Anda di halaman 1dari 27

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS POPULASI


RENTAN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA

Dosen Pengampu : Dosen Pengampu : Ns. Sulistyani, M. Kep

Disusun Oleh :
Khusnul Chotimah 20170811024033

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
RANGKUMAN
Asuhan Keperawatan Komunitas Populasi Rentan yang Mengalami
Gangguan Jiwa

1. Overview Kesehatan Jiwa


- Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi individu yang tidak mengalami
masalah gangguan jiwa dan masih memiliki kemampuan secara sosial dan
pekerjaan.
- Gangguan Jiwa adalah kondisi yang meliputi diagnosa gangguan mental
yang berpengaruh terhadap kemampuan berpikir, perasaan, atau perilaku
terkait stres serta gangguan fungsi.
- Dampak Gangguan Jiwa: Gangguan Fungsi dan gaya hidup seperti
gangguan dalam pribadi, sosial, dan gangguan kerja serta kematian dini.

2. Faktor yang mempengaruhi Kesehatan Jiwa


a. Kerentanan biologis dan Genetik
b. Disfungsi fisik akut dan kronis
c. Kondisi Lingkungan
d. Stres

3. Trend dan Isue Kesehatan Jiwa Abad 21


a. Layanan bersifat komperhensif
b. Rawat Inap
c. Rawat Jalan
d. Berbasis Rumah
e. Sekolah
f. Program-program berbasis masyarakat bagi individu, keluarga, dan
populasi yang membutuhkan

4. Ancaman peningkatan kondisi Gangguan Jiwa


a. Kondisi masyarakat yang rentan, seperti post trauma akibat bencana alam,
wabah penyakit, dll
b. Kondisi kemiskinan
c. Masalah biaya
d. Akses pelayanan kesehatan jiwa yang terbatas yang berdampak pada
terhambatnya penyebaran informasi secara meluas

5. Definisi Kesehatan Jiwa Masyarakat


Adalah suatu bentuk refleksi dari keseluruhan masyarakat. Kelompok Risiko
mengalami gangguan Jiwa:
a. Veteran yang tunawisma
b. Keluarga
c. Anak-anak
d. Lansia

6. Dampak Gangguan Jiwa


- Menyebabkan kerugian pada diri sendiri
- Mempengaruhi hubungan dengan keluarga, teman, rekan kerja
Hambatan penanganan kasus gangguan jiwa:
a. Akses pelayanan kesehatan Jiwa yang minimal
b. Rendahnya kepatuhan pasien terhadap pengobatan
c. Risiko tinggi terhadap efek kesehatan yang merugikan

7. Fakta Kesehatan Jiwa


1 dari 4 orang megalami gangguan kesehatan jiwa selama masa hidup. 85%
orang dengan gangguan jiwa di Negara berkembangtidak mendapat akses ke
layanan kesehatan jiwa. 450 juta orang hidup dengan gangguan kesehatan jiwa
di dunia.

8. Macam-macam masalah gangguan jiwa


- OCD
- ADHD
- Depression
- Hedonophobia
- Anorexia
- Mental disorder
- Parasomnia
- Anxiety
- PTSD
- Schizophrenia

9. Gangguan Jiwa Berat


Adalah diagnosis yang diberikan kepada individu dengan masalah gangguan
kesehatan mental selama jangka waktu 1 tahun terakhir yang disertai dengan
perubahan perilaku, emosional dengan perilaky fungsional sedang, berat, atau
ekstrim yang berkaitan dengan gaya hidup tertentu.

10. Faktor yang mempengaruhi Kesehatan Jiwa


a. Faktor Biologi
b. Faktor Genetik
c. Kelainan struktur dan fungsi otak
d. Faktor Sosial
e. Faktor Lingkungan: Bencana Alam dan Buatan

11. Pelayanan Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat


a. Upaya Kesehatan yang responsif, menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan serta terukur: Penyelenggaraan UKBM, Komunitas
peduli Kesehatan Jiwa dan/ atau NAPZA, Peningkatan pengetahuan
masyarakat
b. Layanan kesehatan jiwa yang lebih terstruktur dan terstandar: Puskesmas
Kab/Kota wajib memiliki program kesehatan jiwa, Provinsi memiliki
fasilitas pelayanan di luar sektor kesehatan yang bekerja sama dengan
puskesmas
c. Program Promosi Kesehatan Jiwa
d. Sistem koordinasi dan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan
kesehatan jiwa
e. Sistem informasi dan moitorinf evaluasi kesehatan jiwa
f. Sumber daya manusia kesehatan Jiwa dan/ atau NAPZA yang kompeten
g. Sarana dan Prasarana kesehatan Jiwa dan/ atau NAPZA yang sesuai
standar
h. Dukungan regulasi dan kebijakan kesehatan jiwa masyarakat
i. Data Kesehatan Jiwa dan/ atau NAPZA yang terpadu
j. Penganggaran yang optimal dan berkelanjutan

12. Pelayanan Kesehatan Mental di Indonesia


a. Pada tahun 2005 dibentuk Community Mental Health Nursing (CMHN)
b. CMHN adalah pelayana keperawatan yang komperhensif, holistik, dan
paripurna berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa, rentan terhadap stres
maupun dalam masa pemulihan agar mencegah kekambuhan.
c. Wujud Kegiatan CMHN di Puskesmas adalah pembentukan desa siaga
sehat Jiwa

13. Kegiatan CMHN


- Deteksi Dini
- Pendidikan Kesehatan Jiwa
- Terapi aktivitas bagi pasien gangguan jiwa mandiri
- Rehabilitasi bagi pasien gangguan jiwa mandiri
- Askep bagi keluarga ODGJ
- Rujukan

14. Peran Perawat Komunitas


- Care Giver
- Pendidik
- Case Manager
- Administator
- Konselor
- Advokat
- Kolaborator
- Praktisi dan Koordinator
- Role Model
- Konsultan
- Peneliti

15. Nursing Process


a. Pengkajian
Untuk keseluruhan anggota keluarga dan komunitas
- Adakah alat pengkajian khusus untuk kesehatan mental yang
digunakan?
- Area risiko yang harus diperhatikan perawat.
- Obat-obatan yang digunakan oleh klien.
- Kekuatan individu dan keluarga, ketrampilan penyelesaian masalah
- Pengaruh budaya yang perlu diperhatikan
- Hubungan keluarga dan social
- Faktor-faktor predisposisi dan presipitasi

b. Diagnosa keperawatan
- Individu
- Keluarga

c. Perencanaan:
Meliputi pencegahan primer, sekunder dan tersier

d. Evaluasi:
Sesuaikan dengan diagnosis keperawatan dan rencana meliputi level
pencegahan: primer, sekunder, tersier
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PADA KELUARGA NY. S

1. IDENTITAS KLIEN
A. Nama : Tn. S
B. Umur : 52 tahun
C. Jenis Kelamin : Laki-laki
D. Agama : Islam
E. Alamat : RT 001/RW 002, Girimulyo
F. Pendidikan : Tamat SMA
G. Pekerjaan : POLRI
H. Tanggal Pengkajian : 25 April 2020
A. Nama : Ny. S
B. Umur : 50 tahun
C. Jenis Kelamin : Perempuan
D. Agama : Islam
E. Alamat : RT 001/RW 002, Girimulyo
F. Pendidikan : SMA
G. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
H. Tanggal Pengkajian : 25 April 2020

2. KELUHAN UTAMA
Tn. S Klien sakit asam urat sejak tahun 2010, Klien mengatakan jika asam
uratnya kambuh klien tidak dapat beraktivitas, klien merasakan nyeri
yang sangat hebat, klien alergi terhadap obat Alupurinol, dan sangat
berhati-hati saat memilih makanan.

3. PREDISPOSISI
Tn. S Tn. S mengatakan sangat tersiksa jika penyakitnya kambuh, ia
mengalami stress saat penyakitnya kambuh, ia mengatakan kenapa
penyakit yg ia derita tidak sembuh-sembuh, tidak dapat beraktivitas
dan pergi bekerja, Tn. S juga mengatakan tidak ada obat yang cocok
untuk mengatasi penyakitnya pada saat dokter memberi obat
Alupurinol Tn. S mengalami alergi. Tn. S juga mengatakan ia
memilih-milih makanan sehingga membuatnya binggung karna
banyak makan yang harus di hindari.
Tn. S mengatakan terserang penyakit stroke sejak 10 tahun
yang lalu, tepatnya tahun 2010, awal mula Tn. S terserang penyakit
asam urat
Ny. S Ny. S berumur 50 tahun, Ny. S adalah ibu rumah tangga. Ny.
S mengatakan jika Tn. S sakit ia sangat binggung karna Tn. S sering
mengeluh sakit, Ny. S juga binggung saat hendak memasak karna
Tn. S sangat menghindari makan.

4. PENGKAJIAN FISIK
Tn. S A. Keadaan Umum
1) Penampilan : Klien terlihat cukup rapi dan bersih
2) Kesadaran : Compos mentis
3) TB : 170 cm
4) BB : 80 Kg
5) Tanda-Tanda Vital
a) TD : 120/80 mmHg
b) RR : 25 x/menit
c) S : 36,50C
d) Nadi : 70 x/menit
B. Kepala
Bentuk kepala mesochepal,simetris, tidak ada luka/pembengkakan,
penyebaran rambut merata, beruban, bersih, berminyak dan agak
bau.
C. Mata
Bola mata simetris, pergerakan bola mata normal, kornea bening,
sclera mata tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
D. Kulit dan kuku
Warna sawo matang, turgor kulit tidak elastis, kuku bersih.
E. Hidung
Bentuk simetris, fungsi penciuman baik.
F. Telinga
Bentuk dan letak daun telinga simetris, fungsi pendengaran baik.
G. Mulut
Bibir basah dan merah.
H. Leher
Tidak ada gangguan bicara, tidak ada gangguan menelan.
I. Dada
Tidak terkaji.
J. Abdomen
Tidak terkaji .
K. Sistem Reproduksi
Tidak terkaji.
L. Ektremitas Atas/Bawah
Adanya pembatasan gerak di ekstremitas bawah dan atas bagian
kanan.
M. Kekuatan otot
Ektremitas kanan atas : Derajat 3
Ekstremitas kanan bawah: Derajat 3
Tonus otot menurun baik ektremitas atas dan bawah
Ny. S A. Keadaan Umum
1) Penampilan : Klien terlihat cukup rapi dan bersih
2) Kesadaran : Compos mentis
3) TB : 156 Cm
4) BB : 74 Kg
5) Tanda-Tanda Vital
a) TD : 140/100mmHg
b) RR : 18 x/menit
c) S : 36,50C
d) Nadi : 75 x/menit
B. Kepala
Bentuk kepala mesochepal, simetris, bersih, rapi, dan berminyak.
C. Mata
Bola mata simetris, pergerakan bola mata normal, kornea bening,
sclera mata tidak ikterik, konjungtiva anemis
D. Kulit
Warna kuning langsat, bersih.
E. Hidung
Bentuk simetris, fungsi penciuman baik.
F. Telinga
Bentuk dan letak daun telinga simetris, fungsi pendengaran baik.
G. Mulut
Bibir basah dan merah.
H. Leher
Tidak ada gangguan bicara.
I. Dada
Tidak terkaji.
J. Abdomen
Tidak terkaji.
K. Sistem Reproduksi
Klien mengatakan tidak memiliki masalah reproduksi
L. Ektremitas Atas/Bawah
Tidak ada masalah pada pergerakan seluruh tubuh

5. AKTIVITAS SEHARI-HARI
Ny. R A. Nutrisi dan cairan
Dalam sehari klien makan 2-3X, dengan kuantitas makan normal.
B. Eliminasi
BAB 1-2X/1 hari, BAK 4-5 X/hari.
C. Istirahat tidur
Klien susah tidur, dan sering terbangun, saat rasa nyeri hilang Tn. S
baru dapat tertidur nyenyak.
D. Olah raga
Klien mengatakan sering berolahraga di pagi hari.
E. Penggunaan rokok, alchohol,dan obat-obatan
Klien tidak merokok, minum alchohol, klien sering mngkonsumsi
obat untuk menghilangkan rasa nyeri saat penyaakitnya kambuh.
F. Personal hygien
Klien mandi 2X/hari.
G. Aktivitas/mobilitas fisik
Bathing Dressing Toiletin Transfering Continance feeding
g
Mandir Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri mandiri
i
Ny. S A. Nutrisi dan cairan
Dalam sehari klien makan 2X, dengan kuantitas makan sedikit,
minum ± 1 L/hari.
B. Eliminasi
BAB 1-2X/2 hari, BAK 4-5 X/hari.
C. Istirahat tidur
Klien tidak mengalami gangguan tidur, kalau tidak ada pekerjaan
atau tidak ada tamu klien selalu tidur siang. Klien tidur malam pada
pukul 22.00-05.00 pagi.
D. Olah raga
Klien mengatakan sering melakukan olahraga di pagi hari
E. Penggunaan rokok, alchohol,dan obat-obatan
Klien tidak merokok, minum alchohol, dan obat-obatan.
F. Personal hygien
Klien mandi 2X/hari.
6. PSIKOSOSIAL
a. Genogram

Keterangan:

laki-laki meninggal

Perempuan meninggal

Laki-laki

Perempuan

Tinggal serumah

Pola komunikasi dalam keluarga lancar, dalam berkomunikasi


biasa menggunakan bahasa jawa dan bahasa indonesia. Jarang ada
pertengkaran antara Tn. S dan Ny. S. Tn. S dan Ny.s memiliki 3 orang
anak, anak pertama kuliah di luar kota, anak ke 2 baru saja tamat SMA,
anak ke 3 masih sekolah di tinggkat SD, anak pertama selalu pulang pada
saat libur semester. Tn. S yang berperan sebagai pengambil keputusan.
b. Konsep diri
Tn. S 1) Body Image
Tn. S menyukai seluruh badannya
2) Identitas Diri
Tn. S adalah seorang anggota POLRI, dan memiliki 3
orang anak.
3) Peran
Tn. S berperan sebagai kepala keluarga.
4) Ideal Diri
Tn. S memiliki harapan ingin sembuh dan dapat makan
sesukanya tanpa ada pantangan yang harus dihindari.
5) Harga Diri
Tn. S sangat sedih jika penyakitnya kambuh.
Ny. S 1) Body Image
Nn. S menyukai seluruh badannya.
2) Identitas Diri
Ny. S adalah ibu rumah tangga yang memiliki 3 orang
anak.
3) Peran
Ny. S mengatakan setiap hari ia bekerja sebagai ibu rumah
tangga.
4) Ideal Diri
Ny. S mengatakan agar dirinya selalu sehat.
5) Harga Diri
Ny. S tidak menghiraukan apa yang dibicarakan tetangga
yang jelek tentang dirinya.

c. Hubungan social
Tn. S Tn. S tidak memiliki masalah dengan tetangga-tetangganya.
Ny. S Ny. S orang yang ramah dan baik, menururt Ny. S sampai saat
ini hubungan dengan tetangga tidak ada masalah, Ny.S juga
ikut arisan RT, tapi dalam keseharian Ny. S jarang keluar
rumah.
d. Spirtual
Tn. S Tn. S menganut agama Islam, Tn. S rajin beribadah dan
menjalankan sholat 5 waktu, klien sering pergi ke masjid.
Nn. S Ny. S menganut agama Islam, Nn. S juga rajin beribadah, Ny.
S mengikuti kegiatan pengajian, Nn. S bisa membaca Al-
Qur’an.

7. STATUS MENTAL
Ny. R A. Penampilan
Ny. R setiap hari terlihat cukup bersih dan rapi.
B. Pembicaraan
Kualitas dan kuantitas pembicaraan Ny. R baik. Suara dapat
didengar secara jelas, tapi Ny. R hanya bisa berbahasa jawa,
saat pengkajian perawat mengalami kasulitan untuk
mengartikan, dan saat pengkajian juga dibantu oleh anak
bungsu Ny. R.
C. Aktivitas Motorik
Ny. R terserang stroke sejak tahun 2006, Ny. R mengalami
keterbatasan bergerak dibagian kaki dan tangan sebelah
kanan, pengkajian kekuatan otot berada pada deraja 3.
D. Alam Perasaan
Ny. R mengatakan hanya mengkawatirkan anak perempuan
bungsunya belum juga menikah, untuk penyakit storke Ny.
R sudah pasrah dan tetap berharap untuk sembuh.
E. Afek
Afek wajah sangat sesuai, saat mengobrol dengan Ny. R
sangat bersemangat dan senang namon ketika menceritakan
tentang sakitnya Ny. R tampak sedih.
F. Interaksi selama wawancara
Ny. R dan Nn. S sangat kooperatif saat mengobrol, klien
senang bercerita, ceria, kontak mata klien juga baik dan
dapat dipertahankan, suara keras dan hanya memiliki
kendala bahasa dengan Ny. R.
G. Persepsi
Ny. R tidak mengalami halusinasi.
H. Proses Pikir
Pembicaraan Ny. R dapat dimengerti.
I. Isi Pikir
Ny. R mengatakan dirinya baik-baik saja namun sering
pusing.
J. Waham
Tidak ada waham pada Ny. R.
K. Tingkat Kesadaran
Tidak ada gangguan kesadaran.
L. Memori
Daya ingat Ny. R jangka pendek, menengah cukup baik, dan
ingatan jangka panjang kurang baik.
M. Tingkat konsentrasi dan Berhitung
Tingkat konsentrasi cukup baik dan berhitung tidak terlalu
baik karena Ny. R sekolah hanya sampai kelas 2 SD.
N. Kemampuan Penilaian
Kemampuan penilaian Ny. R baik.
O. Daya Tilik Diri
Ny. R mengatakan dirinya mengalami stroke sejak tahun
2006.
Nn. S A. Penampilan
Nn. S terlihat rapi dan bersih.
B. Pembicaraan
Pembicaraan Nn. S baik, dan Nn. S bisa berbahasa indonesia
dengan lancar, saat mengobrol Nn. S langsung bisa
menjawab dengan tepat.
C. Aktivitas Motorik
Nn. S tidak terlihat gelisah dan tegang.
D. Alam Perasaan
Nn. S tekadang sedih dan pusing memikirkan Ny. R yang
butuh perawataanya setiap hari, Nn. S manjaga Ny. R
sambil bekerja, dan Nn. S ingin menikah tapi belum
menemukan jodoh yang tepat.
E. Afek
Sesuai, ekspresi wajah Nn. S sangat senang dan semangat
saat mengobrol dan bercerita.
F. Interaksi selama wawancara
Nn. S kooperatif, kontak mata yang sesuai, apabila diberi
pertanyaan selalu menjawab dengan baik, tapi Nn. S agak
tertutup meceritakan tetang dirinya.
G. Persepsi
Nn. S tidak mengalami halusinasi.
H. Proses Pikir
Pembicaraan Nn. S bisa mudah dimengerti dengan baik.
I. Isi Pikir
Nn. S mengatakan dirinya sehat.
J. Waham
Nn. S tidak mengalami waham.
K. Tingkat Kesadaran
Nn. S Tidak mengalami gangguan kesadaran.
L. Memori
Daya ingat Nn. S jangka pendek, menengah dan panjang
baik dan tidak ada masalah.
M. Tingkat konsentrasi dan Berhitung
Tingkat konsentrasi dan berhitung Nn. S baik.
N. Kemampuan Penilaian
Kemampuan penilaian Nn. S baik.
O. Daya Tilik Diri
Nn. S mengatakan dirinya sehat dan masih mampu bekerja
untuk membantu memenuhi kebutuhan Ny. R.

8. MEKANISME KOPING
Tn. S Tn. S dalam keadaan sehat biasanya sepulang dari kantor
langsung istirahat dan berduduk santai sambil menonton TV,
kadang Tn. S juga membersihkan halaman tiap sore, jika sakit
Tn. S hanya berbaring, duduk sambil menonton dan sambil
menggerakan tangan atau pun kakinya yg sakit.
Ny. S Ny. S mengatakan setiap hari tidak pernah bosan, Ny. S
khawatir dengaan keadaan Tn.S pada saat sakit

9. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Tn. S Tn. S mengatakan jarang berkumpul dengan para tetangga
karena kesibukan kantornya, Tn.S juga mengatakan pada saat
dirinya sakit ia bahkan tidak dapat ikut kegiatan di lingkungan
sekitar.
Ny. S Ny. S sering berkumpul dengan tetangga sekitar rumah, tiap
bulan juga ia mengikuti kegiatan RT

10. ANALISA DATA


DATA MASALAH
DATA SUBJEKTIF : Kecemasan
- Tn. S mengatakan khawatir dengan kondisinya,
karena penyakitnya belum sembuh-sembuh.
- Tn. S mengatakan susah tidur jika rasa nyeri timbul
dan dapat tertidur jika nyeri sudah tidak terasa.
- Tn. S mengatakan tidak ada obat yg cocok
untuknya, Tn. S alergi terhadap obat Alupurinol.
- Tn. S mengatakan ia sangat hati-hati dalam
memilih makanan, terlalu banyak makanan yang
harus ia hindari
- Tn. S mengatakan ia sangat stress jika penyakitnya
kambuh karna sangat menggangu pekerjaan dan
tidak dapat beraktivitas.
OBJEKTIF :
- Tn. S mengalami stroke sejak ± 10 tahun yang lalu
- Tn. S tempak sedih ketika menceritakan tentang
penyakitnya
- TTV
TD : 120/80 mmHg
RR : 25 x/menit
S : 36,50C
Nadi : 70 X/menit
SUBJEKTIF : Resiko stress
- NY. S mengatakan usianya saat ini 50 tahun dan pada pemberian
memiliki 3 orang anak. asuhan
- Ny. S mengatakan sangat khawatir dengan kondisi Tn.
S
- Nn. S mengatakan sehari-hari dia lebih banyak
menghabiskan waktu dirumah.
OBJEKTIF :
- Ny. S sangat berharap Tn. S dapat sembuh
- Ny. S sangat berharap agar ada obat yang cocok buat
Tn. S

11. DIAGNOSA KEPERAWATAN


A. Kecemasan
B. Resiko stress pada pemberian asuhan

12. PRIORITAS MASALAH


Diagnosa keperawatan Pembenaran Urutan
Kecemasan Apabila ansietas tidak ditangani 1
dapat mengakibatkan resiko stres
pada Tn. S, jika stres terjadi dan
berlanjut pada Tn. S maka akan
memperburuk status kesehatan Tn.
S. Maka dari itu masalah
keperawatan pada Tn. S menjadi
prioritas utama yang harus
diselesaikan terlebih dahulu.
Resiko stress pada Risiko Harga diri rendah 2
pemberian asuhan situasional apabila tidak diatasi
dapat mengakibatkan harga diri
rendah pada Nn. S, jika terjadi
akan memberikan dampak negatif
pada Nn. S seperti perasaan tidak
mampu, pandangan hidup yang
pesimis, dan penurunan
produktifitas. Maka dari itu
masalah keperawatan pada Ny. S
menjadi prioritas kedua.
13. RENCANA KEPERAWATAN

NOC NIC
NO DATA DIAGNOSIS
KODE HASIL KODE INTERVENSI

1. Faktor yang berhubungan: Level1 Level 1 Level 1


 Konflik tentang Domain 9 Domain 3 Domain 3 perilaku
tujuan hidup Koping Kesehatan psikososial
 Hubungan Level 2
interpersonal Kelas 2 Level 2 Kelas T
 Stressor Respon Koping Kelas M Peningkatan kenyamanan

 Ancaman pada Kesejahteraan psikologis psikologis

status terkini Kecemasan

 Kebutuhan yang (00146) level 3 outcomes Level 3

tidak terpenuhi 1211 Tingkat kecemasan Inetrevensi:

 Konflik nilai  121105 perasaan gelisah 5820 Pengurangan kecemasan


(1-5)  Nyatakan dengan jelas
 121116 rasa takut yang harapan terhadap perilaku
disampaikan secara lisan klien
(1-5)  Jelaskan semua prosedur
 121117 rasa cemas yang termasuk senssi yang akan
disampaikan secara lisan dirasakan yang mungkin akan
(1-5) dialami klien selama prosedur
 Pahami situasi krisis yang
Level 2 terjadi dari perspektif klien
Kelas O  Berikan informasi factual
Control diri terkait diagnosis, perawatan
dan prognosis
Level 3  Dorong keluarga untuk
1402 Control kecemasan mendampingi klien dengan
 140201 memantau cara yang tepat
intensitas kecemasan (1-  Bantu klien untuk
5) mengartikulasikan deskripsi
 140202 mengurangi yang realistis mengenai
penyebab kecemasan (1- kejadian yang akan datang
5)  Instrusikan klien untuk
 140204 mencari menggunakan teknik
informasi untuk relaksasi
mengurangi kecemasan  Kaji untuk tanda verbal dan
(1-5) non verbal kecemasan
 140205 merencanakan
strategi koping untuk Level 2
situasi yang Kelas B : Bantuan koping
menimbulkan stress (1-
5) 5240 Level 3
 140206 menggunakan Intervensi: Konseling
strategi koping yang  Bangun hubungan terapeutik
efektif yang didasarkan pada saling
percaya dan saling
menghormati
 Tunjukkan empati,
kehangatan dan ketulusan
 Tetapkan lama hubungan
konseling
 Sediakan privasi dan berikan
jaminan kerahasiaan
 Dukung ekspresi perasaan
klien
 Sediakan informasi factual
yang tepat dan sesuai
kebutuhan
 Tentukan bagaimana perilaku
keluarga mempengaruhi
pasien
 Bantu pssien untuk
mengidentifikasi kekuatan,
dan menguatkan hal tersebut
 Jangan mendukung
pembuatan keputusan pada
saat pasien berada dalam
kondisi stress beratss
2. Factor resiko: Level Level 1 Level 1
Penerima asuhan Domain 7 Domain VI kesehatan Domain 3 Perilaku
 Peningkatan Hubungan peran keluarga
kebutuhan asuhan Level 2
 Masalah perilaku Kelas 1 Level 2 Kelas R
 Ketidakstabilan Peran pemberi Kelas W kinerja keluarga Bantuan Koping
kondisi kesehatan asuhan sebagai care giver
Pemberi asuhan Level 3

 Strategi koping tidak Resiko Level 3 5310 Membangun harapan

efektif ketegangan 2208 Stresor care giver  Bantu pasien dan keluarga

 Tidak berpengalaman peran pemberi  220801 melaporkan untuk mengidentifikasi area

dengan memberi auhan (00062) stressor dalam dari harapan dalam hidup

asuhan memberikan perawatan  Informasikan pada pasien

 Stressor (1-5) apakah situasi yang terjadi


 220805 konflik peran (1- sekarang bersifat sementara
 Harapan tidak realistis 5)  Kembangkan daftar
terhadap diri sendiri  220813 gangguan mekanisme koping pasien
hubungan care giver  Bantu pasien
dengan pasien persiapan mengembangkan spritualitas
perawatan dirumah bagi diri
care giver  Libatkan pasien secara
 220201 keinginan untuk aktifpada perawatannya
mengambil peran sendiri
pemberi keperawatan (1-  Bantu pasien untuk
5) menemukan dan merevisi
 220202 pengetahuan tujuan berkaitan dengan
tentang peran pemberi objek yang diharapkan
keperawatan (1-5)
 220203 menunjukan level 1
perhatian positif pada domain 5 keluarga
penerima keperawatan
(1-5) level 2
 220205 pengetahuan kelas X
mengenai proses penyakit Perawatan sepanjang hidup
dari penrima rawatan (1-
5) Level 3
7110
 220215 percaya diri peningkatan keterlibatan
untuk mengelola keluarga
perawatan dirumah(1-5)  Identifikasi kemamuan
anggota keluarga untuk
Level 1 terlibat dalam perawatan
Domain VI – Kesehatan pasien
Keluarga  Identifikasi deficit perawatan
diri
Level 2  Dorong anggota keluarga dan
pasien untuk bersifat asertif
Kelas X- Kesejahteraan dalam berinteraksi dengan
Keluarga pemberi layanan kesehatan
professional
2600 Level 3  Monitor keterlibatan anggota
Koping Keluarga. keluarga dalam perawatan
 260005 Mengelola pasien
masalah keluarga  Identifikasi persepsi anggota
 260006 Melibatkan keluarga mengenai situasi,
Anggota Keluarga dalam peristiwa yang tidak
pengambilan keputusan diinginkan, perasaan dan
 260010 Perduli terhadap perilaku pasien.
kebutuhan semua anggota  Identifikasi stressor
keluarga situasional lainnya untuk
anggota keluarga.
Level 1
Domain III : Perilaku

Level 2
Kelas X :Perawatan sepanjang
hidup
7140
Level 3
Dukungan Keluarga
 Menyediakan informasi
penting, advokasi , dan
dukungan yang dibutuhkan
untuk memfasilitasi perawatan
primer pasien selain dari
pofesional kesehatan
 Yakinkan keluarga bahwa
pasien sedang diberikan
perawatan yang terbaik
 Pertimbangkan beban
psikologis dari prognosis
terhadap keluarga
 Dengarkan kekhawatiran
perasaan dan pertanyaan dari
keluarga
 Jawab semua pertanyaan dari
keluarga atau bantu untuk
mendapatkan jawaban
 Hargai dan dukung
mekanisme koping adaptif
yang digunakan keluarga

Anda mungkin juga menyukai