Anda di halaman 1dari 10

TATA TERTIB CLINICAL SKILL LABORATORY (CSL)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Mahasiswa yang melakukan praktek di Laboratorium Fakultas Kedokteran


Undana, harus mematuhi tata tertib laboratorium, seperti di bawah ini:

A. Sebelum praktikum, mahasiswa diharuskan:


1. Membaca penuntun belajar keterampilan klinis sistem atau penuntun
praktikum yang bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang
keterampilan yang akan dilakukan.
2. Menyediakan alat atau barang sesuai dengan petunjuk pada penuntun
yang bersangkutan.

B. Pada saat praktikum, setiap mahasiswa:


1. Setiap mahasiswa wajib berpakaian bersih, rapi dan sopan. Tidak
diperkenankan memakai baju kaos (T-Shirt) dan sandal. Mahasiswa
perempuan tidak diperkenankan memakai pakaian ketat dan tipis
sehingga tembus pandang, dan/ atau rok di atas lutut.
2. Mahasiswa laki-laki tidak diperkenankan memanjangkan rambut
hingga menyentuh kerah baju, ataupun menutupi mata.
3. Setiap mahasiswa wajib memakai jas praktikum dalam keadaan rapi
dan bersih. Bagi mahasiswa yang berjilbab, jilbab wajib dimasukkan
ke dalam jas laboratorium.
4. Mahasiswa tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
5. Setiap mahasiswa wajib menggunakan tanda identitas yang
mencantumkan nama lengkap dan NIM.
6. Setiap mahasiswa peserta CSL wajib mempelajari dan membawa
manual keterampilan yang akan dipelajari dalam bentuk hard copy/
soft copy.
7. Setiap mahasiswa wajib berperan aktif dalam proses pembelajaran.
8. Setiap mahasiswa wajib dan bertanggung jawab menjaga dan
memelihara peralatan/bahan yang digunakan. Tidak merusak bahan

1
dan alat latihan keterampilan. Setiap kerusakan harus diganti dalam
waktu maksimal satu minggu.
9. Setiap mahasiswa tidak diperkenankan menggunakan alat komunikasi
selama proses CSL berlangsung. Semua alat komunikasi dimasukkan
ke dalam tas dalam keadaan silent.
10. Setiap mahasiswa wajib hadir paling lambat 5 menit sebelum waktu
kegiatan yang ditentukan dan tidak diperkenankan masuk kelas bila
proses CSL sudah dimulai.
11. Jika hendak meninggalkan ruangan CSL pada saat proses pembelajaran
berlangsung, setiap mahasiswa wajib meminta izin dan menitipkan
kartu mahasiswa/KTP/SIM pada dosen pengajar. Kartu identitas dapat
diambil setelah mahasiswa kembali ke ruangan.
12. Setiap mahasiswa pada saat CSL tidak diperkenankan melakukan
kegiatan yang tidak berhubungan dengan proses pembelajaran dan/atau
mengganggu proses pembelajaran.
13. Setiap mahasiswa wajib memperlakukan manekin layaknya seorang
pasien hidup dengan menjunjung tinggi etika profesi dokter terhadap
pasien, termasuk tidak mencoret manekin, memotret secara sengaja
atau selfie dengan manekin untuk tujuan dipublikasikan ke akun media
sosial pribadi.
14. Setiap mahasiswa yang melakukan pelanggaran aturan nomor 1–13
dapat dikeluarkan dari ruang CSL oleh instruktur pengajar dan
dianggap tidak hadir pada CSL tersebut, serta dapat diberhentikan
untuk mengikuti kegiatan CSL selanjutnya.
15. Meninggalkan ruangan latihan keterampilan dalam keadaan rapi dan
bersih.
16. Aturan diatas berlaku sejak memasuki koridor skill lab.
17. Mahasiswa harus menghadiri kegiatan akademik minimal 80% dari
total jam blok berjalan dan apabila kurang dari itu, maka mahasiswa
tidak diperkenankan mengikuti Ujian OSCE dengan nilai akhir K.
18. Apabila instruktur tidak hadir, ketua kelas segera melaporkan ke
pengelola blok.

2
19. Mahasiswa boleh minta ijin dengan alasan penting:
a. Yang bersangkutan sakit
b. Orangtua dirawat/ sakit berat/ meninggal
c. Mewakili Fakultas atau Universitas pada kegiatan-kegiatan resmi
20. Apabila mahasiswa tidak dapat hadir karena sakit, maka wajib
mengumpulkan surat sakit dari dokter praktik/klinik berlisensi/rumah
sakit paling lambat 1 hari setelah ketidakhadiran yang dilengkapi
dengan nama terang dokter pemeriksa, tanda tangan, lama sakit,
stempel klinik/rumah sakit, nomor telepon dokter pemeriksa atau
klinik/ rumah sakit.
21. Apabila mahasiswa tidak dapat hadir karena mewakili Fakultas atau
Universitas, wajib memasukkan surat izin dari PimpinanFakultas/
Universitas paling lambat 3 hari sebelumnya.
22. Surat sakit dan surat izin difotokopi 3 rangkap dan diserahkan ke
pengelola blok, MEU, dan Prodi.
23. Setiap mahasiswa dilarang menandatangani daftar hadir bagi
mahasiswa lain. Jika terbukti melakukan hal tersebut untuk pertama
kali, yang menandatangani dan ditandatangankan dianggap tidak
hadir untuk satu hari pelajaran. Jika terbukti melakukan dua kali,
dianggap tidak hadir untuk lima hari pelajaran. Jika terbukti
melakukan tiga kali, maka dianggap tidak hadir untuk semua proses
akademik pada blok bersangkutan

3
A. KETRAMPILAN KOMUNIKASI

Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah penyampaian pesan yang sukses dari satu orang ke orang
lain. Luiser (1993) mendefinisikan komunikasi sebagai proses pengiriman pesan dari
pengirim ke penerima dengan pengertian bersama dan seimbang. Elemen utama dari
proses komunikasi adalah pengiriman pesan dengan pemahaman atau pengertian
seimbang. Bila seseorang tidak dapat mengerti/ memahami arti pesan, berarti
komunikasi gagal/ tidak terjadi. Umumnya salah pengertian dapat dicegah dengan
memberikan umpan balik (feedback) untuk mengecek maksud dari pesan
(pembicaraan).

Indikasi
1. Membangun hubungan interpersonal
2. Membuka diskusi
3. Mengumpulkan informasi
4. Mengerti perspektif pasien
5. Berbagi informasi
6. Mencapai persetujuan
7. Melakukan penutupan pembicaraan

Capaian Pembelajaran
1. Mahasiswa memiliki kemampuan berbicara yang jelas dan lugas
2. Mahasiswa memiliki keinginan dan kemampuan untuk mendengarkan
3. Mahasiswa mampumemahami latar belakang, pandangan pasien tentang
diri dan masalahnya
4. Mahasiswa memiliki empati terhadap permasalahan pasien

Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Simulasi
5. Evaluasi melalui check list/ daftar dengan sistem skor

4
DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi

1. Pengantar 5 menit  Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-


masing
 Instrruktur menerangkan tentang tujuan
keterampilan ini
2. Demonstrasi 20 menit  Seorang mahasiswa bertindak sebagai pasien
 Instruktur memperlihatkan cara membuka
percakapan, berempati pada pasien, mengerti
perspektif pasien kemudian menggali informasi,
melakukan komunikasi yang efektif
 Instruktur memperlihatkan cara menginformasikan
kepada pasien mengenai tindakan selanjutnya yang
akan dilakukan
 Instruktur memperlihatkan cara berbagi informasi,
mencapai persetujuan pasien dan menutup
percakapan
 Mahasiswa diminta untuk menanyakan hal-hal yang
belum jelas sehubungan dengan kegiatan
keterampilan ini

3. Praktek 55 menit  mahasiswa dibagi menjadi berpasang-pasangan, satu


bermain peran orang berperan sebagai dokter dan satu orang
dengan umpan berperan sebagai pasien
balik  Mahasiswa yang berperan sebagai dokter melakukan
kegiatan komunikasi dokter pasien
 Bertukar peran
 Instruktur berkeliling di antara mahasiswa dan
melakukan supervise
 Instruktur mengoreksi hal-hal yang belum sempurna
4. Curah 10 menit  Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapat, dan pendapatnya tentang kegiatan yang dilakukan
diskusi

5. Refleksi 10 menit  Masing-masing mahasiswa menyampaikan


ketrampilan apa yang didapat dan apa yang perlu
diketahui atau dilatih lebih lanjut dalam belajar
mandiri.
Total waktu 100 menit

5
Mendengarkan Secara Efektif (Effective Listening)
Ketika kita memikirkan mengenai ketrampilan berkomuniksai efektif,
umumnya yang pertama-tama dipikirkan adalah berbicara secara jelas dan beberapa
ketrampilan yang diperlukan agar dapat memberi pengaruh terhadap yang diajak
bicara. Namun dalam komunikasi medis justru yang merupakan hal penting dan
tersulit dari proses komunikasi adalah kemampuan untuk menjadi pendengar yang
baik (a good listener). Kita akan merasa puas ketika kita tahu bahwa seseorang
benar-benar mau mendengarkan apa yang mau kita katakan sehingga menjadi
mengerti apa yang kita maksudkan. Hal ini bisa kita terapkan pula pada pasien yang
pasti akan merasa puas bila kita sebagai dokter menjadi pendengar yang baik pula.

Tujuan komunikasi antara lain juga untuk memberikan informasi,


mempengaruhi orang serta mengekspresikan perasaan. Pemberi pelayanan kesehatan
mempunyai semua tujuan komunikasi tersebut, terlebih lagi bila komunikasi yang
diberikan adalah dalam rangka proses penyembuhan (komunikasi terapeutik).

Kesalahan yang banyak terjadi dalam praktek dokter adalah kegagalan di


dalam komunikasi. Seringkali dokter gagal memahami pasien serta masalah-masalah
yang dialaminya. Kegagalan ini akan berdampak pada proses penanganan pasien
selanjutnya. Pasien akan menjadi kehilangan semangat, ketaatan, serta kepercayaan
kepada dokter. Pengobatan menjadi tidak efektif dan menimbulkan kekecewaan.
Keberhasilan dokter dalam berkomunikasi adalah langkah awal keberhasilan dalam
penanganan pasien.

6
Tabel 1 di bawah ini merupakan kuesioner yang ditujukan untuk mengukur
kepuasan pasien dalam berkomunikasi dengan dokter. Kuesioner menggunakan
rating dengan skala 1 – 5: kurang baik – sempurna.

Tabel 1. Kepuasan pasien dalam berkomunikasi dengan dokter


(Diadaptasi dari ABIM Patient Satisfaction Tool)
No Item
1. Memberi salam dengan hangat; menyebut nama anda, bersikap sebagai sahabat; tidak
pernah berbicara kasar
2. Bersikap terhadap anda seolah dalam level yang sama, Tidak memandang rendah
terhadap anda, Tidak memperlakukan anda seperti terhadap anak-anak
3. Mempersilahkan anda untuk bercerita, Mendengarkan dengan sungguh-sungu,
bertanya dengan pertanyaan yang bermakna, Tidak menginterupsi ketika anda sedang
berbicara
4. Memperlihatkan perhatian penuh kepada anda; Tidak memperlihatkan sikap bosan
atau mengabaikan apa yang telah anda katakan
5. Mendorong anda untuk bertanya; Menjawab pertanyaan anda secara jelas; Tidak
pernah menghindari pertanyaan anda; Tidak mengajari anda
6. Menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti ketika sedang menjelaskan problem
anda ataupun menjelaskan terapi; Menjelaskan terminologi kedokteran dengan bahasa
yang sederhana
Menggunakan rating dengan skala 1 – 5 sebagaimana pada Tabel di atas,

Tabel 2di bawah ini menunjukkan kompetensi dan sub-kompetensi yang diadaptasi
dari Harvard Medical School.
Tabel 2.Kompetensi dan sub-kompetensi pada Ketrampilan
berkomunikasi:
(Diaptasi darithe Bayer–Fetzer Kalamazoo consensus framework: the
Harvard Medical School Communication Skills Tool)
1. Membangun Hubungan Interpersonal:
 Memberi salam dan memperlihatkan perhatian kepada pasien
 Menggunakan kata-kata yang menunjukkan perhatian selama interview/ anamnesis
 Menggunakan nada suara, kontak mata dan bahasa tubuh yang menunjukkan
perhatian kepada pasien
 Memberikan respon terhadap pendapat, perasaan maupun keyakinan pasien.

7
2. Membuka diskusi:
 Memberi kesempatan kepada pasien menyelesaikan pendapatnya tanpa interupsi.
 Menunjukkan perhatian penuh terhadap pasien dengan bertanya:”Apakah ada hal
lain yang akan disampaikan?”
 Menjelaskan dan/ atau negosiasi mengenai agenda untuk kunjungan berikutnya.
3. Mengumpulkan informasi:
 Memulai dengan pertanyaan terbuka: “ Jelaskan kepada saya mengenai
……………”
 Klarifikasi hal penting dengan pertanyaan yang spesifik atau pertanyaan tertutup.
 Meringkas dan memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengoreksi atau
menambahkan informasi
 Transisi secara efektif menuju pertanyaan tambahan.
4. Mengerti perspektif pasien:
 Bertanya mengenai kejadian-kejadian penting pada dirinya dan pada orang lain
yang mungkin berpengaruh terhadap kesehatannya saat ini.
 Menggali kepercayaan dari pasien, perhatian serta harapannya mengenai penyakit
dan pengobatannya.
5. Berbagi informasi:
 Melakukan pemeriksaan terhadap pengertian pasien mengenai penyakitnya
 Menjelaskan dengan menggunakan bahasa sederhana dan mudah dimengerti oleh
pasien
 Bertanya apakah pasien mempunyai pertanyaan-pertanyaan
6. Mencapai persetujuan (baru atau bila ada perubahan rencana)
 Melibatkan pasien dalam pemilihan tindakan dan keputusan
 Mencek apakah pasien mengerti mengenai diagnosa dan/ atau rencana pengobatan
 Bertanya kepada pasien mengenai kemampuannya untuk mengkuti prosedur
diagnostik maupun pengobatan
7. Melakukan penutupan pembicaraan:
 Bertanya kepada pasien apakah masih ada pertanyaan atau hal-hal lain yang ingin
disampaikan
 Melakukan ringkasan dari pembicaraan
 Mengklarifikasi untuk kunjungan berikutnya (follow up)
 Mengucapkan terima kasih dan menutup interview.

8
Tabel 3. Checklist Keterampilan Komunikasi Efektif

No Aspek yang dinilai Skor


1 Membangun Hubungan Interpersonal: 0 1 2
 Memberi salam dan memperlihatkan perhatian kepada
pasien
 Menggunakan kata-kata yang menunjukkan perhatian
 Menggunakan nada suara, kontak mata dan bahasa tubuh
yang menunjukkan perhatian kepada pasien
 Memberikan respon terhadap pendapat, perasaan maupun
keyakinan pasien.
2 Membuka diskusi:
 Memberi kesempatan kepada pasien menyelesaikan
pendapatnya tanpa interupsi
 Menunjukkan perhatian penuh terhadap pasien dengan
bertanya:”Apakah ada hal lain yang akan disampaikan?”
3 Mengumpulkan informasi:
 Memulai dengan pertanyaan terbuka: “ Jelaskan kepada saya
mengenai ……………”
 Klarifikasi hal penting dengan pertanyaan yang spesifik
atau pertanyaan tertutup
 Meringkas dan memberikan kesempatan kepada pasien
untuk mengoreksi atau menambahkan informasi
4 Mengerti perspektif pasien
 Bertanya mengenai kejadian-kejadian penting pada dirinya
dan pada orang lain yang mungkin berpengaruh terhadap
kesehatannya saat ini.
 Menggali kepercayaan dari pasien, perhatian serta
harapannya mengenai penyakit dan pengobatannya.
5 Memberi informasi:
 Menjelaskan dengan menggunakan bahasa sederhana dan
mudah dimengerti oleh pasien
6 Melakukan penutupan pembicaraan:
 Melakukan ringkasan dari pembicaraan
 Bertanya kepada pasien apakah masih ada pertanyaan atau
hal-hal lain yang ingin disampaikan
 Mengklarifikasi untuk kunjungan berikutnya (follow up)
 Mengucapkan terima kasih dan menutup interview.

9
KRITERIA PENILAIAN

Catatan: daftar tilik di atas berisi kegiatan yang akan dinilai pada ujian keterampilan
dimana instruktur diminta memberikan penilaian kepada mahasiswa kepada empat
belas daftar tilik di atas (lihat lembaran penilaian mahasiswa).
Nilai:
 0 bila tidak dilakukan
 1 bila dilakukan tapi belum memuaskann
 2 bila memuaskann

Tabel 4. Contoh lembar penilaian mahasiswa untuk manual 1


NO Nama NIM Kegiatan Total
1 2 3 4 14
1 Irwan Bahar Budiyanto 1108011025 2 2 0 1 2 25
2
3
4

Skoring untuk manual 1


Total nilai terendah 0, nilai tertinggi 28
Nilai 0-14 : tidak terampil
Nilai 15-28 : terampil (lulus CSL, nilai ini masih akan diskoring ke C, B & A)

10

Anda mungkin juga menyukai