Anda di halaman 1dari 4

JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, April 2005, hal. 37-40 Vol. 3, No.

1
ISSN 1693-1831

Mekanisme Kerja ObatAntimalaria


SYAMSUDIN

Bagian Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Pancasila


Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 12640
Telp. (021)7864727, e-mail: syamsudin27@yahoo.com

Diterima 15 November 2004, Disetujui 21 Januari 2005

Abstract: Malaria remains the most devastating infectious parasitic disease, inflicting both death
and economic losses on at least halfthe world's population. Numerous attempts have been made to
control the disease using vector control measures and/or chemoprophylaxis. Antimalarial drugs have a
selective action on the different phases of the parasite life cycle. Mechanism of antimalarial drugs action
will be discussed in this article.

Key words: malaria, mechanism, action, antimalarial drugs

PENDAHULUAN MEKANISME AKSI ANTI MALARIA

Malaria masih merupakan masalah kesehatan di Antimalaria yang memiliki struktur dasar
dunia baik di negara-negara berkembang maupun di kuinolin yaitu kuinin, klorokuin, amodiakuin
negara-negara maju. Menurut Badan Kesehatan dan meflokuin(4). Untuk kelangsungan hidupnya
Dunia (World Organization Health = WHO) Plasmodium falciparum memerlukan zat makanan
sekitar 41 % penduduk dunia atau kurang lebih 2,3 yang diperoleh dengan cara mencema hemoglobin
miliar penduduk tinggal di daerah endemis yang dan vacuola makanan yang bersifat asam.
berisiko terinfeksi malaria. Sebanyak 300-500 juta Hemoglobin yang dicema selain menghasilkan asam
diantaranya terinfeksi malaria setiap tahunnya, dan amino yang menjadi nutrient bagi parasit, juga
diperkirakan 1,5 -2,7 juta meninggal per tahun menghasilkan zat toksik yang disebut
terutama balita, ibu hamil(l). Kondisi malaria di ferryprotoporphyrin (FP IX). Klorokuin dan
Indonesia tidakjauh berbeda dengan kondisi malaria antimalaria yang mengandung cincin quinolin lainnya
di dunia. Di pulau Jawa dan Bali tingkatan API membentuk kompleks dengan FP IX dalam vakuola.
(Annual Parasite Incidence) turun menjadi 0,06 per Kompleks obat-FP IX tersebut sangat toksik dan tidak
mil tahun 1995 dari 0,19 per mil tahun 1993. Di luar dapat bergabung membentuk pigmen. Toksin
pulau Jawa dan Bali kondisinya lebih memprihatinkan kompleks obat-FP IX meracuni vakuola menghambat
1agi, meskipun Annual Malaria Incidence (AMI) ambilan (intake) makanan sehingga parasit mati
menurun dari 20,3 per mil pada tahun 1993 menjadi kelaparan(5.6). Kompleks klorokuin-FP IX juga
19,13 per mil pada tahun 1995 (2). mengganggu permeabilitas membrane parasit dan
Dalam upaya pengendalian malaria, diperlukan pompa proton membrane. Mekanisme kerja yang
penanganan yang terpadu. Selain pengendalian lain adalah dengan berinterkelasi dengan DNA paras it
vector dengan insektisida diperlukan juga pengobatan dan menghambat DNA polimerase (kuinin).
radikal pada tiap kasus yang ditemukan.Kemo- Klorokuin juga bersifat bas a lemah sehingga,
profilaksis dan pengobatan terhadap kasus dan masuknya klorokuin ke dalam vakuola makanan yang
simtomatik dilaksanakan secara meluas untuk bersifat as am akan meningkatkan pH organel
mengurangi penderitaan yang ditimbulkan penyakit tersebut. Perubahan pH akan menghambat aktivitas
• • (3)
illl. aspartase dan cysteinase protease yang terdapat di
Obat antimalaria yang ideal adalah obat yang dalam vakuola makanan sehingga metabolisme
efektif terhadap semua jenis dan stadium paras it, parasit terganggu(l2).
menyembuhkan infeksi akut maupun laten, efek Tidak seperti kuinin dan aminokuinolin lainnya,
samping ringan dan toksisitas rendah. Obat meflokuin tidak berinterkelasi dengan ON A (9).
antimalaria dikelompokkan menurut rumus kimia dan Meflokuin bekerja dengan menghambat pengeluaran
efek atau cara kerja obat pada stadium parasit. (uptake) klorokuin pada sel yang terinfeksi,
http://www.univpancasila.ac.id 8/20
38 SYAMSUDIN Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia

PARASITE. F:'OD
1lACUOLE

MALARIA
PARASITE

PARASITE TARGE1ED
AMINO DI!RIVATIVE

. pH=1.4 ( (' pH-55

HN~'i'~ HN~'i''-'''' -.

CI
ill @/ - N CI
ill €JH +'i'
Momlm"" PetlMable I t-"- ']m,.;~',~;~ H I Momlm"" ImpetlMable I
••• •••
Gambar 1. Mekanisme aksi klorokuin dan golongan kuinolin(12).

mekanisme ini menerangkan efek antagonis dad merupakan analog dad p-aminobenzoat (PABA) dan
klorokuin dan meflokuin pada parasit yang sedang dihidrofolat reduktase inhibitorl1Z).
tumbuh. Meflokuin berinterferensi dengan transport Pada hewan tingkat tinggi folat didapati dari
hemoglobin dari eritrosit pada vacuola makanan di makanan (eksogen), sedangkan mikroorganisme
paras it. Meflokuin hanya mempengaruhi bentuk sintesis dihidrofolat sangat penting. Mekanisme ketja
aseksual dari parasit dan tidak mempengaruhi efek antagonis folat adalah dengan menghambat sintesis
pada bentuk ekso-eritrosit hati atau stadium folat. Seperti pada bakteri, plasmodium harus
gametosid(9,lZ). mensintesis asam folat de novo menggunakan
Antimalaria yang merupakan analog p- PABA sebagai metabolit yang penting. Asam folat
aminobenzoat dan dihidrofolat reduktase direduksi menjadi asam tetrahidrofolat oleh enzim
inhibitor (DHFR) yaitu sulfonamida dan dihidrofolat reduktase (DHFR).
pirimetamin atau trimetoprim. Jalur sintesis asam Senyawa sulfonamida dan inhibitor DHFR
folat merupakan salah satu dad target kerja obat- bekerja dengan menyebabkan hambatan sintesis
obat antimalaria. Sejumlah obat antimalaria asam tetrahidrofolat sehingga menghambat

Gambar 2. Mekanisme aksi antimalaria golongan sulfonamida dan


penghambatDHFR(1).

http://www.univpancasila.ac.id 8/20
Vol. 3, 2005 Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia 39

pertumbuhan plasmodium. Kombinasi pirimetamin menghancurkan komponen vital parasit sehingga


dan sulfadoksin, pirimetamin dan dapson, bekerja mati(II,16).
dengan cara ini.(7,8) Atovaquon. Mekanisme kerja atovaquon
Artemisin yaitu senyawa aktif yang terdapat sebagai antimalaria adalah menghambat elektron
di dalam Artemisia annua (Qing hao). transport di mitokondria dan mengganggu membran
Penggunaan Qing hao sebagai antimalaria pertama potensial mitokondria plasmodium(l3). Mitokondria
kali ditulis oleh Li Shizen di dalam Compendium of merupakan organel subseluler yang terdapat diluar
Materia Medica pada tahun 1596, namun isolasi inti. Organel ini memiliki dua membran, membran
senyawa aktifnya yaitu artemisin baru dilakukan sebelah luar dan membran sebelah dalam
tahun 1972(4). Artemisin adalah senyawa membentuk sejumlah lipatan yang menjorok ke
seskuiterpenlakton. Mekanisme kerjanya adalah matriks yang disebut krista, struktur ini berhubungan
dapat berinteraksi dengan ferriprotoporphyrin IX dengan aktivitas pemafasan, sebab protein yang
(heme) di dalam vakuola makanan parasit yang berperan di dalam transport elektron dan fosforilasi
bersifat asam dan menghasilkan spesies radikal yang oksidatifterikat pada membran sebelah dalam. DNA
bersifat toksik. Jembatan peroksida di dalam mitokondria dari Plasmodium terdiri dari 3 komponen
pharmacophore trioksan penting untuk aktivitas elektron transport yaitu: subunit 1 dan 3 sitokrom C
antimalarianya. Struktur jembatan peroksida pada oksidase dan apositokrom b(l3,16).
molekul artemis in dapat diputus oleh ion Fero yang Golongan lain adalah heparin, dekstran
berasal dari hemoglobin, menjadi radikal bebas yang sulfat, fucoidin, chondroitin sulfat. Mekanisme
sangat reaktif, sehingga dapat mematikan kerja yang lain adalah dengan menghambat proses
parasit(IO,ll,16). invasi plasmodium pada eritrosit. Paras it menginvasi
Artemisin dan derivatnya bekerja sebagai eritrosit melalui 4 tahap yaitu: perlekatan merozoit
skizontosid darah. Selama pertumbuhan dan dengan eritrosit, perubahan mendadak eritrosit yang
penggandaannya dalam sel darah merah, parasit terinfeksi, invaginasi membran eritrosit dimana
memakan dan menghancurkan sampai 80 persen sel parasit melekat dan selanjutnya pembentukan
hemoglobin inang dalam bagian ruang yang kantong merozoit dan terakhir penutupan kembali
dinamakan vakuola makanan. Ini akan melepaskan membran eritrosit disekeliling parasit. Setelah masuk
Fe2+-hem, yang teroksidasi menjadi Fe3+-hematin, kedalam eritrosit, merozoit bentuknya membulat dan
dan kemudian mengendap dalam vakuola makanan semua organelnya hilang. Parasit berada dalam
membentuk pigmen kristal disebut hemozoin. membran vakuola parasitophorous dan tampak
Efek antimalaria dari artemisin disebabkan oleh berbentuk cincin. Proses ini melibatkan ligan yang
masuknya molekul ini ke dalam vakuola makanan spesifik dan reseptotI4,15).
parasit dan kemudian berinteraksi dengan Fe2+-hem. Golongan antibiotika seperti Tetrasiklin,
Interaksi menghasilkan radikal bebas yang Klindamisin, dan Kloramfenikol bekerja dengan

inhibition of vascular protease by free heme

•-(.. ~.
Hemoglobin

I. formation complex
••

f!:.
globin


small pep tides

hem.e-t-2.~.I"'nhib~
-...
amino acid
•••
• O •

with heme Hb formatio~ Hemoglobin


,/'" t breakdown

--CC? .. "
C2?
- e'ndoper~xide
transient pool of free heme

a. Membrane damage
b. Alkylation of malarial protein
c. Hemolysis

t
parasite death

Gambar 3. Mekanisme aksi Artemisin dan golongannya(II).

http://www.univpancasila.ac.id 8/20
40 SYAMSUDIN Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia

menghambat sintesis protein dengan berikatan pada 7. Chwatt B, Black R, Canfield C, Cyde D, Peters,
ribosom 70 S dari mitokondria parasit sehingga Wernsdorfer. Chemotherapy of malaria. WHO
plasmodium tidak dapat mensintesis proteinnya Geneva; 1986. p.24-45.
8. Hall AP. Treatment of malaria in: chemotherapy and
sendiri sebagai akibatnya dapat menghambat
Immunology In the control of malaria, filariasis and
pertumbuhan plasmodium tersebut(12,16).
leishmaniasis. Nitya A: editor. Mc Graw-Hill
Publishing Company; 1986. p.59-75.
SIMPULAN 9. Pradines B, Alibert S, Houdoin C et al. In vitro increase
in chloroquine accumulation induced by
Beberapa target kerja obat antimalaria seperti dihydroethano and ethenoanthracene derivatives in
vakuola makanan plasmodium, mitokondria, enzim Plasmodium jalciparum- parasitized erythrocytes.
yang berperan di dalam proses metabolisme pada Antimicrobial Agents and Chemotherapy. 2002.
plasmodium, sitosol dan sintesis protein berperan di 46(7).
dalam kerja obat antimalaria. 10. Vyas N, Avery BA, Avery MA, and Wyandt CM.
Carrier-mediated partitioning of artemisinin into
Mekanisme kerja pada tingkat molekuler
Plasmodium jalciparum-Infected Erythrocytes.
diperlukan untuk mengetahui kerja antimalaria dan
Antimicrobial Agents and Chemotherapy. 2002. 46
untuk mengidentifIkasi target metabolik sebagai dasar
(I).
untuk pengembangan obat antimalaria. Obat 11. Pandey AV, Tekwani BL, Singh RL and Chauh VS.
antimalaria yang ideal adalah obat yang efektif Artemisin, an endoperoxide antimalarial disrupts the
terhadap semua jenis dan stadium parasit, hemoglobin catabolism and heme detoxification
menyembuhkan infeksi akut maupun laten, efek systems in malarial parasite. Journal of BioI Chern
samping ringan dan toksisitas rendah. 1999.274 (27).
12. Okpako DT. Principles of pharmacology. Cambridge
DAFTAR PUSTAKA University Press; 1991. p. 228-232.
13. Srivastava IK, Rottenberg H, and Vaidya AB.
Atovaquone, a broad spectrum antiparasitic drug,
1. WHO. The situation of malaria in the world. J Epid
collapses mitochondrial membrane potential in a
Week. 1977;72: 269-92.
malarial parasite. The American Society for
2. Abednego HM dan Suroso. Mosquito-borne
Biochemistry and Molecular Biology, Inc. 1997.
disease. status and control in Indonesia. National
272(14): 3961- 66.
Seminar on Mosquito-borne Disease By Molecular
14. Nugroho A, Tumewu W. Siklus hidup plasmodium
Approach. Yogyakarta: Pusat Kedokteran Tropis, FK
malaria. In: Malaria, Editor P.N.Harijanto. Penerbit
UGM; 1988.
Buku Kedokteran EGC; 2000.
3. Tjitra E. Manifestasi klinis dan pengobatan malaria.
15. Kisilevsky R, Crandall I, Szarek. WA. Bhat S, Tan C,
CerminDuniaKedokteran. 1944; 94:5-13.
Boudreau L, and Kevin C. Short-chain aliphatic
4. WHO. Tropical disease research. Malaria; 1985.
polysulfonates inhibit the entry of Plasmodium into
5. Fitch CD. Chloroquine resistance in malaria. Proc Natl
red blood cells. Antimicrobial Agents and
AcadSciUSA.1986;64: 1181-87.
Chemotherapy. 2002; 46: 2619-26.
6. Krogstat DJ, Gluzman IY, Kyle DE et al. Efflux of
16. Schlesinger P, Krogstad DJ, Herwald.Antimicrobial
chloroquine from Plasmodium jalciparum mechanism
agents: mechanisms of action. Antimicrobial Agents
of chloroquine resistance. Science. 1987; 238: 1283-
and Chemotherapy. 1988. 32(6): 793-98.
85.

http://www.univpancasila.ac.id 8/20

Anda mungkin juga menyukai