Anda di halaman 1dari 8

REFLEKSI KASUS

“Depresi Berat dan Vaginismus”

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Mengikuti Program Pendidikan Klinik Ilmu
Kesehatan Jiwa RSUD dr Soedirman Kebumen

Disusun oleh :
Astalitha Lorel
16711028

Pembimbing :

dr. Primasari Pitaningsih Sp.KJ

PENDIDIKAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
RSUD DR SOEDIRMAN
KEBUMEN
2021
FORM REFLEKSI KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Nama Dokter Muda : Astalitha Lorel Tania NIM: 16711028


Stase : Ilmu Kesehatan Jiwa

Identitas Pasien
Nama / Inisial : Ny. S
Umur : 34 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosis/ kasus : Depresi berat dan vaginismus

Pengambilan kasus pada minggu ke : 2 luring


Jenis Refleksi : lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk
aspek ke-Islaman sifatnya wajib)
a. Ke-Islaman*
b. Etika/ moral
c. Medikolegal
d. Sosial Ekonomi
e. Aspek lain (Pengetahuan)

Form uraian
1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang
diambil ).
Deskripsi Kasus :
Pengambilan kasus dan wawancara dilakukan di poli jiwa RSJD dr. RM
Soedjarwadi Klaten pada minggu kedua luring.
Ny. S adalah pasien rawat jalan poli jiwa yang rutin kontrol. Pasien
merupakan anak pertama dari dua bersaudara, bekerja sebagai guru dan telah
menikah sejak 5 tahun yang lalu. Keluhan pertama pasien saat datang ke poli jiwa di
tahun 2018 adalah merasa tidak berguna dan belum bisa melakukan hubungan suami
istri sejak kurang lebih 2 tahun. Keluhan merasa tidak berguna tersebut disertai
dengan keluhan murung, tidak bersemangat, kurang tidur, mudah lelah dan terkadang
ingin bunuh diri. Sedangkan keluhan belum melakukan hubungan suami istri karena
saat dilakukan hubungan seksual, tubuh pasien menolak dan menunjukkan gejala
kejang, keringat dingin, sesak nafas hingga hubungan seksual tidak dilakukan dengan
alasan suami pasien tidak tega dengan kondisi pasien. Keluhan-keluhan tersebut
diobati ke dokter dan psikolog.
Saat ini pasien datang dengan keluhan banyak pikiran di kepala dan merasa
stres dengan kondisinya. Keluhan tersebut dirasakan sejak 7 hari sebelum datang ke
poli jiwa (12 April 2021). Keluhan disertai dengan rasa putus asa, ingin bunuh diri,
mudah lelah, capek pikiran, malu, kepercayaan diri berkurang, menurunnya minat
dan merasa tidak diberi kasih sayang oleh keluarganya. Menurut pasien, keluhan
tersebut muncul lagi karena terdapat peristiwa yang terjadi di keluarga besar yang
menyalahkan pasien akibat pasien belum pernah berhubungan seksual dengan suami
dan suami pasien ketahuan selingkuh lagi. Suami pasien melampiaskan kehidupan
seksualnya ke arah negatif misalnya berjudi, selingkuh, mabuk dengan alasan pasien
tidak melayaninya.
Pasien merupakan anak perempuan dan cucu pertama di keluarga. Sejak kecil
pasien diasuh oleh nenek hingga kelas 6 SD dan saat SMP diasuh oleh tante karena
kedua orang tua bekerja. Akibatnya pasien berkata jika dirinya kurang dekat dan
terbuka dengan orang tua serta adiknya. Selain itu, pasien juga merasa jika orang tua
tidak menghargai pasien, orang tua pasien lebih memihak ke adik, selalu memenuhi
permintaan adiknya dan lebih percaya dengan perkataan adiknya. Saat diasuh oleh
tante, pasien mengalami peristiwa traumatis yakni hubungan keluarga tantenya tidak
harmonis dan sering terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pengalaman
traumatis tersebut dan perasaan tidak dihargai oleh orang tua menyebabkan
munculnya perasaan tidak berguna, putus asa dan ingin bunuh diri. Saat usia 29
tahun, pasien belum menikah dan pasien didesak oleh ibunya untuk menikah.
Padahal, saat itu, pasien tidak memiliki keinginan untuk menikah. Hal ini
mengakibatkan pasien merasa terpaksa menikah.
Kehidupan pernikahan di awal tahun diwarnai dengan selisih paham dan
pasien-suami tidak bisa penetrasi. Lalu pasien dan suami memeriksakan diri ke
dokter kandungan terkait kondisinya, namun tidak ada perbaikan. Hingga pada tahun
2018, pasien pergi ke psikiater dan didiagnosis dengan vaginismus dan depresi berat.
2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus
WHO ttg kesehatan mental

Perceraian dan vaginismus

Vaginismus dan depresi


3. Refleksi dari aspek keislaman

Pedoman hidup utama umat muslim adalah Al quran dan As-Sunnah. Banyak
hikmah yang dapat dipetik dari berbagai kasus yang ada apabila kita dapat mengaitkan
dengan Al-qur’an dan as sunnah.

Allah SWT memberikan ujian ke makhluknya sesuai dengan batas kemampuan


makhluknya. Sebagai seorang muslim, kita harusnya memiliki sifat ikhlas, sabar dan
syukur dalam menghadapi cobaan yang terjadi dan tak lupa untuk banyak berdoa agar
cobaan segera berakhir.

Ikhlas merupakan hal pertama yang harus ditanamkan dan yakini dalam setiap
takdir yang Allah berikan kepada makhluk-Nya. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-
An’aam:59 “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di
lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula),
dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah
atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." Oleh
karena itu, sebagai makhluk-Nya, jika Allah telah berkehendak, kita harus ikhlas.

Sabar dalam hal ini bukan berarti pasrah, tetapi ikhtiar. Allah SWT berfirman
dalam QS. Al-Insyirah : 6, yang artinya : “Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada
kemudahan”. Berdasarkan ayat tersebut, kita harus yakin bahwa didalam cobaan ini
pasti ada hikmah yang besar yang Allah SWT ingin tunjukkan kepada kita. Sabar dan
ikhlas adalah poin penting yang wajib kita tanamkan dalam diri kita supaya kita tetap
husnudzon akan ketetapan Allah SWT. Seperti dalam firman Allah “Hai orang-orang
yang beriman ! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan Salat; sesungguhnya, Allah
beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. 2 / Al Baqarah : 154).

4. Refleksi aspek sosio-ekonomi


Pengetahuan masyarakat mengenai literasi keuangan seharusnya menjadi
makanan sehari-hari dalam hidup sehingga menjadi life skill yang perlu dimiliki oleh
setiap individu dalam menjalani kehidupan dalam jangka panjang. Pedagang
merupakan salah satu pekerjaan yang pendapatannya tidak menentu dan cenderung
tidak stabil.
Literasi keuangan adalah pedoman untuk mengelola keuangan serta metode
Referensi:
1. Al-Qur’an Karim. 2018. UII Press.

2. Chavez, S., Long, B., Koyfman, A., Liang, S.Y. 2020. Coronavirus Disease (COVID-
19): A Primer for Emergency Physicians. The American Journal of Emergency
Medicine
3. Christian, R. J., Komalasari, F., & Hadiansah, I. (2016). The Effect of Financial
Literacy and Attitude on Financial Management Behaviour and Satisfaction. Jurnal
Ilmu Administrasi dan Organisasi, 23, 140-146.
4. Lestari, Y.I., Nugroho P.S., Hubungan Tingkat Ekonomi dan Jenis Pekerjaan dengan
Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran Tahun 2019. Borneo Student
Research
5. Otoritas Jasa Keuangan. (2013). Diambil kembali dari Literasi Keuangan:
http://www.ojk.go.id
6. Sarki, A.M., Nduka, C.U., Stranges, S., Kandala, N.B., &Uthman, O.A.. Prevalence of
Hypertension in Low-and Middle-Income Countries: A Systemic Review and Meta-
Analysis. Medicine (Baltimore).2015;94(50):1959-1975
7. Tim Tempo. 2020. Pandemi COVID-19 Bikin Kunjungan Candi Borobudur Anjlok 3,3
Juta Wisatawan. https://travel.tempo.co/read/1419689/pandemi-covid-19-bikin-
kunjungan-candi-borobudur-anjlok-33-juta-wisatawan
8. Tim Tempo. 2020. Indonesia Resmi Resesi Ekonomi Minus 349 di Kuartal III 2020.
https://bisnis.tempo.co/read/1402495/indonesia-resmi-resesi-ekonomi-minus-349-di-
kuartal-iii-2020
9. World Health Organization Indonesia. 2020. Corona Virus Disease-19 Update.
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public
5. Umpan balik dari pembimbing

Magelang, 10 Maret 2021


TTD Dokter Pembimbing TTD Dokter Muda

Dr. dr. Sunarto, M.Kes Astalitha Lorel Tania, S.Ked

Anda mungkin juga menyukai