Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Matakuliah Keperawatan Jiwa
Disusun oleh :
Aryanti 0432950119008
D. Lussy Alfiyah
Dosen Pengampu :
Ns. Yusrini, M.Kep, Sp. Kep.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG (sesuai topik yang dibahas)
Menurut UU No. 18 Tahun 2014 Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu
dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif,
dan mampu memberikan konstribusi untuk komunitasnya. Sehat jiwa merupakan suatu
kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai
bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi
kehidupan manusia (Badan PPSDM, 2013). Ciri-ciri sehat jiwa yaitu seseorang mampu
menghadapi kenyataan, mendapat kepuasan dari usahanya, bebas dari rasa cemas,
mengarahkan rasa bermusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif (Herman
Ade, 2011)
Orang dengan masalah kejiwaan adalah orang yang mempunyai masalah fisik, mental,
sosial, pertumbuhan dan perkembangan, dan atau kualitas hidup sehingga memiliki risiko
mengalami gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah respon maladaptif dari lingkungan
internal dan eksternal, dibuktikan melalui pikiran, perasaan dan perilaku yang tidak sesuai
dengan norma lokal atau budaya setempat dan mengganggu fungsi sosial, pekerjaan dan
atau fisik (Ruti,dkk 2010). Gangguan jiwa ditemukan di semua negara, pada perempuan
dan laki-laki, pada semua tahap kehidupan, orang miskin maupun kaya baik di pedesaan
maupun perkotaan mulai dari yang ringan sampai yang berat (Abdul,dkk 2013).
Penderita gangguan jiwa berat dengan usia diatas 15 tahun di Indonesia mencapai 0,4%.
Hal ini berarti terdapat lebih dari satu juta orang di indonesia yang mengalami gangguan
jiwa berat. Berdasarkan data tersebut diketahui 11,6% penduduk indonesia mengalami
gangguan mental emosional (Riskesdas, 2007). Pada tahun 2013 jumlah penderita
gangguan jiwa berat mencapai 1,7% per 1000 penduduk atau sekitar 400.000 jiwa
(Riskesdas, 2013). Begitu juga di Sumatera Barat Jumlah penderita gangguan jiwa pada
tahun 2008 data Dinas Provinsi Sumatera Barat dari jumlah penduduk 3.198.726 orang
ada 0,26 % yang menderita gangguan jiwa. Data Dinas Kesehatan Kota Padang pada
tahun 2009 dari jumlah penduduk di kota Padang 839.190 orang, yang mengalami
gangguan jiwa di kota Padang sebanyak 0,75 %.
World Health Organisation (WHO) menyebutkan masalah utama gangguan jiwa di dunia
adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah gangguan pada otak dan pola pikir, skizofrenia
mempunyai karateristik dengan gejala positif dan negatif. Gejala positif antara lain :
delusi, halusinasi, waham,disorganisasi pikiran. Gejala negatif seperti : sikap apatis, bicara
jarang, afek tumpul, menarik diri dari masyarakat dan rasa tidak nyaman (Ruti,dkk 2010).
Menurut Stuart dan Sundeen,1995 dalam Fitria Nita 2012, salah satu gejala positif dari
skizofrenia yang sering muncul adalah Perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan adalah
suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun secara
psikologis (Keliat, dkk 2011). Perilaku kekerasan dapat dibagi dua menjadi perilaku
kekerasan secara verbal dan fisik. Setiap aktivitas bila tidak di cegah dapat mengarah pada
kematian. Beberapa tanda dan gejala yang biasanya muncul pada pasien dengan perilaku
kekerasan baik secara verbal maupun secara fisik. Tanda dan gejala verbal yang muncul
biasanya mengancam, mengumpat dengan katakata kotor, berbicara dengan nada keras,
dan kasar (Fitria Nita, 2012). Sedangkan tanda dan gejala fisik nya dapat berupa mata
melotot/pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah memerah dan
tegang, postur tubuh kaku, serta riwayat melakukan perilaku kekerasan (Badan PPSDM,
2013)
Penyebab dari perilaku kekerasan yaitu kehilangan harga diri karena tidak dapat
memenuhi kebutuhan sehingga individu tidak berani bertindak, cepat tersinggung dan
lekas marah. Akibatnya frustasi tujuan tidak tercapai atau terhambat sehingga individu
merasa cemas dan terancam, individu berusaha mengatasi tanpa memperhatikan hak-hak
orang lain, kebutuhan aktualisasi diri yang tidak tercapai sehingga menimbulkan
ketegangan dan membuat individu cepat tersinggung. Dampak atau perubahan yang
terjadi dapat berupa perasaan tidak sabar, cepat marah, dari segi sosial kasar, menarik diri,
dan agresif (Dalami, dkk 2009). Melihat dampak dan kerugian yang ditimbulkan, maka
penanganan pasien dengan perilaku kekerasan perlu dilakukan secara cepat dan tepat oleh
tenaga kesehatan yang profesional, salah satunya yaitu keperawatan jiwa.
1.2 TUJUAN
1. Mampu mendeskripsikan pengkajian pada pasien dengan Gangguan Perilaku
kekerasan
2. Mampu mendeskripsikan masalah Keperawatan pada pasien dengan Gangguan
Perilaku kekerasan
3. Mampu mendeskripsikan perencanaan Intervensi pada pasien dengan Gangguan
Perilaku kekerasan
4. Mampu mendeskripsikan pelaksanaan Implementasi pada pasien dengan Gangguan
Perilaku kekerasan
5. Mampu mendeskripsikan hasil Evaluasi pada pasien dengan Gangguan Perilaku
kekerasan
BAB II
TINJAUAN TEORI (masalah utama)
2.1 PROSES TERJADINYA MASALAH
BAB III
GAMBARAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn.G
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 50 Tahun
Agama : Krinten Protestan
Status : Menikah
Tanggal pengkajian : 22 November 2021
No. Rm : 51284
Informant : Status klien dan komunikasi dengan klien.
B. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
Tn G di rawat di RSKD Duren Sawit R. Berry klien mengatakan di bawa keluarganya
ke rs karena di rumah suka marah-marah, tempramental, bicara keras, suka
membanting barang-barang di rumah dan membanting pintu, suka berprilaku keras
dengan keluarganya, klien mengatakan pernah memukul orang, klien mengatakan
kadang-kadang suka melihat kakeknya yang sudah meninggal sewaktu ingin tidur
tetapi klien tidak merasa takut.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
Klien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa ± 1 tahun yang lalu tepatnya
pada tahun 2020 dan pulang kerumah dalam keadaan tenang. Dirumah klien tidak
rutin minum obat, tidak mau kontrol ke RSJ sehingga timbul gejala-gejala seperti
diatas. Keluarga klien tidak ada yang pernah mengalami gangguan jiwa.
Masalah Keperawatan:Resiko Perilaku kekerasan
D. FISIK
Klien tidak memiliki keluhan fisik, saat dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital,
didapatkan hasil TD : 111/78 mmHg ; N : 99x/m ; S : 36,5oC ; P : 20x/i. Klien
memiliki tinggi badan 155 cm dan berat badan 50 Kg.
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
5. Status Mental
a. Penampilan
Penjelasan : Klien berpenampilan bersih, dan rapi
b. Pembicaraan
Penjelasan : Klien masih mampu menjawab pertanyaan perawat dengan
lambat namun dapat dipahami
c. Aktivitas Motorik
Penjelasan : Klien terlihat sedikit gelisah
d. Afek
Penjelasan :Afek klien labil, mudah emosi, mudah marah dan tempramental.
Masalah keperawatan:Risiko perilaku kekerasan
e. Interaksi selama wawancara
Penjelasan : Klien kooperatif, ada kontak mata pada lawan bicara, mudah
tersinggung dalam setiap interaksi.
f. Persepsi
Penjelasan : Tidak mendengar suara-suara aneh
g. Proses Pikir
h. Penjelasan : Klien mampu menjawab apa yang ditanya dengan baik.
i. Isi pikir
Penjelasan : Klien dapat mengontrol isi pikirnya,klien tidak mengalami
gangguan isi pikir dan tidak ada waham.
j. Tingkat kesadaran
Penjelasan : Klien tidak mengalami gangguan orientasi, klien mengenali
waktu, orang dan tempat.
k. Memori
Penjelasan : Klien mampu menceritakan kejadian di masa lalu dan yang baru
terjadi.
l. Tingkat konsentrasi berhitung
Penjelasan : Klien mampu berkonsentrasi dalam perhitungan sederhana tanpa
bantuan orang lain.
m. Kemampuan penilaian
Penjelasan : Klien dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk.
n. Daya tilik diri
Penjelasan : Klien tidak mengingkari penyakit yang diderita, klien mengetahui
bahwa dia sering marah.
6. Mekaanisme Koping
Biasanya klien menggunakan respon maldaptif yang ditandai dengan tingkah laku
yang tidak terorganisir, marah-marah bila keinginannya tidak terpenuhi, memukul
anggota keluarganya, dan merusak alat-alat rumah tangga atau membanting pintu.
Objektif :
Klien tampak gelisah.
2 Subjektif : Halusinasi
Klien mengatakan melihat bayangan Penglihatan
kakeknya dan mendengar suara aneh. klien
mengatakan tidak takut dengan bayangan
kakeknya yang sudah meninggal.
Objektif :
Klien terlihat menentang bayangan
bayangan tersebut
Objektif :
Klien tampak tidak dapat mempertahankan
kontak mata dengan perawat
G. PENGKAJIAN
Isolasi Sosial
RTL
Sp2 Risiko Perilaku Kekerasan:
Mengontrolrisiko perilaku
kekerasan dengan minum obat
secara teratur
Rabu 1. Data : S : senang dan antusias
24-11-2021
Tanda dan gejala : mudah marah-
11:00 WIB
marah, mudah tersinggung,tatapan
sinis, merasa tidak dihargai
Kemampuan : berjualan depan
rumah
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko Perilaku Kekerasan
Harga Diri Rendah
3. Tindakan keperawatan:
Sp 2Risiko Perilaku Kekerasan
1. Mengevaluasi kemampuan
klienuntuk tarik nafas dalam
dan pukul kasur bantal
2. Memberikan informasi tentang
penggunaan obat
4.RTL:
Sp 3 Risiko Perilaku Kekerasan
Komunikasi secara
verbal:Asertif/bicara baik-
baik.
5. Data : O:
Tanda dan gejala : mudah marah- - Klien mampu
marah, mudah tersinggung,tatapan melakukan tarik nafas
sinis, merasa tidak dihargai
dalam dengan mandiri
Kemampuan : berjualan depan
- Klin mampu pukul
rumah kasur
6. Diagnosa Keperawatan bantal secara mandiri
Risiko Perilaku Kekerasan - Klien mampu ke
poli
Harga Diri Rendah
jika merasa kumat dan
7. Tindakan keperawatan:
meminum obat secara
Sp 2Risiko Perilaku Kekerasan
teratur dengan bantuan
1. Mengevaluasi kemampuan
perawat
klienuntuk tarik nafas dalam
dan pukul kasur bantal
A : Risiko Perilaku
2. Memberikan informasi tentang kekerasan
(+)
penggunaan obat
8.RTL: P:
Sp 3 Risiko Perilaku Kekerasan - Latihantarik nafas dalam
Komunikasi secara
1 x/hari
verbal:Asertif/bicara baik-baik.
- Latihan pukul
1. Data : kasur
Tanda dan gejala : mudah marah- bantal 1 x/hari
marah, mudah tersinggung,tatapan - berobat
Kamis sinis, merasa tidak dihargai S : senang
24/11/202 O:
Kemampuan : berjualan
1 - Klien mampu melakukan
komunikasi secara verbal :
11:00 WIB asertif/bicara baik-
2. Diagnosa Keperawatan: baikdengan motivasi
Risiko Perilaku Kekerasan A : RisikoPerilaku kekerasan
Harga Diri Rendah (+)
3. Tindakan keperawatan:
Sp 3Risiko Perilaku Kekerasan P:
- Mengevaluasi kemampuan klien - Latihantarik nafas dalam
untuk tarik nafas dalam dan pukul dan pukul kasur bantal
kasur bantal 1x/hari
- Minum obat - Berobat
- Komunikasi secara verbal : - Klien melakukan
asertif/bicara baik-baik komunikasi secara
verbal : asertif/bicara
4.RTL: baik-baik
Sp 4 Risiko Perilaku Kekerasan:
Spritual : Beribadah
BAB V
PEMBAHASAN
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
6.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN