Anda di halaman 1dari 45

MEC 101

PENGETAHUAN DASAR KEDOKTERAN

Buku Skills Lab Mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Jakarta
2019
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Buku Skills Lab Mahasiswa Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran


(MEC 101) ini telah disahkan oleh :

Jakarta, 10 Juli 2019

i
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

DAFTAR ISI

Pernyataan Persetujuan ......................................................................................... i


Daftar Isi ......................................................................................................... ii

Skills Lab 1 : Keterampilan Komunikasi Interpersonal Berbasis Beda Karakter 1

Modul Praktikum : Pedoman Praktikum Mikroskop ......................................... 12

Modul Kunjungan Lapangan : Pengantar Sistem Kesehatan dan Upaya


Pencegahan Penyakit di Layanan Primer .......................................................... 19

Fasilitas .............................................................................................................. 39

ii
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

Skills Lab 1
Keterampilan Komunikasi Interpersonal Berbasis
Beda Karakter
Dr.dr. Surilena, Sp.KJ(K)
Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa & Perilaku – FKIK Unika Atma Jaya

1. Latar Belakang
Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini memiliki dua hakekat. Pertama manusia
merupakan makhluk individu dan yang kedua manusia merupakan makhluk sosial. Manusia
sebagai makhluk individu, memiliki kehidupan pribadi yang dapat dibangun, diatur, dan
dikendalikan oleh manusia itu sendiri tanpa adanya peran dan pengaruh dari manusia lain, tetapi
manusia tidak bisa selamanya hidup sendiri dan hanya mengandalkan kemampuannya sendiri.
Manusia selalu membutuhkan orang lain dalam hidupnya, oleh karenanya manusia disebut juga
sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial harus dapat berinteraksi dengan orang
lain yang ada di sekitarnya, dengan adanya suatu interaksi yang baik diharapkan dapat tercipta
suatu hubungan interpersonal yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi menjadi
sangat penting dalam berinteraksi karena komunikasi merupakan dasar dari semua interaksi
sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Komunikasi adalah proses pengiriman pesan dari pengirim kepada penerima pesan
sehingga terjadi pemahaman yang sama dan seimbang. Bila tidak terjadi pemahaman yang sama
maka tidak terjadi komunikasi atau komunikasi gagal. Agar supaya komunikasi berhasil maka
perlu proses pembelajaran atau pelatihan ketrampilan berkomunikasi. Komunikasi merupakan
suatu kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang dalam berinteraksi sehingga dapat
menjalin suatu hubungan yang baik dengan orang lain. Komunikasi yang baik, menghasilkan
pesan-pesan verbal maupun non-verbal yang diharapkan dapat disampaikan oleh individu
sebagai sumber informasi dan diterima oleh individu lain sebagai penerima pesan. Dalam
komunikasi sehari-hari, kita juga berhadapan dengan individu-individu yang memilki
kepribadian, karakter yang berbeda-beda, serta memiliki permasalahan yang berbeda-beda
pula, sehingga kemampuan komunikasi yang kita miliki harus juga dilengkapi dengan
kemampuan berempati. Tujuannya agar tercipta suatu kenyamanan dan keterbukaan dalam
suatu komunikasi. Bila hal ini bisa tercapai, maka hubungan yang baik akan mudah terbina,
sehingga kita dapat memberikan respon yang sesuai dengan isi pembicaraan, dan yang lebih
penting, respon yang sesuai dengan permasalahan yang dialami oleh lawan bicara kita.

2. Tujuan Pembelajaran
Pada akhir Blok, Mahasiswa mampu:
a) Melakukan komunikasi interpersonal berbeda karakter
b) Memiliki ketrampilan dasar komunikasi interpersonal yaitu ketrampilan komunikasi verbal
maupun komunikasi non-verbal
c) Melakukan sikap empati dalam komunikasi interpersonal berbeda karakter

1
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

d) Melakukan ketrampilan membangun kepercayaan (membina rapport) dalam komunikasi


interpersonal berbeda karakter

3. Metode Pembelajaran
a) Kuliah dan Diskusi Interaktif (1x2x50 menit)
b) Role Play (45 menit)
c) Skills Lab (2x100 menit)

4. Materi Pembelajaran
Terdapat 2 Skenario Komunikasi Interpersonal Berbeda Karakter.

Skenario 1:
Penerima pesan : Mahasiswa
Pembawa pesan : Probandus
Pesan (topik) : Biaya berobat dan beli obat makin mahal
Setting : Ruang tunggu apotik
Waktu : 10 menit
Prosedur:
 Mahasiswa sedang duduk di apotik, bertemu dengan seseorang yang sedang menunggu
antrian mengambil obat
 Yang memulai percakapan/komunikasi adalah probandus
 Probandus aktif dan meminta pendapat/bertanya pada mahasiswa tentang topik tersebut
 Yang mengakhiri percakapan/komunikasi adalah mahasiswa

Skenario 2
Penerima pesan : Mahasiswa
Pembawa pesan : Probandus
Pesan (topik) : Maraknya makanan berbahaya untuk kesehatan
Setting : Kantin kampus
Waktu : 10 menit
Prosedur:
 Mahasiswa sedang duduk di kantin kampus, bertemu dengan petugas administrasi
kampus
 Yang memulai percakapan/komunikasi adalah probandus
 Probandus meminta pendapat / bertanya pada mahasiswa tentang topik tersebut
 Yang mengakhiri percakapan/komunikasi adalah mahasiswa

2
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

5. Lembar Kerja / Instruksi


Petunjuk Skill lab
Fasilitator memberitahu pada mahasiswa prosedur komunikasi:
a) Suasana komunikasi (santai, rileks namun serius), langkah komunikasi dalam check list
tidak harus dilakukan secara berurutan
b) Pertemuan pertama: fasilitator meminta mahasiwa untuk melakukan komunikasi dengan
probandus memakai skenario pertama (waktu sekitar 10 menit). Setelah selesai
komunikasi, fasilitator menanyakan pada mahasiswa apa kekurangan yang dialami
mahasiswa selama wawancara dari kompetensi yang harus dicapai (kemampuan
berempati, membina sambung rasa, melakukan komunikasi verbal dan non-verbal, serta
mengobservasi dan menilai komunikasi non verbal lawan bicara). Fasilitator memberikan
penilaian kekurangan dan kelebihan mahasiswa selama komunikasi berdasarkan
kompetensi yang harus dicapai. Lakukan lagi pada mahasiswa yang lain (minimal 3
mahasiswa).
c) Pertemuan kedua: responsi dengan menggunakan skenario kedua, masing-masing waktu
responsi mahasiswa sekitar 10 menit/responsi. Setelah selesai melakukan komunikasi
mahasiswa boleh meninggalkan ruangan dengan mengisi lembar penilaian komunikasi non
verbal di luar ruangan, dan menunggu semua mahasiswa menyelesaikan responsinya (tidak
boleh ada yang meninggalkan ruang skill lab). Selanjutnya semua mahasiswa memasuki
ruangan, fasilitator mengajak berdiskusi mahasiwa dari responsi yang sudah berlangsung.
Fasilitator saat responsi mahasiswa berlangsung, menilai kekurangan dan kelebihan
mahasiwa serta menuliskan waktu yang digunakan mahasiswa untuk komunikasi

Tabel 1. Check List Penilian Komunikasi Interpersonal Berbeda Karakter


Keterampilan Komunikasi Interpersonal Berbasis Beda Karakter 0 1 2
Membina rapport / sambung rasa
Menunjukkan sikap empati
Melakukan komunikasi verbal yang baik dan benar
Melakukan komunikasi non verbal yang baik dan benar
Melakukan observasi komunikasi non verbal lawan bicara dengan baik
dan benar
Mengakhiri percakapan dengan ramah dan bersahabat (memberi salam,
mengucapkan terima kasih,dll)
TOTAL SKOR

0= tidak dilakukan
1= dilakukan tapi tidak sempurna
2= dilakukan dengan sempurna
Nilai maksimal = 12. Nilai minimal kelulusan = 80% X 12 = 10
CATATAN: langkah komunikasi tidak harus dilakukan secara berurutan

3
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

5.1. Rubrik Untuk Check List Penilaian Komunikasi Interpersonal Berbeda


Karakter

Tabel. 2. Kompetensi Komunikasi Interpersonal Berbeda Karakter


Kompetensi 0 1 2
Membina Tidak Mampu Mampu membina Rapport/ Sambung
Rapport melakukan membina rasa selama proses komunikasi
(Sambung rasa) bina Rapport/ Rapport/ berlangsung secara lengkap dan
Sambung Sambung rasa benar:
rasa selama selama proses 1. Menunjukkan sikap ramah, sopan,
proses komunikasi bersahabat , minat dan perhatian
komunikasi berlangsung 2. Terbentuk suasana percakapan/
berlangsung namun hanya komunikasi dua arah dari awal
1-2 item yang sampai akhir komunikasi
benar 3. Menjaga emosi dan sabar dalam
menghadapi lawan bicara yang
bicaranya marah, sok tau,
membosankan, atau sangat
menarik.
4. Tidak terlalu cepat membuat
kesimpulan
Membina Tidak Mampu Mampu membina empati verbal dan
Empati melakukan membina non-verbal selama proses komunikasi
empati verbal empati verbal berlangsung secara lengkap dan benar:
dan non- dan non-verbal 1. Memperlakukan lawan bicara
verbal selama selama proses sebagai subyek yaitu sebagai sesama
proses komunikasi manusia yang setara atau sederajat.
komunikasi berlangsung 2. Mampu turut merasakan perasaan
berlangsung namun hanya yang dialami oleh lawan bicara,
1-2 item yang membayangkan diri berada pada
benar tempat dan situasi yang dialami oleh
lawan bicara
3. Menghargai perbedaan pendapat,
tidak memaksakan kehendak, dan
tidak terlalu cepat membuat
kesimpulan
4. Memberikan kesempatan lawan
bicara untuk berbicara, bertanya,
mengungkapkan perasaannya
dengan menjadi pendengar yang
baik, sabar mendengarkan dan tidak
memotong, tidak mengkritik atau
mencela pembicaraan

4
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

Kompetensi 0 1 2
Melakukan Tidak Mampu Mampu melakukan komunikasi verbal
Komunikasi melakukan melakukan dengan baik dan benar selama proses
Verbal komunikasi komunikasi komunikasi berlangsung secara
verbal verbal dengan lengkap dan benar:
dengan baik baik dan benar 1. Berbicara dengan bahasa jelas, tidak
dan benar selama proses cepat-cepat, tidak banyak singkatan
komunikasi dan tidak diulang-ulang sehingga
berlangsung pesan yang dibawah mampu
namun hanya menjelaskan atau memberi informasi
1-2 item yang yang benar, sinkron, tidak
benar membingungkan, mudah dipahami
oleh penerima pesan
2. Lebih banyak dengan pertanyaan
terbuka dibanding pertanyaan
tertutup; seperti apakah, bagaimana,
mengapa kondisi tersebut terjadi ?
3. Tanggapan positif terhadap pesan
yang disampaikan dengan
menggunakan kata-kata singkat yang
menunjukkan bahwa kita mengerti
pembicaraan lawan bicara kita
sepertii “oh, lalu, terus, begitu, dll.
4. Ajukan pertanyaan untuk
memperjelas pernyataan. Jika merasa
tidak yakin mengerti arti
pembicaraan lawan bicara
Melakukan Tidak Mampu Mampu melakukan komunikasi non
Komunikasi melakukan melakukan verbal dengan baik dan benar selama
Non-Verbal komunikasi komunikasi proses komunikasi berlangsung secara
non verbal non verbal lengkap dan benar:
dengan baik dengan baik 1. Jaga kontak mata selama
dan benar dan benar mendengarkan lawan bicara
selama proses 2. Menunjukkan ekspresi wajah yang
komunikasi sesuai dengan pesan yang
berlangsung disampaikan atau menerima pesan
namun hanya dalam komunikasi seperti tersenyum
1-2 yang bila senang, mengerutkan dahi bila
benar: kesal, dll
3. Merespons secara tepat & sesuai
dengan pesan yang disampaikan
lawan bicara seperti
mengganggukan kepala,

5
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

Kompetensi 0 1 2
mencondongkan posisi tubuh,
gerakan tangan tertentu yang sesuai,
tersenyum, dll
Menilai atau Tidak Mampu Mampu menyebutkan penilaiannya
observasi menyebutkan menyebutkan tentang komunikasi non verbal lawan
komunikasi penilaiannya penilaiannya bicaranya secara lengkap dan benar
non verbal tentang tentang 1. Ekspresi Wajah
lawan bicara komunikasi komunikasi 2. Gerakan Ekstremitas
non verbal non verbal 3. Postur Tubuh
lawan lawan 4. Intonasi Suara
bicaranya bicaranya
namun hanya
1-2 item yang
benar
Mengakhiri Tidak Mampu Mampu mengakhiri komunikasi
Komunikasi mengakhiri mengakhiri interpersonal dengan baik, benar dan
komunikasi komunikasi lengkap, meliputi:
interpersonal interpersonal 1. Mengakhiri dengan ramah dan
dengan baik dengan baik bersahabat
dan benar dan benar, 2. Tidak terkesan terburu-buru
namun hanya 3. Memberi salam dan atau
1-2 item mengucapkan terima kasih .
Misalnya: Senang bertemu/
berkenalan/ berbicara dengan
bapak/ibu. Terima kasih

5.2. Hasil Observasi Fasilitator terhadap Mahasiswa

Tabel 3. Lembar Observasi Fasilitator Terhadap Mahasiswa

Nama Mahasiswa : ……………………………………………………………

NIM : …………………………………………………………….

Kompetensi Kelebihan Kekurangan


Membina Rapport/ Sambung rasa selama
proses komunikasi berlangsung:
1. Menunjukkan sikap ramah, sopan,
bersahabat, minat dan perhatian
2. Terbentuk suasana percakapan/ komunikasi
dua arah dari awal sampai akhir komunikasi

6
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

Kompetensi Kelebihan Kekurangan


3. Menjaga emosi dan sabar dalam menghadapi
lawan bicara yang bicaranya marah, sok tau,
membosankan, atau sangat menarik.
4. Tidak terlalu cepat membuat kesimpulan
Mampu membina empati verbal dan non-
verbal selama proses komunikasi
berlangsung
1. Memperlakukan lawan bicara sebagai
subyek yaitu sebagai sesama manusia yang
setara atau sederajat.
2. Mampu turut merasakan perasaan yang
dialami oleh lawan bicara, membayangkan
diri berada pada tempat dan situasi yang
dialami oleh lawan bicara
3. Menghargai perbedaan pendapat, tidak
memaksakan kehendak, dan tidak terlalu
cepat membuat kesimpulan
4. Memberikan kesempatan lawan bicara untuk
berbicara, bertanya, mengungkapkan
perasaannya dengan menjadi pendengar
yang baik, sabar mendengarkan dan tidak
memotong, tidak mengkritik atau mencela
pembicaraan
Mampu melakukan komunikasi verbal
dengan baik dan benar selama proses
komunikasi berlangsung
1. Berbicara dengan bahasa jelas, tidak cepat-
cepat, tidak banyak singkatan dan tidak
diulang-ulang sehingga pesan yang dibawah
mampu menjelaskan atau memberi informasi
yang benar, sinkron, tidak membingungkan,
mudah dipahami oleh penerima pesan
2. Lebih banyak dengan pertanyaan terbuka
dibanding pertanyaan tertutup; seperti
apakah, bagaimana, mengapa kondisi
tersebut terjadi ?
3. Tanggapan positif terhadap pesan yang
disampaikan dengan menggunakan kata-kata
singkat yang menunjukkan bahwa kita
mengerti pembicaraan lawan bicara kita
4. Sepertii “oh, lalu, terus, begitu, gitu ya, dll.

7
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

Kompetensi Kelebihan Kekurangan


5. Ajukan pertanyaan untuk memperjelas
pernyataan. Jika merasa tidak yakin
mengerti arti pembicaraan lawan bicara
Mampu melakukan komunikasi non verbal
dengan baik dan benar selama proses
komunikasi berlangsung
1. Jaga kontak mata selama mendengarkan
lawan bicara
2. Menunjukkan ekspresi wajah yang sesuai
dengan pesan yang disampaikan atau
menerima pesan dalam komunikasi seperti
tersenyum bila senang, mengerutkan dahi
bila kesal, dll
3. Merespons secara tepat & sesuai dengan
pesan yang disampaikan lawan bicara seperti
mengganggukan kepala, mencondongkan
posisi tubuh, gerakan tangan tertentu yang
sesuai, tersenyum, dll
Mampu menyebutkan penilaiannya tentang
komunikasi non verbal lawan bicaranya
1. Ekspresi Wajah:
Awal komunikasi:
Selama komunikasi:
2. Postur Tubuh:
Selama komunikasi
3. Intonasi Suara:
Selama komunikasi
Mampu mengakhiri komunikasi interpersonal
1. Mengakhiri dengan ramah dan bersahabat
2. Tidak terkesan terburu-buru
3. Memberi salam dan atau mengucapkan
terima kasih

8
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

6. Komponen Kompetensi

Tabel 3. Komponen Penilaian Komunikasi Interpersonal Non-Verbal


Observasi Komunikasi Interpersonal non-Verbal Selama Komunikasi
Ekspresi Wajah Awal Komunikasi:
Selama Komunikasi:

Kontak Mata Awal Komunikasi:


Selama Komunikasi:

Gestur /Sikap Tubuh Awal Komunikasi:


Selama Komunikasi:

Intonasi Tubuh Awal Komunikasi:


Selama Komunikasi:

7. Basic R77. Basic Review


Pada dasarnya, setiap orang memerlukan komunikasi sebagai salah satu alat bantu dalam
kelancaran berinteraksi dengan orang lain dalam bidang apapun. Komunikasi berbicara tentang
cara menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran, informasi, perasaan, bahkan emosi
seseorang sampai titik tercapainya pengertian yang sama antara penyampai pesan dan penerima
pesan. Komunikasi menjadi dasar interaksi interpersonal, sehingga kita dapat menyampaikan
permasalahan yang dihadapi atau sebaliknya dapat memberikan nasehat kepada orang yang
membutuhkan nasehat. Komunikasi interpersonal merupakan hal yang rumit dan kompleks, tak
jarang mengalami kesulitan atau bahkan konflik dalam berkomunikasi, yang dapat
menimbulkan stres pada orang-orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut.
Komunikasi interpersonal adalah proses dimana individu sebagai sumber informasi
berinteraksi dengan individu yang berlaku sebagai penerima pesan atau signal, dengan maksud
atau tujuan yang terkandung dalam pesan atau signal tersebut. Komunikasi yang kurang baik
justru dapat menyebabkan timbulnya suatu kesalahpahaman, yang dapat menyebabkan
ketidaknyamanan dalam berinteraksi dan akhirnya dapat mengakibatkan suatu perpecahan,
dapat menimbulkan perasaan curiga yang berlebihan terhadap orang lain, dan tidak jarang
berakhir dengan kekerasan. Hal-hal seperti ini seharusnya tidak perlu terjadi, jika dalam
berkomunikasi kita mampu turut merasakan perasaan yang dialami oleh lawan bicara kita, dan
membayangkan diri kita berada pada tempat dan situasi yang dialami oleh lawan bicara kita.
Kemampuan seperti ini yang kita sebut sebagai kemampuan berempati.
Empati merupakan kemampuan seseorang untuk merasakan dan memahami emosi dan
perasaan orang lain, tetapi tidak membuat pernyataan terhadap keadaan atau emosi orang lain.
Berbeda dengan empati, simpati menyatakan secara tidak langsung perasaan yang sama dengan
orang lain, yaitu dengan cara memandang masalah sama dengan cara pandang yang dirasakan
oleh orang yang memiliki masalah tersebut. Simpati secara tidak langsung menyatakan

9
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

perhatian, kepedulian, atau keinginan untuk ikut membantu mengurangi perasaan-perasaan


negatif yang dirasakan orang lain. Bagian dari proses empati adalah membangun rasa percaya
dan membina hubungan baik. Jika rasa percaya dan hubungan baik sudah terbentuk, maka hal
ini dapat menolong kita dalam mencapai suatu diskusi yang dewasa. Membangun rasa percaya
memerlukan kemampuan untuk mendengarkan, dan memahami seseorang, tanpa perlu menolak
atau menyetujuinya. Perlu diingat bahwa kita mendengarkan tanpa menghakimi. Kegunaan
utama saat kita mendengarkan seseorang, adalah untuk mencoba memahami perasaan
seseorang dan untuk mengetahui keinginan orang tersebut.
Harold Laswell dalam Kotler (2010) menyatakan bahwa untuk memahami komunikasi
dapat dilakukan dengan menelaah cara kerja komunikasi tersebut. Dalam hubungan itu, sebuah
model komunikasi menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: (1) who; (2) says what; (3) in
what channel; (4) to whom; and (5) with what effect. Model komunikasi tersebut ditunjukkan
oleh sembilan elemen, seperti terlihat dalam Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Elemen-elemen dalam Proses Komunikasi

Sehubungan dengan model komunikasi yang dikembangkan oleh Harold Laswell,


selanjutnya secara rinci Weaver memberikan uraian tentang makna dari elemen-elemen dalam
model proses komunikasi tersebut, yaitu seperti berikut:
a) Sender/ Pengirim adalah sumber pesan (juga disebut komunikator);
b) Encoding/ Penyandian adalah proses memilih, menentukan pilihan, mempersiapkan, dan
menyatakan dengan tepat konsep-konsep dan ide-ide yang tercakup dalam pesan;
c) Message/ Pesan yang terdiri dari simbol-simbol yang menunjukkan objek-objek atau
pengalaman. Kebanyakan simbol, seperti kata, dapat memiliki lebih dari satu arti. Dengan
demikian, simbol-simbol yang dipilih untuk digunakan sebagai pesan sebaiknya yang
dikenali dengan baik oleh penerima yang dituju dan disusun sesederhana mungkin;
d) Media disebut juga sebagai saluran komunikasi, adalah sesuatu yang membawa atau
memuat pesan;
e) Decoding/ Memecah Sandi atau Menafsirkan Sandi adalah proses bagaimana penerima
pesan menginterpretasikan atau memberi sifat pada pesan yang diterimanya;
f) Feedback/ Umpan Balik adalah cara dalam mana seorang penerima pesan memberikan
reaksi pada arti pesan yang ditetapkannya; dan
g) Noise/ Gangguan yaitu sesuatu yang mengganggu proses komunikasi.

10
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

Model yang terungkapkan dalam Gambar 1 pada dasarnya menekankan elemen-elemen


penting di dalam komunikasi yang efektif. Seorang komunikator perlu mengetahui audience
mana yang ingin ia capai dan tanggapan apa yang ingin ia peroleh. Ia perlu menyandikan pesan-
pesannya sehingga audience sasaran dapat menafsirkannya. Ia perlu menyampaikan pesan
melalui media yang dapat mencapai audience sasaran dan mengembangkan saluran umpan
balik untuk memantau tanggapan-tanggapan yang terjadi. Semakin banyak kesamaan bidang
pengalaman komunikator dengan penerimanya, maka akan semakin efektif pesan tersebut.
Selama proses komunikasi berlangsung, tidak menutup kemungkinan terjadinya suatu
gangguan (noise), baik yang merupakan adanya perhatian yang selektif (selective attention),
distorsi yang selektif (selective distortion), ataupun adanya ingatan yang selektif (selective
retention) dari para audience-nya. Perhatian selektif biasanya terjadi manakala para audience
tidak memperhatikan semua stimuli yang disampaikan komunikator. Sedangkan distorsi
selektif terjadi ketika para audience menyimpangkan pesan untuk mendengar apa yang mereka
ingin dengar saja. Adapun ingatan selektif terjadi manakala sebagian kecil dari pesan
komunikator yang menjangkau para audience yang bertahan dalam ingatan mereka yang
permanen. Berdasarkan pengamatan yang cukup seksama, noise atau gangguan ini nampaknya
jarang terjadi dalam proses komunikasi non verbal. Hal ini diduga erat kaitannya dengan proses
komunikasinya yang relatif lebih sederhana dibanding dengan proses komunikasi verbal.
Meskipun lebih sedehana, namun para pakar menyebutkan bahwa porsi komunikasi masyarakat
sebagian besar adalah berupa komunikasi non verbal. Setiap hari seseorang bisa merespon
ribuan isyarat-isyarat dan perilaku yang mencakup sikap badan pengawakan (posture), ekspresi
wajah, tatapan mata, gerak isyarat (gesture) dan nada suara (tone). Mulai dari cara berjabat
tangan sampai gaya atau potongan rambut merupakan bentuk komunikasi non verbal yang dapat
mengungkapkan “siapa” seseorang, dampak “bagaimana” atau tanggapan seperti “apa” yang
ia harapkan dari orang lain, merupakan fenomena yang sering dapat kita temukan dalam
kehidupan sehari-hari.

Ada beberapa hambatan dalam komunikasi antara lain:


1. Hambatan dari Proses Komunikasi
o Hambatan dari pengirim pesan, misalnya cara berbicara yang tidak jelas, atau
mempunyai masalah dengan penerima pesan. Hal ini juga dipengaruhi oleh perasaan atau
situasi emosional.
o Hambatan dalam penyandian atau simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
dipergunakan tidak jelas dan tidak lazim, pesan kurang jelas dan tidak sistematis
sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim
dan penerima tidak sama, serta bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
o Hambatan media adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi,
pemilihan media yang tidak sesuai, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik
sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
o Hambatan dalam bahasa sandi, terjadi masalah bagi penerima pesan dalam menafsirkan
sandi yang dikirimkan.
o Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian atau konsentrasi pada saat
menerima atau mendengarkan pesan, tidak menjadi pendengar yang baik, curiga
terhadap pengirim pesan, atau kondisi kesehatan yang sedang terganggu.

11
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

o Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan


apa adanya, tetapi menimbulkan interpretasi yang tidak tepat waktu atau tidak jelas, dan
lain-lain.
2. Hambatan Fisik. Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif seperti
gangguan cuaca, gangguan alat komunikasi, gangguan kesehatan, dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik. Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang
mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelitbelit antara pengirim dan
penerima pesan.
4. Hambatan Psikologis. Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu
komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim
dan penerima pesan

8. Referensi
a) Kapplan Saddock. Synopsis of Psychiatry. Behavioural Sciences Clinical Psychiarty. 2013.
b) Adamson G. and Prentice J. Communication Skills in Practice, Nelson Wallsworth,
Melbourne, Australia, 2009.
c) Lloyd M, Bord R. Communication skill for medicine. 2nd ed. Edinburgh: Churchill
Livingstone; 2011.
d) Rancangan pengajaran modul empati dan bioetik untuk pengembangan pribadi dan profesi
kedokteran dalam konteks humaniora (EBP3KH). Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2006-
2007.
e) Ferguson WJ, Candib LM. Modern culture and physician-patient communication: culture,
language and doctor patient relationship. Fam Med 2012;34(5):353-61.

12
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

MODUL PRAKTIKUM
Pedoman Praktikum Mikroskop
Dra. Ana Lucia Ekowati, M.Kes dan dr. Francisca Tjhay, M.Biomed, Ph.D
Departemen Biologi Kedokteran – FKIK Unika Atma Jaya

1. Latar Belakang
Mikroskop adalah alat yang dapat memperbesar ukuran benda yang sangat kecil dan tidak
tampak oleh mata seperti kuman bakteri, virus, jamur serta sel dan jaringan sehingga dapat
dilihat dengan jelas dan detail. Mikroskop merupakan salah satu alat yang berperan penting
dalam pemeliharaan kesehatan termasuk dalam diagnosis dan penyembuhan penyakit. Sebagai
contoh mikroskop berperan dalam diagnosis penyakit infeksi seperti malaria, tuberkulosis,
cacingan, diagnosis penyakit akibat kelainan sel dan jaringan tubuh serta kelainan genetik
(kromosom).
Mikroskop yang handal dan penggunaan yang baik dan benar dapat mendukung dalam
menegakkan diagnosis berbagai penyakit dan penanganan serta penyembuhannya. Mahasiswa
Fakultas Kedokteran harus mengetahui teori dan penggunaan mikroskop untuk mendukung
dalam memahami materi kuliah maupun dalam menjalankan tugasnya sebagai dokter pada
masa yang akan datang.

2. Tujuan
2.1. Tujuan Umum
a) Mahasiswa mampu menjelaskan penggunaan mikroskop dengan baik dan benar.
b) Mahasiswa mampu merawat dan membersihkan mikroskop.

2.2. Tujuan Khusus


a) Mahasiswa mampu mengenali berbagai komponen mikroskop beserta kegunaannya.
b) Mahasiswa mampu menghitung pembesaran total mikroskop dan memilih pembesaran yang
cocok dengan objek yang akan dilihat.
c) Mahasiswa mampu mengatur kondensor dan diafragma untuk mendapatkan cahaya yang
sesuai dengan objek yang akan dilihat (misalnya ukuran objek dan dengan atau tanpa
pewarnaan) dan pembesaran yang dipakai.
d) Mahasiswa mengetahui kegunaan minyak imersi untuk pemakaian pembesaran tertentu.
e) Mahasiswa mampu melihat preparat apusan darah dengan minyak imersi menggunakan
mikroskop cahaya binokuler dengan tahapan yang benar sehingga diperoleh gambar sel
darah yang jelas.
f) Mahasiswa mampu melakukan perawatan rutin pada mikroskop setelah pemakaian.

13
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

3. Teori Bagian Mikroskop


Mikroskop merupakan alat yang dipergunakan untuk mengamati benda (objek) yang
diameternya kurang dari 0.1 mm. Mikroskop terdiri dari dua bagian, yaitu:
a. Bagian mekanik: statik, tubus, revolver, meja benda, sekrup pengatur tubus (kasar dan
halus), sekrup pengatur kondensor, dan sekrup-sekrup penggerak meja benda.
b. Bagian optik: lensa okuler, lensa objektif, kondensor, dan cermin pengatur cahaya atau
lampu mikroskop.

Gambar 2. Bagian-bagian Mikroskop

3.1. Kondensor dan Sumber Cahaya


Kondensor berfungsi sebagai pengatur intensitas cahaya yang masuk ke dalam
mikroskop. Kondensor mempunyai dua bagian, yaitu:
a. Susunan lensa-lensa untuk mengumpulkan sinar-sinar sebelum masuk ke dalam mikroskop.
b. Diafragma untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke dalam mikroskop. Dengan
adanya diafragma ini, aberasi sferik, aberasi kromatik, dan aberasi astigmatisma akan
berkurang karena diafragma dapat mengurangi sinar tepi yang berlebihan.

Perhatikan bahwa sumber cahaya dari mikroskop yang dipakai merupakan lampu jenis
halogen yang mempunyai sinar berwarna kekuningan. Untuk menetralisir warna kekuningan
ini, perhatikan bahwa pada kondensor terpasang filter berwarna biru dengan tujuan menyaring
warna kuning sehingga didapatkan cahaya yang netral (putih).
Pengaturan cahaya yang akan diteruskan ke objek dilakukan dengan dua cara:
a. Menaikkan atau menurunkan kondensor.
Dengan menaikkan atau menurunkan kondensor, cahaya dapat difokuskan kepada objek atau
disebarkan sesuai dengan titik fokus lensa yang terdapat pada perangkat kondensor.

14
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

b. Membuka atau menutup diafragma kondensor.


Dengan membuka atau menutup diafragma kondensor, intensitas cahaya yang masuk dan
melewati objek dapat diatur selain dapat mengurangi berbagai aberasi yang sudah disebutkan
di atas.

Pemakaian mikroskop sesuai dengan objek atau preparat yang akan dilihat. Untuk melihat
preparat yang tidak diwarnai, maka pengaturan cahaya masuk harus dengan cara menurunkan
kondensor dan mengecilkan diafragma sehingga diperoleh cahaya minimal. Sedangkan untuk
melihat preparat yang diwarnai, pengaturan cahaya dengan cara menaikkan kondensor dan
memperbesar diafragma sehingga diperoleh cahaya maksimal.

3.2. Lensa Objektif


Lensa objektif di dalam tubulus mikroskop membentuk bayangan nyata dari preparat
(benda). Bayangan nyata ini selanjutnya diperbesar oleh lensa okuler. Untuk memperoleh
objektif yang baik perlu diperhatikan pembesaran dan daya pisah.
a. Pembesaran
Makin pendek jarak titik api suatu lensa, makin kuat pembesarannya. Misalnya objektif yang
mempuyai pembesaran minimal (empat kali) mempunyai jarak titik api 18.5 mm, sedangkan
objektif yang mempunyai pembesaran maksimal (100 kali) mempunyai jarak titik api 0.13
mm.
b. Daya pisah
Daya pisah adalah kemampuan suatu objektif untuk memisahkan dua buah titik yang sangat
berdekatan di dalam struktur pada suatu obyek. Sehingga makin besar kemampuan suatu
objektif, makin kecil jarak dua buah titik yang berdekatan yang dapat dilihat secara terpisah
dengan mikroskop itu.
Daya pisah dinyatakan dengan rumus: /(2A)
Di mana  : panjang gelombang cahaya yang masuk ke dalam objektif
A : aperture numerik

Makin kecil nilai daya pisah berarti makin kuat kemampuan lensa untuk memisahkan dua
buah titik yang berdekatan supaya dapat dilihat dengan jelas.
Pada umumnya daya pisah yang dapat dilihat dengan jelas oleh suatu mikroskop adalah:
0.6/(2A). Daya pisah dapat diperkuat dengan memperbesar indeks bias dan atau dengan
menggunakan cahaya yang mempunyai  pendek. Indeks bias dapat diperbesar dengan
menggunakan minyak imersi (indeks bias minyak imersi lebih tinggi dibandingkan dengan
udara). Sinar yang mempunyai  pendek dan banyak digunakan adalah sinar ultra violet dan
sinar elektron. Lensa-lensa objektif yang banyak digunakan di dalam laboratorium adalah:

Lensa Objektif Aperture numerik Resolusi Objektif


Lensa 4 X 0.10 3.36 mikron
Lensa 10 X 0.25 1.34 mikron
Lensa 40 X 0.65 0.52 mikron
Lensa 100 X (dengan minyak imersi) 1.25 0.27 mikron

15
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

3.3. Lensa Okuler


Lensa okuler adalah lensa yang berfungsi untuk membuat bayangan semu yang terakhir,
sehingga bayangan semu tersebut dapat dilihat langsung dengan mata. Pembesaran normal
(Mn) suatu mikroskop ditentukan oleh aperture numerik (A) objektif dan aperture numerik
mata.
Mn = (A objektif maksimum)/(A mata maksimum)
Jika aperture numerik mata mendekati 1/250, maka rumus menjadi:
Mn = 250 x (A objektif maksimum)
Apertur numerik maksimum objektif dapat mencapai 1.6 sehingga
Mn = 250 x 1.6 = 400 kali

Dalam praktik, pembesaran mikroskop diperoleh dari hasil kali pembesaran objektif
dengan pembesaran okuler yang dapat dibaca pada masing-masing objektif dan okuler.
Catatan: Untuk perawatan rutin membersihkan lensa mikroskop yang terkena minyak
imersi pada praktikum penggunaan mikroskop menggunakan cairan Eter : Etanol (7 : 3).

4. Praktikum Penggunaan Mikroskop


Dalam menunjang pemahaman materi pembelajaran mata kuliah tertentu di Fakultas
Kedokteran, mahasiswa harus memahami penggunaan dan perawatan rutin mikroskop dengan
benar. Jenis preparat yang akan dilihat dapat berupa preparat kering (biasanya berisi jaringan
organ tubuh manusia dengan ukuran relatih besar) dan preparat basah (yang berisi sel-sel dari
tubuh manusia seperti sel darah, sel sperma, kromosom dalam sel lekosit dan sel-sel parasit
seperti bakteri dan protozoa yang ukurannya relatif kecil), namun ada preparat basah yang
ukuran objeknya relatif besar (misalnya parasit cacing, jamur, dan arthropoda).
Untuk mengamati preparat kering yang ukurannya relatif besar hanya diperlukan
pembesaran lemah sampai dengan sedang dan pengaturan kondensor dengan memperkecil
celah pada diafragma pada sehingga diperoleh cahaya yang sesuai kebutuhan untuk
memperoleh fokus pada objek. Sementara untuk mengamati preparat basah yang ukuran
objeknya sangat kecil diperlukan pembesaran yang kuat yaitu pembesaran lensa objektif 100
kali. Pengamatan objek dengan pembesaran kuat perlu dilakukan optimasi kembali pada
kondensor dengan membuka diafragma lebih luas sehingga diperoleh cahaya yang cukup terang
dan diperoleh fokus yang baik pada gambar objek. Selain itu perlu ditambahkan minyak imersi
yang berfungsi untuk memperbesar indeks bias sehingga diperoleh gambar objek yang lebih
baik.
Untuk memahami bagian-bagian dan fungsi mikroskop serta latihan menggunakan
mikroskop dengan baik dan benar dalam praktikum ini menggunakan preparat basah yaitu
preparat hapusan darah. Dalam praktikum ini mahasiswa melakukan latihan menggunakan
mikroskop sesuai urutan dan tahapan yang benar dalam mengamati objek yang sangat kecil dan
memerlukan pembesaran maksimum pada mikroskop cahaya yang memerlukan minyak imersi.

16
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

5. Alat dan Bahan


a. Mikroskop cahaya binokuler
b. Sediaan preparat hapus darah
c. Minyak imersi
d. Perlengkapan untuk membersihkan mikroskop, yaitu kapas dan larutan Eter : Etanol = 7:3

6. Cara Kerja
6.1. Masing-masing mahasiswa mengeluarkan mikroskop dan mengidentifikasi bagian-bagian
dari mikroskop. Pastikan posisi mahasiswa sebagai pengamat berhadapan langsung
dengan meja objek / stage mikroskop. Mahasiswa mengamati masing-masing bagian
mikroskop dan kegunaannya. Mahasiswa mengamati perbedaan besarnya diameter pada
beberapa lensa objektif. Semakin kecil diameter lensa objektif menghasilkan pembesaran
yang semakin besar, dengan demikian semakin besar pembesaran lensa objektif yang
digunakan maka diafragma kondensor harus dibuka semakin besar atau intensitas cahaya
diperkuat melalui dimmer. Diafragma dapat diputar sesuai kebutuhan cahaya yan
diperlukan pada skala untuk pemakaian untuk pemakaian objektif 4X, 10X, 40X, dan
100X. Letakkan lensa okuler pada tempatnya (apabila belum terpasang pada tempatnya)

6.2. Menggunakan mikroskop untuk pembesaran lemah


a) Meja objek diturunkan dengan memutar makrometer sampai bawah.
b) Lensa objektif (4X) ditempatkan pada kedudukan seporos dengan lensa okuler.
c) Amati melalui okuler dan aturlah masuknya cahaya ke dalam mikroskop sehingga
diperoleh pemandangan yang terang (merata) dengan cara mengatur kedudukan
kondensor, intensitas lampu, dan diafragma kondensor.
d) Preparat diletakkan pada meja objektif.
e) Putar lensa objektif 4X searah tubulus
f) Dengan perlahan-lahan turunkan tubus sehingga diperoleh bayangan objek.
g) Kedudukan bagian-bagian tertentu dari objek dapat ditentukan dengan mengatur
kedudukan preparat. Kedudukan preparat dapat diatur dengan menggunakan sekrup-
sekrup pengatur pada meja preparat. Perhatikan bahwa arah pergerakan objek berlawanan
dengan arah pergerakan bayangan objek yang ditangkap oleh mata.

6.3. Menggunakan mikroskop untuk pembesaran sedang


a) Mula-mula kerjakan seperti cara pemakaian mikroskop dengan pembesaran lemah sampai
diperoleh bayangan-bayangan yang dikehendaki.
b) Kemudian lensa objektif 4X diganti dengan lensa objektif 10X.
c) Cahaya yang masuk ke dalam mikroskop diatur lagi dengan mengatur kedudukan
kondensor (biasanya dinaikkan) serta mengatur diafragma.
d) Bayangan akhir yang sebaik-baiknya diperoleh dengan menaik-turunkan meja mikroskop
dengan menggunakan mikrometer (jangan menggunakan makrometer!).

17
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

e) Perhatikan bahwa dengan intensitas cahaya yang sama, gambar yang didapat akan lebih
gelap, hal ini disebabkan aperture lensa objektif yang semakin kecil dengan tujuan
mengurangi aberasi.
f) Putar lensa objektif ke 40X untuk melihat objek supaya lebih jelas.

6.4. Menggunakan mikroskop untuk pembesaran objektif 100 kali (maksimal)


a) Seperti pada pembesaran sedang, cara kerja tersebut diulangi sampai diperoleh bayangan
yang paling kuat.
b) Setelah itu lensa objektif 40X diganti dengan lensa objektif 100X dengan menggeser
sedikit pada saat ditetesi minyak imersi.
c) Tetesi object glass pada bagian yang akan diamati dengan satu tetes minyak imersi.
d) Naikkan atau turunkan meja objek dengan hati-hati dengan menggunakan mikrometer
sampai didapatkan bayangan yang jelas. Jangan menggunkan makrometer

6.5. Pengamatan dan dokumentasi hasil praktikum


Setelah mengikuti setiap langkah kerja seperti yang telah diuraikan di atas, maka
selanjutnya dilakukan pengamatan dan pencatatan hasil pengamatan obyek preparat hapus
darah tersebut.

6.6. Perawatan rutin mikroskop cahaya


a) Setelah menggunakan mikroskop dengan minyak imersi, bagian lensa objektif yang
terkena minyak imersi dibersihkan dengan cairan khusus, yaitu eter : etanol dengan
perbandingan 7 : 3. Larutan eter : etanol ( 7 : 3) tersebut diteteskan di atas kertas lensa
yang halus atau kapas halus, kemudian diulaskan pada bagian yang kena minyak imersi
satu-dua kali.
b) Sebelum mematikan lampu mikroskop, selalu diposisikan lampu dalam keadaan paling
redup agar lampu mikroskop dapat bertahan lama.
c) Selalu tempatkan lensa objektif dengan pembesaran paling kecil sehingga dapat
dipastikan lensa objektif tidak akan menyentuh meja objektif dan aman bila mikroskop
dipindah-pindahkan.
d) Simpanlah mikroskop di tempat yang kering dan bebas debu.

7. Referensi
a) Davidson M W and Abramowitz M, 2008. Optical Microscopy. Olympus America, Inc., 2
Corporate Center Dr., Melville, New York 11747
b) Pusdiklatnakes Badan PPSDM Kesehatan Kementrian Republik Indonesia 2013.
c) Departemen Kesehatan RI. Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan yang Benar (Good
Laboratory Practice).2008
d) Karthi S, Devadasan SR, Murugesh R. Integration of lean six-sigma with ISO 9001: 2008
standard. International Journal of Lean Six Sigma. 2011 Nov 22;2(4):309-31.

18
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

MODUL KUNJUNGAN LAPANGAN


Pengantar Sistem Kesehatan dan Upaya Pencegahan Penyakit
di Layanan Primer

1. Latar Belakang
Pembangunan di bidang kesehatan sangat penting untuk suatu bangsa dikarenakan dengan
dibangunnya kesehatan di suatu negara, maka angka produktivitas dari penduduk negara
tersebut akan makin bertambah. Pemerintah Indonesia membuat suatu rancangan sistem
kesehatan nasional yang digunakan sebagai panduan untuk mencapai masyarakat Indonesia
yang sehat, adapun perkembangan dari sistem kesehatan nasional yang telah dilakukan sampai
saat ini, yaitu :
a. Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 46 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
1997 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI 2007);
b. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dari 318 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
1997 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI 2007);
c. Peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) dari 68,6 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5
tahun pada tahun 2007;
d. Penurunan prevalensi kekurangan gizi pada balita dari 29,5% pada akhir tahun 1997
menjadi sebesar 18,4% pada tahun 2007 (Riskesdas 2007) dan 17,9 % (Riskesdas 2010);
e. Terjadinya peningkatan contraceptive prevalence rate (CPR) dari 60,4% (SDKI 2003)
menjadi 61,4% (SDKI 2007) sehingga total fertility rate (TFR) stagnan dalam posisi 2,6
(SDKI 2007).

Puskesmas merupakan bagian dari Sistem Kesehatan Nasional, puskesmas merupakan


ujung tombak pelayanan pemerintah dalam hal kesehatan kepada masyarakat, puskesmas
merupakan unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan berbagai upaya kesehatan di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
Puskesmas berada di kota, desa maupun daerah terluar dan perbatasan serta tempat terpencil.
Puskesmas dikepalai oleh seorang kepala puskesmas yang berprofesi dokter ataupun dokter gigi
ataupun sarjana di bidang kesehatan dan dibantu oleh staff lainnya baik dokter/dokter gigi,
perawat, bidan dan staf medis/non medis lainnya. Di dalam Puskesmas terdapat berbagai
kegiatan yang mencerminkan sub-sub sistem kesehatan pada tingkat layanan. Puskesmas juga
melakukan berbagai upaya kesehatan, termasuk upaya pencegahan penyakit menular dan tidak
menular.
Berkaitan dengan fungsi dan kegiatan puskesmas, kunjungan ke puskesmas dapat
memberikan gambaran mengenai sistem kesehatan pada tingkat layanan dengan upaya
kesehatan pencegahan di dalamnya.

19
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

2. Tujuan Pembelajaran
a) Mahasiswa mampu mengidentifikasi sub-sub sistem kesehatan pada tingkat layanan
primer.
b) Mahasiswa mampu mengidenfikasi upaya-upaya pencegahan penyakit yang dilakukan
pada tingkat layanan primer.
c) Mahasiswa mampu menggambarkan hubungan antar profesi, antar program atau antar
fasilitas layanan pada tingkat layanan primer.
d) Mahasiswa mampu memperhatikan nilai-nilai etika dan kesopanan pada saat kunjungan
lapangan.

3. Metode Pembelajaran
a) Kunjungan Lapangan
b) Laporan kunjungan lapangan

4. Materi/Bahan Ajar
DKI Jakarta memiliki total puskesmas sebanyak 340 puskesmas, dengan 44 buah
puskesmas kecamatan. Kunjungan dilakukan pada Puskesmas Kecamatan di wilayah DKI
Jakarta.

5. Instruksi Kunjungan Lapangan Bagi Mahasiswa


a) Tentukan Puskesmas Kecamatan yang akan dikunjungi pada hari yang telah ditentukan
pada jadwal blok. Setiap kelompok hanya mengunjungi 1 Puskesmas Kecamatan.
Puskesmas Kecamatan yang dikunjungi tidak boleh sama untuk setiap kelompoknya.

b) Bagilah kelompok dalam grup-grup kecil sebanyak 2-4 orang, diusahakan agar setiap grup
kecil ada mahasiswa laki-lakinya. Setiap grup kecil mengunjungi puskesmas pada jam
yang berbeda-beda, yaitu saat pagi dan siang sehingga dapat mengobservasi keadaan yang
berbeda ( jadi mahasiswa dilarang datang secara bersama-sama dalam kelompok besar
pada jam yang sama karena dapat mengganggu layanan puskesmas).

c) FKUAJ akan mengeluarkan surat ijin kunjungan atau penelitian untuk kegiatan ini. Tetapi
karena kunjungan ke Puskesmas dilakukan oleh mahasiswa sebagai anggota masyarakat
dan bukan karena membutuhkan layanan kesehatan ( berobat ataupun konsultasi ke tenaga
kesehatan) dan bukan pula sebagai pengambil data atau mahasiswa maka dilarang
mewawancarai petugas atau pasien lain secara formal, maupun mengambil gambar atau
data lainnya tanpa ijin.

d) Perhatikan hal-hal di bawah ini sebelum pergi:


– Berpakaian yang sopan baik bagi wanita maupun pria
– Selalu menghormati staf puskesmas yang sedang bertugas dan tidak membuat gaduh

20
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

– Menjaga etika dan sopan santun selama kunjungan


– Dilarang mempublikasi foto-foto yang bersifat privasi di puskesmas baik di sosial media
maupun di tempat lainnya
– Kunjungan puskesmas tidak boleh menggangu jadwal kuliah, PBL (Problem Base
Learning) maupun SL (Skill Lab)
– Menjaga nama baik Almamater FKIK Unika Atma Jaya
– Bagi mahasiswa yang melakukan pelanggaran maka akan diberikan sanksi sesuai
dengan yang tercantum di buku akademik mahasiswa

e) Setiap kelompok harus melakukan observasi mengenai:


– Lokasi puskesmas, bagaimana aksesnya, mudah dicapai atau tidak dan sebagainya
(berikan pendapatmu atau pendapat para pengunjung)
– Hasil kunjungan: perkiraan jumlah pasien saat itu, kapan saat kunjungan terbanyak
– Gambaran mengenai situasi pelayanan kepada para pengunjung puskesmas seperti
mekanisme pelayanan, keteraturan, sibuk atau tidak, antrean ada atau tidak, ada dokter
atau tidak, jumlah petugas dan lainnya (silahkan berkreasi sendiri pada saat observasi)
– Ruang apa saja yang tersedia dan pelayanannya
– Gambaran alur pelayanan pasien
– Upaya kesehatan apa saja yang ada dalam puskesmas tersebut (apakah hanya promotif,
preventif, kuratif, dan lainnya).
– Upaya pencegahan penyakit apa saja yang ada di puskesmas tersebut, apa bentuk dan
bagaimana pelaksanaannya?
– Gambaran sub sistem apa saja yang ada di puskesmas tersebut dan jelaskan
– Kelebihan dan kekurangan puskesmas tersebut

f) Untuk memberikan bukti bahwa mahasiswa telah melakukan kunjungan ke puskesmas


maka setiap kelompok mahasiswa diharuskan untuk membuat laporan yang dibuat di dalam
bentuk Hard Copy dan Soft Copy, serta dalam bentuk power point, masing-masing laporan
dibuat 1 eksamplar. Power point yang dibuat oleh masing-masing kelompok akan
dipresentasikan di dalam kelas untuk membagikan pengalaman masing-masing kelompok
ke kelompok lainnya.

g) Adapun susunan laporan yang dibuat oleh kelompok sebagai berikut :


– Halaman cover (tuliskan nama dan NIM anggota kelompok)
– Daftar Isi
– BAB I : Pendahuluan dan Tujuan Pembelajaran
– Uraikan tentang topik kunjungan lapangan dan tujuan pembelajaran, semua diuraikan
secara singkat dan jelas
– BAB II : Kegiatan Kunjungan
– Uraikan hari dan waktu kunjungan masing-masing grup kecil, nama puskesmas yang
dikunjungi dan gambaran akses menuju puskesmas (point 5a)
– BAB III : Hasil Kunjungan
– Uraikan hasil kunjungan sesuai point 5b sampai 5j.
– BAB IV : Kesimpulan

21
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

h) Tata cara pencetakan laporan :


– Diketik di komputer dengan format kertas A4, dengan spasi 1,5, rata kanan dan kiri.
Spasi kiri, kanan, atas dan bawah masing-masing adalah 2 cm
– Laporan yang diketik dengan komputer minimal 10 halaman (tidak termasuk cover dan
daftar isi)
– Setiap laporan yang dibuat harus dikumpulkan dalam bentuk hard (dijilid) dan soft copy,
untuk soft copy diharuskan mengcopy semua laporan ke dalam CD.
– Untuk power point dibuat maksimal 15 slide dengan durasi presentasi maximal 10 menit
dan 5 menit untuk Tanya jawab
– Laporan diterima maksimal paling lambat pada saat presentasi di kelas atau ditentukan
berdasarkan petunjuk dari pengelola Blok I
– Laporan yang dibuat tidak boleh sama persis antara satu kelompok dengan kelompok
lain, bila ditemukan kecurangan maka sanksi nya adalah Tidak Lulus Blok.

6. Komponen Penilaian

Check List Penilaian

No Keterangan 0 1 2
1. Laporan dikumpulkan tepat waktu
2. Susunan laporan sesuai format yang ditentukan
Isi Laporan memuat antara lain:
3. Lokasi puskesmas, bagaimana aksesnya, mudah dicapai atau tidak dan
sebagainya (berikan pendapatmu atau pendapat para pengunjung)
4. Hasil kunjungan: perkiraan jumlah pasien saat itu, Kapan saat
kunjungan terbanyak

Jika mejelaskan point – point di atas :


0 point nilainya 0
1 point nilainya 1
2 point nilainya 2
5. Gambaran mengenai situasi pelayanan kepada para pengunjung
puskesmas seperti mekanisme pelayanan, keteraturan, sibuk atau tidak,
antrean ada atau tidak, ada dokter atau tidak, jumlah petugas dan
lainnya (silahkan berkreasi sendiri pada saat observasi)

Jika mejelaskan point – point di atas :


0 point nilainya 0
1 - 3 point nilainya 1
Lebih dari 3 point nilainya 2
7 Ruang apa saja yang tersedia dan pelayanannya
8 Gambaran alur pelayanan pasien

22
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

No Keterangan 0 1 2
9 Upaya kesehatan apa saja yang ada dalam puskesmas tersebut (apakah
hanya promotif, preventif, kuratif, dan lainnya).

Jika mejelaskan point – point di atas :


0 point nilainya 0
1 - 3 point nilainya 1
Lebih dari 3 point nilainya 2
10 Upaya pencegahan penyakit apa saja yang ada di puskesmas tersebut,
apa bentuk dan bagaimana pelaksanaannya?
11 Gambaran sub sistem apa saja yang ada di puskesmas tersebut dan
jelaskan
12 Kelebihan dan kekurangan puskesmas tersebut

Nilai :
0 : Bila tidak dilakukan
1 : Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 : Dilakukan serta sudah sempurna

Nilai Penugasan = Nilai Total/24 * 100

23
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

Basic Review

Sistem Kesehatan Nasional


Sistem kesehatan menurut WHO adalah sebuah proses kumpulan berbagai faktor
kompleks yang berhubungan dalam suatu negara, yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan
dan kebutuhan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat pada setiap saat
diutuhkan.
Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah pengelolaan
kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan
saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya
Sistem Kesehatan Nasional mempunyai beberapa sub sistem, antara lain adalah
1. Subsistem Upaya Kesehatan
2. Subsistem Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
3. Subsistem Pembiayaan kesehatan
4. Subsistem Sumberdaya Manusia Kesehatan
5. Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan
6. Subsistem Manajemen & Informasi Kesehatan
7. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat

Penjelasan mengenai semua sub sistem sebagai berikut:

1. Subsistem Upaya Kesehatan


Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan
upaya kesehatan perorangan (UKP) secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Upaya kesehatan masyarakat meliputi promosi kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit di masyarakat. Upaya kesehatan perorangan meliputi pengobatan rawat
jalan, rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan. Kedua upaya kesehatan ini saling
melengkapi.
Dalam pelaksanaannya, upaya kesehatan ini harus memegang beberapa prinsip di
antaranya seperti :
a) Diselenggarakan oleh pemerintah (untuk UKM) ataupun perorangan/dunia usaha (untuk
UKP) dengan peran serta masyarakat.
b) Bersifat menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, bermutu dan berjenjang.
c) Profesional dan ekonomis serta sesuai dengan kaidah sosial dan budaya.

1.1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)


1.1.1. UKM strata pertama
UKM strata pertama adalah UKM tingkat dasar, yaitu yang mendayagunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada masyarakat.

24
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

Ujung tombak penyelenggara UKM strata pertama adalah Puskesmas yang didukung
secara lintas sektor dan di dirikan sekurang-kurangnya satu di setiap kecamatan.
Puskesmasbertanggungjawab atas masalah kesehatan di wilayah kerjanya.
Peran aktif masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan UKM strata pertama
diwujudkan melalui berbagai upaya yang dimulai dari diri sendiri, keluarga sampai dengan
upaya kesehatan bersama yang bersumber masyarakat (UKBM). Saat ini telah berhasil
dikembangkan berbagai bentuk UKBM, seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, Pos Upaya
Kesehatan Kerja, Dokter Kecil dalam Usaha Kesehatan Sekolah.

1.1.2. UKM strata kedua


UKM strata kedua adalah UKM tingkat lanjutan, yaitu yang mendayagunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik yang ditujukan kepada masyarakat.
Penanggungjawab UKM strata kedua adalah Dinkes Kab/Kota yang didukung secara lintas
sektor. Dinkes Kab/Kota mempunyai dua fungsi utama, yaitu fungsi manajerial dan fungsi
teknis kesehatan.Fungsi manajerial mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian,
serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
Kab/Kota.
Fungsi teknis kesehatan mencakup penyediaan pelayanan kesehatan masyarakat untuk
lanjutan, yakni dalam rangka melayani kebutuhan rujukan Puskesmas.Untuk dapat
melaksanakan fungsi teknis kesehatan, Dinkes Kab/Kota dilengkapi dengan berbagai unit
pelaksana teknis seperti : unit pencegahan dan pemberantasan penyakit; promosi kesehatan;
pelayanan kefarmasian; kesehatan lingkungan; perbaikan gizi; dan kesehatan ibu, anak, dan
Keluarga Berencana.
Unit-unit tersebut disamping memberikan pelayanan langsung juga membantu
Puskesmas dalam bentuk pelayanan rujukan kesehatan masyarakat.
Rujukan kesehatan masyarakat adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas
masalah kesehatan masyarakat yang dilakukan secara timbal balik, baik vertikal maupun
horizontal.
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga aspek : rujukan sarana, rujukan
teknologi dan rujukan operasional

1.1.3. UKM strata ketiga


UKM strata ketiga adalah UKM tingkat unggulan, yaitu yang mendayagunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan subspesialistik yang ditujukan kepada
masyarakat.Penanggungjawab UKM strata ketiga adalah Dinkes Provinsi dan Depkes yang
didukung secara lintas sektor.Dinkes Provinsi dan Depkes mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi
manajerial dan fungsi teknis kesehatan.
Fungsi manajerial mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta
pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
provinsi/nasional.Fungsi teknis kesehatan mencakup penyediaan pelayanan kesehatan
masyarakat untuk unggulan, yakni dalam rangka melayani kebutuhan rujukan dari Kab/Kota
dan Provinsi.
Dalam melaksanakan fungsi teknis kesehatan, Dinaskesehatan Provinsi dan Depkes
perlu didukung oleh berbagai pusat unggulan yang dikelola oleh sektor kesehatan dan sektor

25
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

pembangunan lainnya. Contoh pusat unggulan adalah Institut Gizi Nasional, Institut Penyakit
Infeksi Nasional, dll.Pusat unggulan ini disamping menyelenggarakan pelayanan langsung juga
membantu Dinkes dalam bentuk pelayanan rujukan kesehatan.

1.2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)


1.2.1. UKP strata pertama
UKP strata pertama adalah UKP tingkat dasar, yaitu yg mendayagunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yg ditujukan kepada perorangan.Penyelenggara
UKP strata pertama adalah pemerintah, masyarakat, dan swasta yang diwujudkan melalui
berbagai bentuk pelayanan profesional, seperti praktik bidan, praktik perawat, dll.
UKP strata pertama oleh pemerintah juga diselenggarakan oleh Puskesmas.Dengan
demikian Puskesmas memiliki dua fungsi pelayanan, yakni pelayanan kesehatan masyarakat
dan pelayanan kesehatan perorangan.Untuk meningkatkan cakupan, Puskesmas dilengkapi
denngan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Pondok Bersalin Desa, dan Pos Obat Desa.
Pondok Bersalin Desa dan Pos Obat Desa termasuk sarana kesehatan bersumber masyarakat.
Pelayanan pengobatan tradisional dan alternatif yang diselenggarakan secara ilmiah
telah terbukti keamanan dan khasiatnya, serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika
termasuk UKP strata pertama.
UKP strata pertama didukung oleh berbagai pelayanan penunjang seperti toko obat dan
apotek (dengan kewajiban menyediakan obat esensial generik), laboratorium klinik, dan
optik.Untuk menjamin dan meningkatkan mutu UKP strata pertama perlu dilakukan berbagai
program kendali mutu, baik yang bersifat prospektif meliputi lisensi, sertifikasi, dan akreditasi,
maupun yang bersifat konkuren ataupun retrospektif seperti gugus kendali mutu.

1.2.2. UKP strata kedua


UKP strata kedua adalah UKP tingkat lanjutan, yaitu yang mendayagunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik yang ditujukan kepada
perorangan.Penyelenggara UKP strata kedua adalah pemerintah, masyarakat, dan swasta yang
diwujudkan dalam bentuk praktik dokter spesialis, praktik dokter gigi spesialis, klinik spesialis,
balai pengobatan penyakit paru-paru (BP4), balai kesehatan mata masyarakat (BKMM), balai
kesehatan jiwa masyarakat (BKJM), rumah sakit kelas C dan B non pendidikan milik
pemerintah (termasuk TNI/POLRI dan BUMN), dan rumah sakit swasta.
Berbagai sarana pelayanan tersebut disamping memberikan pelayanan langsung juga
membantu sarana UKP strata pertama dalam bentuk pelayanan rujukan medik.Pelayanan
rujukan medik adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit yang
dilakukan secara timbal balik, baik secara vertikal maupun horizontal. Rujukan medik terdiri
dari tiga aspek, yaitu : rujukan kasus, rujukan ilmu pengetahuan, serta rujukan bahan-bahan
pemeriksaan laboratorium.
UKP strata kedua juga didukung oleh berbagai pelayanan penunjang seperti apotek,
laboratorium klinik, dan optik.Untuk meningkatkan mutu perlu dilakukan berbagai bentuk
program kendali mutu penyakit paru-paru (BP4), balai kesehatan mata masyarakat (BKMM),
balai kesehatan jiwa masyarakat (BKJM), rumah sakit kelas C dan B non pendidikan milik
pemerintah (termasuk TNI/POLRI dan BUMN), dan rumah sakit swasta.Berbagai sarana

26
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

pelayanan tersebut disamping memberikan pelayanan langsung juga membantu sarana UKP
strata pertama dalam bentuk pelayanan rujukan medik.

1.2.3. UKP strata ketiga


UKP strata ketiga adalah UKP tingkatunggulan, yaitu yang mendayagunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan subspesialistik yang ditujukan kepada perorangan.
Penyelenggara UKP strata ketiga adalah pemerintah, masyarakat, dan swasta yang diwujudkan
dalam bentuk praktik dokter spesialis konsultan, praktik dokter gigi spesialis konsultan, klinik
spesialis konsultan, rumah sakit kelas B pendidikan dan kelas A milik pemerintah (termasuk
TNI/POLRI dan BUMN), serta rumah sakit khusus dan rumah sakit swasta.
Berbagai sarana pelayanan tersebut disamping memberikan pelayanan langsung juga
membantu sarana UKP strata kedua, UKP strata ketiga juga didukung oleh berbagai pelayanan
penunjang seperti apotek, laboratorium klinik,dan optik.Untuk menghadapi persaingan global,
UKP strata ketiga perlu dilengkapi dengan beberapa pusat pelayanan unggulan nasional, seperti
pusat unggulan jantung nasional, pusat unggulan kanker nasional, pusat penanggulangan stroke
nasional, dan sebagainya.Untuk meningkatkan mutu perlu dilakukan berbagai bentuk program
kendali mutu.

Gambar 3. Kerangka Pikir Subsistem Upaya Pelayanan Kesehatan

27
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

2. Subsistem Penelitian dan Pengembangan Kesehatan


Adalah Pengelolaan penelitian dan pengembangan, pemanfaatan dan penapisan teknologi
dan produk teknologi kesehatan yang diselenggarakan dan dikoordinasikan guna memberikan
data kesehatan yang berbasis bukti untuk menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.

3. Subsistem Pembiayaan Kesehatan


Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya penggalian, pengalokasian, dan
pembelanjaan sumberdaya keuangan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Subsistem pembiayaan
kesehatan terdiri dari tiga unsur utama yaitu
a) Penggalian dana adalah kegiatan menghimpun dana yang diperlukan untuk
penyelenggaraan upaya kesehatan dan atau pemeliharaan kesehatan
b) Alokasi dana adalah penetapan peruntukan pemakaian dana yang telah berhasil dihimpun,
baik yang bersumber dari pemerintah, masyarakat, maupun swasta
c) Pembelanjaan adalah pemakaian dana yang telah dialokasikan dalam anggaran pendapatan
dan belanja sesuai dengan peruntukannya dan atau dilakukan melalui jaminan
pemeliharaan kesehatan wajib atau sukarela

3.1. Penggalian Dana


3.1.1. Pengendalian dana untuk UKM
a. Sumber dana untuk UKM terutama berasal dari pemerintah baik pusat maupun daerah,
melalui pajak umum, pajak khusus, bantuan dan pinjaman, serta berbagai sumber lainnya
b. Sumber dana lain untuk upaya kesehatan masyarakat adalah swasta serta masyarakat.
c. Sumber dari swasta dihimpun dengan menerapkan prinsip public private partnership yang
didukung dengan pemberian insentif, misalnya keringanan pajak untuk setiap dana yang
disumbangkan
d. Sumber dana dari masyarakat dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri guna
membiayai upaya kesmas, misalnya dalam bentuk dana sehat, atau dilakukan secara pasif,
yakni menambahkan aspek kesehatan dalam rencana pengeluaran dari dana yang sudah
terkumpul di masyarakat, misalnya dana sosial keagamaan

3.1.2. Penggalian dana untuk UKP


Sumber dana untuk UKP berasal dari masing-masing individu dalam satu kesatuan
keluarga. Bagi masyarakat rentan dan keluarga miskin, sumber dananya berasal dari pemerintah
melalui mekanisme jaminan pemeliharaan kesehatan wajib.

3.2. Pengalokasian Dana


a) Alokasi dana dari pemerintah
Alokasi dana yang berasal dari pemerintah untuk UKM dan UKP dilakukan melalui
penyusunan anggaran pendapatan dan belanja, baik pusat maupun daerah, sekurangkurangnya
5% dari PDB atau 15% dari total anggaran pendapatan dan belanja setiap tahunnya.

28
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

b) Alokasi dana dari masyarakat


o Alokasi dana yang berasal dari masyarakat untuk UKM dilaksanakan berdasarkan asas
gotong royong sesuai dengan kemampuan.
o Sedangkan untuk UKP dilakukan melalui kepesertaan dalam program jaminan
pemeliharaan kesehatan wajib dan atau sukarela.

3.3. Pembelanjaan
a) UKM : Pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan public private partnership.
b) UKM dan UKP : Pembiayaan dari Dana Sehat dan Dana Sosial.
c) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Wajib : Pembelanjaan untuk pemeliharaan kesmas
rentan dan gakin. Untuk keluarga mampu melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Wajib
dan atau sukarela.

Gambar 4. Kerangka Pikir Subsistem Pembiayaan Kesehatan

4. Subsistem SDM Kesehatan


Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan pelatihan,
serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin
tercapainya derajat kesahatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang
kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak, yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.

29
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

5. Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan


Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya yang menjamin ketersediaan,
pemerataan, serta mutu obat dan perbekalan kesehatan secara terpadu dan saling mendukung
dalam rangka tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perbekalan kesehatan
adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan.

6. Subsistem Manajemen, Informasi Kesehatan, dan Regulasi


Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan yang ditopang
oleh pengelolaan data dan informasi, pengembangan dan penerapan IPTEK, serta pengaturan
hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.

7. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat


Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok, dan masyarakat
umum di bidang kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

30
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

Puskesmas

1. Sejarah Puskesmas
Awal mula puskesmas dimulai dengan suatu ide yang dikenal dengan sebutan Bandung
Plann, dicetuskan oleh Dr. Johanes Leimena, ia mencetuskan gagasan sistem pelayanan
kesehatan dasar di tingkat primer yang dikenal dengan Bandung Plann (1951), konsep ini
kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa gagasan inilah yang kemudian dirumuskan
sebagai konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk
unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai
dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian disebut Puskesmas.
Pada era pemerintahan Presiden Soeharto, Dr. J. Leimena berperan dalam dimulainya
prinsip pendekatan pelayanan kesehatan masyarakat primer berbasis masyarakat yang
terintegrasi secara horizontal (antar program-program kesehatan di tingkat primer) dan vertikal
(antara Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas Kecamatan).

2. Puskesmas Era Desentralisasi


Menurut definisinya Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan yang
mempunyai fungsi untuk menggerakkan pembangunan kesehatan, memberdayakan masyarakat
dan keluarga serta memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama pada masyarakat di
wilayah kecamatan secara holistik, menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Disamping itu
puskesmas juga melaksanakan azas rujukan 2 arah dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan
baik secara horizontal dengan puskesmas lain di sekitarnya, maupun secara vertikal dengan RS
lain yang terdekat dengan wilayah puskesmas.
Dokter puskesmas sebagai pengelola kesehatan masyarakat di wilayah tanggung jawabnya
berkewajiban menyusun program kesehatan masyarakat, melaksanakan program tersebut dan
mengevaluasi pencapaian program yang dilalukan. Salah satu langkah yang biasanya dilakukan
adalah melakukan diagnosa komunitas dengan tujuan merumuskan masalah kesehatan
masyarakat pada wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.

3. Visi, Misi dan Fungsi Puskesmas


3.1. Visi Puskesmas
Mewujudkan kecamatan sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan
masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup
dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Untuk menentukan keberhasilan mewujudkan visi tersebut, ada empat indikator yang
harus ditingkatkan yaitu :
a) Indikator lingkungan sehat
b) Indikator perilaku sehat

31
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

c) Indikator pelayanan kesehatan yang bermutu, serta terjangkau dan berkualitas


d) Indikator derajat kesehatan yang optimal yang dilihat dari angka kesakitan dan kematian
serta kejadian luar biasa (wabah) dan bencana.

3.2. Misi Puskesmas


Mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional, antara lain :
a) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
b) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya
c) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang diselengarakaan
d) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya

3.3. Fungsi Puskesmas


Sebagai tempat untuk melakukan pelayanan dasar bagi masayarakat maka puskesmas
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektoral
termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya sehingga berwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan.

b) Pusat Pemberdayaan Masyarakat


Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau
pelaksanaan program kesehatan

c) Pusat Pelayanan kesehatan strata pertama


Bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan , yang meliputi :
o Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit
o Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.

32
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

4. Kedudukan dan Organisasi Puskesmas


4.1. Kedudukan Puskesmas
Puskesmas mempunyai kedudukan yang berbeda, dimana keterkaitannya tergantung
terkait pada sistem apa puskesmas itu melekat.
Pada sistem kesehatan nasional, kedudukan puskesmas sebagai sarana pelayanan
kesehatan strata pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
Pada sistem kesehatan kabupaten/kota, kedudukan puskesmas sebagai unit pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian
tugas pembangunan kesehatan kabuapaten/kota di wilayah kerjanya.
Pada sistem pemerintahan daerah, kedudukan puskesmas sebagai unit pelaksana teknis
dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit struktural pemerintah daerah
kabupaten/kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama, kedudukan puskesmas sebagai mitra
terhadap pelayanan kesehatan lainnya, seperti dokter praktek swasta, praktek bidan, poliklinik,
dan lainnya.
Berdasarkan kedudukan puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama,
maka puskesmas juga membutuhkan sistem rujukan dimana, pada kasus-kasus yang tidak dapat
ditangani oleh puskesmas tersebut.
Alur rujukan dari tingkat perorangan sampai dengan starta ketiga dalam alur rujukan

Rujukan di atas merupakan rujukan dari sudut perorangan dan masyarakat, yang berada
di sebelah kiri merupakan rujukan perorangan sedangkan yang berada di sebelah kanan
merupakan rujukan masyarakat.
Perbedaan diantara keduanya adalah terletak pada rujukan perorangan lebih banyak
menangani kasus kuratif dan rehabiliatif secara individu sedangkan pada rujukan kesehatan
masyarakat lebih banyak bertumpu pada program pemerintah.contohnya pada rujukan
perorangan adalah jika seseorang yang menderita penyakit tertentu dapat dirujuk dari starta
pertama sampai pada strata ketiga, contoh untuk rujukan masyarakat adalah foging yang

33
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

dilakukan puskesmas, dimana dalam pelaksanaan foging tersebut tentunya akan memberikan
laporan kepada suku dinas kesehatan sebagai bahan rujukan, dan kemudian disampaikan
kepada kementerian kesehatan sebagai bahan laporan untuk memberikan dana bagi pelaksanaan
foging selanjutnya.

4.2. Organisasi
a) Stuktur organisasi puskesmas tergantung kepada beban dan kegiatan dari setiap puskesmas.
Penyusunan struktur organisasi puskesmas di suatu kabupaten atau kota dilakukan oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dengan peraturan daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi sebagai berikut :
1. Kepala puskesmas
2. Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam
pengelolaan:
 Data dan informasi
 Perencanaan dan penilaian
 Keuangan
 Umum dan kepegawaian
3. Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas
 Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM
 Upaya kesehatan perorangan
4. Jaringan pelayanan puskesmas
 Unit puskesmas pembantu
 Unit puskesmas keliling
 Unit bidan di desa/komunitas
b) Kriteria personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi puskesmas disesuaikan dengan tugas
dan tanggung jawab masing-masing unit puskesmas
c) Eselon kepala puskesmas
Kepala puskesmas adalah penanggung jawab pembangunan kesehatan di tingkat
kecamatan, dan setara dengan golonganeselon III-B.

5. Pembiayaan Puskesmas
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan yang ada di puskesmas, diperlukan
biaya yang sangat besar, maka ada beberapa sumber pembiayaan puskesmas, yaitu:

5.1. Pemerintah
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan puskesmas berasal dari
pemerintah kabupaten atau kota, selain itu puskesmas dapat juga memperoleh dana dari
pemerintah propinsi dan pemerintah pusat, dana yang disediakan oleh pemerintah, dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu :
a. Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung, pengadaan
peralatan serta pengadaan obat

34
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

b. Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan,
pembelian barang habis pakai serta biaya operasional.

5.2. Pendapatan puskesmas


Masyarakat yang berobat di puskesmas dikenakan retribusi, dimana pemanfaatan dana
tersebut, terdapat beberapa kebijakan, yaitu :
a. Seluruhnya disetor ke kas daerah. Dana ini disetorkan melalui dinas kesehatan
kabupaten/kota
b. Sebagian langsung dimanfaatkan oleh puskesmas. Dana yang lazim diizinkan dipakai 25-
50% dari retribusi yang dikumpulkan, tetapi hanya dipakai untuk membiayai kegiatan
operasional puskesmas, dana harus dipertanggung tanggung jawabkan kepada pemerintah
daerah melalui dinas kesehatan kabupaten atau kota
c. Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas. Pada tahap ini puskesmas
menjadi puskesmas swakelola, dimana puskesmas tidak akan mungkin menjadi swadana
karena puskesmas tidak sepenuhnya akan bisa menanggung beban operasional, pemerintah
tetap wajib memberikan dana untuk melakukan upaya kesehatan masyarakat yang
merupakan tanggung jawab pemerintah.

5.3. Sumber lainnya


Puskemas juga menerima dana dari pihak lain, seperti Dana Kapitasi JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional), atas pelayanan terhadap peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) yang
berobat ke puskesmas.

6. Program Puskesmas
Upaya kesehatan yang dijalankan oleh puskesmas dapat dibagi menjadi 2 macam :
6.1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta yang
mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat dimana upaya
kesehatan ini wajib dilakukan oleh puskesmas di seluruh Indonesia. Upaya kesehatan wajib
adalah:
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya Pengobatan

6.2. Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya kesehatan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan
di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas, upaya itu antara lain :
a. Upaya kesehatan Sekolah
b. Upaya kesehatan Olahraga

35
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

c. Upaya kesehatan Kerja


d. Upaya Perawatan kesehatan Masyarakat
e. Upaya kesehatan gigi dan mulut
f. Upaya kesehatan Jiwa
g. Upaya kesehatan Mata
h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

DKI Jakarta memiliki total puskesmas sebanyak 340 puskesmas dengan pembagian 44
buah puskesmas kecamatan, dan masing-masing puskesmas kecamatan akan dibantu oleh
puskesmas kelurahan yang jumlahnya tergantung dari luas wilayah yang harus dilayani
puskesmas tersebut. Puskesmas yang ada tersebut digunakan untuk melayani kebutuhan
pemeriksaan kesehatan warga DKI Jakarta, puskemas mempunyai program baik di dalam
gedung maupun diluar gedung. Untuk kegiatan di dalam gedung misalnya pelayanan
pengobatan yang dilayani oleh dokter di poli umum, pelayanan KIA(Kesehatan Ibu dan Anak),
KB (keluarga Berencana), Promosi kesehatan dan lainnya, sedangkan pelayanan di luar gedung
seperti pembinaan wilayah dengan pemantauan pelaksanaan PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk) yang dilakukan setiap jumat, Pelayanan Posyandu untuk balita maupun posbindu
untuk lansia, dan berbagai program lainnya. Salah satu upaya promosi kesehatan yang
dilakukan oleh puskesmas untuk masyarakat di wilayahnya bisa mengacu dengan yang dikenal
5 tingkat pencegahan, yang dibagi ke dalam beberapa tingkatan, yaitu Primary prevention,
Secondary prevention dan Tertiary prevention.

Pada Primay preventation terbagi atas:


1. Health Promotion
Melakukan promosi kesehatan ke kelompok tertentu atau masyarakat tertentu untuk
mencegah agar tidak terjadi penyakit pada masyarakat, misalnya promosi pencegahan
pemakaian narkoba, promosi mengenai pola hidup sehat, dan lainnya.
2. Specific Protection
Memberikan perlindungan yang spesifik kepada kelompok sasaran yang menjadi target
dari pencegahan penyakit, misalnya Imunisasi, yang dilakukan untuk pencegahan penyakit,
misalnya imunisasi HBV, Polio, Tetanus, dan lain-lain.

Pada Secondary Prevention dapat dibagi atas:


1. Early Diagnosis and Prompt treatment
Dengan melakukan diagnosis yang dini dan segera maka diharapkan jika masyarakat atau
pasien yang telah menderita suatu penyakit maka akan lebih cepat tertangani sehingga pada
akhirnya akan mencegah kejadian yang lebih buruk lagi, misalnya dengan melakukan screening
kesehatan setiap 1 tahun sekali ataupun melakukan active case finding pada program TBC, dan
lainya.

36
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

Tertiary Prevention terdiri atas


1. Disability Limitation
Pada point ini sangat penting ditekankan untuk mencegah terjadianya kecacatan yang lebih
parah jika suatu masyarakat atau seseorang telah mengalami suatu penyakit, misalnya pada
pasien stroke maka penanganan untuk pencegahan kecacatannya dengan fisioterapi untuk
memulihkan kembali bagian tubuh yang terserang stroke.
2. Rehabilitation
Tujuan melakukan rehabilitasi agar pasien ataupun masyarakat yang terkena suatu penyakit
dapat kembali aktif di dalam kehidupan sehari - harinya sehingga tidak terjadi keadaan yang
lebih memburuk, misalnya pasien seorang tentara dan mengalami luka tembak sehingga harus
diamputasi anggota tubuhnya maka sebagai seorang tenaga kesehatan harus melakukan
rehabilitasi baik fisik maupun mental dari tentara tersebut.

37
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

7. Referensi
a. Ackerknecht EH. Therapeutics: From the Primitives to the 20th. Century. Hafner Press;
1973.
b. Indonesia PR. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 Tentang
Sistem Kesehatan Nasional. Lembaran Negara RI Tahun. 2012(193).
c. No KM. 128/Menkes/sk/II/2004 tgl 10 Februari 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat.
d. Profil Kesehatan DKI Jakarta 2016. Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Diunduh dari:
http://www.depkes.go.id/resources/download/prfil/PFIL_KES_PROVINSI_2016
/11_DKI_Jakarta_2016.pdf diakses tanggal 20 Juli 2018.

38
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

Fasilitas

Kegiatan skills lab akan dilaksanakan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
(FKIK) Unika Atma Jaya, Jl. Pluit Raya No. 2 Jakarta 14440. Skills lab akan
dilaksanakan di ruang-ruang skills lab gedung Lukas lantai 3. Akses pustaka dapat
dilakukan di perpustakaan FKIK Unika Atma Jaya.

39
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

MEMO
……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

40
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

MEMO
……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

41
MEC 101 Blok Pengetahuan Dasar Kedokteran Buku Skills Lab Mahasiswa

MEMO
……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

42

Anda mungkin juga menyukai