1
dan alat latihan keterampilan. Setiap kerusakan harus diganti dalam
waktu maksimal satu minggu.
9. Setiap mahasiswa tidak diperkenankan menggunakan alat komunikasi
selama proses CSL berlangsung. Semua alat komunikasi dimasukkan
ke dalam tas dalam keadaan silent.
10. Setiap mahasiswa wajib hadir paling lambat 5 menit sebelum waktu
kegiatan yang ditentukan dan tidak diperkenankan masuk kelas bila
proses CSL sudah dimulai.
11. Jika hendak meninggalkan ruangan CSL pada saat proses pembelajaran
berlangsung, setiap mahasiswa wajib meminta izin dan menitipkan
kartu mahasiswa/KTP/SIM pada dosen pengajar. Kartu identitas dapat
diambil setelah mahasiswa kembali ke ruangan.
12. Setiap mahasiswa pada saat CSL tidak diperkenankan melakukan
kegiatan yang tidak berhubungan dengan proses pembelajaran dan/atau
mengganggu proses pembelajaran.
13. Setiap mahasiswa wajib memperlakukan manekin layaknya seorang
pasien hidup dengan menjunjung tinggi etika profesi dokter terhadap
pasien, termasuk tidak mencoret manekin, memotret secara sengaja
atau selfie dengan manekin untuk tujuan dipublikasikan ke akun media
sosial pribadi.
14. Setiap mahasiswa yang melakukan pelanggaran aturan nomor 1–13
dapat dikeluarkan dari ruang CSL oleh instruktur pengajar dan
dianggap tidak hadir pada CSL tersebut, serta dapat diberhentikan
untuk mengikuti kegiatan CSL selanjutnya.
15. Meninggalkan ruangan latihan keterampilan dalam keadaan rapi dan
bersih.
16. Aturan diatas berlaku sejak memasuki koridor skill lab.
17. Mahasiswa harus menghadiri kegiatan akademik minimal 80% dari
total jam blok berjalan dan apabila kurang dari itu, maka mahasiswa
tidak diperkenankan mengikuti Ujian OSCE dengan nilai akhir K.
18. Apabila instruktur tidak hadir, ketua kelas segera melaporkan ke
pengelola blok.
2
19. Mahasiswa boleh minta ijin dengan alasan penting:
a. Yang bersangkutan sakit
b. Orangtua dirawat/ sakit berat/ meninggal
c. Mewakili Fakultas atau Universitas pada kegiatan-kegiatan resmi
20. Apabila mahasiswa tidak dapat hadir karena sakit, maka wajib
mengumpulkan surat sakit dari dokter praktik/klinik berlisensi/rumah
sakit paling lambat 1 hari setelah ketidakhadiran yang dilengkapi
dengan nama terang dokter pemeriksa, tanda tangan, lama sakit,
stempel klinik/rumah sakit, nomor telepon dokter pemeriksa atau
klinik/ rumah sakit.
21. Apabila mahasiswa tidak dapat hadir karena mewakili Fakultas atau
Universitas, wajib memasukkan surat izin dari PimpinanFakultas/
Universitas paling lambat 3 hari sebelumnya.
22. Surat sakit dan surat izin difotokopi 3 rangkap dan diserahkan ke
pengelola blok, MEU, dan Prodi.
23. Setiap mahasiswa dilarang menandatangani daftar hadir bagi
mahasiswa lain. Jika terbukti melakukan hal tersebut untuk pertama
kali, yang menandatangani dan ditandatangankan dianggap tidak
hadir untuk satu hari pelajaran. Jika terbukti melakukan dua kali,
dianggap tidak hadir untuk lima hari pelajaran. Jika terbukti
melakukan tiga kali, maka dianggap tidak hadir untuk semua proses
akademik pada blok bersangkutan
3
A. KETRAMPILAN KOMUNIKASI
Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah penyampaian pesan yang sukses dari satu orang ke orang
lain. Luiser (1993) mendefinisikan komunikasi sebagai proses pengiriman pesan dari
pengirim ke penerima dengan pengertian bersama dan seimbang. Elemen utama dari
proses komunikasi adalah pengiriman pesan dengan pemahaman atau pengertian
seimbang. Bila seseorang tidak dapat mengerti/ memahami arti pesan, berarti
komunikasi gagal/ tidak terjadi. Umumnya salah pengertian dapat dicegah dengan
memberikan umpan balik (feedback) untuk mengecek maksud dari pesan
(pembicaraan).
Indikasi
1. Membangun hubungan interpersonal
2. Membuka diskusi
3. Mengumpulkan informasi
4. Mengerti perspektif pasien
5. Berbagi informasi
6. Mencapai persetujuan
7. Melakukan penutupan pembicaraan
Capaian Pembelajaran
1. Mahasiswa memiliki kemampuan berbicara yang jelas dan lugas
2. Mahasiswa memiliki keinginan dan kemampuan untuk mendengarkan
3. Mahasiswa mampumemahami latar belakang, pandangan pasien tentang
diri dan masalahnya
4. Mahasiswa memiliki empati terhadap permasalahan pasien
Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Simulasi
5. Evaluasi melalui check list/ daftar dengan sistem skor
4
DESKRIPSI KEGIATAN
5
Mendengarkan Secara Efektif (Effective Listening)
Ketika kita memikirkan mengenai ketrampilan berkomuniksai efektif,
umumnya yang pertama-tama dipikirkan adalah berbicara secara jelas dan beberapa
ketrampilan yang diperlukan agar dapat memberi pengaruh terhadap yang diajak
bicara. Namun dalam komunikasi medis justru yang merupakan hal penting dan
tersulit dari proses komunikasi adalah kemampuan untuk menjadi pendengar yang
baik (a good listener). Kita akan merasa puas ketika kita tahu bahwa seseorang
benar-benar mau mendengarkan apa yang mau kita katakan sehingga menjadi
mengerti apa yang kita maksudkan. Hal ini bisa kita terapkan pula pada pasien yang
pasti akan merasa puas bila kita sebagai dokter menjadi pendengar yang baik pula.
6
Tabel 1 di bawah ini merupakan kuesioner yang ditujukan untuk mengukur
kepuasan pasien dalam berkomunikasi dengan dokter. Kuesioner menggunakan
rating dengan skala 1 – 5: kurang baik – sempurna.
Tabel 2di bawah ini menunjukkan kompetensi dan sub-kompetensi yang diadaptasi
dari Harvard Medical School.
Tabel 2.Kompetensi dan sub-kompetensi pada Ketrampilan
berkomunikasi:
(Diaptasi darithe Bayer–Fetzer Kalamazoo consensus framework: the
Harvard Medical School Communication Skills Tool)
1. Membangun Hubungan Interpersonal:
Memberi salam dan memperlihatkan perhatian kepada pasien
Menggunakan kata-kata yang menunjukkan perhatian selama interview/ anamnesis
Menggunakan nada suara, kontak mata dan bahasa tubuh yang menunjukkan
perhatian kepada pasien
Memberikan respon terhadap pendapat, perasaan maupun keyakinan pasien.
7
2. Membuka diskusi:
Memberi kesempatan kepada pasien menyelesaikan pendapatnya tanpa interupsi.
Menunjukkan perhatian penuh terhadap pasien dengan bertanya:”Apakah ada hal
lain yang akan disampaikan?”
Menjelaskan dan/ atau negosiasi mengenai agenda untuk kunjungan berikutnya.
3. Mengumpulkan informasi:
Memulai dengan pertanyaan terbuka: “ Jelaskan kepada saya mengenai
……………”
Klarifikasi hal penting dengan pertanyaan yang spesifik atau pertanyaan tertutup.
Meringkas dan memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengoreksi atau
menambahkan informasi
Transisi secara efektif menuju pertanyaan tambahan.
4. Mengerti perspektif pasien:
Bertanya mengenai kejadian-kejadian penting pada dirinya dan pada orang lain
yang mungkin berpengaruh terhadap kesehatannya saat ini.
Menggali kepercayaan dari pasien, perhatian serta harapannya mengenai penyakit
dan pengobatannya.
5. Berbagi informasi:
Melakukan pemeriksaan terhadap pengertian pasien mengenai penyakitnya
Menjelaskan dengan menggunakan bahasa sederhana dan mudah dimengerti oleh
pasien
Bertanya apakah pasien mempunyai pertanyaan-pertanyaan
6. Mencapai persetujuan (baru atau bila ada perubahan rencana)
Melibatkan pasien dalam pemilihan tindakan dan keputusan
Mencek apakah pasien mengerti mengenai diagnosa dan/ atau rencana pengobatan
Bertanya kepada pasien mengenai kemampuannya untuk mengkuti prosedur
diagnostik maupun pengobatan
7. Melakukan penutupan pembicaraan:
Bertanya kepada pasien apakah masih ada pertanyaan atau hal-hal lain yang ingin
disampaikan
Melakukan ringkasan dari pembicaraan
Mengklarifikasi untuk kunjungan berikutnya (follow up)
Mengucapkan terima kasih dan menutup interview.
8
Tabel 3. Checklist Keterampilan Komunikasi Efektif
9
KRITERIA PENILAIAN
Catatan: daftar tilik di atas berisi kegiatan yang akan dinilai pada ujian keterampilan
dimana instruktur diminta memberikan penilaian kepada mahasiswa kepada empat
belas daftar tilik di atas (lihat lembaran penilaian mahasiswa).
Nilai:
0 bila tidak dilakukan
1 bila dilakukan tapi belum memuaskann
2 bila memuaskann
10