Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“SUPERVISI KLINIS”

Kelompok 2 :

1. Zeka Chinthia D. (2004107) 6. Sri Utami (2004101)


2. Sri Winarti (2004145) 7. Nuryah (2004089)
3. Nurhidayati (2004087) 8. Rima Rifada (2004095)
4. Dariyati (2004068) 9. Emma Novita S (2004071)
5. Linawati Eva (2004081) 10.Mardiyah (2004084)

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


STIKES KARYA HUSADA SEMARANG
Jl. R. Soekanto No.46, Sambiroto, Kec.Tembalang, Semarang
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran klinik kebidanan merupakan perwujudan dari
penjabaranpelaksanaan kurikulum pendidikan kebidanan guna membekali peserta
didik agar dapat mengaplikasikan ilmunya di masyarakat berdasarkan kompetensi
yang dimiliki. Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh sejauh manapenguasaan
peserta didik terhadap kompetensi yang meliputi pengetahuan, nilai, sikap, dan
keterampilan, serta sejauh mana kompetensi yang dimiliki itu dapat diterapkan
ataudirasakan manfaatnya oleh masyarakat1. Penyelenggaraan pendidikan dituntut
dapat dengan cepat merespon proses pembelajaran yang kompleks dan berkelanjutan
dalam menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan dapat bekerja sesuai
bidang ilmunya dan diterima dimasyarakat secara baik. Oleh karena itu suatu
perguruan tinggi harus membekali peserta didiknya denganattitude, knowledge, skill
dan insight, sehingga dapat menciptakan lulusan bidan yang berkualitas dan memiliki
daya saing tinggi1.
Bidan profesional sebagai tujuan akhir pendidikan kebidanan, terlihat dari dua
standar yang harus dimiliki mahasiswa kebidanan, yaitu standar kompetensi dan
standar etika. Pendidikan profesional harus menyediakan komponen praktik sebagai
tempat bagi peserta didik untuk belajar berfikir dan bertindak seperti para profesional
dalam disiplin tertentu. Pendidikan kebidanan dalam upaya mempersiapkan para
calon profesional dalam bidang kebidanan menyadari kondisi tersebut, sehingga
proses pendidikan dalam kebidanan juga mengandung proses pendidikan akademik
dan proses pendidikan profesional yang salah satunya dilakukan melalui pembelajaran
klinik kebidanan2.
Unsur utama dalam pendidikan kebidanan adalah bagaimana proses
pembelajaran dikelola di lahan praktik. Oleh karena itu perlu disiapkan panduan
pembelajaran klinik untuk mahasiswa dan pembimbing klinik agar dapat melakukan
asuhan kebidanan yang berorientasi pada kualitas melalui lingkungan belajar dengan
role model. Hal ini erat kaitannya dengan peran pembimbing klinik atau Clinical
Instructor (CI) pada lingkungan klinis yang bertujuan mendorong kemandirian dan
kepercayaan diri mahasiswa dalam mencapai target kompetensinya. Pada kondisi ini
maka peranan seorang CI sangat penting dalam setiap tahapan praktikum mahasiswa
sejak di tatanan laboratorium sampai pada tatanan klinik/lapangan nyata, agar dapat
memfasilitasi peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi belajarnya. Seorang CI
diberi wewenang dan tanggungjawab yang jelas sesuai dengan perannya dalam
merancang, mengelola dan mengevaluasi pembelajaran klinik terhadap peserta didik
di tatanan klinik2

B. Tujuan
1. Menganalisis pengaruh mengenai metode pembelajaran supervise klinis terhadap
motivasi mahasiswa praktik
2. Menganalisis pengaruh metode pembelajaran supervise klinis terhadap pencapaian
kompetensi mahasiswa

C. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharpakan memiliki kontribusi yang positif terhadap
perkembangan ilmu khusunya kebidanan mengenai pembelajaran klinik
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi
pembimbing klinik baik di institusi rumah sakit maupun pendidikan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Clinic tour
Pembelajaran klinik disetting melalui proses pentahapan yaitu tahap persiapan
rancangan pembelajaran yang meliputi perencanaan pembelajaran dalam memenuhi
kebutuhan belajar peserta didik dan ketersediaan kemudahan memperoleh sumber
belajar, tahap pelaksanaan dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran klinik
yang ada serta tahap evaluasi yaitu penilaian terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran. Pembelajaran klinik adalah suatu sarana yang dapat memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan teori ke dalam
pembelajaran dengan menerapkan beberapa ketrampilan intelektual dan psikomotor
yang diperlukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas pada
pasien3. Merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang menginginkan peserta
didik menstransfer dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis dalam kebidanan
langsung4.
Dari pengertian tersebut terkandung pemahaman bahwa pembelajaran klinik
dimaksudkan agar peserta didik memperoleh kemampuan dalam membuat
pertimbangan dan pengambilan keputusan klinik secara mandiri didasari oleh teori,
hukum dan etika profesi, menggunakan berbagai ketrampilan profesional meliputi
ketrampilan teknikal dan interpersonal, memahami klien sebagai manusia yang
mempunyai otonomi dan hak asasi.

1. Karakteristik
a. Klien dilibatkan langsung
b. Klien merupakan fokus kegiatan peserta didik
c.  Peserta didik dan pembimbing melakukan diskusi
d.  Pembimbing mengfasilitasi kreatifitas peserta didik adanya ide-ide baru
e.  Pembimbing klinik membantu mengembangkan kemampuan peserta didik
untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
2. Tujuan
a. Memperlus kesempatan mahasiswa untuk berinteraksi dengan pasien secara
langsung
b. Melatih mahasiswa untuk mengikuti perjalanan penyakit pasien secara
sistematis
c. Melatih mahasiswa untuk melakukan penalaran klinis
d. Melatih mahasiswa agar mampu menangani pasien secara komprehensif
berdasarkan bukti ilmiah
e. Melatih mahasiswa untuk tanggap terhadap permasalahan-permasalahan
dalam praktek yang mempengaruhi penanganan pasien.
f. Melatih mahasiswa untuk mengunakan waktu seefisien mungkin dalam
belajar dan melaksanakan tugas yang sudah dijadwalkan
g. Mengembangkan bentuk kerjasama yang serasi dan efektif
h. Mengembangkan dan menerapkan aspek etika dan medikolegal

B. Workplace-Based Assesment
Workplace-based assessment (WPBA) merupakan suatu penilaian
(assessment) praktek kerja yang berdasar pada apa yang dilakukan oleh para
mahasiswa di tempat kerja/praktek secara actual, dan sebagian besar dilakukan pada
tempat kerja tersebut. Berdasarkan Piramida kompetensi Miller, kita dapat
memetakan penilaian terhadap berbagai tingkatan kompetensi yang tertulis pada
piramida tersebut. Pada WPBA, yang dinilai adalah performa mahasiswa yang
sebenarnya/nyata dengan menggunakan sampel data yang adekuat yang dikumpulkan
ketika mahasiswa praktek.5
Metode ini dikembangkan untuk menilai keterampilan/kemampuan klinis
yang paling sering atau biasa dikerjakan oleh peserta didik pada pembelajaran klinis
yang telah diobservasi oleh seorang preceptor ataupun mentor.

1. Tujuan :
a. Melihat kemampuan klinis (kemampuan berinteraksi dengan pasien, potensi
dan perilaku)
b. Meningkatkan profesionalisme dan pengembangan diri
c. Memberikan masukan terkait dengan kemajuan dan pengembangan diri
2. Komponen penliaian
a. Anamnesis
Kemampuan untuk memfasilitasi pasien dalam menjelaskan keadaannya,
menggunakan pertanyaan yang sesuai untuk mendapatkan informasi yang
adekuat dan akurat, serta memberikan respon verbal dan nonverbal dengan
sesuai terhadap isyarat pasien.
b. Pemeriksaan fisik
Kemampuan untuk melakukan pemeriksaan pasien sesuai dengan kasus pasien
untuk tujuan skrining atau diagnostik, menjelaskan pada pasien serta sensitif
terhadap kenyamanan pasien. Mampu menggunakan urutan yang logis dan
efisien dalam pemeriksaan.
c. Keterampilan Komunikasi
Kemampuan untuk menggali perspektif pasien dengan Bahasa yang mudah
dimengerti, terbuka dan jujur, menjelaskan rasionalitas pemeriksaan atau
pengobatan, mendapatkan persetujuan pasien, melakukan edukasi atau
konseling terkait penatalaksanaan pasien.
d. Keputusan Klinis (Clinical judgment)
Kemampuan untuk menegakkan diagnosis yang tepat dan memformulasikan
rencana penanganan pasien yang cocok, memilih pemeriksaan penunjang yang
sesuai dan manajemen dengan memperhatikan keuntungan dan resikonya.
e. Profesionalisme
Kemampuan untuk menunjukkan rasa hormat, kasih sayang, empati,
membangun kepercayaan pasien, tanggap terhadap kebutuhan pasien,
memperhatikan kenyamanan pasien, rendah hati, menjaga kerahasiaan
informasi. Serta menyadari keterbatasan diri.
f. Pengorganisasian atau efisiensi
Kemampuan membuat prioritas, tepat waktu, dan ringkasan yang jelas dan
singkat.
g. Penanganan pasien secara keseluruhan
Menunjukkan kemampuan secara keseluruhan yang terdiri dari kemampuan
membuat keputusan klinis, sintesis, perhatian ke pasien dan efektifitas yang
memuaskan. Mampu menggunakan sumber daya yang sesuai dan efisien,
menyeimbangkan antara resiko dan benefit.
C. Contoh Clinic Tour
Seorang mahasiswa yang sedang melakukan praktik klinik di Bidan Praktik
Mandiri, datang ibu hamil bersama suami untuk melakukan pemeriksaan. Mahasiswa
tersebut segara melakukan pengkajian dan penatalaksanaan yang di dampingi oleh
bidan sebagai pembimbing.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal / jam pasien masuk : 29 Maret 2021/ jam 16.00 WIB


Tanggal / jam pengkajian : 29 Maret 2021 / jam 16.10 WIB
Tempat : BPM AL
Mahasiswa : Syl
Pembimbing : Bidan Al

A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama : Ny. S Nama : Tn. M
Umur : 23 Tahun Umur : 28Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
SukuBangsa : Jawa SukuBangsa : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kluwut 9/3,

2. AlasanDatang
Ibu mengatakan ingin memeriksa kehamilannya
3. KeluhanUtama
Ibu mengatakan nyeri pada punggung sejak 2 hari yang lalu
4. Riwaya tObstetri dan Ginekologi
a. Riwayat Kehamilan, Persalinan, danNifas yang lalu
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertama
b. Riwayat kehamilan sekarang
G1P0A0
ANC sejak umur kehamilan 12 minggu, ANC di bidan
Riwayat ANC TM I : 2 x
TM II : 2x
TM III : 1x
Imunisasi TT : TT 3 sudah dilakukan
Keluhan TM I : mual, pusing
TM II : mual
TM III : nyeri punggung
Pergerakan janin dirasakan pada usia kehamilan 17 minggu, pergerakan janin
dalam 12 jam terakhir lebih dari 10 kali.
c. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Lama/Siklus/Jumlah : 28 hari/7 hari/3x ganti pembalut
Dysmenorhea :-
Flour Albus :-
HPHT : 15 – 07 - 2020
d. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah memakai alat kontrasepsi suntik
Ibu mengatakan rencana yang akan datang, akan menggunakan kontrasepsi
suntik
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Ibu Sakarang:
Ibu mengatakan tidak sedang menderita suatu penyakit menurun seperti asma,
jantung, DM, dan penyakit menular seperti TBC dan hepatitis.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan tidak sedang menderita suatu penyakit menuru nseperti asma,
jantung, DM, dan penyaki tmenula rseperti TBC dan hepatitis.
6. PolaKebiasaan
a. Pantangan makanan : Tidakada
b. Mengkonsumsi jamu : Tidak
c. Minum obat – obatan : Hanya dari tenaga kesehatan
d. Merokok : Tidak
e. Minum alcohol : Tidak
f. Pelihara hewan peliharaan :Tidak
7. Pola kebutuhan sehari – hari
a. Nutrisi
Makan
Porsi : 1 piring
Jenis : nasi, tumis kacang, tempe
Keluhan : tidakada
Minum
Porsi : 4 gelas
Jenis : air putih
Keluhan : tidak ada
b. Eliminasi
BAB
Konsistensi : lembek
Warna : kuning kecoklatan
Keluahan : tidak ada
BAK
Warna : kuning jernih
Keluahan : tidak ada
c. Istirahat
Lama : 7 jam
Keluhan : tidak ada
d. Personal Hygiene
Mandi : 2x sehari
Ganti Celana Dalam : 4x sehari jika kotor dan basah
e. Pola Seksual : Tidak di kaji
Keluhan : tidak ada
8. Data Psikologi
a. Status anak yang dikandung : sah
b. Tanggapan suami dan keluarga : senang
c. Kesiapan mental ibu : siap menjadi ibu
9. Status Perkawinan
a. Perkawinanke :1
b. Lama Perkawinan : 1 tahun
10. Data Sosial Budaya
Ibu mengatakan tidak menganut adat istiadat setempat
11. Data Spiritual
Ibu mengatakan menjalankan sholat 5 waktu
12. Data Pengetahuan Ibu
Ibu mengatakan belum mengetahui tentang penyebab nyeri punggung yang
sekarang di alaminya.

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. KU : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. BB sebelum hamil : 50 kg
d. BB sekarang : 58 Kg
e. TB : 159 cm
f. Lila : 24
g. TTV : TD : 110/70 mmHg S : 36,3o C
N : 90 x/menit R : 18 x/menit
h. HPL : 22 April 2021
i. Usia Kehamilan : 36+3minggu
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Bentuk mesochepal
b. Rambut : Hitam, tidak rontok, tidak berketombe
c. Muka : Simetris, tidakoedem
d. Mata : Simetris, Conjungtiva merah muda, sclera putih
e. Hidung : Tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung,
Secret dalam batas normal
f. Mulut : Tidak ada sariawan, tidak ada caries dentis
g. Telinga : Simetris, pendengaran baik,
h. Leher : tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan vena
jugularis
i. Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
j. Kulit : kemerahan, tidak ikterik
k. Thorak : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
l. Mamae : simetris, tidak ada benjolan abnormal
m. Abdomen : tidak ada bekas operasi dan pembesaran hati
n. Gentalia : tidak oedem, tidak ada tanda-tanda PMS
o. Anus : tidak hemoroid
p. Ekstermitas
Atas : simetris, gerakan aktif, tidak oedem
Bawah : simetris, gerakan aktif, tidak oedem, tidak varises

3. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
Muka : tidak oedem, tidak ada cloasmagravidarum
Mamae : Putting susu : menonjol
ASI : belum keluar
Kebersihan : terjaga
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada striae dan lineanigra
PPV : tidak ada
b. Palpasi
TFU : 24 cm
Leopold 1 :Pada fundus uteri teraba bulat, tidak melenting yaitu
bokong janin
Leopold II : Perut bagian kanan teraba keras, memanjang seperti papan
yaitu bagian punggung janin, letak memanjang perut bagian
kiri teraba bagian kecil – kecil janin yaitu ekstremitas janin
Leopold III : Pada SBR teraba bulat melenting yaitu bagian kepala janin
TBJ : (24-11) x 155 = 2.480 gram
c. Auskultasi
DJJ : 148 x/menit
d. Perkusi
Refleks Patella : kanan/kiri (+)
e. Pemeriksaan Panggul luar : tidak dilakukan
f. Pemeriksaan Dalam : tidak dilakukan
g. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan kadar hemoglobin : 11, 8 g/dl
Protein Urine : - (negative)
Glukosa : tidak dilakukan
C. Assesment
Ny. S umur 23 tahun G1P0A0 usia kehamila 363+minggu dengan nyeri pada
punggung.

D. Planning
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada Ibu
Keadaan ibu dan janin baik, Ibu hamil 37 minggu, Kehamilan Ibu tunggal, dalam
rahim, letak normal
2. Menjelaskan pada Ibu tentang nyeri punggung yang di alaminya adalah hal
normal dialami oleh ibu hamil di trimester III, nyeri punggung juga dapat
merupakan akibat membungkuk berlebihan, berjalan tanpa istirahat, dan angkat
beban, terutama bila salah satu atau semua kegiatan ini dilakukan saat sedang
lelah.Aktivitas-aktivitas tersebut menambah peregangan pada punggung
3. Menjelaskan cara mengatasi nyeri punggung pada kehamilan trimester III yaitu
dapat dilakukan melalui kegiatan tanpa obat antara lain teknik distraksi, hypnosis-
diri, mengurangi persepsi nyeri, stimulasi masase, mandi air hangat, kompres
panas atau dingin, body mekanik yang baik serta olahraga teratur
4. Menjelaskan kebutuhan dasar Ibu Hamil
a. Ibu harus makan makanan bergizi (nasi, sayur, lauk, buah, susu), porsi cukup,
tidak terlalu banyak karena penambahan BB pada TM III tidak boleh lebih
dari 5 kg, nasinya dikurangi dibandingkan TM II, diet tinggi protein, sayur,
dan buah.
b. Tidur yang dibutuhkan Ibu hamil sekitar 10-11 jam, yaitu total tidur siang dan
malam
c. Celana dalam hendaknya yang longgar, selalu ganti selagi terasa basah, pakai
bra yang menopang, cebok setelah BAK dan BAB dari depan ke belakang
d. Semakin tua usia kehamilan hendaknya Ibu mengurangi sedikit demi sedikit
aktivitasnya.
e. Meminta Ibu untuk rutin melakukan senam hamil
f. Memotivasi Ibu untuk terus melanjutkan rutinitas jalan pagi
5. Menjelaskan pada Ibu tentang keluhan-keluhan yang sering muncul pada
kehamilan TM III dan cara mengatasinya.
a. Keputihan diatasi dengan sering ganti celana dalam, hindari CD dari nilon
b. Sembelit diatasi dengan intake cairan, serat dalam diet, istirahat cukup, senam
hamil, BAB segera setelah ada dorongan, jalan-jalan
c. Sering kencing diatasi dengan mengurangi minum 2-3 jam sebelum tidur,
tidak menahan BAK, menghindari minuman diuretic (teh, kopi, minuman
bersoda).
d. Nyeri pinggang, mengajari Ibu tentang body mekanik dan menganjurkan
untuk tidak memakai sepatu hak tinggi.
6. Memberitahu Ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, yaitu :
a. Perdarahan pervaginam                         
b. Sakit kepala lebih dari biasa
c. Gangguan penglihatan tiba-tiba
d. Pembengkaan pada wajah / tangan
e. Nyeri abdomen / epigastrik
f. Janin tidak bergerak sebanyak biasanya
7. Memberikan tablet tambah darah dan kalsium, menganjurkan untuk minum tablet
tambah darah .
8. Meminta Ibu untuk control 1 minggu kemudian / bila ada keluhan.

E. Evaluasi
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Ibu mengetahui dan mengerti tentang penyebab nyeri punggung yang dialaminya
3. Ibu mengerti dan sudah tidak cemas lagi serta mau melakukan salah satu cara
mengatasi nyeri punggungnya jika di rumah
4. Ibu mengetahui dan mengerti tentang kebutuhan dasar ibu hamil
5. Ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang keluhan-keluhan yang dialami ibu
hamil di trimester III
6. Ibu dapat mengetahui dan mengerti sehingga dapat memberikan deteksi dini
terhadap kondisi tubuhnya.
7. Ibu mengerti penjelasan dan akan meminumnya
8. Ibu akan melakukan kunjungan ulang minggu depan/ada keluhan
BAB IV
PEMBAHASAN

Proses pendidikan yang sesuai pada kebutuhan, kemampuan, gaya belajar, peminatan,
kesiapan, bahkan permasalahan dalam belajar merupakan definisi dari proses pendidikan
klinik yang berpusat pada mahasiswa. Dalam hal ini, pembimbing klinik berperan sebagai
fasilitator yang memfasilitasi pemenuhan kebutuhan mahasiswa dan bukanlah selalu sebagai
penentu keterampilan yang perlu dilatihkan kepada mahasiswa. Sebaliknya, mahasiswa
dituntut untuk aktif dan bertanggungjawab terhadap proses pembelajaran kliniknya5.
Pembimbing klinik harus memiliki beberapa kemampuan khusus untuk dapat
menjalankan perannya sebagai fasilitator. Kemampuan untuk memberikan pertanyaan baik
pertanyaan dasar maupun pertanyaan lanjut, memberikan arahan, menjawab pertanyaan, dan
melakukan konseling sangat dibutuhkan untuk dapat memfasilitasi pembelajaran yang
berpusat pada mahasiswa. Seorang fasilitator harus mampu mengendalikan perannya sebagai
sumber informasi bagi mahasiswa. Peran tersebut perlu diimbangi dengan peran sebagai
pengarah mahasiswa untuk dapat menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
mahasiswa yang ditemukan saat praktik klinik.
Dalam hal ini mahasiswa mampu melakukan praktek klinik dengan fasilitas yang
diperoleh dari pembimbingnya. Pembimbing juga telah melakukan penilaian sesuai dengan
panduan dan juga merupakan fasilitator untuk mahasiswa.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengalaman clinic tour merupakan proses pembelajaran yang penting untuk
diberikan kepada mahasiswa untuk mempersiapkan diri sebagai tenaga kesehatan
profesional
2. Metode belajar clinic tour juga dapat meningkatkan motivasi serta pencapaian
kompetensi mahasiswa dalam praktik klinik

B. Saran
1. Bagi Pembimbing
Diharapkan dapat menerapkan metode mentorship sebagai altenatif lain dalam
metode bimbingan klinik kepada mahasiswa dan meningkatkan perannya sebagai
pendengar yang baik dalam proses pembelajaran klinik dengan cara melakukan
kontak mata saat berdiskusi, memberikan perhatian yang penuh pada mahasiswa,
mencoba untuk tidak terlalu banyak berbicara ketika mahasiswa sedang berbicara,
mendengarkan apa yang disampaikan mahasiswa sampai selesai bicaranya, jangan
membandingkan pengalaman orang lain dengan pengalaman diri.
2. Bagi Institusi
Bagi Institusi pendidikan bekerja sama dengan institusi rumah sakit untuk setiap
tahun mengadakan penyegaran informasi bagi pembimbing klinik tentang metode
pembelajaran klinik.

Anda mungkin juga menyukai