Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori

Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Salah satu binatang
amfibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Pada saluran
pencernaan katak terdapat silia. Rambut getar (silia) berperan dalam transformasi bahan makanan
di saluran pencernaan. Aktifitas rambut getar terbatas hanya pada medium yang basah, dan oleh
karena itu, hanya ditemukan pada permukaan yang terendam atau paling tidak pada permukaan
yang berlapis selaput basah (Muhammat, 2004).

Silia merupakan organel yang dapat ditemukan pada organisme eukariotik. Silia memiliki
peran bermacam-macam sesuai dengan tempatnya. Pada saluran pencernaan rambut getar atau silia
berperan dalam tranportasi bahan makanan. Aktivitas rambut getar terbatas hanya pada medium
yang basah, dan oleh karena itu, hanya ditemukan pada permukaan yang terendam atau paling
tidak pada permukaan yang berlapis selaput basah (Wulangi, 1991).

Ada dua jenis silia yaitu silia motil dan non-motil, atau silia primer, yang biasanya
berfungsi sebagai organel indera. Pada eukariota, silia, dan flagela bersama-sama membentuk
sebuah kelompok yang dikenal sebagai organel undulipodia. Silia eukariotik secara struktural
identik dengan flagela eukariotik, meskipun terdapat perbedaan-perbedaan pada fungsi atau
panjangnya. Pada manusia, silia utama yang ditemukan pada hampir setiap sel dalam tubuh. Silia
jarang terjadi pada tanaman (Singh, 1991).

Pada katak, aktivitas rambut getar pada epitel rongga mulut bergerak dari mulut ke anus,
sambil menyapu bersih segala kotoran (debris) yang ada di sepanjang saluran pencernaan. Hal
tersebut menyerupai aktivitas rambut getar yang ditemukan pada sistem respirasi mamalia
(Muhammat, 2004).

Rambut getar di rongga mulut dan kerongkongan (pharynx), bergerak seperti pendulum yaitu
bergarak bolak-balik, melentur pada dasarnya. Dalam keadaan normal, rambut getar
biasanya diam saja dan akan mulai bergerak apabila diberi rangsangan, seperti peletakan partikel

1
benda asing, dan beru akan berhenti bergerak setelah pertikel tersebut tersapu habis oleh gerakan
rambut getar itu (Wulangi, 1991).

Gambar 2.1 : Rambut Getar

Terdapat 6 macam rambut getar, antara lain yaitu :

1. Chilodonella
Cilia atau rambut getar yang mempunyai panjang 120 mikron. Chilodonella mempunyai
cytopharyngeal basket tersendiri. Berbentuk oval dengan nukleus yang berukuran besar
(macronukleus) yang terlihat dengan jelas dibawah sinar terang.

2. Prorondon
Cilia atau rambut getar yang mempunyai panjang sekitar 141 mikron, prorondon
mempunyai bentuk yang silindris, terbungkus oleh ectoplsma yang tebal. Terdapat sitosom di
dalamnya.

3. Colpoda
Cilia atau rambut getar mempunyai panjang dengan kisaran 60 hingga 70 mikron, oleh
karena itulah colpoda merupakan cilia atau rambut getar yang berukuran lebih medium bila
dibandingkan dengan cilia yang lainnya. Colpoda mempunyai bentuk seperti bentuk ginjal,
memiliki vacuola makanan yang terdapat di dalam selnya, yang berguna untuk mencerna makanan.

2
4. Stensor
Cilia atau rambut getar yang terdapat pada cavum oris ini berbentuk seperti terompet, dapat
juga berbentuk slindris dan mempunyai vakuola kontrakstil di bagian atas, biasanya terdapat di air
hangat dan segar.

5. Coleps
Cilia atau rambut getar yang mempunyai bentuk yang menyerupai tong (barrel) dengan
dikelilingi oleh lapisan endoplamix. Terdapat sitosom di bagian anterior ujung dan juga dilengkapi
dengan cilia yang panjang. Cilia ujung posterior lebih panjang dibandingkan dengan cilia yang
terletak di ujung anterior, serta mempunyai panjang 40-65 mikron.

6. Tetrahymena

Tetrahymena adalah rambut getar yang oligophymeno pharon. Biasa digunakan pada
bahan untuk mendemonstrasikan organisasi dari hewan tingkat rendah. Dikelilingi oleh cilia di
sepanjang tubuhnya. Tetrahymena mempunyai bentuk basal (Subowo, 1992).

1.2 Tujuan

Mengamati aktivitas rambut getar mulut dan tenggorokan pada katak.

3
BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan


Berikut adalah alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum :

2.1.1 Alat
 Mikroskop
 Papan fiksasi ktak
 Sonde
 Pisau bedah
 Scapel
 Gunting
 Pinset
 Pipet tetes
 Preparat

2.1.2 Bahan

 Katak
 Gabus
 Larutan ringer/ NaCl (suhu kamar,suhu dingin dan suhu hangat)

2.2 Tata Kerja

Aktivitas gerakan rambut getar

1. Katak dimatikan dengan menggunakan sonde.


2. Rahang bawah digunting dan dibuang.
3. Dinding perut dibuka,agar viseranya terlihat
4. Lambung dijepit dengan pinset dan di angkat
5. Leher dipotong menggunakan skapel agar tengkoraknya terpisah dari punggungnya
dengan menghindari pertautan sofagus dan lambung pada kepalanya.
6. Lambung dan duodenum dipisahkan

4
7. Fiksasi kepala, eksofagus, dan lambung katak di atas papan katak
8. diambil sebutir gabus letakan di pertengahan mulut katak,kemudian ditetesi Ringer
dengan suhu kamar ke atas gabus.
9. Dihitung berapa waktu yang dibutuhkan gabus untuk sampai ke eksofagus
10. Poin 8 diulangi dengan menetesi ringer suhu hangat ( dihitung waktu yang di perlukan)
demikian pula dengan di tetesi ringr suhu dingin.
11. Kemudian dilakukan sekali lagi poin 8 namun dengan memiringkan papan fiksasi,
diperhatikan apakah gabus dapat tetap bergerak menuju eksofagus atau tidak

Gerakan rambut getar di bawah mikroskop


1. diambil selaput lender pada eksofagus 5 mm di gesut sampai kira-kira sudah melewati
epitel (rambut getar)
2. diletakan pada kaca objektif tetesi dengan ringer dingin kemudian tutup dengan cover
glass.
3. Diamati di bawah mikroskop , lihat arah rambut getar.

2.2 Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Rabu,13 maret 2019

Waktu : 13:00 – 15:00 Wita

Tempat : Laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan UNDANA

5
BAB III

HASIL dan PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan maka di dapatkan hasil,sebagai
berikut :

Tabel 1 :

HASIL PERCOBAAN

GERAKAN RAMBUT GETAR

PERLAKUAN KECEPATAN GERAK RAMBUT GETAR (mm/menit)

POSISI DATAR

SUHU 5⁰ C 1 menit 48 detik

27⁰ C 4 menit

45⁰ C 3 menit 14 detik

POSISI MIRING 1 menit 12 detik

3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilksanakan ; Katak merupakan hewan yang
bilateral simetris. Alat pencernaan yang tampak dari luar yaitu cavum oris, dibatasi maxillae
(rahang atas) pada sebelah atas, sedang sebelah bawah dibatasi oleh mandibula (rahang bawah).
Kemudian dilanjutkan oleh pharynx, esophagus, ventriculus dan intestinum yang terletak di dalam
rongga tubuh. Lingula (lidah) yang pipih berpangkal pada dasar sebelah anterior mulut. Pada
permukaannya terdapat kuncup perasa dan papil, dilapisi oleh lendir yang dapat dijulurkan dari
belakang ke muka untuk menangkap mangsa. Pada maxillae sebelah luar terdapt denta maxillaris
(gigi maxillaris), sedang pada atap cavum oris terdapat denta vomerinyang berguna untuk menahan
mangsa yang akan di telan (Junqueira, 1997).

6
Gerakan rambut getar didukung oleh adanya ATP, jumlah rambut banyak sekali terletak
pada langit-langit rahang atas terutama pada pallatum. Kelenjar ludah yang dihasilkan oleh mulut
katak ini dilengkapi oleh rambut getar yang memungkinkan proses pencernaan lebih mudah
dilakukan. Untuk memudahkan proses pencernaan pada katak maka dipergunakan dua macam
ludah yaitu yang berbentuk cair dan yang berbentuk lendir Pada pallatum terdapat sum-sum rambut
getar yang berfungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan saluran mulut dan pada permulaan
dinding cavum oris. Pallatum terdiri dari dua bagian yaitu pallatum molle dan palllatum durum.
Pallatum durum terdiri atas tajuk-tajuk dari sebelah depan tulang maxillaris dan lebih kebelakang
terdiri atas dua bagian pallatum. Pada pallatum juga ditemukan adanya lipatan-lipatan bergantung
dan bergerak yang terdiri atas jaringan fibrious yang dikendalikan oleh ototnya sendiri (Wulangi,
1991).

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas rambut getar pada katak yaitu posisi katak, rata
ataupun miring dan suhu. . Dari pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa posisi miring
dadengan suhu kamar merupakan waktu tercepat rambut getar menyapu partikel (butiran gabus)
yaitu selama 1 menit 12 detik.

Dengan acuan gerakan partikel pada rambut getar hingga partikel tersebut berhenti diperoleh
hasil, pada posisi datar dengan suhu kamar yaitu selama 4 menit , suhu dingin selama 1 menit 48
detik dan pada suhu hangat selama 3 menit 14 detik. Sedangkan pada posisi katak miring dengan
suhu kamar diketahui bahwa partikel mengalami pergerakan selama 1 menit 12 detik hingga
partikel berhenti.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa aktifitas rambut getar pada katak akan berjalan dengan
baik pada suhu kamar dengan posisi miring karena di pengaruhi oleh suhu dan posisi katak .
Sedangkan pada posisi datar gerakan partikel bergerak dengan baik pada suhu dingin dan pada
suhu kamar dan suhu hangat partikel mulai bergerak lambat. Hal ini sesuai dengan habitat katak
yang hidup pada daerah akuatik dengan suhu yang relatif rendah. Suhu berpengaruh terhadap
gerakan rambut getar dimana semakin rendah suhu maka gerakan rambut getar akan semakin
cepat, begitu pula sebaliknya.

7
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Rambut getar merupakan suatu selaput lendir yang terdapat dalam rongga mulut katak
dan berfungsi untuk menimbulkan aliran dari cairan mulut dan permukaan dinding
cavum oris.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas rambut getar pada katak yaitu posisi katak,
rata ataupun miring dan suhu
3. Dari pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa posisi miring memberikan
kecepatan yang signifikan terhadap gerakan butir serbuk kayu pada mulut dan
kerongkongan katak.
4. Aktifitas rambut getar pada katak berjalan dengan baik pada suhu rendah, dan berjalan
lambat pada suhu agak tinggi. Hal ini sesuai dengan habitat katak yang hidup pada
daerah akuatik dengan suhu yang relatif rendah.
4.2 Saran

Pada praktikum kali ini ketelitian dari praktikan sangat kurang, hendaknya pada praktikum
berikutnya praktikan lebih teliti lagi agar tidak ada kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil
praktikum. Sebaiknya waktu praktikum harus lebih efisien, agar tidak ada waktu yang terbuang
sia-sia. Kemudian pada saat ingin melihat rambut getar pada mikroskop diharapkan praktikan lebih
konsentrasi agar mendapatkan hasil yang ingin dilihat pada mikroskop .

8
DAFTAR PUSTAKA

Nitbani, Heny. 2019. Penuntun Praktikum Fisiologi Veteriner II. Universitas Nusa Cendana
Fakultas Kedokteran Hewan. Kupang

Junqueira, et al. 1997. Histologi Dasar. EGC. Jakarta.

Muhammat, dkk. 2004. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Universitas Lambung Mangkurat
Fakultas MIPA Program Studi Biologi. Banjarbaru.

Pearce, E.C. 1993. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia. Jakarta.

Schmidt-Nielsen, K. 1990. Animal Physiology – Adaptation and Environment Fourth Edition.


Cambridge University Press, Cambridge.

Anda mungkin juga menyukai