Anda di halaman 1dari 8

TUGAS SKILL LAB BEDSIDE TEACHING

BLOK MANAJAMEN KEPERAWATAN

Dosen Pengampu:

Ns. Suryadi Imran, S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh : KELOMPOK II

Fitria Husni (G1B118004)


Indah Tri Zaina (G1B118005)
Citra Julia Anggraini (G1B118006)
Sofia Rizki Wahyuni (G1B118026)
Aisyah Tita Rahmayuly (G1B118027)
Putri Suci Lorenza (G1B118028)
Yemima Angel Lorence (G1B118043)
Mardalia (G1B118044)
Alda Afrila Gani (G1B118060)
Nurul Melinia Ramadani (G1B118059)
Tania Febriah Azizzah (G1B118042)
Fajar (G1B118061)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2022
KONSEP BEDSIDE TEACHING
Bedside teaching telah lama dikenal sebagai suatu metode yang paling efektif dalam
melatih keterampilan klinis mahasiswa. Namun sangat disayangkan, penggunaan metode ini
semakin hari semakin menurun sehingga terasa adanya kecenderungan penurunan ketajaman
kemampuan keterampilan klinis mahasiswa. Oleh karena itu, metode ini mulai kembali
dikembangkan dan ditingkatkan frekuensi penggunaannya dalam proses pembelajaran klinis.
Bedside teaching adalah suatu metode pembelajaran klinis yang melibatkan pasien,
mahasiswa, dan pembimbing klinis yang dilakukan dalam konteks klinis. Metode ini bertujuan
untuk memberikan pengalaman klinis pada konteks nyata (real setting) dan mahasiswa dapat
belajar dari pengalaman tersebut dan dari umpan balik dari pembimbing klinik dan pasien.
Metode ini dirasakan yang paling efektif dibanding pembelajaran di kelas dalam melatih
keterampilan klinis mahasiswa, seperti berkomunikasi dengan pasien (history taking), melakukan
pemeriksaan fisik, observasi dan menerapkan etika klinis, profesionalisme, dan
mengembangkan kemampuan nalar klinis (clinical reasoning).
Bed side teaching terdiri atas tiga tahap: tahap persiapan, tahap pengalaman (patient
encounter), dan tahap refleksi.
1. Pada tahap persiapan, mahasiswa dan pembimbing mendiskusikan tujuan belajar yang
ingin dicapai. Pada tahap persiapan, pembimbing memastikan bahwa mahasiswa paham
atas apa yang akan dihadapi pada saat interaksi dengan pasien dan bagaimana
mengoptimalkan kesempatan itu untuk mencapai tujuan belajar.
2. Pada tahap pengalaman, pasien hadir bersama mahasiswa dan pembimbing. Pasien
mendapat penjelasan tentang aktivitas pembelajaran dan memberikan persetujuan. Tahap
pengalaman dapat berupa demonstrasi atau observasi.
- Demonstrasi. Pembimbing klinik mendemonstrasikan suatu interaksi dengan pasien
(anamnesis, pemeriksaan fisik, manajemen pasien, dan aspek komunikasi lainnya).
Mahasiswa belajar dari demonstrasi tersebut, dan dapat dilibatkan dalam diskusi
dengan pasien. “Demonstrasi” direkomendasikan pada saat mahasiswa mempelajari
ketrampilan baru atau pada fase-fase awal pembelajaran. Pembimbing klniis berperan
sebagai role model (I am doing, you are watching).
- Observasi. Mahasiswa mendemonstrasikan suatu interaksi dengan pasien
(anamnesis, pemeriksaan fisik, manajemen pasien, dan aspek komunikasi lainnya).
Pembimbing mengamati kinerja mahasiswa dan memberikan umpan balik.  Observasi
direkomendasikan pada saat fase belajar yang lebih lanjut. Pembimbing klniis
berperan sebagai fasilitator (We are doing together atau I am watching, you are
doing).
Diskusi antara pembimbing dan mahasiswa pada tahap pengalaman harus
mempertimbangkan kepentingan dan kenyamanan pasien. Oleh karena itu, umpan
balik diberikan pada saat  dibutuhkan, misalnya, pembimbing melakukan koreksi cara
palpasi hepar. Pasien juga dapat diminta untuk memberi umpan balik, misalnya pada
aspek komunikasi.
3. Pada tahap refleksi, mahasiswa dan pembimbing mendiskusikan pencapaian tujuan
belajar. Mahasiswa  mendapatkan umpan balik, mendiskusikan hal-hal yang belum
dipahami, memperkuat pengetahuan klinis danclinical reasoning, serta merumuskan
tujuan belajar untuk bed side teaching atau aktivitas pembelajaran lain selanjutnya. Untuk
menjaga kenyamanan pasien sebaiknya tahap ini dilakukan di tempat lain tanpa
keberadaan pasien.

A. Pengertian Bedside Teaching
Bedside teaching adalah pembelajaran yang dilakukan langsung di depan pasien.
Dengan metode bedside teaching mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan,
melaksanakan kemampuan komunikasi, keterampilan klinik dan
profesionalisme, menemukan seni pengobatan, mempelajari bagaimana tingkah laku dan
pendekatan dokter kepada pasien.
Bedside teaching merupakan pembelajaran kontekstual dan interaktif yang
mendekatkan pembelajaran pada real clinical setting. Bedside teachingmerupakan metode
pembelajaran yang peserta didiknya mengaplikasikan kemampuan kognitif, psikomotor dan
afektif secara terintegrasi. Sementara itu, dosen bertindak sebagai fasilitator dan mitra
pembelajaran yang siap untuk memberikan bimbingan dan umpan balik kepada peserta
didik. Di dalam proses bedside teachingdiperlukan kearifan fasilitator tentang kemungkinan
timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan sebagai akibat dari interaksi antara peserta didik
(mahasiswa kesehatan)dan pasien.
B. Tujuan Bedside Teaching
1. Peserta didik mampu menguasai keterampilan prosedural.
2. Menumbuhkan sikap profesional.
3. Mempelajari perkembangan biologis/fisik.
4. Melakukan komunikasi dengan pengamatan langsung.
C. Prinsip Dasar Bedside Teaching
1. Adanya kesiapan fisik maupun psikologis dari pembimbing klinik peserta didik
dan klien.
2. Jumlah peserta didik dibatasi idealnya5-6 orang.
3. Diskusi di awal dan akhir demonstrasi didepan klien dilakukan seminimalmungkin.
4. Lanjutkan dengan redemonstrasi.
5. Kaji permasalahan peserta didik sesegera mungkin terhadap apa yang dilakukan.
6. Kegiatan yang didemonstrasikan adalahsesuatu yang belum pernah diperolehpeserta
didik sebelumnya,atau apabilapeserta didik menghadapi kesulitanpenerapannya.
D. Keuntungan Bedside Teaching
Dalam penelitian Williams K (Tufts Univ,Maret 2008) dihasilkan kesimpulan bahwabedside
teaching sangat baik digunakan untuk mempelajari keterampilan klinik.
Beberapa keuntungan bedside teaching antara lain :
1. Observasi langsung.
2. Menggunakan seluruh pikiran.
3. Klarifikasi dari anamnesa dan pemeriksaan fisik.
4. Kesempatan untuk membentuk keterampilan klinik mahasiswa.
5. Memperagakan fungsi :
a. Perawatan
b. Keterampilan interaktif
Bedside teaching tidak hanya dapatditerapkan di rumah sakit, keterampilanbedside
teaching juga dapat diterapkan  dibeberapa situasi di mana ada pasien.

E. Kerugian Bedside Teaching
1. Gangguan (misalnya ada panggilan telepon/HP berdering).
2. Waktu rawat inap yang singkat.
3. Ruangan yang kecil sehingga padat dan sesak.
4. Tidak ada papan tulis.
5. Tidak dapat mengacu pada buku.
6. Pelajar lelah.
F. Pelaksanaan Bedside Teaching
Keterampilan bedside teaching dapat kita laksanakan namun sulit mencapai kesempurnaan.
Oleh karena itu perlu perencanaan yang matang agar berhasil dan efektif.
Persiapan sebelum pelaksanaan bedside teaching :
1. Persiapan
 Tentukan tujuan dari setiap sesi pembelajaran.
 Baca teori sebelum pelaksanaan.
2. Ingatkan mahasiswa akan tujuan pembelajaran :
 Mendemonstrasikan pemeriksaan klinik.
 Komunikasi dengan pasien.
 Tingkah laku yang profesional.
3. Persiapan Pasien
 Keadaan umum pasien baik.
 Jelaskan pada pasien apa yang akan dilakukan.
4. Lingkungan/Keadaan
Pastikan keadaan ruangan nyaman untuk belajar :
 Tarik gorden.
 Tutup pintu.
 Mintalah pasien untuk mematikan televisinya.

Pelaksanaan bedside teaching antara lain:


1. Membuat peraturan dasar
 Pastikan setiap orang tahu apa yang diharapkan dari mereka.
 Mencakup etika.
 Batasi interupsi jika mungkin.
 Batasi penggunaan istilah kedokteran saat di depan pasien.
2. Perkenalan
 Perkenalkan seluruh anggota tim.
 Jelaskan maksud kunjungan.
 Biarkan pasien menolak dengan sopan.
 Anggota keluarga diperkenankanboleh berada dalam ruangan jika pasien
mengizinkan.
 Jelaskan pada pasien atau keluarga bahwa banyak yang akan didiskusikan, mungkin
tidak diterapkan langsung pada pasien.
 Undang partisipasi pasien dan keluarga.
 Posisikan pasien sewajarnya posisi tim di sekitar tempat tidur.
3. Anamnesa
 Hindari pertanyaan tentang jenis kelamin atau ras.
 Hindari duduk di atas tempat tidur pasien.
 Izinkan interupsi oleh pasien dan pelajar untuk menyoroti hal penting atau untuk
memperjelas.
 Jangan mempermalukan dokter yang merawat pasien.
4. Pemeriksaan fisik
 Minta pelajar untuk memeriksa pasien.
 Izinkan pasien untuk berpartisipasi(mendengarkan bising, meraba hepar, dll).
 Minta tim untuk mendemonstrasikan teknik yang tepat.
 Berikan beberapa waktu agar pelajar dapat menilai hasil pemeriksaan yang baru
pertama kali ditemukan.
5. Pemeriksaan Penunjang
 Jika mungkin tetap berada disamping tempat tidur.
 Rongent, ECG bila mungkin.
 Izinkan pasien untuk meninjau ulang dan berpartisipasi.
6. Diskusi
 Ingatkan pasien bahwa tidak semua yang didiskusikan akan dilaksanakan, biarkan
pasien tahu kapan itu biasa dilaksanakan.
 Hati-hati memberikan pertanyaan yang tidak dapat dijawab kepada mahasiswa yang
merawat pasien.
 Berikan pertanyaan pertama kali pada tim yang paling junior.
 “Saya tidak tahu” adalah jawaban yang tepat, setelah itu gunakan kesempatan
untuk mencari jawaban.
 Hindari bicara yang tidak perlu.
 Izinkan pasien untuk bertanya sebelum meninggalkan tempat tidur.
 Minta pasien untuk menanggapibedside teaching yang telah dilakukan.
 Ucapkan terima kasih pada pasien.
G. Hambatan Bedside Teaching
Dalam pelaksanaan bedside teaching, ada beberapa hambatan yang mungkin timbul dalam
pelaksanaan bedside teaching:
1. Gangguan (misalnya panggilan telepon).
2. Waktu rawat inap yang singkat.
3. Ruangan yang kecil sehingga padat dan sesak.
4. Tidak ada papan tulis.
5. Tidak dapat mengacu pada buku.
6. Pelajar lelah.
Adapun beberapa hambatan dari pasien :
1. Pasien merasa tidak nyaman.
2. Menyakiti pasien, terutama pada pasien yang kondisi fisiknya tidak stabil.
3. Pasien tidak ada di tempat.
4. Pasien salah pengertian dalam diskusi.
5. Pasien tidak terbuka.
6. Pasien tidak kooperatif atau marah.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2012. Metode Bedside Teaching.http://academiclifeinem.blogspot.com (Diakses
tanggal 01 Juli 2014).
2. Anonim. 2012. Bedside Teaching dalam Keperawatan. http://ksuheime.blogspot.com
(Diakses tanggal 01 Juli 2014)
3. Eksap, hendrik. 2011. Bedside Teaching.http://www.hendrikeksap.blogspot.com (Diakses
tanggal 01 Juli 2014).

Anda mungkin juga menyukai