Anda di halaman 1dari 40

Metode

Pengajaran
Klinik
ABDUL MUGHNI ROZY

FK UNDIP - RSDK
Latar Belakang
Pendidikan Kedokteran meliputi ::

 Pendidikan PreKlinik

Pendidikan Klinik
◦ Terapan
◦ Di RS
◦ Di Puskesmas

Perlu untuk meningkatkan kemampuan staf dalam Pengajaran Klinik  workshop tentang
Pengajaran Klinik
Pengajar Klinik yang baik
§Kemauan untuk mengajar yang tinggi
§Jelas, terstruktur, dapat diakses, mendukung dan perhatian
§Mampu mengadakan hubungan, menyediakan bimbingan dan feedback ,
menunjukan integritas dan penghormatan
§Menunjukkan kompetensi klinik
§Menggunakan Planning dan Strategi
§Mempunyai wawasan yang luas tentang metode pengajaran
§Melakukan evaluasi diri dan refleksi dirir
§Target pengajaran sesuai dengan level mahasiswa (student-centered)

(Irby and Papadakis 2001)


Tutorial cases

Pengenalan .
Ketrampilan Klinik
MicroSkill
Morning report
Journal Reading
berbagai Bedah Buku Cases Report

metode Mortality Case.

pengajaran
Klinik Pre Round
Round
Post Round

Bedside teaching
Ketrampilan Klinik
Diberikan sebagai bekal Mahasiswa sebelum memasuki Stase (pre klinik)

Dapat diberikan pada minggu pertama pada setiap stase untuk mengingatkan Kembali

Dosen sebagai mentor, fasilitator dan Guide, role model


Prinsip-prinsip Pengajaran Klinik
1. overview dan konseptualisasi
2. Visualisasi
3. Verbalisasi – Pertama
4. Verbalisasi – Kedua
5. Praktek
Feedback
Video prinsip2 Pengajaran Klinik
overview dan visualisasi 1

verbalisasi 1

verbalisasi 2

Praktek

feedback
Journal Reading
Mahasiswa (Koas) diberi tugas untuk mencari 5 journal terbaru yang relevan dengan stasenya

Dari beberapa journal yang diserahkan dipilih yang terbaik untuk dipresentasikan

Dosen sebagai Fasilitator dan sumber rujukan


Bedah Buku
Mahasiswa diberi tugas Bedah Buku Ajar yang digunakan

Didiskusikan Dosen sebagai moderator dan fasilitor dan sumber rujukan


BEDSIDE TEACHING
Salah satu tehnik pembelajaran klinik dan ketrampilan komunikasi yang efektif.

Beberapa keuntungannya adalah : Mengajarkan cara Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Etika


kedokteran, humanisme,profesionalisme dan komunikasi klinik.

Beberapa faktor yng mengakibatkan kegagalan proses ini antaara lain: adalah terlalu terfokus ke
peserta sehingga tidak tersedia waktu bagi dosen untuk mempraktekkan.

Bedside teaching bukanlah metode intimidasi.


12 Tips Bedside Teaching

•Preparation •Introduction •Debriefing


Pre Round

Round

Post- Round
•Planning •Interaction •Feedback
•Orientasion •Observation •Reflection
•Instruction •Next
•Summarization Preparation
Tip 1. Preparation
Persiapan merupakan kunci berhasilnya bedside teaching.

Memahami target yang akan diberikan

Mengetahui level peserta yang mengikuti bedside teaching


Tip 2. Planning
Menentukan sistem apa yang akan dilakukan dalam bedside teaching

Aspek khusus apa yang akan dicapai ? Misalnya anamnesis, PF,Konseling, penyampaian berita
buruk dll.

Apa tema utama hari ini? Observasi perilaku peserta atau kemampuan anamnesis atau PF dll.

Rencanakan kegiatan yang membuat para peserta bedside teaching tetap semangat.

Pilih pasien yang bagus untuk digunakan bedside teaching, perhatikan masukan dari peserta.

Tentukan berapa waktu yang dibutuhkan.


Tip 3. Orientation
Sampaikan kepada peserta tujuan dari latihan dan kegiatan yang telah direncanakan.

Sampaikan aturan dan tatacara ke masing-masing peserta.

Peserta perlu diberitahu apa yg diharapkan oleh dosen.

Aturan bedside teaching harus disepakati

Diskusi yg sensitif dilakukan post-round.


Tip 4. Introduction
Perkenalkan diri dan tim kepada pasien

Hal ini membantu pemahaman pasien selama bedside teaching terhadap tim.

Pasien dan keluarga penunggu perlu diberitahu bahwa akan dilakukan proses pembelajaran.
Tip 5. Interaction
Peraturannya adalah interaksi dokter dan pasien.

Kadang pasien merasa tidak nyaman selama bedside teaching dan kewajiban kita untuk
menghilangkan suasana itu.

Dosen dapat mencontohkan hubungan yang profesional antara dokter dan pasien.

Peserta akan melihat interaksi itu sebagai bentuk pelajaran.


Tip 6. Observation
Mengobservasi ketika peserta melakukan komunikasi dengan pasien, anamnesis, kemampuan
pemeriksaan fisik, kemampuan memecahkan masalah, pengetahuan dan perilaku (attitude).
Tip 7. Instruction
Menghindari pertanyaan yang sulit kepada peserta dihadapan pasien.

Menghindari melemparkan pertanyaan kepada yang lebih junior bila yg lebih senior tidak bisa
menjawab.

Secara gentle mengoreksi kesalahan peserta bila diperlukan.

Mengajarkan profesionalisme

Menjaga agar tetap semangat dan tidak membosankan.

Mendemonstrasikan clinical skill yang hanya bisa dilakukan di bedside teaching.

Menghindari diskusi yang berkepanjangan


Tip 8. Summarization
Menyimpulkan kepada peserta apa yang telah mereka lakukan.

Pasien juga perlu diberi kesimpulan apa yang mereka diskusikan.

Jelaskan pada pasien apa yang akan dilakukan dan yang tidak perlu dilakukan pada penanganan
penyakitnya.
Tip 9. Debriefing
Keluar dari bangsal

Kesempatan diskusi tentang hal-hal sensitif dihadapan pasien.

Peserta bisa bertanya lebih jauh tentang pasien.

Buat suasana lebih cair. Agar hilang rasa stres.


Tip 10. Feedback
Mengemukakan apa yang telah baik dilakukan dan yang kurang baik terhadap pasien.
Tip 11. Reflection
Mengevaluasi tentang bedside teaching yang barusan dilakukan, apa yang telah dilakukan
dengan baik dan apa yang kurang baik.

Apa yang akan dilakukan pada kesempatan bedside teaching yang akan datang.
Tip 12. Next Preparation
Mulai menyiapkan kesempatan bedside teaching yang akan datang.
Video Debriefing
MICROSKILL
Microskill clinical teaching adalah Salah satu metode pengajaran klinik yang efektif untuk
mendiskusikan tentang assesmen, instruksi dan umpan balik tentang suatu kasus dalam waktu
yang singkat (One minute Preceptor)

Waktu interaksi yang sempit antara para staf pengajar klinik dengan koas/residen

Meningkatkan efektifitas pengajaran klinik


Model Lima Langkah Mikroskill

Presentasi Kasus

Diagnosa oleh Koas/residen


1. Kemampuan mendiagnosa
2. Mengetahui bukti pendukung

Pembelajaran
3. Mengajarkan tatacara Umum
4. Memperkuat apa yang telah benar
5. Mengoreksi apa yang salah
Langkah 1. Kemampuan
mendiagnosa
Koas/residen mampu menyampaikan dasar-dasar diagnosis.
◦ Anamnesis yang relevan
◦ Pemeriksaan fisik penting yang ditemukan
◦ Usulan Penunjang yg sesuai dengan kasusnya

Koas/residen mampu menunjukkan rencana penatalaksanaannya.


Contoh-contoh pertanyaan yang
diajukan :
Apa yang kamu fikirkan tentang pasien ini? Apa alasannya ?  dasar diagnosis

Test laboratorium penting apa yang diusulkan?

Apa yang ingin engkau lengkapi?


Langkah 2: Mengetahui bukti
pendukung
Menanyakan bukti-bukti pendukung diagnosis yang telah dibuat

Contoh pertanyaannya:
◦ Apa penemuan penting yang memperkuat diagnosismu?
◦ Mengapa memilih terapi seperti itu?
◦ Apalagi yang kamu pertimbangkan?
Langkah 3: Mengajarkan tatacara
Umum
Diskusi berasal dari hal dinyatakan oleh koas/residen bila ada perbedaan pemahaman, data.

Jika memang sudah baik dan tidak memerlukan masukan maka langkah ini dapat dilewati.
Langkah 4 :Memperkuat apa yang
telah benar
Umpan balik yang positif akan meningkatkan kepercayaan diri dan profesionalitas koas/residen

Contoh :“ Saya setuju dengan diagnosismu, bagus “


Langkah 5:Mengoreksi apa yang
salah
Mengoreksi yang salah sangat penting dalam microskill sebagai umpan balik negatif

Waktu dan tempat yang tepat.

Dan waktu yang baik diberikan umpan balik positif dan negatif bersamaan.

Contoh : :“ Saya setuju dengan diagnosismu, bagus , tapi terapinya kurang , antibiotiknya
tambahkan metronidazole 500 mg inj tiap 8 jam“
Video Micro skill
Bimbingan Operasi
Morning Report
Laporan Jaga terhadap kasus-kasus yang
didapatkan selama jaga

Dievaluasi apakah sudah benar dalam


penegakan diagnose dan menejemennya

Kasus Panjang dan lengkap ditujukan pada


kasus2 yang menarik dan penting
Cases Report
Setiap Koas/Residen membuat laporan kasus dengan pasien khusus yang menarik

Dapat diperoleh dibangsal, IGD ataupun poli

Dibahas dari mulai anamnesis hingga follow up terakhir

Pembahasan teori dan aplikasi pada kasus tersebut


Mortality Case
Mahasiswa diharapkan mampu menganalisa apa penyebab kematiannya

Mengapa dan dapat merefleksikan dirinya apakah Tindakan yang telah dilakukan sudah benar
Referensi:
1.Rolla Ajjawi, Julie Smith : Education in the Clinical workplace, Centre of Medical Education,
University of Dundee

2.Teddy O.H : Principle of Clinical Teaching, ICTEC, FKUI

3. Dwiyana Ocviyanti : Teaching Procedural Skill, ICTEC ,FKUI

4. Ramani S, Twelve tips to Improve bedside teaching : Boston University School of Medicine,
Boston , USA ;Medical teacher, Vol.25,No.2,2003,pp 112-115

5. Chad Stickrath, Mel Anderson, Christopher Knight, Eva Aagaard, Co-creators: Dennis Boyle,
Clifford Zwillich, Danielle Shimek, : "MiPLAN" to Teach with the Assistance of Our Patients A
Workshop for the SGIM Annual Meeting 2012
TERIMAKASIH ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai