Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

1. Bed Side Teaching


a. Definisi
Bed side teaching adalah pembelajaran yang dilakukan langsung didepan pasien
dimana pembelajaran mengaplikasikan kemampuan kognitif, psikomotor dan
afektif secara integrasi. Bed side teaching merupakan metode mengajar kepada
peserta didik, yang aktifitasnya dilakukan disamping tempat tidur klien dan
meliputi kegiatan mempelajari kondisi klien dan asuhan kebidanan yang
dibutuhkan klien ( Nursalam, 2007)

b. Kelemahan
1) Gangguan ( adanya panggilan telp/HP bordering )
2) Waktu rawat inap yang singkat
3) Ruangan yang kecil sehingga padat dan sesak
4) Tidak ada papan tulis
5) Tidak dapat mengacu pada buku
6) Pelajar lelah

c. Keuntungan
Dalam penelitian ( alden, 2006 ) dihasilkan kesimpulan bahwa bed side teaching
sangat baik digunakan untuk mempelajari keterampilan klinik. Beberapa
keuntungan bed side teaching antara lain :
1) Observasi langsung
2) Menggunakan seluruh pikiran
3) Klarifikasi dari anamnesa dan pemeriksaan fisik
4) Kesempatan untuk membentuk keterampilan klinik mahasiswa
5) Memperagakan fungsi
Bedside teaching tidak hanya dapat diterapkan di rumah sakit, keterampilan
bedside teaching juga dapat diterapkan di beberapa institusi dimana ada
pasien.

d. Hambatan
1) Gangguan ( adanya panggilan telp/HP bordering )
2) Waktu rawat inap yang singkat
3) Ruangan kecil sehingga padat
e. Proses
1) Pre-Conference/Briefing
a. Menentukan kasus yang akan dihadapi, tujuan spesifik yang ingin dicapai
oleh peserta didik dan kriteria evaluasi.
b. Persiapan peserta didik sebelum bertemu dengan klien, yang meliputi :
menanyakan pengetahuan dan pengalaman peserta didik sebelumnya,
menanyakan permasalahan peserta didik yang memerlukan bantuan
pembimbing
c. Berikan peserta didik penjelasan tentang pedoman pelaksanaan
d. Persiapan klien dan jelaskan tujuan pertemuan
2) Implementasi/ Demonstration and Inclusion of Microskill
a. Memberikan kesempatan peserta didikuntuk melihat bagaimana
pembimbing berinteraksi dengan klien
b. Memberi kesempatan peserta didik melakukan keterampilan teknik
procedural dalam rangka memberikan asuhan kebidanan dengan supervise
c. Memfasilitasi belajar aktif peserta didik dengan memberikan pertanyaan
berkaitan dengan apa yang dilakukan peserta didik dan mengapa itu
dilakukan.
d. Mengobservasi kemampuan klinik peserta didik dan mengobservasi
interaksi peserta didik dengan klien.
3) Post-Conference
a. Membahas hal-hal yang telah dilakukan pada saat implementasi
b. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan masukan atau
menyampaikan pertanyaa.
c. Berikan umpan balik pada peserta didik baik yang positif maupun yang
negative. Mulailah umpan balik yang positif dengan memberikan
penguatan baik pujian dan dorongan untuk lebih baik lagi.
d. Koreksi kesalahan peserta didik dengan menunjukkan atau menjelaskan
bagaimana melakukan keterampilan klinik tersebut dan bagaimana
mengingatkannya
e. Menemukan kendala yang dihadapi dan mencari cara untuk mengatasinya.
f. Mengukur tingkat pencapaian tujuan praktik saat itu
4) Evaluasi
a. Menilai kemampuan intelektual, teknikal dan interpersonal peserta didik.
b. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menilai cara dan
metode yang dilaksanakan pembimbing.
c. Mencari cara yang lebih efektif yang digunakan untuk meningkatkan
metode pembelajaran.
2. Case Presentastion
a. Definisi
Adalah metode penyajian kasus dengan menggunakan kehadiran seorang pasien
dan dipilih sebagai focus diskusi kelompok dengan tujuan dapat memberikan
pengalaman langsung dalam pembahasan prinsip-prinsip prosedur perawatan dari
pasien, metode ini sering digunakan dilahan praktek khususnya dilahan rumah
sakit.
Prinsip yang dilakukan nursing clinik diantaranya :
- Harus direncanakan dengan teliti dengan pasien, surat ijin, pemilihan lokasi,
perumusan tujuan informasi dan lain-lain
- Pasien harus diberi kesempatan untuk mengekspresikan kebutuhannya
- Adanya hak pasien untuk prifasi dan rahasia informasi tentang dirinya
- Adanya evaluasi tentang pelaksanaan nursing clinic
Presentasi kasus disebut suatu kegiatan pembelajaran yang melibatkan seluruh
peserta didik dalam satu kelas besar dan setiap kelompok tutorial secara
bergiliran mempresentasikan hasil kerja kelompok tutornya dalam
memecahkan masalah / kasus yang didapatkan oleh kelompok
tersebut.Presentasi dilakukan oleh seorang wakil kelompok yang ditunjuk
sebagai juru bicara dan waktu presentasi dialokasikan 15 – 20 menit untuk
setiap kelompok.Jumlah presentasi disesuaikan dengan jumlah / macam dari
seluruh masalah / kasus yang diberikan kepada setiap kelompok.Diskusi
terbuka dilakukan setelah presentasi, dengan teknik penyelenggaraan
disesuaikan dengan waktu, kondisi, dan keragaman masalah yang
dipresentasikan.
- Kegiatan ini dipimpin oleh satu orang / lebih Pimpinan dan Sekretaris
Kegiatan (mahasiswa) yang telah dipilih / ditentukan sebelumnya, disesuaikan
dengan keragaman dan jumlah masalah yang dipresentasikan (satu atau
beberapa sesi). Setiap Tutor diharapkan hadir mendampingi kelompok
Tutorialnya, walaupun inti kegiatan presentasi kasus ini lebih berupa kegiatan:
dari – oleh – untuk mahasiswa . Pada akhir kegiatan dapat dimintakan
pendapat dari para Tutor. Penanggungjawab kegiatan adalah pembuat
modul.Waktu kegiatan dialokasikan pada hari Jumat dengan lama kegiatan
disesuaikan (Hermas, 2015).

b. Kelemahan
- Harus direncansksn dengsn teliti dengan pasien, surat ijin, pemilihan lokasi,
perumusan tujuan informasi
- Privasi pasien harus dijaga
- Memerlukan banyak waktu untuk mempersiapkan banyak kasus yang ditemui
- Waktu yang diperlukan untuk diskusi lebih lama
- Untuk pelaksanaann kegiatannya memerlukan fasilitas yang banyak dan
kadang-kadang hal ini sulit dipenuhi seperti persiapan LCD, laptop, ruang dan
listrik
c. Keuntungan
- Terjadi sharing pengalaman mengasuh pasien
- Mengeksplorasi kemampuan presentasi , diskusi, dan argumentasi
- Belajar menghargai pendapat orang lain, jujur dan mengendalikan emosi
- Membantu mahasiswa mengembangkan daya intelektual dan keterampilan
berkomunikasi secara lisan maupun penulisan.
- Mahasiswa dapat mengetahui dengan pengamatan yang sempurna tentang
sesuatu gambaran yang nyata, yang benar-benar terjadi dalm hidupnya,
sehingga merekap dapat mempelajari dengan penuh perhatian dan lebih
terperinci persoalannya.

d. Proses
1. Tahap permulaan
Diawali dengan memperkenalkan peserta didik tentang latar belakang pasien,
situasi pelayanan perawatan, tujuan diskusi, beberapa informasi yang
dibutuhkan tentang pasien.
2. Tahap diskusi
Diawali dengan perkenalan dan penyajian singkat tentang pasien pada peserta
didik, kemudian menunjukkan gejala-gejala khusus yang berhubungan dengan
masalah pasien, demonstrasikan tindakan keperawatan khusus beri
kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya.
3. Tahap evaluasi
Dilakukan dengan diskusi dan penilaian terhadap pasien, perilaku dan
kemampuan untuk mengatasi masalah, penilaian terhadap peserta didik serta
evaluasi proses dan hasil dari nursing clinic apakah tujuan yang ditetapkan
tercapai atau belum.

3. Jurnal Presentation
a. Definisi
Merupakansalahsatubentukkegiatanbelajaryangmenggunakanjournal/ artikel
penelitian sebagai sumber belajar dan bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan terkini.Mahasiswa
diharapkandapatmemahami,menganalisis,menjelaskandanmenyimpulkan
isidarijournalyangmerekabacasertamempresentasikannyadalamsuatu forum
pembelajaran.

b. Kelemahan
- Bergantung pada arus listrik
- Media pendukungnya cukup mahal ( LCD, laptop)
c. Kelebihan
- Belajar berdasarkan evidence base
- Melatih mahasiswa untuk mencari bukti-bukti dan dukungan dari hasil
penelitian terkait, terkini, dan terpercaya
- Hasil telaah menjadi bahan untuk perubahan di tatanan klinik yang berbasis
evidence base .
- Bahan materi-materinya mudah didapat dan pembuatannya tidak terlalu rumit
sehingga tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya

d. Proses
Tahapanya adalah :
1. Mahasiswa mencari minimal 3 judul artikel jurnal penelitian terkini (terbitan 5
tahun terakhir) baik yang dipublikasi secara on-line maupun edisi cetak yang
relevan dengan kompetensi dokter umum, kemudian diajukan ke dosen/dokter
pembimbing klinik.
2. Dosen/ dokter pembimbing klinik akan memilih 1 judul artikel jurnal yang
relevan dengan kompetensi dokter umum dan belum pernah dipresentasikan
sebelumnya dalam 1 kelompok rotasi/ kepantiteraan klinik.
3. Mahasiswa mempresentasikan artikel jurnal yang telah dipilih oleh dosen
pembimbing klinik dalam bentuk slide power point dan dinilai oleh
dosen/dokter pembimbing klinik dengan formulir penilaian jurnal reading.
4. Dosen/ dokter pembimbing klinik menyerahkan formulir penilaian kepada
koordinator pendidikan klinik di RS pendidikan setempat.

4. Meet The Expert


a. Definisi
Adalah metode pembelajaran klinik bertemu dengan orang-orang yang ahli
dibidangnya.Dari narasumber mahasiswa dapat mendengarkan berbagai cerita dan
pengalaman berharga yang secara nyata pernah dialami para narasumber. Dari hal
itupula mahasiswa dapat belajar bagaimana cara mengatasi berbagai masalah yang
akan dihadapi.

b. Kelemahan
- Tidak dapat melihat langsung kasus yang dihadapi
- Hanya mendengar dari pengalaman narasumber
- Sulit dalam menyesuaikan waktu
- Memerlukan biaya yang cukup besar

c. Keuntungan
- Mendapat ilmu dan informasi dari pakar-pakar
- Langsung mendapatkan feedback dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

d. Proses
- Menentukan kasus yang akan dipaparkan
- Menghubungi pakar/ahli yang akan menjadi narasumber dalam paparan
- Menentukan waktu, tempat dan rencana kegiatan
- Jalannya kegiatan
- Evaluasi

5. Mini Clinical Examination


a. Definisi
Dilakukan dengan cara mengobservasi interaksi mahasiswa dengan pasien untuk
kemudian dinilai kompetensi klinisnya dan diberikan feedback konstruktif
terhadap pencapaiannya. Terdapat 7 kompetensi yang menjadi focus pada
penilaian mini CEX, yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik, penalaran klinis,
manajemen pasien, komunikasi dan konsultasi. Hasil dari Mini CEX dapat
digunakan sebagai informasi dasar untuk memberikan umpan balik yang
konstruktif langsung terhadap performa mahasiswa.

b. Kelemahan
1. Sangat tergantung pada jenis kasus yang ditemui pada saat melaksanakan
kegiatan, jika kasus kurang, maka kesempatan mahasiswa untuk menemui
kasus yang variatif juga kurang.
2. Penilaian dilakukan terhadap satu pasien sehingga bersifat case specific, tidak
mencerminkan performa secara umum.
3. Membutuhkan waktu yang lama berhadapan dengan pasien, sehingga
menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien.

c. Kelebihan
1. Menggunakan pasien yang sebenarnya sehingga biaya yang lebih murah
dibandingkan dengan menggunakan pasien simulasi.
2. Menggunakan beberapa jenis kasus, sehingga penilaian performa mahasiswa
dapat dilakukan pada berbagai kasus.
3. Peserta didik mendapatkan feedback dari penilai untuk meningkatkan
performanya.
4. Dilakukan berbagai setting, sehingga memberi pengalaman pada peserta didik
untuk melayani pasien pada berbagai setting.

d. Proses
1. Anamnesis
Untuk memfasilitasi pasien dalam menjelaskan keadaan, menggunakan
pertanyaan yang sesuai untuk mendapatkan informasi yang adekua.
2. Pemeriksaan Fisik
Kemampuan untuk melakukan pemeriksaan pasien sesuai dengan kasus pasien
untuk tujuan skrining atau diagnistik, menjelaskan npada pasien serta sensitive
3. Profesionalisme
Kemampuan untuk menunjukkan rasa hormat, kasih saying, empati,
membangun kepercayaan pasien, memperhatikan kenyaman pasien, rendah
hati, menjaga privasi serta menyadari keterbatasan diri
4. Clinical Judgment
Kemampuan untuk menegakkan diagnose yang tepat, memilih pemeriksaan
penunjang yang sesuai dan manajemen dengan memperhatikan keuntungan
dan resikonya
5. Keterampilan konseling
Kemampuan untuk menjelaskan rasionalitas pemeriksaan atau pengobatan,
melakukan edukasi dan konseling terkait penatalaksanaan pasien.
6. Organisasi atau efisiensi
Kemampuan membuat prioritas dan ringkasan yang jelas
7. Penilaian secara keseluruhan
Menunjukkan kemampuan secara keseluruhan yang terdiri dari kemampuan
membuat sintesis dan keputusan klinis.

6. Clinical Tour/ Field Trip


a. Definisi
Metode field trip ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak
peserta didik ke suatu tempat atau objek tertentu diluar kampus untuk mempelajari
atau menyelidiki suatu. ( Roestiyah,2001 : 85 )
Menurut Syaiful Sagala ( 2006 : 214 ) Metode field trip ialah pesiar ( ekskursi )
yang dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar
tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum instansi pendidikan.

b. Kelemahan
Menurut Saiful Bahri Djamarah ( 2006 : 94 ) mengemukakan bahwa metode field
trip mempunyai kekurangan yaitu :
1. Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan
oleh peserta didik atau intansi pendidikan.
2. Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang.
3. Memerlukan koordinasi dengan para pengajar agar tidak terjadi tumpang
tindih waktu selama kegiatan karyawisata.
4. Dalam field trip sering unsur rekreasi lebih prioritas, sedang unsur studi nya
terabaikan.
5. Sulit mengatur peserta didik yang banyak dalam perjalanan dan sulit
mengarahkan mereka pada kegiatan yang menjadi permasalahan.

Menurut Saiful Sagala ( 2006 : 215 ) mengemukakan bahwa metode field trip
mempunyai kekurangan, yaitu :

1. Memerlukan persiapan oleh banyak pihak.


2. Jika karyawisata sering dilakukan akan menggangu kelancaran pelaksanaan
pembelajaran , apalagi jika tempat-tempat yang dikunjungi jauh dari instansi
pendidikan.
3. Kadang-kadang terjadi kesulitan dalam pengangkutan.
4. Jika tempat yang dikunjungi itu sukar untuk diamati akibatnya peserta didik
menjadi bingung dan tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan.
5. Memerlukan pengawasan yang tepat.
6. Memerlukan biaya yang relatif tinggi.

c. Keuntungan
Metode karyawisata atau field trip mempunyai beberapa kelebihan antara lain (
Saiful Bahri Jamarah 2006 : 94 ) :
1. Field trip memiliki pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata
dalam pengajaran.
2. Membuat apa yang dipelajari di lingkungan pendidikan lebih relevan dengan
kenyataan dan kebutuhan masyarakat.
3. Pengajaran yang serupa ini bisa lebih meranggsang kreatifitas peserta didik.
4. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan actual.

Menurut Saiful Sagala ( 2006 : 215 ) mengemukakan bahwa kelebihan metode


field trip adalah :

1. Peserta didik dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beraneka ragam dari


dekat.
2. Peserta didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan
mencoba turut serta dalam suatu kegiatan.
3. Pesreta didik dapat menjawab masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan
dengan melihat, mendengar, mencoba dan membuktikan secara langsung.
4. Peserta didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan
wawancara atau mendengar ceramah yang diberikan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
5. Peserta didik dapat mempelajari sesuatu secara intensif dan komperhensif.

d. Hambatan
Menurut Suhardjono ( 2004 : 85 ) hambatan dalam metode field trip adalah
sebagai berikut :
1. Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan
2. Kadang-kadang sulit untuk mendapat izin dari pimpinan kerja atau kantor
yang akan dikunjungi
3. Biaya transportasi dan akomodasi mahal.

e. Proses
Untuk mewujudkan pembelajaran dengan menerapkan metode field trip ada
beberapa langkah yang dilakukan oleh pembimbing. Menurut Sanders (2008 : 2-
13), ada 5 langkah untuk mewujudkan field trip yang menakcupkan (the best field
trip ever). Kelimah langkah menurut Sanders tersebut adalah :
1. Determine goals and objective ( menentukan tujuan dan sasaran utama).
2. Explore all options ( menjelajah semua pilihan).
3. Create your itenenary ( membuat rencana perjalanan ).
4. Check your checklist ( memeriksa daftar cek).
5. Follow-up in the classroom (tindak lanjut).

Langkah pertama dalam menerapkan metode field trip menurut Sanders


Determine goals and objective (menentukan tujuan dan sasaran utama). Yaitu
pembimbing perlu menentukan tujuan yang diharapkan dari field trip dan lokasi yang
akan dituju.Setelah menentukan tujuan dan lokasi field trip dapat menentukan
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat pelaksanaan (Explore all
options).

Kemudian pembimbing menentukan tujuan-tujuan yang akan dilaksanakan


selanjutnya perlu membuat rencanan perjalanan field trip (Create you itenenary)
rencana perjalanan berguna sebagai pemandu urutan dan waktu kegiatan yang harus
dilaksanakan. Rencana perjalanan berisi rincian waktu kegiatan, tugas-tugas yang
harus dikerjakan peserta didik dan peraturan yang harus dipatuhi peserta didik setelah
membuat rencanan perjalanan, selanjutnya pembimbing mempersiapkan peserta didik
untuk melaksanakan field trip dengan membagi peserta didik dalam kelompok, tujuan
dibentuknya kelompok peserta didik yaitu , supaya perserta didik belajar berinteraksi
dengan temannya untuk berdiskusi.

Setelah persiapan selesai, pembimbing dan peserta didik selanjutnya


melaksanakan field trip dengan mengunjungi lokasi yang sudah ditentukan, pada saat
pelaksanaan pembimbing perlu mengawasi aktivitas peserta didik ( Check your
checklist), untuk memastikan bahwa peserta didik melaksanakan field trip sesuai
rencana yang sudah dibuat, setelah kegiatan di lokasi field trip berakhir pembimbing
mengajak peserta didik ke kelas untuk memberikan tindak lanjut (Follow-up in the
classroom), yang meliputi pengoreksian tugas yang telah dikerjakan peserta didik,
pembahasan hasil diskusi, pemberian tugas lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan field tirp . (Mulyasyah 2005) dalam Asmani (2010 :151) menyatakan ada
7 hal yang harus diperhatikan dalam metode field trip antara lain :

1. Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar mengajar.


2. Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program
pendidikan.
3. Menganalisa sumber belajar berdasarkan nilai pegadosis
4. Menghubungkan sumber belajar dalam field trip dengan kurikulum
5. Membiuat dan mengembangkan program field trip dengan sistematis .
6. Melaksanakan field trip sesuai dengan tujuan, materi, dan efek
pembelajaran dalam iklim yang kondusif
7. Menganalisa tujuan ketercapaian kesulitan-kesulitan dan hal-hal yang
perlu disusun sebelum dan sesudah pelaksanaan field trip.

Tahapan metode field trip pada metode menulis deskripsi, yaitu :

1. Tahap persiapan
Pembimbing perlu melakukan beberapa hal antara lain : menetapkan tujuan
pembelajaran dengan jelas, menghubungi pihak yang bertanggung jawab pada lokasi
yang menjadi tujuan field trip, menyusun rencana pelaksanaan dan tata tertib,
menyusun tugas-tugas yang harus dilakaukan peserta didik, mempersiapan saranan
dan membagi peserta didik dalam kelompok

2. Tahap Pelaksanaan
Dosen melakukan beberapa hal antara lain : menyampaikan tata tertib dan tugas
peserta didik, memimpin rombongan dan mengatur kegiatan field trip,
memperingatkan peserta didik untuk memenuhi tata tertib yang sudah disepakati
bersama dan mengerjakan tugas kelompok, mengawasi aktivitas peserta didik dan
memberikan petunjuk bagi yang memerlukan penjelasan.

3. Tahap Akhir
Dosen melakukan beberapa hal antara lain : peserta didik berdiskusi mengenai hasil
kegiatan field trip, meyelesaikan tugas kelompok, membahas hasil pekerjaan
kelompok, dan menindak lanjuti hasil kegiatan field trip dengan memberikan tugas
secara individu untuk menulis deskripsi lokasi yang telah dikunjugi

Anda mungkin juga menyukai