TAHUN 2021
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh
ANGGUN SULISTIAWATI
142012017228
TAHUN 2021
Oleh :
ANGGUN SULISTIAWATI
142012017228
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang
sangat pesat dan merupakan periode krusial serta fundamental bagi kehidupan
selanjutnya. Selain itu, masa balita disebut sebagai golden period karena pada
fase ini perkembangan kognitif, bahasa, psikologis atau emosional, sosial dan
diantaranya yaitu perkembangan motorik halus dan kasar. Hal tersebut dapat
dan kuratif dapat dilakukan segera. Gangguan tumbuh kembang anak apabila
Berdasarkan data UNICEF populasi anak usia dini secara global lebih dari
200 juta (Santoso, 2017) dan WHO melaporkan 5-25% anak mengalami
1
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2
2017). Di Indonesia populasi anak pada tahun 2018 mencapai 79,55 juta atau
30,1% dari total penduduk 264,14 juta jiwa dan total populasi usia balita
dibawah lima tahun sebesar 21,9 juta jiwa 27,6% dari total penduduk usia 0-
(Rosmiyati, 2017).
Perkembangan anak dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor internal
petugas kesehatan dan pola asuh orang tua (Soetjiningsih, 2013). Pola asuh
merupakan pola interaksi antara anak dengan orang tua dan cara orang tua
Pengasuhan orang tua merupakan salah satu foktor yang erat kaitanya dengan
Pola asuh orang tua kepada anak terbagi kedalam tiga kelompok yaitu pola
asuh demokratis, otoriter dan permisif. Pola asuh demokratis yaitu orang tua
sesuai dengan aturan orang tua, selain itu mengutamakan dukungan kasih
hubungan yang positif dengan keluarga dan lingkungan sosialnya serta lebih
percaya diri pada potensi yang dimiliki. Sedangkan pola asuh otoriter yaitu
orang tua membuat berbagai aturan yang harus di patuhi oleh anak sehingga
permisif yaitu pola asuh orang tua yang tidak perduli dengan anak, pola asuh
ini membuat anak menjadi manja, suka menuntutu, kurang percaya diri, dan
mudah frustasi. Tujuan utama dari pola asuh yaitu untuk menguatkan,
Anak yang mendapatkan pola asuh yang baik dari orangtuanya dengan
yang menerapkan pola asuh yang baik terutama pola asuh demokratis pada
anaknya sebesar 89,6% perkembangan anak baik motorik halus dan kasar
mengemukakan bahwa pola asuh orang tua yang positif yaitu dengan
berkespresi sesuai dengan aturan moral dan agama mempunyai dapak besar
penelitian ini menunjukan 65,6% orang tua memberikan pola asuh positif dan
sesuai perkembangan anak sebesar 65,6%, nilai statistik yang didapat p-value
0,006.
otoriter mempunyai dampak negatif pada anak saat remaja memiliki tingkat
otoriter jauh lebih disiplin. Hasil penelitian ini menyampaikan orang tua
normal 80%, meragukan 20% sedangkan pola asuh baik perkembangan anak
bahwa pola asuh orang tua akan membentuk karakter dan kepribadian dalam
yang ditunjukan oleh orang tua kepada kepada anak. Pengasuhan orang tua
yang seimbang antara demokratis, otoriter dan permisif dapat membantu anak
mepunyai anak usia 3-5 tahun mengatakan anaknya belum dapat meragkai
kata-kata 3-5 kata menjadi kalimat dan baru bisa berbicara 2 sampai 3 kata.
Sedagkan 2 dari 15 responden mempunyai anak usia 4-5 tahun anaknya sudah
mampu meragkai kata menjadi kalimat dan sudah mampu diajak berbincag-
bincang.
Dampak pemberian pola asuh yang salah terhadap anak, jika anak dipaksa
peneliti tertarik dan akan melakukan penelitian tentang “Hubungan Pola Asuh
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
dan pekerjaan.
orangtua
1. Lingkup Materi
Pada penitian ini adalah hubungan pola asuh orang tua terhadap
2. Lingkup Sasaran
3. Lingkup Tempat
pesawaran
4. Lingkup Waktu
Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Maret s.d Mei tahun
5. Lingkup Metode
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan balita dan dapat
menjadikan penemuan baru untuk membuat hak paten, poster dan leaflet.
2. Bagi Responden
tentang hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan balita, serta
TINJAUAN TEORI
Anak balita adalah individu yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga usia remaja. Masa anak
merupakan masa tumbuh kembang yang dimulai dari usia neonatus (0-28
hari), bayi (1-12 bulan), toddler (1-3 tahun), pra sekolah (3-5 tahun).
dan tinggi badan), kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial
(Andriana, 2017).
dengan dewasa. Setiap anak akan mengalami suatu pola tertentu yang
8
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
9
a. Tahapan pertumbuhan
dalam bentuk individu yang dapat di ukur seperti berat (gram, pon,
terjadi masa transisi emosi antara anak pra sekolah dengan orang tua
(Setiyaningrum, 2017).
a. Pertumbuhan
1. Perubahan ukuran
2. Perubahan proposi
berbeda
b. Perkembangan
Perkembangan pada anak usia dibawah lima tahun atau balita sebagai
berikut :
Tabel 2.1
Perkembangan motorik kasar berdasarkan kelompok umur
Usia Kemampuan Perkembangan
1. Berbalik dari telungkup ke telentang
3-6
2. Mengangkat kepala setinggi 90º
bulan
3. Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
1. Duduk sendiri (dalam sikap bersila)
6-9 2. Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian
bulan berat badan
3. Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang
9-12 1. Mengangkat badannya ke posisi berdiri
bulan 2. Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di
kursi
3. Dapat berjalan dengan dituntun
1. Berdiri sendiri tanpa berpegangan
12-18 2. Membungkuk untuk memungut mainan kemudian
bulan berdiri Kembali
3. Berjalan mundur 5 langkah
18-24 1. Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik
bulan 2. Berjalan tanpa berhuyung-huyung
24-36 1. Jalan menaiki tangga sendiri
bulan 2. Dapat bermain dengan menendang bola kecil
1. Berdiri dengan satu kaki selama 2 detik
36-48
2. Melompat dengan kedua kaki diangkat
bulan
3. Mengayuh sepeda roda tiga
1. Berdiri pada satu kaki selama 6 detik
48-60
2. Melompat-lompat dengan satu kaki
bulan
3. Menari
60-72 1. Berjalan lurus
bulan 2. Berdiri dengan satu kaki selama 11 detik
Sumber : Lipkn. Motor Development and Disfunction, (2009)
dalam Soetjiningsih (2016).
Tabel 2.2
Milestone perkembangan motorik halus dan red flag
Umur Rata Red Flag
Keterampilan Motorik Halus
Rata (Bulan) (Bulan)
Mencoret-coret 17,5
Menumpuk 3 kubus keatas 21,3 24
Membangun rangkaian balok secara
22,3
horisontal
Melempar horizontal dan vertikal 25,1
Membangun rangkaian balok secara
29,6
vertikal
Membangun jembatan dengan 3 kubus 31,1
Menggambar lingkaran 32,6
Menggambar orang dengan kepala
35,7
ditambah 1 bagian
Sumber : Lipkn. Motor Development and Disfunction, (2009)
dalam Soetjiningsih (2016).
a. Egosentric Speech
Fase ini terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun, dimana anak
terdiri dari dua atau tiga kata, selain itu anak mampu
berpikirnya.
yang benar, namun sering kali pada usia ini anak sering salah
d. Socialized speech
speech yaitu:
4. Pertanyaan
5. Jawaban
serta, tidak pemalu dan tidak pemarah, tidak mudah cemas dan
menyerah.
badan pada saat lahir. Anak yang lahir dengan BBLR berisiko untuk
Ranuh, 2015).
b. Status Gizi
Ranuh, 2015).
maka orang tua dapat menerima segala informasi dari Iuar terutama
e. Jumlah Saudara
kasih sayang yang diterima anak. Lebih-lebih kalau jarak anak terlalu
Pola asuh orang tua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku
Pola asuh orang tua menurut (Tridhonanto & Agency, 2014) dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokrasi, dan pola
Pola asuh otoriter adalah pola asuh orang tua yang lebih
berikut:
rumah maupun di luar rumah. Aturan tersebut harus ditaati oleh anak
Pola asuh demokratis adalah pola asuh orang tua yang menerapkan
ciri-ciri, yaitu:
kontrol internal
2. Anak diakui sebagai pribadi oleh orang tua dan turut dilibatkan
mengendalikan mereka
pertanyaan
keluarga, dan
Dampak dari pola asuh ini bisa membentuk perilaku anak seperti :
Pola asuh permisif adalah pola asuh irang tua yang tidak peduli
Baumrinde yaitu: (1) kekuatan orang tua diperoleh dari anak; (2)
dan (7) nyaris tak pernah ada hukuman (Rosyadi, 2013). Gaya
di dalam kebiasaan tingkah laku, pikiran dan sikap. Orang tua yang
akan lebih siap menjalankan peran asuh, selain itu orang tua akan
b. Lingkungan
(Rahmawati, 2016).
c. Budaya
C. Kerangka Teori
D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah uraian yang saling berkaitan antara konsep satu
dengan konsep lainnya atau variabel satu dengan variabel lainnya dari
sebagai berikut :
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
E. Hipotesis
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan penelitian untuk
akan peniliti lakukan yaitu dengan menggunakan survey analitik yaitu peneliti
B. Variabel Penelitian
antara satu orang dengan yang lainnya dan diteliti dalam suatu penelitian.
Variabel penelitian dikembangkan dari konsep atau teori dan hasil penelitian
penelitian ada variabel bebas atau variabel independen dan variabel yang
penelitian ini adalah pola asuh orangtua dan variabel dependen perkembangan
C. Definisi Operasional
23
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
24
penelitian yang menjadikannya lebih konkrit dan mudah untuk diukur (Darma,
adalah :
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Dependen
Perkembangan Peningkatan Kuesioner Mengisi 1. Perkembangan Ordinal
bicara dan bicara dan kuesioner bicara dan
bahasa anak berbahasa atau jawaban bahasa anak
kemampuan anak kuesioner baik jika score
untuk melakukan pernyataa ≥ mean/median
tugasnya sesuai n dengan
dengan usia anak skala 2. Perkembangan
guttman. bicara dan
ya diberi bahasa anak
skor 1 kurang baik jika
dan score ≤
pernyataa mean/media
n tidak
diberi
skor 0
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau subjek yang diteliti (S.
Kabupaten Pesawaran.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteritis yang dimiliki oleh
semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu
maka dapat menggunakan sampel dari populasi tersebut, untuk itu sampel
yang diambil dari populasi yang akan diambil sebagai sampel (Nursalam,
purposive sampling.
kriteria yaitu:
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
kesehatan
1. Tempat
2. Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini waktu pengambilan data di lakukan pada bulan April
2021
F. Etika Penelitian
Etika penelitian artinya hak subjek penelitian dan yang lainya harus dilindungi.
kerahasiaan, bebas penderita, bebas menolak jadi responden, dan perlu surat
oleh responden.
prosedur penelitian.
yang ditimbulkan).
6. Asas kemanfaatan
7. Menghormati
(Notoatmodjo, 2010).
1. Instrument
a. Kuesioner
b. Validitas
adalah valid jika r dihitung > r tabel dengan taraf signifikan 5%.
c. Uji Reabilitas
hasil r hasil (Cronbach Alpha), dan jika Cronbach Alpha lebih besar
primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek
ini
peneliti
responden
oleh responden
Data yang telah terkumpul dalam tahap pengumpulan data perlu diolah
terlebih dahulu. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui suatu
a. Editing
dilengkapi.
b. Coding
mempermudah membacanya.
c. Scoring
ditentukan.
d. Tabulating
e. Cleaning
I. Analisis Data
Analisa data adalah cara atau upaya yang digunakan untuk mengolah data
a. Analisa Univariat
balita.
b. Analisa Bivariat
variabel terikat pada penelitian ini menggunakan uji statistic chi square
0,05 maka Ho ditolak, yang berarti tidak hubungan yang bermakna antara
J. Jalannya Penelitian
Penelitian merupakan urutan karya atau langkah-langkah yang dilakukan
yang dilakukan dalam penelitian ini pada dasarnya adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
b. Menentukan responden
d. Mengolah data
e. Menganalisis data
langkah-langkah :
Rineka Cipta
Dian Adriyana. (2017). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak Edisi 2.
Media.
11-4.
Fatimah, L. (2012). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Anak
34
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
35
N. Gede Ranuh. (2012). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Buku Ajar
Edisi Revisi, Ikatan Dokter Anak Indonesia. Penerbit Cv. Sagung Seto,
Jakarta.
Medika
Rahmawati Setiya Wulandari. (2016). Pola Asuh Anak Usia Dini” (Studi Kasus
Pada Orang Tua Yang Mengikuti Program Bina Keluarga Balita (Bkb) Di
Oktober 2017.
Santoso, S. (2017). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perkembangan Anak
Publikasi.
Siti Muamanah. (2018). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan
Sosial Emosional Anak Usia 4-5 Tahun Di Desa Bandar Abung
Kecamatan Abung Surakarta, Kabupaten Lampung Utara.
Soetjiningsih, 2016. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta
Soetjiningsih. (2012). Tumbuh Kembang Anak (Laboratorium Ilmu Kesehatan
Supartini. (2012). Buku Ajaran Konsep Dasar Keperawatan Anak Jakarta : EGC.
Tricia, N., Rand, Conger, Laura, Scaramella & Lenna L. Ontai,. (2010).
Yulita. (2014). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak