PEMERIKSAAN PSIKIATRIK
Penguji:
dr. Rh Budhi Mulijanto, Sp. KJ
Disusun Oleh :
Ferdy Arif Fadhilah
J510165008
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Pemeriksaan psikiatri merupakan suatu pemeriksaan yang mengkaji gejala-gejala
psikiatri dan riwayat psikiatri yang bertujuan untuk mempermudah dalam penegakan
diagnosis gangguan jiwa serta pemberian terapi yang tepat.
Pemeriksaan psikiatrik terdiri dari 2 bagian :
1. Riwayat (riwayat psikiatrik, medis dan keluarga)
2. Pemeriksaan status mental3
2
B. Riwayat Psikiatrik
Riwayat psikiatik adalah catatan mengenai kehidupan pasien. Riwayat tersebut
merupakan kisah hidup pasien yang diceritakan kepada psikiater dalam bahasa pasien
dari sudut pandangnya sendiri. Riwayat psikiatrik memberikan pemahaman mengenai
sifat hubungan dengan orang terdekat pasien dan mencakup semua orang yang penting
dalam hidupnya. Beberapa format riwayat psikiatrik yang standar dan dapat diterima
telah tersedia :
Tabel 1 Garis besar riwayat psikiatrik
I. Data Identitas
Rangkuman demografik mengenai pasien berdasarkan nama, usia, status
perkawinan, jenis kelamin, pekerjaan, bahasa, etnis, agama. 3
II. Keluhan Utama
Pernyataan pasien mengenai mengapa ia datang atau dibawa untuk
memperoleh bantuan. Penjelasan pasien, tak peduli betapa anehnya atau tidak
relevan harus dicatat menggunakan kata-kata pasien pada bagian keluhan utama. 3
III. Riwayat Penyakit Sekarang
Gambaran komperhensif dan kronlogis mengenai kejadian yang
mengarahkan ke peristiwa terkini dalam kehidupan pasien. Bagian riwayat ini
mungkin adalah yang paling membantu dalam menegakan diagnosis. 3 Meliputi:
A. Awitan
B. Faktor Pencetus
IV. Riwayat Penyakit Dahulu
Merupakan peralihan antara riwayat penyakit sekarang dengan riwayat
pribadi pasien (anamnesis). Episode penyakit terdahulu baik medis maupun
psikiatrik dijelaskan disini. Pencatatan riwayat medis meliputi episode trauma
kranioserebral, penyakit neurologis, tumor, gangguan epilepsi, mengidap
HIV/AIDS, riwayat kejang, episode kehilangan kesadaran, perubahan pola nyeri
kepala, perubahan penglihatan, episode kebingungan dan disorientasi, riwatan
pengguanaan obat narkotika dan alkohol. 3
A. Awitan
B. Faktor Pencetus
V. Riwayat Keluarga
Pernyataan singkat mengenai adanya penyakit, rawat inap dan tatalaksana
psikiatrik pada anggota keluarga dekat pasien harus di tuliskan pada bagian ini.
Adakah riwayat alkohol atau zat lain atau prilaku antisosial dalam keluarga?
Apakah pasien merasa anggota keluarganya bersifat suportif, acuh atau destruktif?
Apakah makna penyakit pasien bagi keluarga? Bagaimana sikap pasien terhadap
keluarga? 3
VI. Riwayat Pribadi (anamnesis)
Emosi dominan yang berkaitan dengan berbagai periode kehidupan
(contohnya yang menyakitkan, menyebabkan stress, atau menimbulkan konflik)
harus dicatat. 3
A. Pranatal dan perinatal
Meliputi situasi rumah, apakah pasien termasuk anak yang diinginkan,
adakah masalah selama kehamilan/kelahiran, emosi dan fisik ibu saat
melahirkan, masalah kesehatan ibu hamil, penggunaan obat dan alkohol saat
hamil. 3
B. Masa kanak-kanak awal (3 tahun)
Meliputi kebiasaan makan, diberi asi atau susu formula. Perkembangan
awal, berjalan, bicara, tumbuh gigi, bahasa, motorik, pola tidur, ansietas
perpisahan, pengasuh lain. Toilet training, usia, sikap orang tua, perasaan
mengenai hal itu. Gejala masalah prilaku, menghisap jempol, temper tantrum,
3
C. Status Mental
Pemeriksaan status mental merupakan bagian dari pengkajian klinis yang
mendeskripsikan keseluruhan observasi yang dilakukan oleh pemeriksa dan kesan yang
didapatkan dari pasien psikiatri saat dilakukan wawancara.4
Tabel 2 Status Mental
I. Deskripsi umum
A. Penampilan
Gambaran tentang penampilan pasien dan kesan fisik secara keseluruhan
yang dicerminkan oleh sikap, postur perawakan, pakaian, perawatan diri dan
dandanan. Hal lain yang perlu dinilai adalah apakah tampak sesuai usia, tampak
sehat atau sakit, tenang, bingung, tidak ramah, kekanak-kanakan. 4
B. Perilaku dan aktivitas psikomotor
tingkah laku saat wawancara (terdapatnya tik, stereotipi, mannerisme,
agitasi, melawan, hiper/hipoaktivitas, stupor, ekopraksi, rigiditas). 4
C. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif, bersahabat, penuh perhaatian, tertarik, blak-blakan, seduktif,
defensif, merendahkka, kebingungan, apatis, bermusuhan, suka melucu,
menyenangkan, suka mengelak, berhati-hati. 4
II. Gaya Bicara
Bicara adalah gagasan, pikiran, perasaan yang diekspresikan melalui bahasa.
Bagian ini adalah bagian dari laporan psikiatri yang menggambarkan karakteristik saat
pasien berbicara. Yang dinilai dalam hal bicara ini adalah baik dalam kuantitas maupun
kualitatifnya. Secara kuantitas yang dimaksud adalah dari jumlah pembicaraannya
apakah pasien banyak atau sedikit pembicaraan yang terjadi khususnya pasien,
sedangkan secara kualitas adalah dapat dilihat dari isi bicaranya, apakah memberikan
informasi yang banyak atau sedikit. Disamping itu juga perlu diperhatikan adanya
gangguan dalam berbicara misalnya : disartria, dypsoprody, gagap, gangguan pada
afasia ,dsb. 4
III. Mood dan Afek
A. Mood
Merupakan emosi yang menetap dan telah meresap yang mewarnai persepsi
orang tersebut mengenai dunia. Meliputi depersif, putus asa, mudah tersinggung,
cemas, marah, meluap-luap, euforik, hampa, bersalah, terpesona, sia-sia, rendah
diri, takut, bingung, labil. 4
B. Afek
Merupakan respon emosi pasien yang tersirat dari ekspresi wajah pasien,
5
Disini dinilai antara lain daya ingat pasien, pengetahuan pasien, gambaran
dia berpikir abstrak serta bagaimana kemampuan dia dalam menolong dirinya
sendiri. Disini seorang psikiatri dapat melakukan tes dengan cara memberikan
pertanyaan yang sederhana dan biasanya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
pasien. Dapat juga dilakukan tes IQ dengan bantuan psikiatri bila kita curigai
adanya gangguan pada perkembangan mental pada pasien tersebut. 4
F. Penalaran abstrak
Kemampuan untuk menangani konsep-konsep. Dapatkah pasien
menjelaskan persamaan apel dengan pir? (bisa persamaan lain), dapatkah
memahami suatu peribahasa. 4
VII. Impulsivitas
Apakah pasien mampu mengendalikan impuls seks, agresi dan impuls lainnya?
Ini penting untuk memastikan kesadaran pasien akan perilaku sosial yang pantas dan
merupakan ukuran potensi bahaya pasien terhadap dirinya sendiri dan orang lain. 4
VIII. Tilikan
Derajat kesadaran dan pengertian pasien bahwa mereka sakit.
- tilikan derajat 1 menyangkal bahwa dirinya sakit
- tilikan derajat 2 Mengakui dan menyangkal bahwa dirinya sakit pada saat yang
bersamaan.
- tilikan derajat 3 menyalahkan orang lain/faktor eksternal sebagai penyebab
sakitnya
- tilikan derajat 4 sadar bahwa sakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui
dalam dirinya
- tilikan derajat 5 sadar bahwa dirinya sakit tetapi tidak bisa menerapkan dalam
mengatasinya (tilikan intelektual)
- tilikan derajat 6 sadar bahwa dirinya sakit dan sudah bisa menerapkannya sampai
kesembuhannya (tilikan emosional sejati) 4
IX. Daya Nilai
Selama berlangsungnya pencatatan riwayat, psikiater harus mampu mengkaji
aspek kemampuan pasien untuk melakukan penilaian sosial. Apakah pasien memahami
kemungkinan akibat perilakunya? Apa yang dilakukan ketika ia mencium asap dalam
suatu gedung bioskop? 4
X. Reabilitas
Bagian ini merupakan penilaian dokter terhadap pada kebenaran dan kejujuran
pasien (dapat dipercaya/tidak dapat dipercaya). 4
BAB III
PENUTUP
1. Dewi AM., Wulan AJ. 2016. Skizofrenia Paranoid Remisi Parsial Pada Laki-Laki Usia
51Tahun. J Medula UNILA. 5(1):1-5
2. Snyderman D., Rovner BW. 2009. Mental Status Examination in Primary Care: A
review. American Family Physician. 80 (8):809-14
3. Sadock B., Sadock V. 2014. Kaplan &Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2.
Jakarta: EGC
4. Kaplan H., Sadock B., Grebb J. 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Jilid 1.
Jakarta: Binarupa Aksara
5. Nuhriawangsa I. 2004. Symptomatologi Psikiatri. Surakarta: Badan Penerbit Buku FK
UNS