Anda di halaman 1dari 12

Pengertian bed site teaching

Rancangan bed site taching


Bimbingan klinik : metode pembelajaran bed site teaching

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan metode pembelajaran di bidang kesehatan atau kedokteran dapat


dikatakan berjalan sangat lambat. Hingga tahun 1950-an, metode yang ada belum
banyak beranjak dari metode yang ada sejak zaman Hipocrates yaitu pembelajaran
didaktik l dan dijalankan atas arahan para pendidik yang menjadi narasumber utama.
Metode ini disebut sebagai metode tradisional.

Hingga sekarang sebagian besar tenaga pendidik di bidang kesehatan atau


kedokteran hanya mengandalkan metode pembelajaran tradisional dan enggan untuk
mengalihkan metode itu menjadi metode alternatif yang lebih menantang dan berhasil
guna. Hanya sebagian kecil tenaga pendidik atau sekolah kedokteran baru yang banyak
menggunakan metode alternatif yang terbukti efektif.

Metode pembelajaran yang tepat efektif dan efisien sangat dibutuhkan bagi
pendidikan di bidang kedokteran atau kesehatan. Pada dasarnya luaran suatu sistem
pendidikan, bukanlah semata-mata tergantung dari metodenya, tetapi lebih kepada
bagaimana suatu metode diterapkan secara benar dan dilaksanakan oleh orang yang
sangat kompeten atau profesional dalam metode tersebut.

Bagaimanapun hebatnya metode pembelajaran bila para pengguna atau


pelaksana metode pembelajaran tidak memahami secara benar tentang konsep dan cara
penggunaanya, maka hasilnya juga tidak akan lebih efektif dari berbagai metode
sebelumnya.

Peranan adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari seseorang yang
menduduki suatu jabatan atau pola tingkah laku yang diharapkan pantas dari seseorang.
Oleh karena itu seharusnya seorang CI diberi wewenang dan tanggung jawab yang jelas
sesuai dengan perannya dalam merancang, mengelola dan mengevaluasi pemebelajaran

1
klinik terhadap peserta didik di tatanan klinik. Namun seringkali kita melihat dan
merasakan keadaan yang berbeda dimana seorang CI sulit sekali menunjukkan
kemampuannya dalam membimbing peserta didik karena berbagai sebab antara lain
adalah kurangnya kepercayaan diri dan ketidakjelasan peranan yang di berikan institusi
pendidikan pada para CI tersebut. Hal inilah yang mendorong pentingnya pembahasan
peran CI ini dalam pelatihan Clinical Instructor saat ini, semoga memberi kejelasan
akan peran fungsi dan tanggung jawabnya dalam membimbing para peserta didik di
tatanan klinik

Untuk membantu meningkatkan kemampuan/perilaku profesional tersebut pada


mahasiswa, mempersiapkan/meminimalisir hal-hal yang menjadi pengaruh dalam
pembelajaran klinik dan memilih atau menerapkan metode pembelajaran klinik dengan
Bedside Teaching penting untuk dilakukan dengan harapan peserta didik dapat
menguasai keterampilan secara prosedural, tumbuh sikap profesional melalui
pengamatan langsung.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian bedside teaching.


2. Untuk mengetahui rancangan bedside teaching
3. Untuk mengetahui bimbingan klinik dan metode pembelajaran bed side teaching.

C. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian bedside teaching case presentation,clinic tour, case study, pre dan
post conference dan rounde?
2. Apa tujuan bedside teaching case presentation,clinic tour, case study, pre dan post
conference dan rounde?
3. Apa prinsip dasar bedside teaching case presentation,clinic tour, case study, pre
dan post conference dan rounde?
4. Apa keuntungan bedside teaching case presentation,clinic tour, case study, pre dan
post conference dan rounde?

2
5. Apa kerugian bedside teaching case presentation,clinic tour, case study, pre dan
post conference dan rounde?
6. Bagaimana pelaksanaan bedside teaching case presentation,clinic tour, case study,
pre dan post conference dan rounde?
7. Apa hambatan bedside teaching case presentation,clinic tour, case study, pre dan
post conference dan rounde?

BAB II
PEMBAHASAN

3
A. Bedside Teaching
1. Pengertian
Bedside Teaching merupakan komponen essensial dari clinical training sudah
dilakukan sejak lama. Dalam pendidikan klinis pasien merupakan guru, seperti yang
diungkapkan oleh Wiliam Osler 1903 : “No teaching without the patient for a text, and
the best teaching is often that taught by the patient himself” (Bliss, 1999). Bedside
Teaching merupakan metode mengajar pada peserta didik, dilakukan disamping tempat
tidur klien meliputi kegiatan mempelajari kondisi klien dan asuhan keperawatan yang
dibutuhkan oleh klien (Nursalam, 2002).
2. Manfaat
a) Agar pembimbing klinik dapat mengajarkan dan mendidik peserta didik untuk
menguasai keterampilan prosedural, menumbuhkan sikap profesional, mempelajari
perkembangan biologis/fisik, melakukan komunikasi melalui pengamatan langsung
(Nursalam, 2002).
b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan semua pancaindera
mereka (pendengaran, penglihatan, penghidung dan peraba) untuk mempelajari
pasien dan permasalahannya. Karakteristik inilah yang akan membantu siswa untuk
mengingat situasi klinik dalam pembelajaran.
3. Prinsip
a) Sikap fisik maupun psikologis dari pembimbing klinik peserta didik dan klien.
b) Jumlah peserta didik dibatasi (ideal 5-6 orang).
c) Diskusi pada awal dan paska demonstrasi didepan klien dilakukan seminimal
mungkin.
d) Lanjutkan dengan redemonstrasi.
e) Kaji pemahaman peserta didik sesegera mungkin terhadap apa yang didapatnya saat
itu.
f) Kegiatan yang didemonstrasikan adalah sesuatu yang belum pernah diperoleh
peserta didik sebelumnya, atau apabila peserta didik menghadapi kesulitan
menerapkan. (Nursalam, 2002).
4. Persiapan
5. Mendapatkan kasus yang sesuai yang dapat memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk menerapkan keterampilan teknik prosedural dan interpersonal. Koordinasi dengan

4
staff diklinik agar tidak mengganggu jalannya rutinitas perawatan klien. Melengkapi
peralatan atau fasilitas yang akan digunakan (Nursalam, 2002).
6. Cases Presentation (Presentasi Kasus)

Presentasi kasus merupakan kegiatan pembelajaran di klinik yang sering dilakukan di ruang
diskusi.Pada kegiatan ini, mahasiswa mempresentasikan kasus pasien yang dijumpai oleh
dokter muda selama melakukan kegiatan di poli rawat jalan, UGD maupun rawat inap.Dokter
muda membuat catatan status pasien sesuai dengan format catatan medis pasien untuk RS
pendidikan. Pada saat melakukan presentasi kasus, Dokter Muda akan dinilai dengan
menggunakan form penilaian Case-based Discussion (CbD).

Prinsip-prinsip yang dilakukan :

Harus direncanakan dengan teliti dengan pasien, surat ijin, pemilihan lokasi, perumusan
tujuan informasi dan lain-lain

Pasien harus diberi kesempatan untuk mengekspresikan kebutuhannya

Adanya hak pasien untuk privasi dan rahasia informasi tentang dirinya

Adanya evaluasi tentang pelaksanaan nursing clinic

Langkah

Tahap permulaan

Diawali dengan memperkenalkan peserta didik tentang latar belakang pasien, situasi
pelayanan perawatan, tujuan diskusi, beberapa informasi yang dibutuhkan tentang pasien.

Tahap diskusi yang berpusat pada pasien

Diawali dengan perkenalan dan penyajian singkat tentang pasien pada peserta didik,
kemudian menunjukan gejala-gejala khusus yang berhubungan dengan masalah pasien yang
mengungkapkan perasaannya.

Tahap evaluasi

Dilakukan dengan diskusi dan penilaian terhadap pasien, perilaku dan kemampuan untuk
mengatasi msalah, penilaian terhdap peserta didik serta evaluasi proses dan hasil dari nursing
clinic apakah tujuan yang ditetapkan tercapai atau belum

5
Clinic Tour

Tutorial atau diskusi kelompok kecil merupakan salah satu metode pembelajaran yang
memerlukan peran aktif dari dokter muda. Dosen pembimbing klinik berperan sebagai tutor
yang bertugas untuk membimbing dan mengarahkan diskusi. Sedangkan Kasus pasien nyata
yang dijumpai di klinik merupakan topik pemicu diskusi.Langkah-langkah dalam tutorial
klinik:

Mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi pasien dan mengajukan pertanyaan klinis.

Melakukan brainstorming untuk menganalisis permasalahan yang dihadapi pasien dengan


menggunakan prior knowledge.

Menyusun penjelasan secara skematis dan menentukan learning issues

Belajar Mandiri untuk memperoleh jawaban learning issue yang telah ditetapkan bersama.
Diutamakan menggunakan prinsip evidence based medicine.

Jabarkan temuan informasi yang anda peroleh saat melakukan belajar mandiri. Sintesakan
dan diskusikan dengan sesama anggota kelompok untuk menyusun penjelasan secara
menyeluruh dan pemecahan permasalahan.

Studi Kasus( case study)

Kamus Psikologi (Kartono dan Gulo, 2000) menyebutkan 2 (dua) pengertian tentang Studi
kasus (Case Study) pertama Studi kasus merupakan suatu penelitian (penyelidikan) intensif,
mencakup semua informasi relevan terhadap seorang atau beberapa orang biasanya
berkenaan dengan satu gejala psikologis tunggal. Kedua studi kasus merupakan informasi-
informasi historis atau biografis tentang seorang individu, seringkali mencakup
pengalamannya dalam terapi.Terdapat istilah yang berkaitan dengan case study yaitu case
history atau disebut riwayat kasus, sejarah kasus.

Case history merupakan data yang terimpun yang merekonstruksikan masa lampau seorang
individu, dengan tujuan agar orang dapat memahami kesulitan-kesulitannya yang sekarang
.serta menolongnya dalam usaha penyesuaian diri (adjustment) (Kartini dan Gulo, 2000).

6
Berikut ini definisi studi kasus dari beberapa pakar dalam Psikologi dan Bimbingan
Konseling, yaitu ;

Studi kasus adalah suatu teknik mempelajari seorang individu secara mendalam untuk
membantu memperoleh penyesuaian diri yang lebih baik. (I.Djumhur, 1985).

Studi kasus adalah suatu metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seorang
murid secara mendalam dengan tujuan membantu murid untuk mencapai penyesuaian yang
lebih baik (WS. Winkel, 1995).

Studi kasus adalah metode pengumpulan data yang bersifat integrative dan komprehensif.
Integrative artinya menggunakan berbagai teknik pendekatan dan bersifat komprehensif yaitu
data yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi individu secara lengkap (Dewa Ketut
Sukardi, 1983).

Prinsip yang digunakan :

Peserta didik harus dibimbing dalam menulis pasien studi asuhan keperawatan, pemilihan
tersebut harus sesuai dengan kemampuan peserta didik

Peserta didik harus dibekali dengan bahan perujukan yang cukup agar asuhan keperawatan
yang efektif

Studi asuhan keperawatan itu harus dapat dilihat dan digunakan sebagi bagian integral dari
pengalaman dilapangan

Pedoman asuhan keperawatan harus sesuai dengan petunjuk dasar pada format asuhan yang
tertulis.

Studi asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan menggabungkan dengan metode lain
seperti komprehensip

Laporan asuhan keperawatan harus dicek, dievaluasi, dikomentari sesuai dengan petunjuk
yang ada.

E. PRE CONFERENCE

Pengertian

7
Diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan pada pasien ,membantu
mengidentifikasi masalah pasien, merencanakan asuhan dan evaluasi hasil, mempersiapkan
hal-hal yang akan ditemui di lapangan ,memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang
keadaan pasien

Tujuan

Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan asuhan dan


merencanakan evaluasi hasil

Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan

Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien

Syarat pelaksanaan

Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan

Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit

Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan
tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan

Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim (Jean,
et.Al, 1973)

Pelaksanaan dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim

F. .POST CONFERENCE

Pengertian

Diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan pada pasien ,memberikan
kesempatan untuk mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang
dijumpai

8
Tujuan

Tujuan post conference adalah untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian


masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai.

Syarat

Post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan

Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit

Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan
tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan

Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim
pelaksanaan dalam melaksanakan konferensi

G. RONDE

Pengertian

Ronde merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan peserta didik
menstranfer dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis kedalam praktik keperawatan
langsung (Nursalam, 2002).

Karakteristik

Klien dilibatkan langsung

Klien merupakan fokus kegiatan peserta didik

Pesrta didik dan pembimbing melakukan diskusi

Pembimbing memfasilitasi kreaktifitas pesrta didik adanya ide-ide baru.

Pembimbing klinik membantu mengembangkan kemampuan peserta didik untuk


meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

Kelemahan yatiu Klien dan keluarga merasa kurang nyaman dan privacy tergangu.

9
Tujuan

Menumbuhkan cara berpikir kritis

Menumbuhkan pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari masalah klien.

Meningkatkan pola pikir sistematis

Meningkatkan validitas data klien

Menilai kemampuan menentukan diagnosa

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

10
Bedside teaching adalah pembelajaran yang dilakukan langsung di depan pasien. Dengan
metode bedside teaching mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan, melaksanakan
kemampuan komunikasi, keterampilan klinik dan profesionalisme, menemukan seni
pengobatan, mempelajari bagaimana tingkah laku dan pendekatan dokter kepada pasien.

Metode bedside teaching merupakan salah satu metode pembelajaran klinik yang efektif,
namun hingga saat ini publikasi bedside teaching tidak terlalu gencar, sehingga masih banyak
pusat pendidikan kesehatan yang belum menerapkannya.

Fase pre-konfre, esensinya adalah aktivitas kelompok kecil, yang didalamnya terkandung
unsur fasilitasi dari instruktur klinis. Kelompok kecil siswa tersebut dalam melaksanakan
program pendidikan keperawatan harus benar-benar memperhatikan hal yang akan dibahas
pada fase pre-konferens. Pada saat instruktur klinis merencanakan fase pre-konferens dengan
kelompok kecil siswa tentang suatu topik. Post conference adalah komunikasi katim dan
perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift
berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan
(tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau Pj tim (Modul MPKP, 2006).

B. Saran

Penulis mengharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memanfaatkan makalah ini
untuk menambah wawasan tentang metode bedside teaching sehingga mahasiswa dapat
menerapkan ilmu pengetahuan, melaksanakan kemampuan komunikasi, keterampilan klinik
dan profesionalisme, menemukan seni pengobatan, mempelajari bagaimana tingkah laku dan
pendekatan tenaga medis (dokter, bidan, perawat, dll) kepada pasien, sehingga masyarakat
dapat menghargai profesi tenaga medis dan mereka dapat lebih mencintai profesinya dengan
melihat peran dan tanggung jawab tenaga medis sebagai tenaga pendidik nantinya.

Berdasarkan kesimpulan diatas penulis mengharapkan kepada teman-teman ataupun pembaca


agar makalah kami ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah kami ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Metode Bedside Teaching. http://academiclifeinem.blogspot.com (Diakses

tanggal 01 Juli 2014).

Anonim. 2012. Bedside Teaching dalam Keperawatan. http://ksuheime.blogspot.com

(Diakses tanggal 01 Juli 2014)

Eksap, hendrik. 2011. Bedside Teaching. http://www.hendrikeksap.blogspot.com (Diakses


tanggal 01 Juli 2014).

Cosuelo G, Sevilla, Jesus A, Ochave, dkk, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia, 1993, hal. 73

http//:www.google.com.managemen keperawatan 30 mei2014

http//:www.google.com.pre dan post konfre 26mei2014

12

Anda mungkin juga menyukai