Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

ZOOLOGI VERTEBRATA
(AKBK 3307)

Disusun Oleh:
Sabrina Munirah
(2110119220033)
Kelompok VA

Asisten Dosen:
Elmara Frieday Mulyawan
Nabilla Afifah Rahmah
Nurwafa Rosyida
Riski

Dosen Pengampu:
Dr. Dharmono, M.Si.
Mahrudin S.Pd, M.Pd.
Nurul Hidayati Utami, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
NOVEMBER
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
atas rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Akhir
Prsktikum ini tepat pada waktunya. Laporan Akhir Praktikum Zoologi Vertebrata
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Zoologi Vertebrata (ABKK-3307).
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Dharmono, M.Si., Mahrudin, S.Pd., dan Ibu Nurul Hidayati Utami,
S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengasuh mata kuliah Zoologi vertebrata.
2. Kakak Elmara Frieday Mulyawan dan Nurwafa Rosyida selaku Asisten Dosen
Praktikum Zoologi vertebrata yang telah memberikan arahan dan bimbingan
kepada penyusun selama melaksanakan praktikum.
3. Teman-teman yang telah memberikan saran, kritik dan motivasi yang
membangun selama bersama-sama mengikuti praktikum, terutama untuk
teman-teman kelompok V.
4. Serta semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat
diselesaikan.
Penyusun menyadari laporan akhir ini masih jauh dari kesempuranaan yang
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan yang penyusun miliki. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
memperbaiki laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Amin ya rabbal alamin.

Banjarmasin, 3 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
PRAKTIKUM I: MORFOLOGI DAN TOPOGRAFI IKAN (PISCES) ................ 3
PRAKTIKUM II: MORFOLOGI DAN TOPOGRAFI AMPHIBI ...................... 19
PRAKTIKUM III: MORFOLOGI DAN TOPOGRAFI REPTILIA .................... 29
PRAKTIKUM IV: MORFOLOGI DAN TOPOGRAFI AVES ........................... 39
PRAKTIKUM V: MORFOLOGI DAN TOPOGRAFI MAMALIA.................... 50

ii
PRAKTIKUM I
Topik : Morfologi dan Topografi Ikan (Pisces)
Tujuan : 1. Untuk mendeskripsikan bentuk luar (morfologi) dan topografi
ikan melalui praktikum.
2. Untuk menganalisis bentk luar (morfologi) dan topografi ikan serta
fungsinya
Hari/tanggal : Sabtu, 24 September 2022
Tempat : Laboratorium Biologi Umum FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Baki
2. Alat bedah
3. Sterofom
4. Jarum pentul
5. Lup
6. Kertas koran
7. Tissue
8. Alat tulis
9. Alat dokumentasi
B. Bahan
1. Ikan nila (Oreochromis niloticus)
2. Ikan haruan (Channa striata)

II. CARA KERJA


A. Morfologi
1. Meletakkan ikan (dalam keadaan mati) diatas baki
2. Mengamati morfologi:
a. Pada caput: rima oris, fovea nasalis, organon visus, apparatus
opercularis dengan bagian-bagiannya.
b. Pada truncus: pinna yang sepasang dan yang tunggal dan line

3
literalis.
c. Menyiapkan gambar yang menunjukkan organ-organ morfologi
yang diamati.
d. Mendokumentasikan hasil pengamatan menggunakan kamera
digital ataupun kamera handphone.
B. Topografi
1. Ikan dipegang dengan pinset pada punggungnya, mensectio dengan
gunting ke arah longitudinal dari sebelah cranial anus (dengan
maksud untuk mengetahui muara dari anus dan papila urogenitalis)
sampai di ventral apparatus opercularis, mengadakan section ke
dorsal mulai dari ujung panjang pemotongan longitudinal. Bagian
dinding badan dibuka dan dipegang dengan pinset, alat-alat visceral
yang masih melekat di dinding dilepaskan dengan scalpel (hati-hati).
2. Menunjukkan: pneumatocyst, ren, gonad, esophagus, ventriculus,
hepar, lien, vesica fellea, dan cor.
3. Mengamati sistema musulare bagian cranial dan caudal.
4. Mencatat hasil pengamatan.
5. Menyiapkan gambar topografi alat-alat dalam keseluruhan dari hasil
pengamatan.
6. Mendokumentasikan hasil pengamatan menggunakan kamera
digital ataupun kamera handphone.

III. TEORI DASAR


Pisces (ikan) merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang
bersifat poikilotermis (berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang
belakang, insang (operculum) dan siripnya serta tergantung pada air
tempatnya tinggal sebagai medium kehidupannya. Ikan adalah vertebrata
akuatis dan pada umumnya bernafas dengan insang. Mempunyai otak yang
terbagi menjadi regio-regio. Otak itu dibungkus dalam tulang-tulang kepala
yang berupa tulang rawan dan tulang keras (Dharmono, dkk 2022). Secara
umum tubuh ikan dibagi atas 3 bagian, yaitu:

4
1. Caput (Bagian Kepala) : bagian ini meliputi ujung moncong terdepan
sampai ujung tutup insang paling belakang. Bagian kepala ikan terdairi
dari mulu, rahang atas, rahang bawah, hidung, mata, insang, gigi, tutup
insang, otak, jantung, dan sebagainya.
2. Trucus (Bagian Badan) : bagian ini dimulai dari ujung tutup insang
belakang sampai permulaan sirip dubur. Di dalam trucus terdapat sirip
dada, sirip punggung, sirip perut, dan organ-organ dalam (hati, empedu,
lambung, gonad, usus, ginjal, limpa dan sebagainya).
3. Cauda (Bagian Ekor) : bagian ini dimulai dari permulaan sirip dubur
hingga ujung sirip ekor bagian belakang. Pada bagian ini terdapat anus
dan sirip ekor (Dharmono, dkk 2022).
Endoskeleton tersusun tulang rawan atau tulang keras. Pisces
bernapas dengan insang, insang ditutupi oleh operkulum (tutup insang).
Insang ada yang mengalami perluasan yang disebut dengan labirin.
Contohnya pada ikan Trichogaster sp., Helostoma sp., Anabas sp., dan
Osphronemus goramy (gurami). Organ tambahan yang berupa gelembung
renang yang berfungsi sebagai pembantu pernapasan dan juga alat
hidrostatis. Pisces bersifat Poikiloterm (suhu tubuh yang dipengaruhi oleh
suhu lingkungan) (Dharmono, dkk 2022).
Kebanyakan ikan memiliki bentuk tubuh streamline dimana tubuh
bagian anterior dan posterior mengerucut dan bila dilihat secara transversal,
penampang tubuh seperti tetesan air. Penampang tubuh tersebut akan
memberi kemudahan ikan dalam menembus air sebagai media hidup.
Bentuk tubuh tersebut biasanya dikodokan sebagai bentuk tubuh ideal
(fusifor). Tubuh ikan ini mempunyai bentuk pipih lateral )misal ikan
bandeng) atau pipih dorsoventral (misal ikan pari). Hal ini untuk
memudahkan dalam bergerak di air. Anggota geraknya berupa sirip yang
terdiri dari sepasang sirip dada dan juga sepasang sirip perut, selain dari itu
terdapat pula sirip anal serta sirip punggung dimana bagian depannya dan
belakang tidak berpasangan (Dharmono, dkk 2022).

5
Tubuh ikan ditutupi dari sisik-sisik yang tersusun dari zar kapur.
Terdapat empat tipe sisik yaitu ganoid, plakoid, stenid dan sikloid. Pisces
memiliki sirip untuk berenang, ikan juga umumnya memiliki kulit yang
berguna menutupi tubuh beserta dengan sekresi kelenjar berlendir yang
mengurangi gesekan tubuh ikan dengan air dan memudahkan gerakan ikan
yang ada dalam air, juga hampir seluruh jenis ikan memiliki sisik yang
berhubungan dengan sekresi kelenjar lendir membentuk lapisan tahan air.
Ikan juga memiliki sirip yang berguna untuk menentukan arah dan posisi
berenang (Dharmono, dkk 2022).
Gurat sisi yan terdapat di sepanjang sisi tubuhnya yang berfungsi
untuk mengetahui perubahan tekanan air dan menentukan arah arus air dan
ke dalam ikan sewaktu berenang. Di sisi kiri kanan tubuhnya terdiri terdapat
gurat dengan sisi yang berfungsi sebagai alat keseimbangan. Alat kelamin
yang terpisah atau hermafrodit. Fertilisasi terjadi secara eksternal (di luar
tubuh) atau internal (di dalam tubuh). Pisces yang bersifat ovipar,
ovovivipar, atau vivipar. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk
bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan
tubuhnya sehingga tidak bergantung pada arus atau gerakan air disebabkan
oleh arah angin (Dharmono, dkk 2022).
Hewan ini memiliki sepasang mata dan mulut disokong rahang.
Telinga hanya terdiri dari telinga dalam, berupa saluran-saluran
semisirkular, sebagai organ keseimbangan. Jantung berkembang baik,
sirkulasi menyangkut aliran seluruh darah dari jantung melalui insang lalu
keseluruh bagian tubuh yang lain. Tipe ginjal adalah pronefrus dan
mesonefrus (Dharmono, dkk 2022).
Bagian kepala ikan mengandung otak dan organ-organ sensorik
dengan 10 saraf cranial yang memiliki gurat sisi untuk merasakan tekanan
air, batang dengan dinding otot yang mengelilingi sebuah rongga yang berisi
organ internal dan otot ekor post-anal. Ikan merupakan hewan yang
memerlukan reflek bergerak yang memadai untuk menghindari musuh dan
menangkap mangsa. Selain itu ikan dituntut untuk memiliki keseimbangan

6
yang baik. Maka dari itu, otak kecil pada ikan berkembang lebih pesat
karena otak kecil merupakan pusat keseimbangan dan pergerakannya
(Dharmono, dkk 2022).
Sistem peredaran darah tertutup tunggul artinya satu kali peredaran
darah hanya satu kali melewati jantung. Jantung terdiri atas dua ruang yaitu
satu ventrikel dan satu atrium. Sistem pencernaan yang lengkap dengan
dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan anus. Alat ekskresi
yang berupa ginjal dengan tipe pronefron dari mesonefron. Sistem
koordinasi yang terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang) dan sistem hormon. Pisces juga mempunyai alat indra dengan
berupa sepasang mata, sepasang telinga dalam. Indra pembau dan juga gurat
sisi (Dharmono, dkk 2022).

7
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Morfologi
1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
a. Foto Pengamatan
Keterangan:
1. Mata
1 2. Mulut
3 3. Sirip dada
4. Sirip perut
2
5 5. Sirip ekor

(Sumber: Dok. Kelompok V, 2022)


b. Foto Literatur
Keterangan:
1. Mata
2 5 2. Mulut
3. Sirip dada
3 4. Sirip perut
1
5. Sirip ekor
4

(Sumber: Syuhriatin, 2020)

8
2. Ikan Haruan (Channa striata)
a. Foto Pengamatan
Keterangan:
1. Sirip dada
2 4
2. Sirip punggung
3. Sirip anus
4. Sirip ekor
1
3

(Sumber: Dok. Kelompok V, 2022)


b. Foto Literatur
Keterangan:
1. Sirip dada
2
2. Sirip punggung
3. Sirip ekor
1

(Sumber: Alfarisy, 2016)

9
B. Topografi
1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
a. Foto Pengamatan
Keterangan:
6 1. Insang
5
1 2. Empedu
3. Usus
4 2 4. Lambung
5. Hati
3
6. Jantung

(Sumber: Dok. Kelompok V, 2022)


b. Foto Literatur
Keterangan:
1. Insang
1 2. Jantung

4 3. Usus
4. Telur
2
3

(Sumber: Chiamkunakorn, dkk 2019)

10
2. Ikan Haruan (Channa striata)
a. Foto Pengamatan
Keterangan:
1
1. Jantung

2 2. Hati
3. Telur
3 4. Usus
4 5. Gelombang udara
5

(Sumber: Dok. Kelompok V, 2022)


b. Foto Literatur

3 Keterangan:
5 1. Lambung
2. Lamela

2 1 3. Jantung

4 4. Gelombang renang
5. Hati

(Sumber: Sinaga, 2021)

11
V. ANALISIS DATA
Ikan adalah binatang bertulang belakang (vertebrata) yang bersirip,
bernafas dengan insang dan hidup di air. Definisi ini digunakan untuk
mempermudah dalam membuat klasifikasi atau membedakan antara ikan
dengan kelompok organisme lainnya. Kata tulang belakang (vertebrata)
digunakan untuk membedakan ikan dengan kelompok binatang invertebrata
lainnya, seperti udang atau siput yang sama-sama hidup di air. Kata sirip
digunakan untuk membedakan ikan dari binatang tidak bersirip, seperti
kodok atau buaya yang sebagian besar hidupnya di air. Kata kunci bernafas
dengan insang ialah juga kata kunci yang sangat khas membedakan
kelompok ini dengan binatang lainnya (Annisa, 2021).
1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Klasifikasi
Phyllum : Chordata
Class : Osteichtyes
Ordo : Perciformes
Famili : Eleotridae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
(Sumber : Linnaeus, 1758)
Berdasarkan hasil pengamatan, ikan Nila (Oreochromis
niloticus) merupaka jenis ikan air tawar yang memiliki bentuk bulat
pipih, dengan mulut terletak ditengah (terminal), sisik berupa sikloid,
dengan sirip ekor bertipe tegak, bentuk tubuh fusiform dan memiliki
gelembung renang pada bagian topografinya. Gekembung renang
membantu ikan untuk mengapung di dalam air, sehingga ikan tidak
harus berenang secara terus menerus untuk mempertahankan posisinya
di dalam air. Pada bagian dalam tubuhnya ditemukan beberapa organ
seperti gelembung renang, jantung, hati, empedu, lambung, insang dan
usus. Ikan Nila bernapas menggunakan insang yang mana pada alat
pernapasan ini terdapat operkulum.

12
Jantung berada pada bagian dekat insang, berwarna merah.
Empedu berwarna hitam yang terletak dsampaing hati dengan warna
kehitaman. Hati berwarna merah muda pipih yang terletak didekat
insang dan agak menempel pada empedu. Lambung berdekatan dengan
usus, dengan warna merah gelap. Insang berwarna kemerahan dan
terletak diatas jantung. Sedangkan usus terbagi menjadi dua, yaitu usus
besar (yang terletak dibawah lambung) dan usus kecil (berdekatan
dengan usus besar).
Berdasarkan literatur, lebar mata (Organum visus) dengan
retina hitamgelap dan bulat menonjol, tepi mata berwarna abu-abu.
Operkulum (Operculum) putih kehijauan. Sirip punggung (Dorsal fin)
keras dan terdapat garis berwarna hitam keabu-abuan. Sirip dada
(Pectoral fin) hitam keabu-abuan agak terang. Sirip perut (Ventral fin)
hitam keabu-abuan agakterang. Sirip anus (Anal fin) keras berwarna
hitam gelap. Sirip ekor (Caudal fin) garis melintangyang ujungnya
berwarna kemerah-merahan. Sisik (Squama) terdapat garis hitam
keabu-abuan. Perut (Abdomen) jika ditekan terasa keras (Santosa,
2018).
Anatomi atau organ-organ internal ikan adalah jantung, alat
pencerna, Gonad kandung kemih, dan ginjal. Organ-organ tersebut
diselubungi oleh jaringan pengikat yang halus dan lunak yang disebut
peritoneum. Peritoneum merupakan selaput atau membrane yang tipis
berwarna hitam yang biasanya dibuang joke ikan sedang disiangi
(Pratama, 2009 dalam Ubaidillah, 2018). Ikan nila memiliki ginjal
dengan tekstur yang sedikit lebih lembut daripada ikan bawalginjal, dan
memiliki warna merah cerah (Apriliani & Lutfi, 2017).
Hati merupakan organ vital yang memiliki fungsi detoksifikasi
dan mensekresikan bahan kimia untuk proses pencernaan. Ikan
mempunyai beberapa regulasi diantaranya ekskresi, detoksifikasi dan
penyimpanan. Detoksifikasi yang dilakukan organ hati ikan adalah
mengikat logam (metallothionein) di dalam jaringan. Sebagian besar

13
senyawa toksik yang terabsorbsi akan diserap oleh sel epitelusus halus
lalu didistribusikan ke hati oleh vena porta hati, tinggi absorbsi logam
berat dapat menurunkan kemampuan hati untuk mengekskresikan
toksikan tersebut (Purwanto, 2020).
2. Ikan Haruan (Channa striata)
Klasifikasi
Phyllum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Peciformes
Famili : Channidae
Genus : Channa
Spesies : Channa striata
(Sumber : Saanin, 1984)
Berdasarkan hasil pengamatan, ikan haruan (Channa striata)
memiliki bentuk kepala cukup besar tapi cenderung lebih pipih,
kepalanya juga sedikit bersisik seperti ular. Tubuh ikan ini berwarna
cokelat kehitaman. Namun, bagian bawah perutnya berwarna cokelat
pucat keputihan. Selain itu, bagian sisi yang berada tepat di atas kepala
hingga ekornya memiliki warna lebih gelap, yaitu hitam kecokelatan
dan kehijauan. Sementara bagian samping tubuhnya terdapat motif
garis abstrak yang cukup tebal. Mulut pada ikan ini termasuk dalam
tipe yang terletak dibagian tengah agak kebawah (sub-terminal), sisik
bertipe cycloid, sirip ekor membundar, dan memiliki gelembung renang
pada bagian topografinya. Pada bagian dalam tubuhnya ditemukan
beberapa organ seperti gelembung renang, hati, empedu, usus, dan
jantung. Saat pembelahan ditemukan telur dari ikan haruan yang
berwarna kuning.
Hati berwarna merah besar, hampir mengelilingi empedu.
Empedu terletak didekat hati dan hampir tertutupi oleh hati karena
perbedaan ukuran empedu yang kecil, dengan warna kehitaman.
Adanya usus yang terletak pada tengah tubuh dengan bentuk

14
memanjang, dengan warna putih. Jantung terletak ditengah bagian atas
dekat kepala, letaknya sedikit kedalam dan berwarna merah tua.
Adanya telur berwarna kuning lonjong menandakan bahwa ikan yang
kami dapatkan berkelamin betina.
Secara morfologis, bentuk tubuh ikan memanjang, permukaan
tubuh dankepala ditutupi oleh sisik tebal dan permukaannya kasar.
Sirip punggung panjang yang dasarnya mencapai pangkal ekor,
permulaan sirip ini di atas atau sedikit dibelakang sisip dada. Kepala
berbentuk seperti kepala ular. Antara dasar sirip punggung dan linea
lateralis terdapat 4-5 baris sisik, Dorsal 38-43, Anal 23-27, Linea
lateralis (Lt) 52-57. Pada sisi badan mempunyai pita warna berbentuk>
mengarah ke depan. Sirip dada lebih pendek dari pada bagian kepala
dibelakang mata. Umumnya bagian punggung tubuh berwarna gelap
dan bagian perut (abdominal) berwarna putih. Sirip ekor berbentuk
bundar (rounded) (Muthmainah, 2013).
Pada saluran pencernaan ikan gabus diketahui bahwa dinding
saluran pencernaan tersusun atas empat lapisan, yaitu tunika mukosa,
tunika sub mukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa. Tunika
mukosa terdiri dari lamina epitelia, lamina propria, dan lamina
muskularis mukosa. Tunika submukosa terdiri dari jaringan ikat dengan
pembuluh darah, limfe dan pembuluh saraf. Tunika muskularis
tersusun atas otot melingkar dan otot memanjang. Tunika serosa terdiri
dari lapisan tipis jaringan ikat yang dilapisi oleh epitel pipih selapis
(mesotelium) dengan pembuluh darah dan jaringan lemak.Tunika
mukosa esofagus ikan gabus membentuk lipatan memanjang seperti
vili terdiri darilamina epitelia, lamina propria, dan lamina muskularis
mukosa. Lamina epitelia tersusun atasepitel pipih berlapis dan banyak
terdapat sel mukosit (Nafis & Masyitham 2017).
Menurut Song dkk (2013), ikan gabus mampu mentolerir
lingkungan yang meruikan karena memiliki kemampuan bernafas
dengan udara yang dibantu dengan ruang suprabranchial. Ruang

15
suprabranchial atau labirin adalah selaput berlipat ganda yang berisi
pembuluh darah kapiler yang terletak di atas lengkung insang kedua
dan ketiga (Karlina & Jaâ, 2018). Labirin pada ikan gabus berwarna
krem kemerahan, hal ini disebabkan adanya pembuluh darah kapiler
yang tidak jauh berbeda dengan insang. Labirin memungkinkan ikan
gabus untuk mengekstrak oksigen langsung dari udara, karena ikan
gabus cenderung hidup pada perairan yang kurang oksigen seperti
perairan pedalaman, rawa, dataran air tawar, dasar lumpur danau, dan
kanal (Parivallal dkk, 2018).

VI. KESIMPULAN
1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) memiliki bentuk bulat pipih, dengan
mulut terletak ditengah (terminal), sisik berupa sikloid, dengan sirip
ekor bertipe tegak, bentuk tubuh fusiform dan memiliki gelembung
renang pada bagian topografinya.
2. Organ-organ tersebut diselubungi oleh jaringan pengikat yang halus
dan lunak yang disebut peritoneum.
3. Hati berperan penting dalam proses metabolisme dan transformasi
bahan pencemar maupun organisme pencemar dari lingkungan.
4. Ikan haruan (Channa striata) memiliki bentuk kepala cenderung pipih,
juga sedikit bersisik seperti ular, berwarna cokelat kehitaman dan pada
bagian bawah perutnya berwarna cokelat pucat keputihan.
5. Pada bagian dalam tubuhnya ditemukan beberapa organ seperti
gelembung renang, hati, empedu, usus, jantung, dan insang. Saat
pembelahan ditemukan telur dari ikan haruan yang berwarna kuning.

16
VII. DAFTAR PUSTAKA
Alfarisy, M. U. (2016). Pengaruh jenis kelamin dan ukuran terhadap kadar
albumin pada ikan gabus (Channa striata). Doctoral dissertation,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Apriliani, N. S., & Luthfi, M. J. (2017). Comparative Anatomy And


Histology Of Black Pomfret (Formio Niger) And Nile Tilapia
(Oreochromis niloticus) Kidney. Biology, Medicine, & Natural
Product Chemistry, 6(1), 9-12.

Chiamkunakorn, C., Machimbirike, V. I., Senapin, S., Khunrae, P., Dong,


H. T., & Rattanarojpong, T. (2019). Blood and liver biopsy for the
non‐destructive screening of tilapia lake virus. Journal of fish
diseases, 42(11), 1629-1636.

Dharmono., Mahrudin., & Riefani, M. K. (2022). Penuntun


Praktikum Zoologi Vertebrata. Banjarmasin: Cv. Batang.

Karlina, I., & Jaâ, M. (2018). Comparative Anatomy Of Labyrinth And Gill
Of Catfish (Clarias Gariepinus) (Burchell, 1822) And Snakehead
Fish (Channa Striata) (Bloch, 1793). Biology, Medicine, & Natural
Product Chemistry, 7(2), 39-43.

Linnaeus, C. V. (1758). Systema Naturae Per Regna Tria Naturae.


Secundum Classes, Ordines, Genera, Species, Cum Characteribus,
Differentiis, Synonymis, Locis. Editio, 1(10), 823.

Muthmainnah, D. (2013). Hubungan Panjang Berat Dan Faktor Kondisi


Ikan Gabus (Channa Striata Bloch, 1793) Yang Dibesarkan Di
Rawa Lebak, Provinsi Sumatera Selatan. Depik, 2(3).

Nafis, M., & Masyitha, D. (2017). Gambaran Histologi Saluran Pencernaan


Ikan Gabus (Channa Striata). Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Veteriner, 1(2).

Parivallal, M., Harikrishnan, S., Kartick, A., & Jayalakshmi, S. (2018).


Antibacterial Activities Of Striped Snakehead Murrel Fish Channa
Striata Autochthonous Gut Bacterium Achromobacter Xylosixidans
Against Bacterial Fish Pathogens. International Journal Of Science
And Research, 9(8): 1159-1164.

Purwanto, A. I., Prihatmo, G., & Pakpahan, S. (2020). Kandungan Logam


Berat Timbal (Pb) Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Dan Ikan
Bawal (Colossoma macropomum) Di Sungai Winongo,
Yogyakarta. Sciscitatio, 1(2), 70-78.

17
Saanin, H. (1984). Taksonomi Dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta:
Binacipta.

Santoso, H. (2018). Kajian Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Dalam Habitat Air Tawar Dan Air Payau. Biosaintropis
(Bioscience-Tropic), 3(3), 10-17.

Sinaga, M. A. (2021). Membedah Ikan Gabus oleh Siswa. Diakses


melalui https://www.youtube.com, pada tanggal 02 November
2022.

Song, L. M., Munian, K., Abd Rashid, Z., & Bhassu, S. (2013).
Characterisation Of Asian Snakehead Murrel Channa Striata
(Channidae) In Malaysia: An Insight Into Molecular Data And
Morphological Approach. The Scientific World Journal, 2013.

Syuhriatin, S. (2020). Analisis Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis


niloticus) Terhadap Pemberian Pakan Yang Berbeda (Study Kasus:
Desa Sigerongan Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok
Barat). Media Bina Ilmiah, 14(6), 2745-2748.

Ubaidillah, M. F. (2018). Pengaruh Penambahan Serbuk Daun Kayu Manis


(Cinnamomum Burmanii) Pada Pakan Terhadap Kelangsungan
Hidup Dan Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus).
Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Gresik.

18
PRAKTIKUM II
Topik : Morfologi dan Topografi Amphibi
Tujuan : 1. Untuk mendeskripsikan bentuk luar (morfologi) dan topografi
amphibi melalui praktikum.
2. Untuk menganalisis bentk luar (morfologi) dan topografi amphibi
serta fungsinya
Hari/tanggal : Sabtu, 24 September 2022
Tempat : Laboratorium Biologi Umum FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Baki/nampan
2. Alat bedah
3. Sterofom
4. Jarum pentul
5. Kertas koran
6. Tissue
7. Alat dokumentasi
8. Alat tulis
B. Bahan
1. Kodok (Bufo melanostiscus)

II. CARA KERJA


1. Meletakkan kodok pada Styrofoam.
2. Membius kodok dengan menggunakan jarum (teknik single pithing)
3. Mengamati bagian kepala, badan, kaki, dan mencatat bagian-bagian
terpenting.
4. Mengisi tabel pengamatan.
5. Menguliti kodok dengan hati-hati jangan sampai robek dan
memperhatikan organ dalamnya.

19
6. Mengamati bagian visceralnya: jantung, sistem pencernaan makanan,
sistem organ, sistem urigental, sistem saraf, dan memberikan keterangan
gambar pada maasing-masing bagian.
7. Mendokumentasikan hasil pengamatan.

III. TEORI DASAR


Tubuh amphibia khususnya katak, terdiri dari kepala, badan, dan
leher yang belum tampak jelas. Caput: Bentuk kepala segitiga, terdapat
celah mulut dan rongga mulut, Bentuk hidung (nares anterior), Alat
penglihatan (organum visus), Membrana timpani Amphibia dewasa
memiliki mulut lebar dan lidah yang lunak yang melekat pada bagian depan
rahang bawah. Cervix (leher) tidak nyata dan Truncus (badan) sebelah
caudal caput Tubuh katak bentuknya hampir serupa pada masing-masing
anggota katak, bentuknya menjadi lebih pendek. Hal ini disebabkan katak
tidak mempunyai bagian ekor (Dharmono, dkk 2022).
Bagian leher atau batas antara daerah caput (kepala) dan truncus
(badan) tidak jelas Bagian caput ujungnya tumpul, tanpa dilengkapi dengan
moncong yang menonjol, pada bagian ini juga memiliki rima oris ( mulut)
yang bentuknya lebar biasanya berfungsi untuk memasukkan makanan.
Pada bagian dorsal dari moncong terdapat sepasang nares atau lubang
hidung yang kecil dan berfungsi dalam pernapasan (Dharmono, dkk 2022).
Sepasang mata atau disebut juga organon visus yang bulat
ukurannya cukup pernapasan besar dan bentuknya bulat menonjol.
Organon visus atau mata dilengkapi juga dengan alat-alat, seperti a.
palpebra superior, yaitu berupa lipatan kulit tebal pada bagian tepi atas dari
mata, b. palpebra inferior, yaitu berupa lipatan kulit tebal pada bagian tepi
bawah dan mata; c. membrana nictitans adalah berupa lipatan kulin yang
tipis dan transparan terletak pada bagian tepi bawah mata, ini dapat ditarik
hingga dapat menutupi seluruh permukaan mata. Matanya mempunyai
selaput tambahan yang disebut membran niktitans yang sangat berfungsi
waktu menyelam, pernafasan pada saat masih kecebong berupa insang,

20
setelah dewasa alat pernafasannya berupa paru-paru dan kulit yang
hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk kedalam rongga
mulut ketika menyelam, dan berkembang biak dengan cara melepaskan
telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya atau
pembuahan eksternal (Dharmono, dkk 2022).
Amphibia mempunyai struktur gigi, yaitu gigi maxilla dan gigi
palantum. Sifat karakteristik katak, kulit licin mempunyai 2 lubang hidung
yang berhubungan dengan rongga mulut, lidah dapat dijulurkan. Pada
bagian dekat sebelah caudal dan organ mata terdapat bagian yang membulat
yang berupa kulit disebut membrana tympani, organ ini merupakan bagian
dari alat pendengaran dan tidak dimiliki oleh kelompok ikan. Bagian
truncus atau badan dari katak bentuknya pendek. Adapun lubang kloaka
terletak di bagian terakhir dari badan (Dharmono, dkk 2022).
Seperti pada jenis hewan vertebrata terrestrial yang lain, tubuh
katak mempunyai dua pasang extremitas, yaitu sepasang extremitas anterior
yang bentuknya pendek, tetapi mempunyai bagian-bagian yang jelas karena
dilengkapi dengan adanya persendian Bagian-bagian extremitas anteriornya
adalah a. brachium (lengan atas), b. antebrachium (lengan bawah), c.
Manus (telapak tangan); d. carpus. (pergelangan tangan) yang dilengkapi
dengan metacarpus dan phalangus atau digiti, yaitu merupakan jari-jari
yang jumlahnya masing-masing ada 5 buah. Di antara jari-jari biasanya
terdapat selaput yang berfungsi untuk berenang dan disebut webs (selaput
renang). Kemudian, pada bagian belakang terdapat extremitas posterior
yang bentuknya lebih besar, bila dibandingkan dengan extremitas anterior
(Dharmono, dkk 2022).
Adapun bagian-bagian dari extremitas posterior adalah sebagai
berikut a. femur (paha); b. crus (betis), c. pes (telapak kaki) yang terdiri dari
metatarsus dan phalangus atau jari-jari disebut juga sebagai digiti yang
jumlahnya 5 buah. Dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat
selaput renang yang terdapat diantara jan-jari kakinya dan kakinya
berfungsi untuk melompat dan berenang. Ciri-ciri umum anggota amphibia

21
sebagai berikut, memiliki anggota gerak yang secara anatomis
pentadactylus, kecuali pada apoda yang anggota geraknya tereduksi, tidak
memiliki kuku dan cakar, tetapi ada beberapa anggota amphibi yang ujung
jarinya mengalami perandukan membentuk kuku dan cakar, contoh
Xenopus sp. (Dharmono, dkk 2022).

22
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Morfologi
1. Kodok (Bufo melanostiscus)
a. Foto Pengamatan
Keterangan:
2 1. Kepala
1
4 2. Jari
3. Perut
3
4. Ekstermitas depan
5. Ekstermitas belakang
5

(Sumber: Dok. Kelompok V, 2022)


b. Foto Literatur
Keterangan:
2 1. Kepala
1
2. Jari
4
3 3. Perut
5
4. Ekstermitas depan
5. Ekstermitas belakang

(Sumber: Nopriansyah, dkk 2018)

23
B. Topografi
1. Kodok (Bufo melanostiscus)
a. Foto Pengamatan
Keterangan:
6 1. Jantung
1 2. Paru-paru
5 3. Usus
3 4. Lambung
2
4 5. Hati

(Sumber: Dok. Kelompok V, 2022)


b. Foto Literatur
Keterangan:
1 2
1. Jantung
4 3 2. Hati

6 5 3. Lambung
4. Usus halus
7
8 5. Usus besar
9 6. Duodenum
7. Kantung telur
(Sumber: Ferry, 2013)
8. Kandung kemih
9. Klouka

24
V. ANALISIS DATA
Amphibi merupakan bagian darikomponen ekosistem yang berarti,
baik secara ekologis ataupun ekonomis. Amphibi diIndonesia tercatat
memiliki dua dari tiga ordoamphibi yang ada di dunia, yaitu Cecilia atau
Gymnopiona dan Anura. Anura merupakan ordoterbesar dengan jumlah
5.208 spesies. Yang termasuk kategori Anura adalah katak dan kodok.
Katak dikenal dengan tubuhyang khas, mempunyai empat kaki, mata yang
cenderung besar, leher tidak jelas dan tidak memiliki ekor. Kaki belakang
katak lebih anjang daripada kaki depan, yang digunakan untuk melompat
agar terhindar dari pemangsa (Anisa, dkk 2019).
1. Kodok (Bufo melanostiscus)
Klasifikasi
Phyllum : Chordata
Class : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Bufonidae
Genus : Bufo
Spesies : Bufo melanostiscus
(Sumber : Coleman dkk, 1978)
Berdasrkan hasil pengamatan, kodok (Bufo melanostiscus)
memiliki bagian atas berwarna coklat kekuningan dan bagian bawah
berwarna putih kekuningan disertai dengan garis bintil-bintil kecil,
tungkai belakang agak pendek, dan tubuh lebar. Pada bagian dalam
tubuhnya ditemukan organ seperti jantung, usus, hati, lambung dan
paru-paru. Jantung kodok berwarna merah muda karena beristirahat di
antara detak jantung. Adanya hati yang berada dibawah jantung,
berwarna hitam kecoklatan. Lambung kodok berada berdekatan dengan
paru-paru dan berwarna putih pucat. Usus halus berada dekat dengan
lambung, sedangkan usus besar berada didekat lambung, berwarna
putih kebiruan, serta ukurannya lebih besar dari lambung. Paru-paru
kodok berwarna merah muda ynag memiliki dua bagian kiri dan kanan.

25
Berdasarkan literatur, kodok memiliki postur tubuh gembung,
ukuran tubuh sedang, corak warna gelap, pada jantan terdapat corak
kemerahan di kulit leher, kulit kasar berbintil, kepala berbentuk
segitiga, moncong pendek, mata besar menonjol, dan memiliki kelenjar
paratoid lonjong. Tungkai relatif pendek yang berfungsi untuk
pergerakan melompat (Rini & Titrawati, 2019).
Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan
diakhiri oleh anus. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria
mempunyai struktur dan ukuruan yang berbeda. Mangsa yang berupa
hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air liur.
Kelenjar pencernaan yang besar adalah hepardan pancreaticum yang
memberikan sekresinya pada intestinum kecuali itu intestinum
menghasilkan sekresi sendiri (Champbell, 2012).
Jantung berfungsi sebagai pemompa darah. Jantung terletak di
rongga dada, yaitu di antara kedua paru-paru. Hati berfungsi untuk
menawarkan racun yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan. Ia
juga berfungsi sebagai tempat perombakan sel darah merah yang telah
tua. Paru-[aru berfungsi sebagai alat pernapasan, yaitu sebagai tempat
bertukarnya oksigen dan karbon dioksida. Ginjal kodok memiliki
Fungsi untuk mengeluarkan air yang berlebihan dalam tubuhnya
(Farida & Dwi, 2019).
Pada sistem peredaran darah kodok, kodok memiliki jantun
di mana jantung tersebut terdiri dari sebuah bilik yang berdinding
tebal, dua buah serambi, yakni serambi kanan dan serambi kiri serta
sebuah bilik. Ada pula pembuluh nadi utama (trunkus arteriosus) yang
keluar dari ventrikel kemudian bercabang menjadi dua aorta (kiri dan
kanan) (Sulfiani, 2015).

26
VI. KESIMPULAN
1. Kodok (Bufo melanostiscus) memiliki bagian atas berwarna coklat
kekuningan dan bagian bawah berwarna putih kekuningan.
2. Pada bagian dalam tubuhnya ditemukan organ seperti jantung, usus,
hati, lambung dan paru-paru.
3. Hati kodok berada dibawah jantung, berwarna hitam kecoklatan.
4. Kodok memiliki tungkai relatif pendek yang berfungsi untuk
pergerakan melompat.
5. Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh
anus.

27
VII. DAFTAR PUSTAKA
Anisa, S., Purnama, A. A., & Karno, R. (2019). Jenis-Jenis Katak
(Amphibi: Anura) Di Desa Suka Maju Kecamatan Tambusai
Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Sainstek: Jurnal Sains Dan
Teknologi, 10(2), 37-42.

Campbell, A. N. (2012). Biologi Jilid Iii. (8th Ed.). Jakarta: Erlangga.

Coleman, J. G., Goin, Olive. B., & Zug, George. R. (1978). Introduction To
Herpetology. San Fransisco: W. H Freeman.

Dharmono., Mahrudin., & Riefani, M. K. (2022). Penuntun


Praktikum Zoologi Vertebrata. Banjarmasin: Cv. Batang.

Farida N. K. F., & Dwi A. S. A. (2019). Ensiklopedia Hewan Berbasis


Playstore. Ediide Grafika.

Ferry. (2013). Biologi Vertebrata. Yogyakarta: Universitas Negri


Yogyakarta.

Nopriansyah, R., Kasmiruddin, K., & Ekaputri, R. Z. (2018). Jenis-jenis


anura yang terdapat di Kawasan Desa Padang Tepong Kecamatan
Ulumusi Kabupaten Empat Lawang. In Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Biologi (pp. 273-279).

Rinri, R. C., & Titrawani, T. (2019). Variasi Morfometrik Bufo


Melanostictus Schneider (1799) Di Kawasan Perkebunan Kelapa
Sawit Di Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu. Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Pekanbaru.

Sulfiani. (2015). Anatomi Hewan Vertebrata. Makassar: Universitas Negeri


Jakarta.

28
PRAKTIKUM III
Topik : Morfologi dan Topografi Reptilia
Tujuan : 1. Untuk mendeskripsikan bentuk luar (morfologi) dan topografi
reptilia melalui praktikum.
2. Untuk menganalisis bentk luar (morfologi) dan topografi reptilia
serta fungsinya
Hari/tanggal : Sabtu, 29 September 2022
Tempat : Laboratorium Biologi Umum FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Baki/nampan
2. Alat bedah
3. Sterofom
4. Jarum pentul
5. Kertas koran
6. Tissue
7. Alat dokumentasi
8. Alat tulis
B. Bahan
1. Biawak (Varanus salvator)

II. CARA KERJA


A. Morfologi
1. Lakukan pembiusan pada biawak.
2. Meleetakkan biawak pada papan section.
3. Menyiapkan foto bentuk luar jenis kadal/cicak lengkap.
B. Topografi
1. Biawak ditelentangkan pada papan sectio, disectio dengan gunting
mulai dari thorax sampai caudal sehingga terlihat bagian di dalam
ventriculus

29
2. Menyiapkan gambar topografi alat-alat dalam yang terlihat.
3. Menyiapkan gambar cavum oris biawak
4. Mendokumentasikanhasil pengamatan menggunakan kamera
digital atau kamera handphone.

III. TEORI DASAR


Reptilia merupakan sekelompok hewan vertebrata yang
menyesuaikan diri di tempat yang kering di tanah. Kata reptilia berasal dari
bahasa latin yaitu reptum yang berarti melata atau merayap. Adapun studi
tentang reptilia disebut dengan Herpetology (Dharmono, dkk 2022). Ciri-
ciri khusus dari reptilia, yaitu:
1. Tubuhnya dibungkus oleh kulit kering yang menanduk (tidak licin)
biasanya Dengan sisik atau bercarapace, beberapa ada yang memiliki
kelenjar di Permukaan kulit.
2. Dua pasang anggota, yang masing-masing 5 jari dengan kuku-kuku
yang cocok untuk lari, mencengkram dan naik pohon.
3. Adapun hewan reptil yang hidup di air kakinya mempunyai bentuk
seperti dayung, sedangkan pada ular tidak memilikinya.
4. Skeleton atau penyusun tubuhnya mengalami penulangan secara
sempurna, tempurung kepala mempunyai occipitale condyl.
5. Jantung tidak sempurna, terdiri atas 4 ruangan, dua auricula dan sebuah
verticule pada buaya tepisah menjadi dua, tapi masih berlubang yang
disebut dengan foramen panizze Terdapat sepasang archus aorticus,
bereritrosit dengan bentuk Oval bikonkap dan dengan nukleus.
6. Pernafasan selalu dengan paru-paru, pada penyu bernafasan juga dengan
klosca.
7. Memiliki 1 sampai 2 nervi cranialis.
8. Suhu tubuh tergantung pada lingkungan.
9. Fertilisasi teradi di dalam tubuh, biasanya mempunyai alat kopulasi,
telur besar dengan banyak yolk, berselaput kulit lunak atau bercangkok
tipis Telur biasanya diletakkan di suatu tempat dibiarkan menetas

30
sendiri, tapi pada beberapa hewan misalnya kadal dan ular dierami oleh
sang betina. Segmentasi secara meroblastis, mempunyai membrana
embrionik. Anak yang lahir atau menetas mirip dengan induknya
(dewasa), dan tidak bermetamorfosis (Dharmono, dkk 2022).
Adapun bentuk luar atau morfologi tubuh reptilia ini bermacam-
macam yaitu ada yang bulat pipih (penyu), bulat panjang (ular), berbentuk
gelendong berekor (kadal, buaya, dll) Umumnya tubuh dapat dibagi atas
bagian cephal, cevix, truncus, dan cauda. Bagi hewan yang memiliki
extremitas, maka bagian ini pendek berkuku panjang berkait. Mulut yang
agak panang bertepi dengan gigi kecil runcing yang terletak dalam lekuk
Dekat ujung moncong sebelah dorsal terdapat nares externa (nostril) Mata
besar terletak sebelah lateral dengan palpebra superior (kelopak mata
sebelah atas), palpebra interior (kelopak mata sebelah bawah) dan kecuali
itu terdapat membrana nicitana yang transparent yang terletak di bawah
kelopak mata. Di belakang mata terdapat lekukan yang tertutup oleh kulit,
sebagai lubang telinga yang memiliki membarana timpani, sedangkan pada
bagian akhir yaitu anus merupakan celah transversal (melintang) yang
terletak di belakang dasar dari extremitas posterior. Hewan yang memiliki
lubang kloaca transversal disebut dengan Plagiotremata (Dharmono, dkk
2022).
Pada bagian penutup tubuhnya bermacam-macam ada yang berupa
kulit bersisik yang meliputi seluruh tubuh. Di antaranya ada yang pada
bagian dorsal mengalami cornicicatio hingga merupakan lapisan tebal.
Terdapat juga penutup tubuh berupa perisai atau carpace, sedangkan pada
bagian skeleton axialis terdiri atas tempurung kepala dan vertebrate
Tempurung kepala ada yang memoncong panjang merupakan tulang yang
keras pada hewan dewasa Rahang bawah yang panjang bersendi pada tulang
kuadrat yang telah bersatu dengan tulang cranium Pada bagian ventral dan
cranium merupakan plat yang keras Columna vertebral terdiri atas lima tipe
yaitu, cervix, thorax, lumbar, sacrum, dan cauda Tubuh reptil terdiri dari:
1. Caput: terdapat rima oris lambium superius dan inferius, organon visus

31
Membrana nictitans, nares anteriores dan lubang telinga.
2. Cervix (Collum)
3. Truncus: terdapat extrimitas eranialis dan extremitas caudalis dan sisik
yang merupakan exoskeleton. 4. Caudal: bentuk cylindris dan
panjangnya hampir 2X panjang badan + kepala Bagian pangkal tebal,
makin meruncing ke arah distal (Dharmono, dkk 2022).

32
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Morfologi
1. Biawak (Varanus salvator)
a. Foto Pengamatan
Keterangan:
2 1. Kepala
3
6 2. Moncong
3. Perut
5 4 1
4. Ekstermitas depan
5. Ekstermitas belakang
6. Ekor

(Sumber: Dok. Kelompok V, 2022)


b. Foto Literatur
Keterangan:
1. Kepala
2. Moncong

2 3. Perut
5
4. Ekstermitas depan
4 1
5. Ekstermitas belakang
5
3 6. Ekor

(Sumber: Mendyk, 2012)

33
B. Topografi
1. Biawak (Varanus salvator)
a. Foto Pengamatan
Keterangan:
1. Jantung
1
2 4 2. Paru-paru
3. Usus
3
4. Lambung
5 5. Ginjal

(Sumber: Dok. Kelompok V, 2022)


b. Foto Literatur
Keterangan:
4 1. Kantong kemih
2
2. Hati
3 3. Usus
4. Lambung
5 5. Ginjal
1

(Sumber: Winarto, 2015)

34
V. ANALISIS DATA
Reptilia merupakan kelompok hewan vertebrata berdarah dingin
yang memiliki sisik penutup tubuh. Reptil adalah jenis hewan melata.
Tubuhreptilia tertutup oleh sisik yang tesusun oleh keratin dan berbentuk
ratamaupun berduri. Fungsi sisik dari tubuh reptilia adalah untuk
mengatursirkulasi air yang memungkinkan agar reptilia terhindar dari
ancamandehidrasi saat jauh dari wilayah perairan. Tubuh reptilia tertutup
oleh sisik yang tesusun oleh keratin danberbentuk rata maupun berduri.
Fungsi sisik dari tubuh reptilia adalahuntuk mengatur sirkulasi air yang
memungkinkan agar reptilia terhindardari ancaman dehidrasi saat jauh dari
wilayah perairan (Dirmi, 2022).
1. Biawak (Varanus salvator)
Klasifikasi
Phyllum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Varanidae
Genus : Varanus
Spesies : Varanus salvator
(Sumber : Laurenti, 1768)
Berdasarkan hasil pengamatan, biawak (Varanus salvator)
memiliki bentuk kepala yang meruncing. Kulitnya kasar dan berbintik-
bintik kecil agak menonjol. Warna tubuhnya hitam atau indigo dengan
bercak bercak tutul dan bulatan berwarna kuning pucat dari bagian atas
kepala, punggung, hingga pangkal ekor. Bagian perut dan leher
berwarna lebih pucatdengan bercak-bercak agak gelap. Adapun
topografi biawak yaitu jantung, paru-paru, lambung, usus, hati, dan
ginjal. Jantung biawak berwarna merah pekat, tersembunyi dibawah
lambung yang berwarna putih. Hati biawak berwarna merah dengan
ukuran yang lebih besar dari pada oragn yang lainnya. Pada bagian paru-
paru terdapat dua bagian yang mendiami sisi kiri dan sisi kanan.

35
Saluran pencernaan biawak air sebagian besar terdapat dalam
rongga perut (abdomen), kecuali kerongkongan (esofagus). Saluran
pencernaan tersebut ditutupi oleh jaringan yang tebal, terletak langsung
di bawah otot dinding perut. Bahwa pada permukaan usus baiawak, yaitu
membentuk lipatanlongitudinal atau transversal, memiliki susunan
berliku-liku atau berbentuk seperti sarang tawon (Mahmud dkk, 2017).
Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu,
dan pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambir dan
berwarna kemerahan). Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan
hati. Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih
kekuning-kuningan (Mays & Nur, 2021).
Pola warna bagian ventral tanpa garis melintang gelap dan
bagian dorsal cenderung memiliki ocelli (bintik) terang yang tidak
menyatu pada baris pertama garis melintang tubuh terdapat pada
individu-individu pada populasi biawak air (Setyawatiningsih dkk,
2015).
Reptil secara khusus menggunakan paru-paru untuk pertukaran
udara, dilengkapi oleh membran paringeal pada beberapa hewan akuatik
seperti kura- kura. Reptil menghirup udara kemudian dimasukkan ke
paru-paru melalui saluran torakalis yang besar yang diperoleh dengan
cara mengembangkan rusuk dadanya (ular dan kadal) atau
menggerakkan organ-organ dalamnya (kura-kura dan buaya) (Mays &
Nur, 2021).

36
VI. KESIMPULAN
1. Biawak (Varanus salvator) yang lebih dikenal dengan biawak air
merupakan jenis kadal terbesar di Indonesia.
2. Warna tubuhnya hitam atau indigo dengan bercak bercak tutul dan
bulatan berwarna kuning pucat.
3. Saluran pencernaan biawak air sebagian besar terdapat dalam rongga
perut (abdomen), kecuali kerongkongan (esofagus).
4. Lambung merupakan bagian yang mengalami dilatasi khusus untuk
mencerna makanan secara enzimatik dan hidrolitik.
5. Reptil adalah kelompok hewan vertebrata berdarah dingin dan memiliki
sisik yang menutupi tubuhnya.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Dharmono., Mahrudin., & Riefani, M. K. (2022). Penuntun
Praktikum Zoologi Vertebrata. Banjarmasin: Cv. Batang.

Dirmi, D. A. (2022). Dabbah Al-Ardh Dalam Al-Qur’an Dan Relevansinya


Dengan Reptilia. Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau.

Laurenti, J. N. (1768). Specimen medicum, exhibens synopin reptilium


emendatam cum experimentis circa venena et antidota reptilium
Austriacorum. Trattner.

Mahfud, M., Winarto, A., & Nisa, C. (2017). Morfologi Hemipenis Biawak
Air (Varanus salvator bivittatus). Jurnal Sain Veteriner, 35(1), 111-
117.

Maya, S., & Nur, R. A. (2021). Zoologi Vertebrata. Bandung: Widina


Bhakti Persada.

Mendyk, W. R. (2012). Biawak. Journal of Varanid Biology and


Husbandry, 6 (2).

Setyawatiningsih, S. C., Arida, E., Solihin, D. D., Boediono, A., & Manalu,
W. (2015). Variasi Morfologi pada Varanus salvator
macromaculatus Deraniyagala, 1944 dari Populasi Wilayah
Sumatera. Zoo Indonesia 224, 14.

Winarto, A. (2015). Anatomi Organ Reproduksi Jantan Biawak Air Asia,

37
Varanus salvator (Reptil: Varanidae). Acta Veterinaria
Indonesiana, 3(1), 1-7.

38
PRAKTIKUM IV
Topik : Morfologi dan Topografi Aves
Tujuan : 1. Untuk mendeskripsikan bentuk luar (morfologi) dan topografi
Aves melalui praktikum.
2. Untuk menganalisis bentk luar (morfologi) dan topografi Aves
serta fungsinya
Hari/tanggal : Sabtu, 24 September 2022
Tempat : Laboratorium Biologi Umum FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Baki/nampan
2. Alat bedah
3. Sterofom
4. Jarum pentul
5. Kertas koran
6. Tissue
7. Alat dokumentasi
8. Alat tulis

B. Bahan
1. Ayam (Gallus domestica)

II. CARA KERJA


A. Morfologi
1. Melakukan pembiusan pada ayam
2. Meletakan burung pada papan section
3. Menggambar bentuk luar suatu jenis burung lengkap dengan
bagian-bagiannya.

39
B. Topografi
1. Mensectio daerah daada menuju ke kloaka dan rostrom, kemudian
kulit dibuka
2. Membuka rongga dada dengan melepaskan cingulum anterion dan
sternum
3. Menggambar dan memberi keterangan organ dalam yang dapat
diamati
4. Menyisihkan organ dalam yang terlindung
5. Menggambar struktur bulu pada aves
6. Menunjukkan ciri/karakteristik pada tiap kategori dari takson yang
ditemukan
7. Menunjukkan organ-organ di rongga dada dan rongga perut
8. Mendokumentasikan hasil pengamatan menggunakan kamera
digital ataupun kamera handphone. Perhatikan cara
mendokumentasikan tiap bagian amatan agar terlihat dengan baik
dan jelas.
9. Menyiapkan gambar dari hasil pengamatan.

III. TEORI DASAR


Kelas aves adalah kelas hewan vertebrata yang memiliki bulu dan
sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota gerak
belakang beradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah
termodifikasi menjadi paruh, punya kantong hawa, jantung terdiri dari
empat ruang, rahang bawah tidak mempunyai gigi karena gigi-giginya telah
menghilang yang digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk dan
berkembang biak dengan bertelur (Dharmono, dkk 2022).
Aves merupakan kelompok vertebrata yang hampir seluruh
tubuhnya tertutup oleh bulu. Tubuh dapat dibedakan atas paruh, kepala,
leher, badan, sayap, tungkai dan ekor. Pergerakan aves terutama dijalankan
oleh sayap dan kaki. Dapat ditambahkan bahwa cauda berfungsi sebagai
pengemudi dan sebagai suatu permukaan untuk penyokong pada waktu

40
terbang walaupun tidak dipergunakan langsung sebagai pendorong. Pada
Gerakan bipedal titik gravitasi harus terletak di atas kaki atau tepatnya
diantara kedua kaki. Luas permukaan yang bersinggungan dengan tanah
mereduksi sedang digiti bertambah Panjang untuk mencegah hilangnya
keseimbangan. Pada prinsipnya sehubungan dengan cara bergeraknya pada
berbagai spesies burung juga tidak sama maka modifikasi yang terjadi pada
skeleton dan elemen-elemen musculus pada berbagai spesies burung juga
tidak sama. Modifikasi yang terjadi ini terutama terhadap bentuknya,
ukurannya, dan sudut-sudutnya. Paruh aves terbentuk dari modifikasi
maxilla pada rahang atas dan mandibula pada rahang bawah. Pada luar
rustrum dilapisi oleh pembungkus berupa selaput tanduk. Patuh tidak
memiliki gigi. Ada beberapa tipe paruh yang dapat dijumpai antara lain
skimming cutting (membelah dan memotong), tearing (mencabik), holding
(memegang), drummingand drilling (memukul dan menggerk), seed
cracking (memecah biji) (Dharmono, dkk 2022).
Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis,
mereka menghuni hutan-hutan ini dari pantai hingga ke puncak-puncak
pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir
pantai, tengah lautan, gua-gua, batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Dengan
habitat yang berbeda-beda maka burung juga berbeda dalam hal warna dan
bentuk. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau
daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang
memiliki paruh kuat untuk menyobek daging (elang), mengerkah biji buah
yang keras (burung manyar), runcing untuk menombak ikan (burung
kormon), pipih untuk menyaring lumpur (Bebek), lebar untuk menangkap
serangga terbang (Burung kacamata biasa), atau kecil panjang untuk
mengisap Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa,
cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput
untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya
(Dharmono, dkk 2022).
Dasar yang penting untuk mengidentifikası di lapangan ada

41
beberapa cara yaitu menentukan ukuran yang dapat dilakukan dengan
membandingkan ukuran burung yang telah dikenal secara umum, bentuk
burung, mempunyai leher, ekor pendek atau panjang, sayap pendek,
membulat atau panjang dan runcing, kemudian diperhatikan pula susunan
warnanya, karakter paruh serta mengenali suara. Berikut ini beberapa cirri
morfologi aves yang penting untuk identifikasi:
1. Bulu
Bulu dibedakan atas dua macam: Bulu lengkap (plumae) dan
Bulu tak lengkap, Bulu tak lengkap dibedakan atas: Plumulae,
Filoplumae. Warna bulu ada dua golongan a). Warna bulu yang
disebabkan oleh biochrome yang menyerap dan memantulkan cahaya
dengan panjang gelombang tertentu, yaitu bulu dengan warna merah,
jingga, kuning, hitam kelabu coklat, hijau. b). Warna bulu yang
disebabkan oleh adanya elemen fisik. yaitu bulu dengan warna putih
biru dan gemerlapan.
2. Paruh memiliki beberapa cini Panjang, Pendek, Berkait, Pipih datar,
Lurus Bergigi dan Berkantung leher
3. Sayap memiliki beberapa ciri sayap Panjang, Pendek, Bulat, Runcing
4. Tarsometatarsus memiliki beberapa ciri: Scutellata, Reticulata, Serata,
Boatid
5. Jari memiliki beberapa ciri Rata/datar,Terangkat
6. Cakar memiliki beberapa ciri Runcing, Obtuse
7. Kaki memiliki beberapa ciri:
1) Tipe bertengger: Passerine dan Zygodactyla
2) Tipe berjalan
3) Tipe berenang: Palmata dan Totipalmat
8. Bulu ekor (Rectriches) memiliki beberapa ciri bulu ekor: Panjang,
Pendek, Rata, Bulat, Runcing, Berbentuk garpu
9. Organ dalam pada Aves membentuk sistem organ, antara lain:
1) Sistem Cardiovasculare, terdiri atas:

42
a. Cor memiliki ciri: Relatif besar, Berbentuk kerucut, Terletak di
linea mediana, Beruang empat
b. Pembuluh darah terdiri dari: Arteri, Vena, Kapiler
2) Sistem Digestorum, terdiri atas: Tractus digestivus dan Glandula
digestonia Tractus digestivus terdiri utas: Rostrum, Carum oris,
Pharynx, Esophagus, Ingluvies, Proventriculus, Ventriculus,
Intestinum tenue, Intestinum erassum Glandula digestonia terdiri
atas; Glandula salivales, Hepar (collumba livia tak mempunyai
vesica fellea), Pankreas
3) Sistem Urogenitale, terdiri atas:
a. Organa Uropoetica: Ren, Ureter (Aves tak memiliki vesica
urinaria) Cloaca, Organa genitalia
b. Organa genetalia jantan: testis
c. Organa genetalia betina: Ovarium
Sistem Respiratorium: Nares, Larynk Trachea, Pulmo, Syrinx,
pneumaticus (Dharmono, dkk 2022).

43
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Morfologi
1. Ayam (Gallus domestica)
a. Foto Pengamatan
Keterangan:
3 1. Kepala
4
1 2. Leher
3. Ekstermitas depan
4. Ekstermitas belakang
2 5
5. Ekor

(Sumber: Dok. Kelompok XIII, 2022)


b. Foto Literatur

2 1 Keterangan:
1. Kepala
2. Paruh
3
5 3. Bulu ekor
4. Bulu sayap
4
5. Bulu dada

(Sumber: Edoway, dkk 2019)

44
B. Topografi
1. Ayam (Gallus domestica)
a. Foto Pengamatan
Keterangan:

2 1. Jantung
2. Paru-paru
3
1
3. Empedu
4 4. Usus

(Sumber: Dok. Kelompok V, 2022)


b. Foto Literatur
Keterangan:
1. Jantung
1 2. Hati
5 3. Ventrikulus
4. Limpa
2 3 5. Empedu
6. Doudenum

5 6

(Sumber: Agresi, 2020)

45
V. ANALISIS DATA
Dalam ekosistem, aves merupakan hewan yangmemiliki peran yang
menguntungkan seperti sebagai penyebar biji dan penyerbuk alami bagi
tumbuhanyang sangat membantu petani dalam budidaya tanaman pangan.
Selain itu juga sebagai pemangsadan mempercepat pelapukan kayu-kayu
busuk. Ketersediaan lahan vertikal dantutupan hutan tropis merupakan
habitat bagi sebagian besar spesies burung. Maka dari itu, diperlukan
perlindungan jumlah aves dalam ekosistem untuk menjaga kelestariannya.
Burung sebagai salah satu komponen ekosistem memiliki hubungan
timbalbalik dan saling ketergantungan dengan lingkungannya yang tidak
terganggu (Kuniyawan, dkk 2019).
1. Ayam (Gallus domestica)
Klasifikasi
Phyllum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Phasianedae
Genus : Gallus
Spesies : Gallus domestica
(Sumber : Rasyaf, 1993)
Berdasarkan hasil pengamatan, ayam (Gallus domestica) pada
umumnya memiliki jengger diatas kepalanya dan berwarna merah.
Biasanya jengger pada ayam bentuknya bergerigi dan berdiri dengan
tegak. Ayam mempunyai kulit yang berwarna pucat putih kemerah-
merahan. Selain itu morfologi lain juga ada pada jari kaki ayam yang
berjumlah empat. Namun, ketika praktikum bulu-bulunya sudah
dilepaskan dari tubuh dan lehernya di sayat agar memudahkan
praktikan dalam mengerjakan praktikum. Beberapa organ yang terlihat,
yaitu jantung, paru-paru, hati, empedu, empedal, dan usus.
Jantung berfungsi mengedarkan darah secara efisien ke dalam
paru-paru untuk menggantikanO2 dan CO2 untuk menyokong proses

46
metabolisme tubuh. Pangkreas mensekresikan getah pangkreas yang
berfungsi dalam pencernaan pati,lemak, dan protein. Disamping
mensekresikan getah pangkreas juga mensekresikan insulin.Pangkreas
mempunyai dua fungsi yang semuanya berhubungan dengan
penggunaan energiransum, yaitu eksokrin dan endokrin (Wattimena,
dkk 2013).
Sistem pencernaan unggas cukup sederhana, pendek, dan
efisien yang terdiri atas mulut, esofagus, tembolok (ingluvies),
proventrikulus, ventrikulus, usus halus, sekum, usus besar, dan kloaka
(Denbow, 2015). Esofagus meluas ke bawah leher menuju ke rongga
dada dan berakhir pada proventrikulus. Variasi ukuran dan bentuk
esofagus dipengaruhi oleh spesies unggas dan juga makanan yang
dikonsumsi (König dkk, 2016).
Menurut Agresi (2020), ayam memiliki limpa yang terletak di
sebelah dalam hati dan di sebelah atas empedu, pada hasil pengamatan
kami tidak menemukan limpa, hal ini terjadi akibat dari letak limpa
yang cukup dalam dan serupa seperti praventriculus yang terletak di
sebelah atas lambung. Sedangkan pankreas memiliki warna yang sama
dengan duodenum dan berukuran cukup kecil serta berhimpitan, selain
itu bentuk dan warna dari duodenum yang sekilas mirip dengan usus
besar juga menyebabkan agak susah mendapatkan pankreas.
Ayam mengalami peredaran darah ganda, yang berarti darah
melalui jantung sebanyak dua kali, selain itu peredaran darah pada
ayam adalah peredaran darah tertutup. Ayam juga memiliki seka, yang
terdiri atas dua seka atau saluran buntu yangberukuran panjang 20 cm.
Di dalam seka terjadi pencernaan mikrobiologi, karena pencernaanserat
kasar dilakukan oleh bakteri pencernaan serat kasar (Wattimena, dkk
2013).

47
VI. KESIMPULAN
1. Ayam disebut sebagai aves karena keseluruhan tubuh ayam yang
ditutupi oleh bulu.
2. Ayam mempunyai kulit yang berwarna pucat putih kemerah-merahan.
3. Organ yang terlihat, yaitu jantung, paru-paru, hati, empedu, empedal,
dan usus.
4. Esofagus meluas ke bawah leher menuju ke rongga dada dan berakhir
pada proventrikulus.
5. Peredaran darah pada ayam adalah peredaran darah tertutup.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Agresi, E. (2020). Morfologi dan Anatomi Gallus gallus domesticus (ayam
kampung). Diakses melalui https://www. youtube.com. pada tanggal
03 November 2022.

Dharmono., Mahrudin., & Riefani, M. K. (2022). Penuntun


Praktikum Zoologi Vertebrata. Banjarmasin: Cv. Batang.

Denbow, D. M. (2015). Gastrointestinal Anatomy and Physiology dalam


Sturkie’s Avian Physiology. Editor: CG Scanes.

Edowai, E., Tumbal, E. L. S., & Maker, F. M. (2019). Penampilan sifat


kualitatif dan kuantitatif ayam kampung di Distrik Nabire
Kabupaten Nabire. Jurnal FAPERTANAK: Jurnal Pertanian dan
Peternakan, 4(1), 50-57.

König, H. E., Sautet, J., & Liebich, H. G. (2016). Digestive system


(apparatus digestorius). Veterinary Anatomy of Domestic Mammals:
Textbook and Colour Atlas (HE König, H.-G. Liebich, and H.
Bragulla, eds.), 332-37.

Kurniawan, I. S., Tapilouw, F. S., Hidayat, T., & Setiawan, W. (2019).


Keanekaragaman Aves di Kawasan Cagar Alam Pananjung
Pangandaran. Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences, 11(1), 37-
44.

Rasyaf. (1993). Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur. Yogyakarta:


Kanisius.

Wattimena, M., Bintoro, V. P., & Mulyani, S. (2013). Kualitas bakso


berbahan dasar daging ayam dan jantung pisang dengan bahan

48
pengikat tepung sagu. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 2(1).

49
PRAKTIKUM V
Topik : Morfologi dan Topografi Mamalia
Tujuan : 1. Untuk mendeskripsikan bentuk luar (morfologi) dan topografi
mamalia melalui praktikum.
2. Untuk menganalisis bentk luar (morfologi) dan topografi mamalia
serta fungsinya
Hari/tanggal : Sabtu, 24 September 2022
Tempat : Laboratorium Biologi Umum FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Alat bedah
2. Papan section/baki
3. Jarum pentol
4. Koran
5. Lup
6. Alat tulis
7. Alat dokumentasi
B. Bahan
1. Tikus Mencit
2. Ether
3. Koran
4. Styrofoam
5. Tisu

II. CARA KERJA


A. Morfologi
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Membius mencit di dalam toples menggunakan ether.
c. Setelah mencit terbius, meletakkan mencit di atas stryfoam dan
memberi jarum pentul pada kakinya.

50
d. Mengamati morfologi mencit dan mendokumentasikan
morfologinya.
e. Menggambar morfologi mencit dan memberi keterangan pada
gambar.
B. Topografi
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Membius mencit di dalam toples menggunakan ether.
c. Setelah mencit terbius/pingsan, meletakkan mencit di atas stryfoam
dengan keadaan terlentang dan memberi jarum pentul pada kakinya.
d. Menggunting bagian ujung bawah mencit deengan perlahan sampai
ke atas dan badannya terbuka/organ dalamnya keliatan.
e. Mengamati topografi mencit dan mendokumentasikan topografi
mencit.
f. Menggambar topografi mencit beserta keterangan gambarnya.

III. TEORI DASAR


Mamalia adalah hewan atau binatang bertulang belakang
(vertebrata) yang berdarah panas, dapat dibedakan dengan memiliki rambut,
dan sistem reproduksinya dengan melahirkan anaknya. Kelompok ini
merupakan hewan yang menyusui anaknya, dan memiliki ciri-ciri lainnya
yang membedakan dengan kelompok hewan lainnya. Mamalia memiliki
susunan gigi yang bervariasi, artinya sudah dibedakan dengan adanya gigi
seri (incisors), gigi taring (canine), dan gigi geraham (molar), terkecuali
pada sebagian besar mamalia laut yang bergigi seragam (satu bentuk) dan
trenggiling (Manis javanica) yang tidak mempunyai gigi. Tulang rahang
bawah (mandible) mamalia tersusun oleh tulang tunggal, dan butir darah
merah tidak memiliki inti. Tulang pendengar terdiri atas tiga tulang yaitu
landasan, martil dan sanggurdi, dan ”condyles occipitalis” sudah ada
sebanyak 2 buah (Haryono, dkk, 2019).
Menurut Haryono, dkk (2019). mamalia adalah menentukan
kelompok atau suku yang termasuk di dalamnya. Hal ini biasanya pada

51
awalnya pada saat menentukan bangsa atau ordo-nya (seperti primata,
rodensia atau karnivora). Setelah itu menentukan hewan ini termasuk ke
dalam suku atau famili, kemudian subfamili (sebagai contoh dalam primata,
hewan itu masuk kedalam kelompok lutung, owa, atau kera). Cara termudah
untuk melakukan ini adalah dengan melihat morfologi dan pola warna tubuh
atau pelage hewan tersebut atau mengkonfirmasi dengan spesimen yang
bentuknya mirip dengan yang aslinya. Selain itu, untuk mempermudah
proses identifikasi, ukuran tubuh dari setiap hewan juga sangat penting
dalam penentuan jenis yang dilakukan. Catatan ukuran tubuh dari
masingmasing jenis dimulai dengan seri pengukuran standar diantaranya
yaitu panjang badan dan kepala (Head and Body Length – HBL), panjang
ekor (Tail = T), panjang telapak kaki belakang, (Hind Foot = HF), panjang
telinga (Ear – E), dan pengukuran berat badan (W). Langkah langkah
pengukuran pada mamalia meliputi:
1. Panjang Tubuh dan Kepala (Head and Body Length – HBL): tikus
diletakkan telentang disisi/diatas penggaris, diukur dari ujung moncong
sampai pangkal ekor atau rata dengan anus.
2. Panjang ekor (Tail): diukur dari pangkal sampai ujung ekor.
3. Panjang kaki belakang (Hind Foot): diukur dari ujung tumit sampai
ujung daging paling panjang, apabila kuku ikut diukur harus diberi
tanda
4. Panjang telinga (Ear): diukur dari pangkal telinga sampai ujung daun
telinga tertinggi.
5. Pencatatan jumlah puting susu pada tikus betina dan besar testis pada
tikus jantan (panjang x lebar)
6. Pengukuran berat tikus, dan
7. Pengukuran anatomi tengkorak.
Untuk identifikasi selain ukuran morfologi luar juga perlu
diperhatikan warna, jenis dan ukuran rambut baik punggung, perut, lateral
dan ekor. Bentuk sisik dan jumlah sisik per 1 cm pada ekor juga dapat
dijadikan karakter pembantu dalam identifikasi. Konfirmasi spesies

52
sebaiknya dilakukan dengan pengukuran dan karakter spesifik pada
tengkorak (Haryono, dkk, 2019).

53
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Morfologi
1. Tikus Menchit (Mus musculus)
a. Foto Pengamatan
Keterangan:
1 3 1. Kepala
2. Mulut
2
3. Ekstermitas depan
5
4. Ekstermitas belakang
4 5. Perut
6
6. Ekor

(Sumber: Dok. Kelompok XIII, 2022)


b. Foto Literatur
Keterangan:
2 1. Kepala
1
5 6 2. Telinga
3. Ekstermitas depan
3 4. Ekstermitas belakang
5. Perut
4 6. Ekor

(Sumber: Nasansia, 2019)

54
B. Topografi
1. Tikus Menchit (Mus musculus)
a. Foto Pengamatan
Keterangan:
1 1. Jantung
2 2. Paru-paru
4
3. Usus
4. Hati
5. Kantong kemih
3
5

(Sumber: Dok. Kelompok V, 2022)


b. Foto Literatur
Keterangan:
1. Kelenjar ludah
1 2. Usus
3. Kantong kemih
4
5 4. Hati
2 5. Limpa
3

(Sumber: Nugroho, 2018)

55
V. ANALISIS DATA
Mamalia merupakan salah satu taksa yangmemegang peran penting dalam
mempertahankan danmemelihara kelangsungan proses-proses ekologis
yangbermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia. Chiropteradan Primata
merupakan mamalia yang berperan pentingsebagai agen penyerbuk,
pemencar biji, dan pengendalipopulasi serangga hama tanaman pertanian.
Di sisi lain,mamalia merupakan taksa satwa yang mempunyai resikotinggi
mengalami kepunahan. Resiko kepunahan padasatwa berukuran besar
dengan bobot tubuh lebih dari 3kg cenderung lebih tinggi karena laju
reproduksi yangrendah dan akibat fragmentasi habitat, kebutuhan habitat
yang spesifik serta keterbatasankemampuan untuk melintasi matriks.
(Kartono, 2015).
1. Mencit (Mus musculus)
Klasifikasi
Phyllum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Mammalia
Famili : Muridae
Genus : Mua
Spesies : Mus musculus
(Sumber : Linnaeus, 1758)
Berdasarkan hasil pengamatan, mencit memiliki rambur
berwarna putih yang menutupi sebagian besar tubuhnya, dengan mata
berwarna kemerahan. Beberapa organ yang ditemukan pada saat
pembedahan, yaitu: jantung, paru-paru, Hati, lambung, usus, serta
kantong kemih. jantung berada di balik paru-paru, dengan ukurannya
kecil dan warna merah gelap. Paru-paru letaknya sedikit ke pojok tubuh
dan sulit di ambil gambarnya, warnanya cokelat pucat. Hati mencit
berada di bawah paru-paru dan jantung, warna hati tikus merah gelap.
Lambung tikus berwarna putih kebiruan, letaknya di bawah hati.
Kandung kemih berwarna putih sedikit abu-abu, bentuknya seperti

56
gelembung balon.
Tubuh mencit terdiri dari kepala, badan, leher, dan ekor.
Rambutnya berwarna putih atau keabu-abuan dengan warna perut
sedikit lebih pucat. Binatang ini biasanya aktif pada malam hari
sehingga termasuk golongan hewan nokturnal (Rejeki & Prasetya,
2019).
Paru-paru kini dibentuk oleh satu lobus, sedangkan paru-paru
kanan dibagi lagi menjadi kranial, tengah, ekor dan aksesori. Paru-paru
dibentuk oleh bronkus yang terbagi menjadi bronkiolus dan alveolus
dibungkus oleh kapiler. Arteri dan vena mengikuti bronkial pohon,
dinding vena pulmonalis mengandung otot jantung (lurik). Pada
mamalia, jantung memiliki empat ruang, dua atrium dipisahkan oleh
septum interatrial dan dua ventrikel dipisahkan oleh septum
interventrikular. Hati terdiri hampir secara eksklusif dari miosit di dalam
daun berserat di stretch mark transversal (Silva-santana dkk, 2019).
Kantung empedu mencit memiliki bentuk seperti buah pir yang
mana organ tersebut sebagai penghubung antara hati dengan usus dua
belas jari. Kandung empedu berfungsi untuk menghasilkan getah
empedu, sehingga membuat getah empedu menjadi kental (Tamam,
2016).
Hati terdiri dari empat lobus utama yang bersatu di bagian
punggung. Ginjal berbentuk bulir buncis dengan warna merah tua.
Nefron terdiri dari glomerulus yang dikelilingi oleh kapsula Bowman.
Sel parietal dari Kapsula Bowman tampak pipih di kutub vaskular dan
berbentuk kubus di glomerulus tiang kemih (Silva-santana dkk, 2019).
Organ reproduksi mencit jantan berfungsi menghasilkan gamet
jantan. Alat kelamin mencit jantan tersusun atas alat kelamin dalam dan
luar. Alat kelamin luar berupa penis dan skrotum, sementara alat
kelamin dalam berupa testis, saluran reproduksi, dan kelenjar kelamin
(Tamam, 2016).

57
VI. KESIMPULAN
1. Mencit memiliki rambur berwarna putih yang menutupi sebagian besar
tubuhnya.
2. Mencit biasanya aktif pada malam hari sehingga termasuk golongan
hewan nokturnal
3. Beberapa organ yang ditemukan pada saat pembedahan, yaitu: jantung,
paru-paru, Hati, lambung, usus, serta kantong kemih.
4. Kandung empedu berfungsi untuk menghasilkan getah empedu,
sehingga membuat getah empedu menjadi kental.
5. Organ reproduksi mencit jantan berfungsi menghasilkan gamet jantan.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Dharmono., Mahrudin., & Riefani, M. K. (2022). Penuntun
Praktikum Zoologi Vertebrata. Banjarmasin: Cv. Batang.

Kartono, A. P. (2015). Keragaman dan kelimpahan mamalia di perkebunan


sawit PT Sukses Tani Nusasubur Kalimantan Timur. Media
Konservasi, 20(2).

Linnaeus, C. V. (1758). Systema Naturae per regna tria naturae. Secundum


classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis,
synonymis, locis. Editio, 1(10), 823.

Nasansia, L. G. (2019). Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Sukun (Artocarpus


altilis)Terhadap Morfologi, Motilitas, Dan Viabilitasspermatozoa
Mencit (Mus musculusl.)Yang Diinduksi Aloksan. Skripsi.
Universitas Lampung.

Nugroho, A. R. (2018). Mengenal Mencit Sebagai Hewan Laboratorium.


Mulawarman University Press.

Rejeki, P. S., Putri, E. A. C., & Prasetya, R. E. (2019). Ovariektomi pada


Tikus dan Mencit. Airlangga University Press.

Silva-Santana, G., Aguiar-Alves, F., Silva, L. E., Barreto, M. L., Silva, J. F.


R., Gonçalves, A., ... & Lenzi-Almeida, K. C. (2019). Compared
anatomy and histology between Mus musculus Mice (Swiss) and
Rattus norvegicus Rats (Wistar).

Tamam, B. M. (2016). Anatomi, Morfologi dan Klasifikasi Mencit (Mus

58
musculus). Diakses dari https://generasibiologi.com, pada tanggal
19 Oktober 2022.

59

Anda mungkin juga menyukai