Anamnesis Psikiatri
Pemeriksaan psikiatri terdiri dari dua bagian. Pertama, bagian riwayat (contohnya
riwayat psikiatri, medis, keluarga) yang mencakup deskripsi pasien tentang bagaimana gejala
episode kini terjadi, pengkajian episode dan terapi sebelumnya, deskripsi mengenai kondisi
medis saat ini dan dahulu, rangkuman masalah psikiatri serta terapi anggota keluarga, dan
riwayat pribadi pasien, yang mengungkapkan fungsi interpersonal dan adaptasinya dari waktu
ke waktu. Informasi riwayat diperoleh dari pasien tetapi dapat didukung informasi tambahan
dari anggota keluarga, dinas sosial rujukan, dokter yang sebelumnya menangani, serta rekam
medis lama. Bagian kedua pemeriksaan psikiatri, pemeriksaan status mental, secara sistematis
mengkaji fungsi kognitif dan emosi pasien saat wawancara dilakukan.
Riwayat psikiatri adalah catatan mengenai kehidupan pasien. Catatan ini memungkinkan
seorang psikiater memahami siapa diri pasien, dari mana ia berasal, dan ke arah mana
kecenderungan pasien di masa depan. Riwayat tersebut merupakan kisah hidup pasien yang
diceritakan ke psikiater dalam bahasa pasien dari sudut pandangnya sendiri. Sering kali,
riwayat juga mencantumkan informasi mengenai pasien yang diperoleh dari sumber lain,
seperti orang tua atau pasangannya merupakan hal yang esensial untuk menegakkan diagnosis
yang tepat serta memformulasikan rencana terapi yang spesifik dan efektif. Seperti telah
disebut di atas, riwayat psikiatri sedikit berbeda dengan riwayat medis atau riwayat bedah. Di
samping mengumpulkan data konkret dan faktual yang berhubungan dengan kronologi
pembentukan gejala serta dengan riwayat medis dan psikiatri, seorang psikiater harus berusaha
membuat suatu gambaran bayangan mengenai karakteristik kepribadian individual pasien,
termasuk kekuatan serta kelemahannya dari riwayat tersebut. Riwayat psikiatri memberikan
pemahaman mengenai sifat hubungan dengan orang terdekat pasien dan mencakup semua
orang yang penting dalam hidupnya. Biasanya dapat diperoleh gambaran yang cukup
menyeluruh mengenai perkembangan pasien sejak usia formatif dini hingga saat pemeriksaan.
A. Data Identitas
Data identitas mernberikan rangkuman demografik yang memadai mengenai pasien
berdasarkan nama, usia. Status perkawinan, jenis kelamin, pekerjaan, bahasa bila
menggunakan selain bahasa Inggris, latar belakang etnik dan agama selama masih
berkaitan, serta situasi kehidupan terkini. Informasi ini juga dapat mencakup tempat atau
situasi seperti apa saat wawancara berlangsung, sumber inforrnasi, tingkat kepercayaan
sumber informasi, dan apakah gangguan yang dialami saat ini merupakan episode pertama
bagi pasien. Psikiater harus mengetahui apakah pasien datang atas kemauannya sendiri,
dirujuk oleh orang lain, atau diantar oleh orang lain. Data identitas dimaksudkan untuk
memberikan gambaran kasar mengenai karakteristik pasien yang secara potensial penting
yang dapat memengaruhi diagnosis, prognosis, tatalaksana, dan kepatuhan.
B. Keluhan Utama
Keluhan utama, dalam bahasa pasien sendiri, menyatakan mengapa ia datang atau
dibawa untuk memperoleh bantuan. Keluhan ini harus dicatat bahkan apabila pasien tidak
dapat berbicara dan deskripsi mengenai orang yang memberikan informasi harus
disediakan. Penjelasan pasien, tak peduli betapa aneh atau tidak relevan, harus dicatat
menggunakan kata-kata pasien pada bagian keluhan utama. Individu lain yang hadir
sebagai sumber informasi nantinya dapat menceritakan versi mereka tentang kejadian saat
itu pada bagian riwayat penyakit sekarang.
D. Riwayat Keluarga
Pernyataan singkat tentang tiap penyakit psikiatrik, perawatan di rumah sakit, dan
pengobatan anggota keluarga dekat pasien harus dimasukkan di dalam bagian laporan ini.
Apakah terdapat riwayat penggunaan alkohol atau zat lain atau perilaku antisosial di dalam
keluarga? Di samping itu, riwayat keluarga harus memberikan gambaran tentang
kepribadian dan inteligensia dari orang-orang yang hidup di rumah pasien mulai dari masa
anak-anak sampai sekarang dan gambaran tentang berbagai rumah tangga yang tinggal di
rumah tersebut. Dokter psikiatrik harus juga menentukan peranan yang di mainkan tiap-tiap
orang dalam asuhan pasien dan hubungan sekarang dengan pasien. Bagaimana etnik,
kebangsaan, dan tradisi keagamaan keluarga? Informan selain pasien mungkin ada untuk
menyumbang riwayat keluarga, dan sumber tersebut harus ditulis di dalam catatan tertulis.
Sering kali, anggota. keluarga yang berbeda memberikan penjelasan yang berbeda tentang
orang dan peristiwa yang sama. Dokter psikiatrik harus menentukan sikap keluarga
terhadap dan wawasannya tentang penyakit pasien. Apakah pasien merasa bahwa ia
didukung, tidak dibedakan, destruktif? Bagaimana peranan sakit di dalam keluarga?
Pertanyaan lain yang memberikan informasi yang berguna di dalam bagian ini adalah:
Bagaimanakah sikap pasien terhadap orang tuanya dan saudara kandungnya? Dokter
psikiatrik harus meminta pasien untuk menggambarkan masing-masing anggota keluarga.
Siapa yang pertama kali disebutkan oleh pasien? Siapa yang tidak disebutkan pasien? Apa
yang dilakukan masing-masing orangtua untuk penghidupan? Apa yang dilakukan saudara
kandung? Bagaimana hal tersebut dibandingkan dengan apa yang dilakukan pasien
sekarang, dan bagaimana perasaan pasien tentang hal itu? Siapa yang dirasakan oleh pasien
bahwa ia paling disukai di dalam keluarga dan mengapa?
E. Riwayat Pribadi
Riwayat prenatal dan perinatal.
Dokter psikiatrik mempertimbangkan sifat situasi rumah di mana pasien dilahirkan dan
apakah pasien direncanakan dan diinginkan untuk dilahirkan. Apakah terdapat masalah
dengan kehamilan dan persalinan ibu? Apakah terdapat bukti-bukti cacat atau cedera saat
kelahiran? Bagaimana keadaan emosional dan fisik ibu saat pasien lahir? Apakah terdapat
masalah kesehatan ibu selama kehamilan? Apakah ibu menggunakan alkohol atau zat lain
selama kehamilannya?
Masa kanak-kanak awal (sejak lahir sampai usia 3 tahun).
Periode masa kanak-kanak awal terdiri dari tiga tahun pertama kehidupan pasien.
Kualitas interaksi ibu-anak selama pemberian makanan dan latihan toilet adalah penting.
Sering kali dimungkinkan untuk mempelajari apakah anak mempunyai masalah di bidang
tersebut. Gangguan awal di dalam pola tidur dan tanda tidak terpenuhinya kebutuhan,
seperti membantingkan kepala atau mengguncangkan tubuh, memberikan petunjuk tentang
kemungkinan penyimpangan, atau ketidakmampuan perkembangan maternal. Di samping
itu, dokter psikiatrik harus mendapatkan riwayat keteguhan manusia selama tiga tahun
pertama. Apakah terdapat penyakit psikiatrik atau medis pada orangtua yang mungkin
mempengaruhi interaksi orangtua-anak? Apakah orang selain ibu merawat pasien? Apakah
pasien menunjukkan masalah kecemasan akan perpisahan atau kecemasan terhadap orang
asing yang berlebihan selama periode awal? Saudara kandung pasien dan perincian
hubungan pasien dengan mereka harus digali. Kepribadian yang tampak pada anak juga
merupakan masalah yang penting. Apakah anak pemalu, tidak dapat diam, overaktif,
menarik diri, senang belajar, senang bepergian, takut-takut, atletik, ramah? Dokter harus
mencari data tentang peningkatan kemampuan anak untuk berkonsentrasi, untuk
menoleransi frustrasi, dan untuk menahan kegembiraan. Minat anak untuk peran aktif atau
pasif di dalam permainan fisik harus juga dicatat. Apa yang merupakan permainan atau
mainan kesukaan anak? Apakah anak lebih suka bermain sendirian, dengan anak lain, atau
tidak sama sekali? Apa yang merupakan ingatan anak yang paling awal? Apakah terdapat
mimpi atau fantasi yang rekuren selama periode tersebut? Suatu ringkasan dari bidang-
bidang yang penting dijelaskan seperti berikut ini:
1. Kebiasaan makan: minum ASI atau susu botol, masalah makan.
2. Perkembangan awal: berjalan, berbicara, pertumbuhan gigi, perkembangan bahasa,
perkembangan motorik, tanda kebutuhan yang tidak terpenuhi, pola tidur, ketetapan
objek, kecemasan pada orang asing, penyimpangan maternal, kecemasan akan
perpisahan, pengasuh lain di rumah.
3. Toilet training: usia, sikap orangtua, perilaku tentang hal ini
4. Gejala masalah perilaku: mengisap ibu jari, temperamen pemarah, tiks, menubrukkan
kepala, mengguncang, "night terrors", mengompol atau defekasi saat tidur, menggigit
jari, masturbasi yang berlebihan.
5. Kepribadian saat anak-anak: pemalu, tidak dapat diam, overaktif, menarik diri,
persisten, senang keluar, takut-takut, atletik, ramah; pola permainan.
6. Mimpi atau fantasi awal atau rekuren
a. Masa anak-anak pertengahan (usia 3 tahun sampai 11 tahun).
Di dalam bagian ini dokter psikiatrik dapat memusatkan pada subjek penting
seperti identifikasi jenis kelamin, hukuman yang digunakan di rumah, dan siapa
yang menegakkan disiplin dan mempengaruhi pembentukan suara hati awal.
Dokter psikiatrik harus menanyakan tentang pengalaman sekolah awal dari pasien,
khususnya bagaimana pasien pertama kali menoleransi perpisahan dari ibunya.
Data tentang persahabatan pasien yang pertama kali dan hubungan pribadi adalah
bermanfaat. Dokter psikiatrik harus mengidentifikasi dan menetapkan jumlah dan
keakraban teman-teman pasien, menggambarkan apakah pasien mengambil peran
sebagai pemimpin atau pengikut, dan menggambarkan popularitas sosial pasien dan
peran serta di dalam aktivitas kelompok atau gerombolan. Apakah anak mampu
untuk bekerja sama dengan teman sebayanya, bersikap adil, mengerti dan
mematuhi aturan, dan mengembangkan suara hati awal? Pola awal tentang
ketegasan, impulsivitas, agresi, pasivitas, kecemasan, atau perilaku antisosial
timbul di dalam suasana hubungan sekolah. Riwayat pelajaran membaca pasien dan
perkembangan keterampilan intelektual dan motorik lainnya adalah penting.
Riwayat gangguan belajar, penanganannya, efeknya pada anak adalah mempunyai
kepentingan khusus. Adanya mimpi buruk, fobia, ngompol, menimbulkan
kebakaran, kekejaman pada binatang, dan masturbasi yang berlebihan harus juga
digali
b. Masa anak- anak akhir (pubertas sampai masa remaja).
Selama masa anak-anak akhir, orang mulai untuk mengembangkan kemandirian
dari orangtuanya melalui hubungan dengan teman sebaya dan di dalam aktivitas
kelompok. Dokter psikiatrik harus berusaha untuk menentukan nilai kelompok
sosial pasien dan menentukan siapa tokoh yang diidealkan oleh pasien. Informasi
tersebut memberikan petunjuk yang penting tentang citra diri yang diidealkan
pasien.
Penggalian lebih lanjut diindikasikan tentang riwayat sekolah pasien, hubungan
dengan guru, pelajaran dan minat yang paling disukai pasien, baik di sekolah
maupun di bidang ekstrakurikuler. Dokter psikiatrik harus bertanya tentang peran
serta pasien di dalam olahraga dan kegemaran dan bertanya tentang adanya
masalah emosional atau fisik yang mungkin pertama kali tampak selama fase ini.
Contoh jenis pertanyaan yang sering kali diajukan adalah: Bagaimana perasaan
identitas pribadi pasien? Berapa beratnya penggunaan alkohol atau zat lainnya?
Apakah pasien aktif secara seksual, dan bagaimana kualitas hubungan seksualnya?
Apakah pasien interaktif dan terlibat dengan teman sebaya dan sekolah, atau
apakah pasien terkucil, menarik diri, dianggap sebagai aneh oleh orang lain?
Apakah pasien mempunyai harga diri yang utuh, atau apakah terdapat bukti
kebencian terhadap diri sendiri yang berlebihan? Bagaimana citra tubuh pasien?
Apakah terdapat episode bunuh diri? Apakah terdapat masalah di sekolah, termasuk
pembolosan yang berlebihan? Bagaimana pasien menggunakan waktu pribadi.
Bagaimana perasaan tentang perkembangan karaknya? Bagaimana hubungan
dengan orangtua? teristik seks sekunder? Bagaimana respons terhadap menarche?
Bagaimana sikap terhadap kencan, petting, keramaian, pesta, dan permainan seks?
Satu cara untuk menyusun sejumlah besar informasi yang bermacam-macam
adalah dengan memecah masa anak-anak lanjut ke dalam subkelompok perilaku
(sebagai contoh, hubungan sosial. riwayat sekolah, kogni dan motorik, masalah
emosional dan fisik, dan seksualitas), Seperti yang dijelaskan dibawah ini:
HUBUNGAN SOSIAL. Sikap terhadap saudara kandung dan teman bermain,
jumlah dan keakraban dengan teman, pemimpin atau pengikut, popularitas sosial,
peran serta di dalam aktivitas kelompok atau gerombolan, tokoh yang diidealkan,
pola agresi, pasivitas, kecemasan, perilaku antisosial.
RIWAYAT SEKOLAH. Berapa jauh pasien maju, penyesuaian dengan sekolah,
hubungan dengan guru-kesayangan guru atau memberontakpelajaran atau minat
yang disukai, kemampuan atau bakat tertentu, aktivitas ekstrakurikuler, olahraga,
kegemaran, hubungan masalah atau gejala dengan tiap periode sosial.
PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN MOTORIK. Belajar untuk membaca dan
keterampilan intelektual dan motorik lainnya, disfungsi otak minimal,
ketidakmampuan belajar-penatalaksanaan dan efeknya pada anak
MASALAH EMOSIONAL DAN FISIK. Mimpi buruk, fobia, masturbasi,
ngompol, melarikan diri, pelanggaran, merokok, pemakaian alkohol atau obat-
obatan, anoreksia, bulimia, masalah berat badan, perasaan inferioritas, depresi, ide
dan usaha bunuh diri.
SEKSUALITAS
a. Keingintahuan awal, masturbasi infantil, permainan seks.
b. Mendapatkan pengetahuan seksual, sikap orangtua terhadap seks, pelecehan
seksual.
c. Onset pubertas, perasaan tentang hal tersebut, jenis persiapan, perasaan tentang
menstruasi, perkembangan karakteristik seks sekunder.
d. Aktivitas seksual masa remaja: keramaian, pesta, kencan, petting, masturbasi,
mimpi basah (nocturnal emissions) dan sikapnya terhadap hal tersebut.
e. Sikap terhadap jenis kelamin berlawanan: takut-takut, malu, agresif, kebutuhan
untuk mempengaruhi, menggoda, penaklukan seksual, kecemasan.
f. Praktik seksual: masalah seksual, parafilia, pelacuran Sedanded hebbd.
g. Orientasi seksual: pengalaman homoseksual dengan remaja heteroseksual dan
homoseksual, masalah identitas jenis kelamin, harga diri.
MASA DEWASA
GAMBARAN UMUM
a. Penampilan
Hal ini adalah suatu gambaran tentang penampilan pasien dan kesan fisik secara
keseluruhan yang disampaikan kepada dokter psikiatrik, seperti yang dicerminkan dari
postur, ketenangan, pakaian, dan dandanan. Jika pasien tampaknya kacau, dokter dapat
bertanya, "Apakah seseorang pernah memberi komentar tentang bagaimana Anda
kelihatan?" "Dapatkah Anda membantu saya untuk mengerti beberapa pilihan yang Anda
ambil dalam bagaimana Anda kelihatan?"Contoh hal-hal di dalam kategori penampilan
adalah jenis tubuh, postur, ketenangan, pakaian, dandanan, rambut, dan kuku. Istilah umum
yang digunakan untuk menggambarkan penampilan adalah tampak sehat, sakit, agak sakit,
seimbang, kelihatan tua, kelihatan muda, kusut, seperti anak-anak, dan kacau. Tanda
kecemasan dicatat: tangan yang lembab, keringat pada dahi, postur tegang, mata lebar.
b. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Kategori ini dimaksudkan pada aspek kuantitatif maupun kualitatif dari perilaku
motorik pasien. Yang termasuk di dalamnya adalah manerisme, tiks, gerakan isyarat,
kedutan, perilaku stereotipik, echopraxia, hiperaktivitas, agitasi, melawan, fleksibilitas,
rigiditas, cara berjalan, dan ketangkasan. Kegelisahan, meremas-remas tangan, melangkah,
dan manifestasi fisik lainnya harus digambarkan. Retardasi psikomotor atau perlambatan
pergerakan tubuh secara umum harus dicatat. Tiap aktivitas yang tidak bertujuan, tidak
berarti harus digambarkan.
c. Sikap terhadap pemeriksa
Sikap pasien terhadap pemeriksa dapat digambarkan sebagai bekerja sama, bersahabat,
penuh perhatian, tertarik, datar, menggoda, bertahan, merendahkan, kebingungan, apatis,
bermusuhan, bermain-main, menyenangkan, mengelak, atau berlindung; tiap kata sifat
lainnya dapat digunakan. Tingkat rapport yang ditegakkan harus dicatat.
a. Mood
Mood didefinisikan sebagai emosi yang meresap dan terus-menerus yang mewarnai
persepsi seseorang akan dunia. Dokter psikiatrik berkepentingan tentang apakah pasien
mengatakan secara sukarela tentang perasaan atau apakah perlu untuk meminta pasien
mengatakan apa yang dirasakannya. Pernyataan tentang mood seorang pasien harus
memasukkan kedalaman, intensitas, lama, dan fluktuasinya. Kata sifat yang sering
digunakan untuk menggambarkan mood adalah depresi, kecewa, mudah marah, cemas,
marah, meluap-luap, euforik, kosong, bersalah, terpesona, sia-sia, merendahkan diri sendiri,
ketakutan, dan membingungkan. Mood mungkin labil, berarti bahwa mood berfluktuasi
atau berubah dengan cepat antara hal-hal yang ekstrem (sebagai contoh, tertawa terbahak-
bahak dan meluap-luap pada satu waktu, menangis dan kecewa pada waktu selanjutnya).
b. Afek
Afek dapat didefinisikan sebagai respons emosional pasien yang tampak. Afek adalah
apa yang disimpulkan oleh pemeriksa dari ekspresi wajah pasien, termasuk jumlah dan
macam perilaku ekspresif. Afek mungkin sejalan dengan mood atau tidak sejalan. Afek
digambarkan sebagai dalam rentang normal, terbatas, tumpul, atau datar. Di dalam rentang
afek yang normal, terdapat variasi dalam ekspresi wajah, irama suara, penggunaan tangan,
dan pergerakan tubuh. Jika afek terbatas, terdapat penurunan jelas di dalam rentang dan
intensitas ekspresi. Demikian juga, pada afek yang tumpul, ekspresi emosional menurun
lebih jauh. Untuk mendiagnosis afek datar, dokter harus tidak menemukan tanda ekspresi
afektif, suara pasien harus monoton, wajah harus imobil. "Tumpul," "datar," dan "terbatas"
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kedalaman emosi yang dapat dilihat;
depresi, bangga, marah, ketakutan, cemas, bersalah, euforik, dan meluap-luap adalah istilah
yang digunakan untuk menggambarkan mood tertentu. Dokter psikiatrik harus
memperhatikan kesulitan pasien dalam memulai, mempertahankan, atau mengakhiri suatu
respons emosional.
KESESUAIAN
Kesesuaian respons emosional pasien dapat dipertimbangkan di dalam konteks masalah
subjektif yang didiskusikan pasien. Pasien dengan waham yang menggambarkan penyiksaan
mungkin menjadi marah atau ketakutan tentang pengalaman yang mereka percaya terjadi pada
mereka. Kemarahan atau ketakutan di dalam konteks tersebut adalah suatu ekspresi yang
sesuai. Beberapa dokter psikiatrik telah menggunakan istilah "ketidaksesuaian afek" untuk
suatu kualitas. respons yang ditemukan pada beberapa pasien skizofrenia, di mana afek pasien
tidak sejalan dengan apa yang dikatakan oleh pasien (sebagai contoh, afek yang datar sambil
berbicara tentang dorongan pembunuhan).
BICARA
Bagian laporan ini menggambarkan karakteristik fisik dari berbicara. Bicara dapat
digambarkan di dalam kuantitasnya, kecepatan produksi bicara, dan kualitasnya. Pasien
mungkin digambarkan sebagai senang berbicara, suka mengomel, fasih, pendiam, tidak
spontan, atau berespons normal terhadap petunjuk dari pewawancara. Bicara mungkin cepat
atau lambat, tertekan, ragu-ragu, emosional, dramatik, monoton, keras, berbisik,
bersambungan, terputus-putus, atau mengomel. Gangguan bicara, seperti tergagap-gagap,
dimasukkan di dalam bagian ini. Irama yang tidak biasanya (disebut dysprosody) dan adanya
penekanan yang mungkin ditemukan harus dicatat. Apakah pasien berbicara secara spontan
atau tidak?
GANGGUAN PERSEPSI
Gangguan persepsi, seperti halusinasi dan ilusi, mungkin dialami berkenaan dengan diri
sendiri atau lingkungan. Sistem sensoris yang terlibat (sebagai contoh, auditorius, visual,
olfaktorius, atau taktil) dan isi pengalaman ilusi atau halusinasi harus digambarkan. Keadaan
terjadinya tiap pengalaman halusinasi adalah penting, karena halusinasi hipnagogik (terjadi
saat orang jatuh tertidur) dan halusinasi hipnopompik (terjadi saat orang terbangun) adalah
mempunyai kepentingan yang jauh lebih kecil dibandingkan jenis halusinasi lainnya.
Halusinasi mungkin juga terjadi dalam waktu tertentu dari stres pada pasien individual.
Perasaan depersonalisasi dan derealisasi (perasaan ekstrem terlepasnya dari diri seseorang atau
lingkungan) adalah contoh lain gangguan persepsi. Kesemutan (formication), perasaan adanya
kutu berjalan-jalan pada atau di bawah kulit, ditemukan pada kokainisme.
Contoh pertanyaan yang digunakan untuk mengungkapkan pengalaman halusinasi adalah:
Apakah Anda pernah mendengar suara atau bunyi lain yang tidak dapat didengar oleh orang
lain atau saat tidak ada orang lain di sekitar Anda? Apakah Anda mengalami adanya sensasi
aneh pada tubuh Anda yang tampaknya tidak dialami oleh orang lain? Apakah Anda pernah
mempunyai penglihatan atau melihat sesuatu yang tampaknya tidak dilihat orang lain?
PIKIRAN
Pikiran dibagi menjadi proses (atau bentuk) dan isi. Proses dimaksudkan sebagai cara di
mana seseorang menyatukan gagasan dan asosiasi, yaitu bentuk di mana seseorang berpikir.
Proses atau bentuk pikiran mungkin logis dan koheren atau sama sekali tidak logis dan bahkan
tidak dapat dimengerti. Isi pikiran dimaksudkan pada apa yang sesungguhnya dipikirkan oleh
seseorang: gagasan, keyakinan, preokupasi, obsesi. Tabel 7.1-6 menuliskan gangguan umum
dari berpikir, dibagi menjadi proses dan isi.
a. Proses berpikir (bentuk pikiran)
Pasien mungkin memiliki ide yang terlalu melimpah atau kemiskinan ide. Mungkin
terjadi berpikir yang cepat, yang, di dalam keadaan ekstrem, disebut flight of ideas. Seorang
pasien mungkin menunjukkan berpikir yang lambat atau ragu-ragu. Pikiran mungkin tidak
jelas atau kosong. Apakah pasien menjawab dengan segera setelah pertanyaan diajukan, dan
apakah pasien mempunyai kemampuan untuk berpikir yang diarahkan oleh tujuan? Apakah
respons adalah relevan atau tidak relevan? Apakah terdapat hubungan sebab akibat yang
jelas dalam penjelasan pasien? Apakah pasien mempunyai asosiasi longgar (lose
association) (sebagai contoh, apakah ide yang diekspresikan tampaknya tidak berhubungan
atau berhubungan secara aneh)? Gangguan kontinuitas pikiran adalah termasuk pertanyaan
yang tangensial, sirkumstansialitas, melantur, mengelak-elak, dan gigih. Hambatan adalah
terputusnya alur pikiran sebelum ide diselesaikan; pasien mungkin menyatakan suatu
ketidakmampuan untuk mengingat apa yang telah dikatakan atau akan dikatakan.
Sirkumstansialitas menyatakan hilangnya kemampuan berpikir yang diarahkan oleh tujuan
(goal-directed thinking); di dalam proses menjelaskan suatu data, pasien memasukkan
banyak perincian yang tidak relevan dan komentar yang disisipkan tetapi akhirnya kembali
ke titik awal. Tangensialitas adalah suatu gangguan di mana pasien kehilangan urutan
pembicaraan dan mengikuti pikiran tangensial yang distimulasi oleh berbagai stimuli
eksternal yang tidak relevan dan tidak pernah kembali ke titik awal. Gangguan proses
berpikir mungkin dicerminkan oleh hubungan pikiran yang inkoheren (membingungkan)
atau tidak dapat dimengerti (kata yang campur aduk; word salad), clang association (asosiasi
dengan bersajak), permainan kata-kata (punning) (asosiasi dengan arti ganda), dan
neologisme (kata-kata baru yang diciptakan oleh pasien melalui kombinasi atau kondensasi
kata lain).
b. Isi pikiran
Gangguan isi pikiran adalah termasuk waham, preokupasi (yang mungkin melibatkan
penyakit pasien), obsesi ("Apakah gagasan yang Anda miliki mengganggu atau
berulangulang?"), kompulsi ("Apakah ada hal yang Anda kerjakan berulang-ulang, secara
berulang?" "Apakah ada hal yang harus Anda lakukan dalam cara atau urutan tertentu, dan
jika tidak dilakukan dengan cara tersebut, Anda harus mengulanginya?" "Apakah Anda
mengetahui mengapa Anda mengerjakan hal dengan cara tersebut?"), fobia, rencanarencana,
tujuan, gagasan berulang tentang bunuh diri atau membunuh, gejala hipokondriakal, dan
dorongan antisosial spesifik. Apakah pasien mempunyai pikiran untuk membahayakan
dirinya sendiri? Apakah terdapat rencana? Kategori utama gangguan isi pikiran adalah
waham. Waham mungkin sesuai dengan mood (mood-congruent) (berhubungan dengan
mood yang tertekan atau melambung) atau tidak sesuai dengan mood (moodincongruent).
Waham adalah keyakinan yang salah dan terpaku yang tidak berhubungan dengan latar
belakang kultural pasien. Isi dari sistem waham harus digambarkan, dan dokter psikiatrik
harus berusaha untuk memeriksa susunannya dan keyakinan pasien akan keabsahan waham.
Cara waham mempengaruhi kehidupan pasien sebaiknya digambarkan di riwayat penyakit
sekarang. Waham mungkin kacau dan mungkin melibatkan keyakinan tentang kontrol
eksternal. Waham mungkin mempunyai tema yang persekutorik atau paranoid, kebesaran,
cemburu, somatik, bersalah, nihi influence harus juga digambarkan. Contoh dari ideas of
reference adalah keyakinan bahwa televisi atau radio berbicara kepada atau tentang
seseorang. Contoh dari ideas of influence adalah listik, atau erotik. Ideas of reference
keyakinan yang melibatkan orang lain atau tenaga lain yang mengontrol suatu aspek dari
perilaku seseorang.
PENGENDALIAN IMPLUS
Apakah pasien mampu untuk mengendalikan impuls seksual, agresif, dan impuls lainnya?
Suatu pemeriksaan pengendalian impuls adalah penting dalam memastikan kesadaran pasien
tentang perilaku yang sesuai secara sosial dan suatu pengukuran tentang kemungkinan bahaya
pasien bagi dirinya sendiri atau orang lain. Beberapa pasien mungkin tidak mampu untuk
mengendalikan impuls sekunder karena gangguan kognitif, serta gangguan psikotik sekunder
lainnya, sebagai akibat defek kronis yang karakteristik, seperti yang terlihat pada gangguan
kepribadian. Pengendalian impuls dapat diperkirakan dari informasi dalam riwayat pasien
sekarang dan dari perilaku yang diobservasi selama wawancara.
RELIABILITAS
Bagian status mental dari laporan menyimpulkan kesan dokter psikiatrik terhadap
reabilitas
pasien dan kemampuan untuk melaporkan situasi. nya dengan akurat. Bagian ini memasukkan
suatu perkiraan kesan dokter psikiatrik pada kebenaran atau kejujuran pasien. Sebagai contoh,
jika pasien terbuka tentang penyalahgunaan zat secara aktif dan bermakna atau tentang
keadaan yang diketahui pasien dapat mencerminkan kejahatan (sebagai contoh, masalah
hukum), dokter psikiatrik dapat memperkirakan kejujuran pasien adalah baik.
DIAGNOSIS
Klasifikasi diagnostik dibuat menurut edisi keempat American Psychiatric Association's
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV). DSM-IV menggunakan
suatu skema klasifikasi multiaksial yang terdiri dari lima aksis, masing-masing harus
dicantumkan dalam diagnosis.
Aksis I terdiri dari semua sindrom klinis (sebagai contoh, gangguan mood, skizofrenia,
gangguan kecemasan umum) dan kondisi lain yang mungkin merupakan pusat perhatian klinis.
Aksis II terdiri dari gangguan kepribadian dan retardasi mental.
Aksis III terdiri dari tiap penyakit medis (sebagai contoh, epilepsi, penyakit kardiovaskular,
penyakit gastrointestinal, gangguan endokrin).
Aksis IV dimaksudkan pada masalah psikologis dan lingkungan (sebagai contoh, perceraian,
cedera, kematian orang yang dicintai) yang relevan dengan penyakit.
Aksis V berhubungan dengan penilaian global fungsi yang ditunjukkan oleh pasien selama
wawancara (sebagai contoh, fungsi sosial, pekerjaan, dan psikologis); digunakan skala ranking
yang berurutan dari 100 (berfungsi superior) sampai 1 (fungsi sangat terganggu).
PROGNOSIS
Prognosis adalah suatu pendapat tentang kemungkinan perjalanan segera dan di masa
datang, tingkat, dan akibat gangguan. Faktor prognosis yang baik dan buruk, seperti yang telah
diketahui, dituliskan.
FORMULASI PSIKODINAMIKA
Formulasi psikodinamika adalah suatu ringkasan dari pengaruh psikologis yang diajukan
pada atau menyebabkan gangguan pasien; pengaruhpengaruh dalam kehidupan pasien yang
berperan dalam penyakit sekarang; faktor lingkungan dan kepribadian yang relevan dalam
menentukan gejala pasien dan bagaimana pengaruh-pengaruh tersebut telah berinteraksi
dengan susunan genetika, temperamental, dan biologis pasien; tujuan primer dan sekunder.
Suatu garis besar tentang mekanisme pertahanan utama yang digunakan harus dituliskan.
ANJURAN-ANJURAN
Dalam menyusun rencana pengobatan, dokter harus mencatat apakah pasien membutuhkan
pengobatan psikiatrik pada saat itu dan, jika demikian, pada masalah dan gejala sasaran mana
pengobatan ditujukan, jenis pengobatan atau kombinasi pengobatan mana yang harus diterima
oleh pasien, dan lingkungan pengobatan mana yang tampaknya paling sesuai. Sebagai contoh,
pemeriksa menilai peranan medikasi, pengobatan rawat jalan atau rawat inap, frekuensi sesi,
kemungkinan lama. terapi, dan jenis psikoterapi (terapi individu, kelompok, atau keluarga).
Tujuan spesifik dari pengobatan dicatat. Jika dianjurkan perawatan di rumah sakit, dokter harus
menyebutkan alasan perawatan di rumah sakit tersebut, jenis perawatan yang diindikasikan,
dan mendesaknya kebutuhan pasien untuk dirawat, dan kemungkinan lama perawatan rawat
inap. Dokter harus memperkirakan lamanya pengobatan. Jika baik pasien maupun anggota
keluarga tidak mau menerima anjuran pengobatan dan dokter berpikir bahwa penolakan
tersebut dapat mempunyai akibat yang serius, pasien (atau orangtua atau penjaganya) harus
menandatangani suatu pernyataan bahwa anjuran pengobatan telah ditolak.