesai pengkajian klien tidak kooperatif saat di
foto/dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai