ABSTRAK
Bencana diartikan sebagai peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor
non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Perawat sebagai profesi yang
bersifat luwes dan mencakup segala kondisi, diharapkan tidak hanya terbatas pada pemberian
asuhan dirumah sakit saja melainkan juga dituntut mampu bekerja dalam kondisi siaga tanggap
bencana. Tujuan dari penelusuran kepustakaan ini adalah untuk mengidentifikasi peran dan
kepemimpinan perawat dalam manajemen bencana pada fase tanggap darurat. Penelitian ini
menggunakan pendekatan literature review. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari
literature yang diperoleh melalui internet berupa hasil penelitian dari perpustakaan on-line baik
lokal, nasional, maupun internasional. Peran dan kepemimpinan perawat pada fase tanggap darurat
secara umum akan diidentifikasikan pada 6 aspek, termasuk pencarian dan penyelamatan, triase,
pertolongan pertama, proses pemindahan korban, perawatan di rumah sakit, dan rapid health
assessment. Oleh karena itu, situasi penanganan antara keadaan siaga dan keadaan normal memang
sangat berbeda, sehingga perawat harus mampu secara skill dan teknik dalam menghadapi kondisi
seperti ini.
ABSTRACT
Disaster is defined as an event or series of events that threaten and disrupt the lives and
livelihoods caused by both natural factors and/or non-natural factors and human factors that
result in human fatalities, environmental damage, loss of property, and psychological impact.
Nurses as a profession that is flexible and includes all conditions, is expected to not only limited to
the provision of hospital care alone but also demanded to be able to work in the standby state
disaster response. This study uses literature review approach. Sources of data in this study came
from the literature that obtained via the Internet in the form of the results of an on-line library of
local, national, and international levels. The role and leadership of nurses in the emergency
response phase will generally be identified in 6 aspects , including search and rescue, triage, first
aid, the process of moving the victim, hospitalization , and rapid health assessment . Handling the
25
Idea Nursing Journal Vol. VI No. 1
situation between the idle state and the normal state is very different, so the nurse should be able to
skills and techniques in dealing with this condition.
26
Idea Nursing Journal Ardia Putra, dkk
besar dan tidak merata, keanekaragaman dalam kondisi siaga tanggap bencana.
suku, agama, adat istiadat, budaya dan Situasi penanganan antara keadaan siaga
golongan menyebabkan Indonesia sangat dan keadaan normal memang sangat
rawan terhadap bencana alam. Bencana berbeda, sehingga perawat harus mampu
alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir, secara skill dan teknik dalam
gunung meletus, tanah longsor, dan angin menghadapi kondisi seperti ini.
topan yang sering terjadi di Indonesia Kegiatan pertolongan medis dan
tentu berdampak kehancuran, juga perawatan dalam keadaan siaga bencana
menyebabkan penderitaan dan kerugian dapat dilakukan oleh proesi
baik bagi masyarakat maupun negara. keperawatan. Berbekal pengetahuan dan
Dalam situasi darurat bencana sering kemampuan yang dimiliki seorang
terjadi kegagapan penanganan dan perawat bisa melakukan pertolongan
kesimpangsiuran informasi dan data siaga bencana dalam berbagai bentuk.
korban maupun kondisi kerusakan,
sehingga mempersulit dalam pengambilan TUJUAN PENELITIAN
kebijakan untuk penanganan darurat Tujuan umum dari penyusunan
bencana. Sistem koordinasi juga sering tinjauan kepustakaan ini adalah untuk
kurang terbangun dengan baik, mengidentifikasi peran dan
penyaluran bantuan, distribusi logistic kepemimpinan perawat dalam
sulit terpantau dengan baik sehingga manajemen bencana pada fase tanggap
kemajuan kegiatan penangan tanggap darurat. Secara khusus, tinjauan
darurat kurang terukur dan terarah secara kepustakaan akan membahas peran dan
obyektif. Situasi dan kondisi di lapangan kepemimpinan perawat pada 6 aspek,
yang seperti itu disebabkan belum termasuk pencarian dan penyelamatan,
terciptanya mekanisme kerja pos triase, pertolongan pertama, proses
komando dan koordinasi tanggap darurat pemindahan korban, perawatan di rumah
bencana yang baik, terstruktur dan sakit, dan rapid health assessment
sistematis (Muhammadiyah Disaster
Manajemen Center, 2011). Secara umum METODE
manajemen siklus penaggulangan bencana Penelitian ini menggunakan
meliputi: 1) kejadian bencana (impact); 2) pendekatan literature review. Sumber
tanggap darurat (emergency response); 3) data dalam penelitian ini berasal dari
pemulihan (recovery); 4) pembangunan literature yang diperoleh melalui internet
(development); 5) pencegahan berupa hasil penelitian dari perpustakaan
(preventation); 6) mitigasi (mitigation); on-line baik lokal, nasional, maupun
7) kesiapsiagaan (preparedness), internasional yang berjumlah 4 jurnal
Kemenkes RI, (2006). Pengambilan untuk mencari jurnal yang berhubungan,
keputusan yang efektif dan efisien dalam artikel, dan laporan komprehensif lainnya
merespon bencana mutlak ditopang oleh dari keperawatan klasik dan terkait
informasi yang didapat oleh pihak kesehatan juga termasuk situs seperti
pengambil keputusan. Jika informasi google-web dan google-scholar
tidak benar, bisa dipastikan keputusan digunakan. Jumlah kata kunci yang
akan salah dan intervensi yang dilakukan digunakan untuk mendapatkan artikel-
juga tidak tepat (tidak efektif), juga artikel termasuk manajemen bencana,
sangat dimungkinkan menghambur- masyarakat atau perawat kesehatan
hamburkan sumberdaya dan sumber dana masyarakat, peran, dan kompetensi.
(tidak effisien).
Profesi keperawatan bersifat luwes TINJAUAN KEPUSTAKAAN
dan mencakup segala kondisi, dimana Manajemen Resiko Bencana
perawat tidak hanya terbatas pada
Menurut Syarief dan Kondoatle (2006)
pemberian asuhan dirumah sakit saja
mengutip Carter (2001), manajemen resiko
melainkan juga dituntut mampu bekerja
Bencana adalah pengelolaan bencana
27
Idea Nursing Journal Vol. VI No. 1
sebagai suatu ilmu pengetahuan terapan darurat dan pemulihan darurat; b) Tahap
yang mencari dengan melakukan observasi pasca bencana, kegiatannya adalah
secara sistematis dan analisis bencana untuk rehabilitasi dan rekonstruksi.
meningkatkan tindakan-tindakan (measure), Setiap tahap penanggulangan
terkait dengan pencegahan (preventif), tersebut tidak dapat dibatasi secara
pengurangan (mitigasi), persiapan, prespon tegas. Dalam pengertian bahwa upaya
darurat dan pemulihan. Manajemen puncak prabencana harus terlebih dahulu
meliputi perencanaan (planing), diselesaikan sebelum melangkah pada
pengorganisasian (coordinating), tahap tanggap darurat dan dilanjutkan
kepemimpinan (directing), dan ke tahap berikutnya, yakni pemulihan.
pengendalian (controlling). Tujuan Siklus ini harus dipahami bahwa pada
Manajemen Resiko Bencana yaitu: 1) setiap waktu, semua tahapan dapat
Mengurangi atau menghindari kerugian dilaksanakan secara bersama-‐sama
secara fisik, ekonomi maupun jiwa yang pada satu tahapan tertentu dengan porsi
dialami oleh perorangan atau masyarakat yang berbeda. Misalnya, tahap
dan negara; 2) Mengurangi penderitaan pemulihan kegiatan utamanya adalah
korban bencana; 3) Mempercepat pemulihan tetapi kegiatan pencegahan
pemulihan; dan 4) Memberikan dan mitigasi dapat juga dilakukan untuk
perlindungan kepada pengungsi atau mengantisipasi bencana yang akan
masyarakat yang kehilangan tempat ketika datang.
kehidupannya terancam. Berbagai upaya penanggulangan
bencana yang dapat dilakukan pada
Manajemen Penanggulangan Bencana setiap tahap dalam siklus bencana antara
Menurut Pedoman Teknis lain: 1) Pencegahan dan mitigasi; upaya
Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat ini bertujuan menghindari terjadinya
Bencana (2011), manajemen bencana dan mengurangi risiko dampak
penanggulangan bencana memiliki bencana. Upaya-‐upaya yang dilakukan
kemiripan dengan sifat-‐sifat manajemen antara lain: a)
lainnya secara umum. Meski demikian Penyusunan kebijakan, peraturan
terdapat beberapa perbedaan, yaitu: 1) perundangan, pedoman dan standar; b)
Nyawa dan kesehatan masyarakat Pembuatan peta rawan bencana dan
merupakan masalah utama; 2) Waktu untuk pemetaan masalah kesehatan; c)
bereaksi yang sangat singkat; 3) Risiko dan Pembuatan brosur/leaflet/poster; d)
konsekuensi kesalahan atau penundaan Analisis risiko bencana pembentukan
keputusan dapat berakibat fatal; 4) Situasi tim penanggulangan bencana; e)
dan kondisi yang tidak pasti; 5) Petugas Pelatihan dasar kebencanaan; dan f)
mengalami stres yang tinggi; 6) Informasi Membangun sistem penanggulangan
yang selalu berubah. krisis kesehatan berbasis masyarakat. 2)
Manajemen penanggulangan bencana Kesiapsiagaan; upaya kesiapsiagaan
adalah pengelolaan penggunaan sumber daya dilaksanakan untuk mengantisipasi
yang ada untuk menghadapi ancaman kemungkinan terjadinya bencana.
bencana dengan melakukan perencanaan, Upaya kesiapsiagaan dilakukan pada
penyiapan, pelaksanaan, pemantauan dan saat bencana mulai teridentifikasi akan
evaluasi di setiap tahap penanggulangan terjadi. Upaya-‐upaya yang dapat
bencana yaitu pra, saat dan pasca bencana. dilakukan antara lain: a) Penyusunan
Pada dasarnya, upaya penanggulangan rencana kontinjensi; b)
bencana meliputi: 1) Tahap prabencana, Simulasi/gladi/pelatihan siaga; c)
terdiri atas: a) Situasi tidak terjadi bencana, Penyiapan dukungan sumber daya; d)
kegiatannya adalah pencegahan dan mitigasi; Penyiapan sistem informasi dan
2) Situasi potensi terjadi bencana, komunikasi. 3) Tanggap darurat; upaya
kegiatannya berupa kesiapsiagaan: a) Tahap tanggap darurat bidang kesehatan
saat bencana, kegiatan adalah tanggap dilakukan untuk menyelamatkan nyawa
28
Idea Nursing Journal Ardia Putra, dkk
dan mencegah kecacatan. Upaya yang kembali sarana dan prasarana yang rusak
dilakukan antara lain: a) Penilaian cepat akibat bencana secara lebih baik dan
kesehatan (rapid health assessment); b) sempurna. Upaya-‐upaya yang dilakukan
Pertolongan pertama korban bencana antara lain: a) Perbaikan lingkungan dan
dan evakuasi ke sarana kesehatan; c) sanitasi; b) Perbaikan fasilitas pelayanan
Pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan; kesehatan; c) Pemulihan psiko-‐sosial; d)
d) Perlindungan terhadap kelompok Peningkatan fungsi pelayanan kesehatan.
risiko tinggi kesehatan. Menurut Pasal 48 Undang-Undang
Secara umum Tahapan Tanggap Penanggulangan Bencana menyebutkan
Bencana adalah: 1) Tahap pengaktifan: a) bahwa penyelenggaraan penanggulangan
Mengumumkan terjadinya bencana dan bencana pada saat tanggap darurat
melaksanakan tanggap awal; b) meliputi: 1) pengkajian secara cepat dan
Mengorganisasi komando dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan
pengendalian. 2) Tahap penerapan: a) sumber daya; 2) penentuan status keadaan
SAR; b) Triase, stabilisasi awal dan darurat bencana; 3) penyelamatan dan
transport; c) Pengelolaan definitif atas evakuasi masyarakat terkena bencana; 4)
pasien / sumber bahaya. 3) Tahap pemenuhan kebutuhan dasar; 5)
pemulihan: a) Menghentikan kegiatan; b) perlindungan terhadap kelompok rentan;
Kembali ke operasi normal; c) dan 6) pemulihan dengan segera prasarana
Debriefing. 4) Pemulihan: upaya dan sarana vital.
pemulihan meliputi rehabilitasi dan
rekonstruksi. Upaya rehabilitasi bertujuan
mengembalikan kondisi daerah yang
terkena bencana yang serba tidak menentu
ke kondisi normal yang lebih baik. Upaya
rekonstruksi bertujuan membangun
Tabel 1 Data Demografi Aspek, Peran, dan Kepemimpinan
No Aspek Peran
1 Pencarian dan penyelamatan Melokalisasi korban.
29
Idea Nursing Journal Vol. VI No. 1
harus diutamakan.
3 Pertolongan pertama Mengobati luka ringan secara efektif dengan melakukan teknik
pertolongan pertama, seperti kontrol perdarahan, mengobati shock
dan menstabilkan patah tulang.
4 Proses pemindahan korban Pemeriksaan kondisi dan stabilitas pasien dengan memantau
tandatanda vital;
Arus pasien harus cepat dan langsung menuju RS, harus ditentukan,
tempat tidur harus tersedia di IGD, OK, ruangan dan ICU.
30
Idea Nursing Journal Ardia Putra, dkk
7 Peran perawat di dalam Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek
posko pengungsian dan kesehatan sehari-hari.
posko bencana
Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian.
8 Peran perawat dalam fase Membantu masyarakat untuk kembali pada kehidupan normal
postimpact melalui proses konsultasi atau edukasi.
31
Idea Nursing Journal Vol. VI No. 1
32