Anda di halaman 1dari 12

TUGAS IMUNOLOGI

Nama: AGUSTINUS M BILI

Nim: 1809010052

1. perbedaan antigen dan immunogen !

2. bagaimana peran limfosit T dalam system imun spesifik selular !

3. bagaimana peran limfosit B dalam system imun spesifik humora !

4. jelaskan jenis-jenis antibody yang dihasilkan oleh sel plasma !

5. sitokin apa saja yang berperan penting pada sel T dan sel B !

JAWABAN :

1. Antigen adalah suatu substansi yang dianggap asing oleh tubuh, dan akan
memacu terjadinya respon imun yang akan akhirnya akan memacu
produksi antibodi. Antigen yang berhasil masuk ke dalam tubuh akan
mengaktifkan berbagai respon imun spesifik maupun non-spesifik.
Jika antigen ini tidak ditangani dengan baik oleh sistem imun
kita, antigen tersebut dapat menimbulkan penyakit sesuai dengan jenis
penyakit yang dibawanya.
Imunogen adalah substansi yang menginduksi respon imun spesifik,
humoral, seluler, atau keduanya. Setelah diolah oleh Antigen Presenting
Cell (APC), maka imunogen akan pecah menjadi antigen yang dapat
bereaksi dengan produk respon imun spesifik.
Sementara hapten berukuran lebih kecil dari antigen. Karena ukurannya
yang kecil itulah, maka hapten tidak imunogenik. Akan tetapi, bila
digabungkan dengan suatu molekul pembawa, maka gabungan tersebut
dapat menginduksi respon imun.

2. Untuk melawan mikroorganisme intraseluler yang menggangu imun


diperlukan respons imun seluler, yang diperankan oleh limfosit T.
Subpopulasi sel T yang disebut dengan sel T penolong (T-helper) akan
mengenali mikroorganisme atau antigen bersangkutan melalui major
histocompatibility complex (MHC) kelas II yang terdapat pada
permukaan sel makrofag. Sinyal ini menyulut limfosit untuk
memproduksi berbagai jenis limfokin, termasuk diantaranya interferon,
yang dapat membantu makrofag untuk menghancurkan mikroorganisme
tersebut. Sub populasi limfosit T lain yang disebut dengan sel T-sitotoksik
(T-cytotoxic), juga berfungsi untuk menghancurkan mikroorganisme
intraseluler yang disajikan melalui MHC kelas I secara langsung (cell to
cell). Selain menghancurkanmikroorganisme secara langsung, sel T-
sitotoksik, juga menghasilkan gamma interferon yang mencegah
penyebaran mikroorganisme kedalam sel lainnya.

3. Respons imun humoral, diawali dengan deferensiasi limfosit B menjadi


satu populasi (klon) sel plasma yang melepaskan antibody spesifik ke
dalam darah. Pada respons imun humoral juga berlaku respons imun
primer yang membentuk klon sel B memory. Setiap klon limfosit
diprogramkan untuk membentuk satu jenis antibody spesifik terhadap
antigen tertentu (Clonal slection). Antibodi ini akan berikatan dengan
antigen membentuk kompleks antigen – antibodi yang dapat mengaktivasi
komplemen dan mengakibatkan hancurnya antigen tersebut. Supaya
limfosit B berdiferensiasi dan membentuk antibody diperlukan bantuan
limfosit T-penolong (T-helper), yang atas sinyal-sinyal tertentu baik
melalui MHC maupun sinyal yang dilepaskan oleh makrofag, merangsang
produksi antibody. Selain oleh sel T- penolong, produksi antibody juga
diatur oleh sel T penekan (T-supresor), sehingga produksi antibody
seimbang dan sesuai dengan yang dibutuhkan.

4. Sel Plasma merupakan fase diferensiasi terminal dari perkembangan sel B


dalam upaya memproduksi dan mensekresi antibodi. Sel plasma tidak
dapat membelah lagi dan pada permukaannya tidak dijumpai adanya s Ig
maupun reseptor-reseptor seperti yang dimiliki sel B. sel plasma
berukuran lebih besar dari limfosit dan ditandai dengan inti bulat yang
letaknya eksentris dan berkromatin kasar seperti roda. satu sel plasma
dapat melepaskan beribu-ribu molekul antibodi setiap detiknya.
Sel limfosit B berfungsi dalam imunitas humoral. Ada dua yaitu
 Sel B plasma = berfungsi memproduksi antibodi
 Sel B memori = merekam perlawanan antibodi
Sel natural killer (NK) = berfungsi bersamaan dengan neutrofil dan
makrofag melawan patogen
Makrofag = berfungsi dalam fagositosis. Makrofag memiliki struktur
yaitu sel berukuran besar, permukaan kasar, dan bersifat fagosit
Terdapat dua jenis sistem imun yaitu
 Imunitas Humoral
Imunitas humoral merupakan imunitas yang dilakukan oleh antibodi. Ada
beberapa tahap yaitu
1. Patogen menginfeksi tubuh
2. Sel T helper mengenali antigen lalu mengaktivasi sel limfosit B

3. Sel limfosit B kemudian membelah menjadi sel B plasma dan sel B

4. Sel B memori kemudian membelah dan berproliferasi membentuk


klon plasma B.

Klon ini memproduksi antibodi. Antibodi ini memiliki lima cara


perlawanan yaitu :

a. Netralisasi yaitu antibodi merusak situs determinan antigen (epitop)


yang menyebabkan patogen tidak berbahaya. Lalu, patogen ini
ditelan oleh fagositodis
b. Fagositosis yaitu antibodi melakukan fagosit langsung kepada
antigen
c. Aglutinasi yaitu antibodi menggumpalkan antigen kemudian ditelan
oleh makrofag
d. Presipitasi yaitu antibodi mengendapkan antigen lalu dibuang
bersamaan dengan muskus
e. Fiksasi komplemen yaitu proses dimana protein komplemen jika
terdapat antigen maka protein serum akan mengaktifkan protein
serum lain. Protein serum menyerang patogen dengan dua cara
yaitu
 Sitolisis yaitu protein menembus dinding polisakarida dari patogen
lalu membiarkan enzim lisozim untuk menghancurkan sel
 Inflamasi yaitu protein membengkakkan organ yang memancing sel
imun lain (neutrofil, makrofag, sel mast untuk menyerang patogen)
Nantinya, sel memori B akan merekam perlawanan dari antibody

5. a. sitokin pada sel T


- TNF (Tumor Necrosis Factor)
Sumber utama TNF adalah fagosit mononuklear dan sel T yang
diaktifkan antigen sel NK dan sel mast. LPS (Lipopolisakarida)
merupakan rangsangan poten terhadap makrofag untuk mensekresi
TNF. IFN-γ yang diproduksi sel T dan sel NK juga merangsang
makrofag antara lain meningkatkan sintesis TNF.
Pada kadar rendah TNF bekerja terhadap leukosit dan endotel,
menginduksi inflamasi akut. Pada kadar sedang TNF berperan dalam
inflamasi sistemik. Pada kadar tinggi TNF menimbulkan kelainan
patologi syok septik.

-IL-1
Fungsi Utama IL-1 adalah sama dengan TNF, yaitu mediator
inflamasi yang merupakan respons terhadap infeksi rangsangan lain.
Bersama TNF berperan pada imunitas nonspesifik. Sumberutama IL-1
juga sama dengan TNF yaitu Fagosit mononuklear yang diaktifkan.
Efek biologis IL-1 sama seperti TNF ya g tergantung dari jumlah yang
diproduksi.

-IL-6
IL-6 berfungsi dalam imunitas non spesifik dan spesifik, diproduksi
fagosit mononuklear, sel endotel vaskular, fibroblast dan sel lain
sebagai respons terhadap mikroba dan sitokin lain. IL-6 mempunyai
berbagai fungsi. Dalam imunitas nonspesifik, IL-6 merangsang
hepatosit untuk memproduksi APP (Acute Phase Protein)
merangsang progenitor di sumsum tulang untuk memproduksi
neutrofil dalam imunitas spesifik. IL-6 merangsang pertumbuhan dan
diferensiasi sel B menjadi sel mast yang memproduksi antibodi. IL-6
juga merupakan Growth Factor sel Plasma neoplastik (mieloma) .

-IL-10
IL-10 merupakan inhibitor makrofag dan sel denritik yang berperan
dalam mengontrol reaksi imun non spesifik dan imun selular. IL-10
diproduksi terutama oleh makrofag yang diaktifkan. Hal tersebut
merupakan contoh dari regulator feedback negatif. IL-10 mencegah
produksi IL-12 oleh makrofag dan sel denritik yang diaktifkan. IL-10
mencegah ekspresi kostimulatori molekul MHC-II pada makrofag
dan sel dentritik

-IL-12
IL-12 merupakan mediator utama imunitas nonspesifik dini terhadap
mikroba intraselular dan merupakan induktor kunci dalam imunitas
selular spesifik terhadap mikroba. Sumber utama IL- 12 adalah
fagosit mononuklear dan sel dendritik yang diaktifkan. Efek biologis
IL-12 adalah merangsang produksi IFN-γ oleh sel NK dan sel T,
diferensiasi sel T CD4+ menjadi sel TH 1 yang memproduksi IFN-γ.
IL-12 juga meningkatkan fungsi sitolitik sel NK dan sel CD8+/CTL.
-IFN tipe I (IFN = interferon)
IFN tipe I diproduksi oleh sel terinfeksi virus dan makrofag. IFN tipe
I mencegah infeksi virus dan meningkatkan aktivitas sel t sitotoksik
terhadap sel yang terinfeksi virus. Interferon menginduksi ekspresi
MHC-II di sel Jaringan, meningkatkan ekpresi FC-R pada makrofag
dan aktivitas sel NK .
Produksi IFN diinduksi oleh infeksi virus atau suntikan
polinukleotida sintetik. IFN dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu: tipe
I dan Tipe II. Tipe I terdiri atas IFN-α yang disekresi makrofag dan
Leukosit lain serta IFN-β disekresi oleh vibroblas. IFN tipe II adalah
IFN-γ yang juga disebut IFN imun, disekresi sel T setelah dirangsang
oleh antigen spesifik. Efek proteksi IFN-γ terjadi melalui reseptor di
membran sel dan mengaktifkan gen yang menginduksi sel untuk
memproduksi protein antivirus yang mencegah translasi mRNA
virus. IFN juga meningkatkan aktivitas sel T, makrofag, ekspresi
MHC dan efek sitotoksik sel NK. MHC berfungsi untuk
mengikat peptida dalam presentasi ke sel T.

-IL-15
IL-15 diproduksi fagosit mononuklear dan mungkin jenis yang lain
sebagai respons terhadap infeksi virus, LPS dan sinyal lain yang
memacu imunitas non spesifik. IL-15 yang disintesis fagosit pada
infeksi virus, merangsang ekspansi sel NK dalam beberapa hari
pasca infeksi. IL-15 dapat dianggap ekuivalen dengan IL-2. IL-15
berperan pada imunitas nonspesifik dini dan IL-2 pada imunitas
spesifik dini. IL-15 juga merupakan faktor pertumbuhan dan faktor
hidup terutama untuk sel T sitotoksik yang hidup lama.

-IL-18
IL-18 memiliki struktur yang homolog dengan IL-1, namun
mempunyai efek yang berlainan. IL-18 diproduksi makrofag sebagai
respons terhadap LPS dan produk mikroba lain, merangsang sel NK
dan Sel T untuk memproduksi IFN-γ. Jadi IL-18 adalah induktor
imunitas selular bersama IL-21.

-IL-33
IL-33 digambarkan sebagai superfamili IL-1 dan juga diketahui
berperan sebagai komponen yang mengatur respons imun alamiah
terutama aktivitas sel mast.

b. Sitokin pada sel B


- IL-2
IL-2 adalah faktor pertumbuhan untuk sel T yang dirangsang antigen
dan berperan pada ekspansi klon sel T setelah antigen dikenal.
Ekspresi reseptor IL-2 ditingkatkan oleh rangsangan antigen, oleh
karena itu sel T yang mengenal antigen merupakan sel utama yang
berproliferasi pada respons imun spesifik. IL-2 meningkatkan
proliferasi dan diferensiasi sel imun lain (Sel NK, sel B). IL-2
meningkatkan kematian apoptosis sel T yang diaktifkan antigen
melalui Fast. Fast adalah golongan reseptor TNF yang diekpresikan
pada permukaan sel T. Banyak sel lain menginisiasi kaskade sinyal
dalam apoptosis. Kematian sel terjadi akibat ikatan Fas dengan
ligannya yang diekspresikan oleh sel T yang diaktifkan. Kematian sel
T tersebut merupakan hal yang penting dalam mempertahankan
toleransi sel. Mutasi dalam gen fas dapat menimbulkan penyakit
autoimun sistemik. IL-2 merangsang ploriferasi dan diferensiasi sel
T, SEL B dan NK. IL-2 juga mencegah respons imun terhadap
antigen sendiri melalui peningkatan apoptosis sel T melalui Fas dan
merangsang aktivitas sel T regulatori.

-IL-4
IL-4 merupakan stimulus utama produksi IgE dan perkembangan
Th2 dari sel T naif. IL-4 merupakan sitokin petanda sel Th2. IL-4
merangsang sel B meningkatkan produksi IgG dan IgE dan ekspresi
MHC-II. IL-4 merangsang isotipe sel B dalam pengalihan IgE,
diferensiasi sel T naif ke Subset Th2. IL-4 mencegah aktivasi
makrofag yang diinduksi IFN- γ dan merupakan Growth Factor
untuk sel MAST terutama dalam kombinasi dengan IL-3.

-.IL-5
IL-5 Merupakan aktivator pematangan dan diferensiasi eosinofil
utama dan berperan dalam hubungan antara aktivasi sel T dan
inflamasi eosinofil. IL-5 diproduksi subset sel Th2 dan sel MAST
yang diaktifkan.

-.IFN-γ
IFN-γ yang diproduksi berbagai sel sistem imun merupakan sitokin
utama makrofag dan berperan utama dalam imunitas nonspesifik dan
spesifik selular. IFN-γ adalah sitokin yang mengaktifkan makrofag
untuk membunuh fagosit. IFN-γ merangsang ekspresi MHC- I dan
MHC II dan kostimulator APC. IFN-γ meningkatkan diferensiasi sel
T naif ke subset sel Th 1 dan mencegah proliferasi sel Th2. IFN-γ
bekerja terhadap sel B dalam pengalihan subkelas IgG yang
mengikat Fcγ-R pada fagosit dan mengaktifkan komplemen. Kedua
proses tersebut meningkatkan fagositosi mikroba yang diopsonisasi.
IFN-γ dapat mengalihkan Ig yang berpartisipasi dalam eliminasi
mikroba. IFN-γ mengaktifkan neutrofil dan merangsang efek sitolitik
sel NK.
IFN-γ mengaktifkan fagosit dan APC dan induksi pengalihan sel B
(isotip antibodi yang dapat mengikat komplemen dan Fc-R pada
fagosit, yang berbeda dengan isotip yang diinduksi IL-4),
menginduksi tidak langsung efek Th1 atas peran peningkatan
produksi IL- 12 dan ekspresi reseptor.

-.TGF-β
Efek utama TGF-β adalah mencegah proliferasi dan aktivasi limfosit
dan leukosit lain. TGF-β merangsang produksi IgA melalui induksi
dan pengalihan sel B.

-.LIMFOTOKSIN
LT diproduksi sel T yang diaktifkan dan sel lain. LT mengaktifkan
sel Endotel dan neutrofil, merupakan mediator pada inflamasi akut
dan menghubungkan sel T dengan inflamasi. Efek ini sama dengan
TNF.

-IL-13
IL-13 memiliki struktur homolog dengan IL-14 yang diproduksi sel
Th2. IL-13-R ditemukan terutama pada sel nonlimfoid seperti
makrofag. Efek utamanya adalah mencegah aktivasi dan sebagai
antagonis IFN-γ. IL-13 merangsang produksi mukus oleh sel epitel
paru dan berperan pada asma.

-IL-16
IL-16 diproduksi berbagai sel dengan fungsi multiple

-IL-17
IL-17 diproduksi sel T memori yang diaktifkan dan menginduksi
produksi Sitokin proinflamasi lain seperti TNF, IL-1 dan kemokin.
-IL-23
Merangsang perkembangan sel T untuk memproduksi IL-17.

-IL-25
IL-25 memiliki struktur seperti IL-17, di sekresi Sel TH2 dan
merangsang produksi sitokin TH2 lainnya seperti IL-4, IL-5 dan IL-
13. IL-17 dan IL-25 diduga berperan dalam meningkatkan reaksi
inflamasi sel T dependen bentuk lain.

-IL-31
IL-31 terutama diproduksi sel Th2 yang diaktifkan dan bekerja
melalui IL-31R yang diekspresikan pada sel monosit yang
diaktifkan, epitel dan keratinosik .Ekspresi IL-31 Berlebihan dapat
menimbulkan gatal, alopesia, lesi kulit, hipereaktivitas bronkus,
dermatitis dan alergi.
-IL-9
IL-9 yang diproduksi sel T pertama kali digambarkan sebagai sitokin
serupa IL-4, IL-5, IL- 13 yang diproduksi TH2. Ternyata IL-9
diproduksi oleh Th9 yang merupakan subset Th lain.

Anda mungkin juga menyukai