Disusun oleh :
Kelompok 6
TANJUNGPINANG
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami ucapkan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah mengenai
evolusi vertebrata.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata, kami berharap makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi para pembaca.
Kelompok 10
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi…………………………………………..……………………………...…...… ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Ide yang mudah dimengerti dan sederhana dari evolusi adalah seleksi alam
(natural selection), karena dapat diuji secara ilmiah dalam semua lingkungan. Idea seleksi
alam ini merupakan idea yang mampu diterima semua ilmu, dan hanya teori ini yang
diklaim bisa mempersatukan pendapat-pendapat berbeda dalam biologi. Dengan teori ini
berbagai temuan fakta yang ada di hutan hujan tropik, perubahan dan macam-macam
warna yang terdapat di kebun botani, serta sekawanan hewan yang sementara bermain di
daerah peternakan, dapat dijelaskan. Teori ini juga dapat digunakan untuk memahami
asal mula kehidupan melalui kimia-bumi (geochemistry) dan proporsi gas yang ada di
atmosfer.
1
alam (natural selection) Darwin melandasi setiap aktivitas mereka. Sebagai ilmuan,
mereka berusaha mencari data-data yang dapat mendukung ataupun dapat membuktikan
bahwa teori-teori terdahulu itu mungkin saja tidak benar. Beberapa prinsip yang
digunakan Darwin yang dianggap dapat memberikan petunjuk adanya evolusi. Makhluk
hidup di alam semesta diyakini mengalami evolusi, termasuk Hewan Verterbrata.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Hemichordata
Subfilum Hemichordata (setengah Chordata) sering disebut adelochordata
(Chorda yang tidak tampak). Kedudukan Hemichordata dalam Chordata tidak begitu
pasti. Subfilum ini terdiri atas sejumlah hewan-hewan yang mempunyai bentuk
seperti cacing. Hemichordata berukuran kecil, hewan bertubuh lunak, dari dasar laut
yang berpasir atau berlumpur. Hewan ini memiliki celah insang yang berpasangan,
struktur pendek yang diidentifikasi sebagai notokorda dan jaringan saraf dorsal serta
ventral.
Oleh sebab itu dianggap sebagai anggota paling rendah dari filum Chordata
oleh sebagian besar ahli zoologi. Pada individu dewasa, struktur celah insang batang
insang berkitin, dan banyak gonad mirip dengan struktur pada Amphioxus. Berbentuk
ramping dan memiliki panjang 25 sampai 2.500 mm (1 sampai 100 inci). Hewan ini
sebagian besar hidup di perairan yang dangkal tetapi beberapa spesies hidup di
perairan yang lebih dalam, bahkan mencapai 4.500 meter. Mereka menggali secara
dangkal dengan menggunakan probosis halus. Lendir lengket yang disekresikan oleh
kelenjar di kulit menyebabkan pembentukan tempat penyimpanan berbentuk pipa
dari pasir atau puing-puing lainnya tempat setiap hewan tersebut tinggal. Beberapa
cacing lidah inimemiliki aroma yang tetap dan sering tidak enak.
4
Gambar 2.4 Cacing lidah (Subfilum Hemichordata), tampilan dorsal
Tubuh terdiri atas probosis, leher, dan badan yang panjang. Di belakang leher
terdapat banyak celah insang di kedua sisi. Di bagian ventral celah insang ini terdapat
parabung lateral yang menandakan adanya gonad. Beberapa spesies memiliki perabung
transversal berpasangan, dorsal di belakang insang, yang mengindetifikasikan seka
pencernaan. Mulut membuka lebar di batas ventral anterior leher, di belakang probosis,
berikutnya rongga bukal yang berdilatasi dan kemudian faring dengan lubang berbentuk
U tinggi di kedua sisi yang menghubungkan dengan kantung insang. Usus yang lurus,
dengan seka hepatika dorsal (kantung hati) mengarah ke anus terminal.
2. Uruchordata
Subfilum Urochordata disebut juga subfilum Tunicata. Urochordata menempati
laut, kutub sampai daerah tropis dan dari perairan pantai yang dangkal hingga kedalaman
4,8 km. Beberapa spesies hidup bebas dan spesies yang lain melekat (sesil) setelah tahap
larva bebas selama beberapa waktu, beberapa soliter, yang lain berkoloni, individu-
individu mengelompok dalam penutup yang umum. Urochordata bervariasi dalam hal
ukuran mulai dari individu yang hampir mikroskopis hingga individu lainnya yang
mencapai diameter sebesar 30,5 cm. Metode reproduksi organisme ini bervariasi.
Beberapa secara seksual, beberapa secara aseksual dengan tunas. Nama kelompok
mengacu kepada “tunik” yang disekresikannya atau penutup seperti kantung yang
menyelaputi seluruh tubuh. Urochordata yang paling dikenal adalah sea aquirt atau
5
ascidian, yang ketika disentuh tiba-tiba menyemprotkan air dari lubang pada penutup
tubuh.
Urochordata dipahami dengan baik dengan mempertimbangkan pertama-tama
larva hidup bebas sari seekor ascidian dan kemudian individu dewasanya. Larva
menunjukkan karakteristik Chordata, tetapi beberapa karakteristik diantaranya tidak ada
pada individu dewasa dan larva yang lain memiliki karakteristik yang tidak jelas karena
adaptasi ke cara hidup sesil. Metamorfosisnya setelah hidup bebas selama beberapa jam
atau hari, larva kecil melekat secara ventral dengan menggunakan kelenjar adhesif ke
sebuah batu atau ke tiang dermaga. Transformasi cepat (metamorfosis mundur) terjadi
selama sebagian besar karakteristik Chordata menghilang.
Ascidian dewasa berbentuk silindris atau bulat melekat dengan menggunakan
dasar atau tangkai.
6
Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang diikuti dengan sebuah lingkaran
tentakel sensori seperti rambut di jalan masuk ke kantung brankial. Di sepanjang dinding
midventral kantung brankial terdapat endostil, sebuah lekuk vertikal yang dilapisi dengan
silia dan sel mukus dimana makanan dan air yang masuk ditangkap dan digerakkan ke
bawah. Karena hanya memakan plankton, ascidian tidak membutuhkan embelan yang
besar untuk menangani makanan. Dari dasar kantung brankial, esofagus mengarah ke
lambung yang terdilatasi yang menghubungkan ke usus, lambung dan usus terdapat di
luar kantung brankial. Usus melengkung ke atas untuk berakhir di anus di bawah
sifonaruskeluar.
3. Cephalochordata
Sirip dorsal median bawah di sepanjang sebagian besar bagian tubuh dan sirip
preanal dari atriopori sampai ke anus terdiri atas ruangan-ruangan yang mengandung
jejari sirip dari jaringan ikat. Ekor memiliki sirip bermembran. Anterior terhadap
sirip ventral, tubuh memipih di permukaan bawah dengan lipatan metapleural di
7
sepanjang setiap sisi. Mulut terletak ventral di ujung anterior, anus di sisi kiri dekat
dasar sirip ekor dan atriopori merupakan lubang ventral tambahan di depan anus.
Penutup tubuh merupakan batang ramping dari sel tinggi bergelatin yang dikelilingi
oelh selubung jaringan ikat. Struktur pendukung yang lain mencakup penguatan di
tudung oral, jejari sirip, dan batang halus dengan hubungan silang di batang insang.
8
Gambar 2. Rekonstruksi Pikaia gracilens
2.2 Vertebrata
9
belum termasuk Vertebrata), yaitu otak yang telah berkembang, mata berukuran kecil,
dan segmen-segmen otot pada tubuh, akan tetapi hewan ini tidak mempunyai tengkorak
kepala dan organ-organ telinga.
Gambar 3. Haikouella
Gambar 4. Myllokunmingia
Vertebrata purba yang lain adalah Haikouichthys ercaicunensis, hewan ini sudah
memiliki susunan tubuh Vertebrata, yaitu notokorda, tulang belakang sederhana, kepala
dan ekor (yang dapat dibedakan dengan jelas).
10
Gambar 5. Rekonstruksi Haikouichthys ercaicunensis
11
Gambar 7. Pohon Filogenik Vertebrata Versi Baru
12
1. Evolusi Pisces
a. Ikan Tak Berahang (Agnatha)
Vertebrata pertama yang ditemukan sebagai fosil adalah ikan tak berahang,
ostrakodermi. Beberapa terdapat dalam batu-batuan Ordovisium, meskipun pada
zaman Silur mereka terdapat dalam jumlah lebih banyak yaitu ikan pipih. Hidup
dengan dengan menghisap zat-zat organik dari dasar sungai. Pertukaran gas terjadi
pada pasangan-pasangan insang interna, dengan tiap insang ditunjang satu lengkung
tulang.
13
Satu-satunya ikan tak berahang yang sekarang masih hidup adalah Lamprey
dan ikan hag (Hagfish). Hewan-hewan ini masih merupakan ikan primitif.
Disamping tidak memiliki rahang dan tidak memiliki sirip berpasangan. Notokord
dipertahankan selama hidupnya dan tidak pernah diganti secara sempurna dengan
kerangka yang terdiri atas tulang rawan. Pada tubuhnya tidak terdapat sisik.
b. Gnastonoma
14
yang hebat pada ikan air tawar Zaman Devon. . Vertebrata berahang juga
memiliki dua pasang anggota badan berpasangan. Sementara itu, hewan Agnatha
tidak memiliki anggota badan yang berpasangan atau hanya memiliki sepasang.
Gambar 5. Ikan hiu, celah insang di sisi lateral, Ikan pari, celah insang di
sisi ventral.
d. Ikan Bertulang Sejati (Kelas Osteichthyes)
Ikan bertulang sejati menempuh cara mengatasi masalah kekeringan yan
terjadi secara berkala dengan mengembangkan sepasang kantung hasil
perkembangan faring yang berfungsi sebagai paru-paru primitif. Ikan-ikan ini
dengan cepat (masih dalam zaman Devon tepecah menjadi 3 kelompok berbeda
yaitu paleoniskoida, ikan paru-paru dan krosopterigia.
15
Zaman Devon dikatakan sebagai “Zaman Ikan” karena selama zaman ini
terjadi radiasi adaptif yang luar biasa dari kelompok ini. Baik air tawar maupn air
laut dihuni oleh mereka. Akan tetapi menjelang akhir zaman Devon timbullah
kelompok vertebrata baru. kelompok ini adalah kelompok amfibia, vertebrata
berkaki empat atau tetrapoda yang pertama. Notokorda-nya ditempati vertebrae
yang menulang, memiliki gelembung renang yang berhubungan dengan faring.
Tipe ginjalnya mesonepros. 6
Contoh: Ameiurus melas (ikan lele), Anguilla sp (belut), Scomber
scombrus (ikan tuna), Onchorhynchus sp (ikan salmon), Sardinops coerulea (ikan
sarden).
Gambar 6. Contoh-contoh ikan bertulang sejati. 1) Ikan salmon, 2) ikan tuna, 3) ikan lele
, 4) ikan bader (Perca sp), 5) ikan emas, 6) Hippocampus kuda (kuda laut).
16
2. Evolusi Amphibi
Amfibia yang paling awal adalah Diplovertebron, panjangnya ±60 cm. Beberapa
contoh fosil berukuran ±2,5 cm. Amfibia ini hanya berjaya selama zaman Karbon. Bumi
ditutupi oleh rawa yang luas, kehidupan tumbuhan yang berlimpah, dan terdapat banyak
insekta untuk di makan oleh amfibia. Zaman ini sering disebut zaman Amphiba. Zaman
ini diikuti oleh suatu periode (Permian) ketika bumi menjadi lebih dingin dan lebih
kering. Ordo pada amfibi masa sekarang di antaranya adalah sebagai berikut:
17
Gambar salamander raksasa
Anura adalah bangsa katak, tidak berekor, pandai melompat. Hewan dewasa
bernapas dengan paru-paru. Kepala dan tubuh hewan ini bersatu, tanpa leher. Kaki
depannya pendek, kaki belakang besar dan kuat untuk melompat. Anura memiliki selaput
renang pada jari-jari kaki. Mengalami metamorfosis, fertilisasi eksternal. Contoh Bufo
terrestris (katak bangkong), Rana pipiens (katak hijau).
Hewan semacam cacing, tanpa kaki. Kulitnya lunak dan menghasilkan cairan
yang merangsang. Antara mata dan hidung pada terdapat tentakel yang dapat ditonjolkan.
Hewan ini mempunyai mata tanpa kelopak dan ekornya pendek. Hewan jantan memiliki
organ kopulasi yang dapat ditonjolkan. Perkembang-biakannya secara ovipar atau
ovovivipar. Hewan-hewan Anura banyak terdapat di daerah tropis. Contoh: Ichthyosis
glutinosus.
18
Gambar Contoh hewan Apoda dari familia Caecillidae, sering disebut Caecillia.
3. Evolusi Reptil
Perkembangan telur yang bercangkang dan berisi kuning telur (yolk) yang
dapat diletakkan di tanah tanpa kemungkinan menjadi kering
Cangkang kedap air dan kedap terhadap sperma, sehingga perkembangan telur
yang bercangkang terjadi bersamaan dengan perkembangan fertilisasi internal.
Embrio dilindungi oleh cairan yang terdapat dalam amnion, mendapat
makanan dari kantong kuning telur (yolk), bernapas melalui korion dan
19
alantois, dan menyimpan limbah metabolisme di dalam kantong yang
dibentuk oleh alantois.
1. Pelikosaurus, menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam air dengan kaki yang
berada di bawah sehingga memungkinkan untuk berlari lebih cepat dan lebih
ringan di darat. Dari pelicosaurus inilah berevolusi sekelompok reptil di darat
yaitu terapsida. Pada awal zaman Mesozoikum terapsida merupakan reptilia yang
paling banyak jumlahnya, tapi mereka segera dilampaui oleh kelompok lain.
Namun, hal tersebut hanya bersifat sementara (± 100 juta tahun), karena
keturunan terapsida yaitu mamalia, pada akhirnya menguasai bumi ini.
2. Penyu (Ordo Chelonia), dari asal-usulnya dalam era Mesozoikum awal sampai
sekarang, sebagian besar penyu hidup di air tawar atau di lautan. Meskipun
20
habitatnya demikian, mereka tidak meninggalkan warisan adaptasi darat mereka.
Mereka bernapas dengan paru-paru dan meletakkan telur bercangkangnya di
darat. Penyu air tawar merayap ke darat untuk membuat lubang dalam pasir atau
tanah untuk bertelur. Meskipun tidak punah, penyu merupakan kelompok yang
paling menonjol, karena masih ada setelah berada di bumi selama 200 juta tahun,
dimana sebagian besar reptilia sezamannya telah punah.
3. Plesisaurus dan Iktiosaurus, merupakan anggota kedua garis keturunan reptilia
laut yang berkembang dalam periode Jura tetapi punah pada akhir zaman
Mesozoikum. Mereka pemakan ikan, hal ini sesuai dengan kehidupan di laut.
Namun kenyataanya, anggota tubuh yang menyelip di sirip sangat sesuai untuk
lokomosi di darat sehingga iktiosaurus mempertahankan telur di dalam tubuh
induk dan tidak bertelur di darat. Anak yang dilahirkan hidup dan aktif, seperti
halnya ikan hiu berenang.
4. Diapsida, merupakan garis keturunan kelima dari iktiosaurus. Disebut diapsida
karena mempunyai struktur tulang lengkung ganda yang khas di daerah temporal
tengkorak. Diapsida mempunyai adaptasi fisiologis yang penting untuk hidup di
darat yang tidak terdapat pada kelompok lain, yaitu kemampuan untuk mengubah
limbah nitrogen menjadi asam urat yang hampir tidak dapat larut. Asam urat
keluar sebagai pasta putih bersama feses. Kemampuan kelompok ini dan
keturunannya mengekresikan limbah nitrogen sehingga membebaskan mereka
hampir seluruhnya dari ketergantungan pada air minum.
Evolusi kelompok reptilia ini diikuti beberapa cabang yang menghasilkan kadal
dan ular (Ordo Squamata) dan sekelompok reptilia mirip kadal yang keturunannya masih
ada (tetapi langkah) yaitu di Selandia Baru. Kadal masa kini pertama kali timbul di
periode Jura, merupakan penghuni penting gurun pasir dan hutan daerah panas. Satu
kelompok kadal periode Kreta menjadi hewan meliang. Kaki-kaki hewan ini akhirnya
lenyap dan dengan demikian terjadilah ular (sisa kaki belakang masih dapat ditemukan
pada Boa dan Piton. Meskipun ular dapat bertahan hidup di daerah iklim sedang
(temperate) dengan cara hibernasi selama musim dingin, tetapi mereka juga berhasil di
daerah tropis dan subtropis. Tekodon merupakan cabang kedua dari reptilia darat yang
mengeksresikan asam urat. Hewan ini dapat berlari cepat di daratan dan menggunakan
21
ekor yang panjang untuk keseimbangan. Fosil dari tekodon tingkat tinggi menunjukkan
adanya penutup insulasi tubuh dan suatu histologi tulang yang menandakan bahwa
hewan-hewan ini dapat mempertahankan suhu tubuh yang relatif tinggi dan teratur baik.
Hal ini digabung dengan kecepatan dan toleransi terhadap keadaan gersang. Lima ordo
reptilia telah berevolusi dari tekodon. Anggota dari radiasi adaptif yang luar biasa ini
sering disebut reptilia yang berkuasa karena mereka mendominasi seluruh tanah dan
udara selama sisa era Mesozoikum.
Buaya dan aligator (ordo Crocodilia) meninggalkan lokomosi dengan dua kaki
dari moyang tekodonnya tetapi mempertahankan kaki belakang yang besar. Hewan ini
dapat bergerak cepat dengan mengangkat seluruh badannya di atas tanah. Hewan ini
merupakan satu-satunya keturunan reptilia tekodon yang tidak pernah punah.
Pada akhir periode Trias, muncul 2 ordo dari dinosaurus yang masing-masing
mengalami radiasi adaptif yang luar biasa. Selama sisa era Mesozoikum bumi dihuni oleh
dinosaurus dar berbagai gambaran, ukuran dan bentuk. Penemuan dan pemasangan fosil
dinosaurus merupakan cabang paleontologi yang palin aktif selama bertahun-tahun. Bila
kita melihat kerangka yang elah direkontruksi dari hewan seperti Tyrannosaurus (panjang
14,5 m dan tinggi 5,8 m) dan Brachiosaurus (bobot mendekati 90 ton). Meskipun yang
mewakili hanya 2 dari 15 ordo reptilia yang ada pada waktu itu, dinosaurus saja sudah
membuktikan bahwa era Mesozoikum sebagai “Zaman Reptilia”. Dua kelompok
Mesozoikum tersebut menjadi reptilia terbang. Cara berjalan dengan dua kaki dari
tekodon telah membebaskan kaki depan untuk digunakan sebagai sayap. Mulanya sayap
ini digunakan untuk meluncur tetapi kemudian digunakan untuk terbang lama. Salah satu
dari kelompok ini yaitu Pterosaurus, yang menguasai selama sebagian besar era
Mesozoikum. Pteranodon dengan rentangan sayap 8,2 m diduga merupakan anggota
terbesar dari ordo tersebut. Kemudian pada awal tahun 1970, fosil dari seekor pterosaurus
dengan rentangan sayap 15,5 m ditemukan di Big Bend National Park di Texas.
Kelompok kedua reptilia terbang merupakan moyang burung-burung sekarang.
22
4. Evolusi Aves
Penemuan fosil Archeopteryx dalam batuan zaman Jura merupakan salah satu
contoh yang terbaik dari “mata rantai yang hilang”. Hewan ini mempunyai bulu, dengan
demikian kita menyebutnya burung. Tetapi hubungannya dengan reptilia jelas. Sayap
yang agak rudimeter mempunyai cakar, dalam mulut terdapat gigi dan mempunyai ekor
yang panjang. Ciri-ciri reptilia ini tidak ditemui lagi pada burung-burung yang masih
hidup. Meskipun hewan ini pada akhir zaman Mesozoikum sudah mantap, tetapi pada
zaman Cenozoikum burung-burung ini mengalami radiasi adaptif yang luas. Jumlah
spesies yang besar dan distribusinya yang luas membuktikan keberhasilan mereka..
Struktur dan fisiologi burung diadaptasikan untuk penerbangan yang efisien, yaitu
Sayap menjadi paling utama, memungkinkan burung terbang jarak jauh untuk mencari
makanan yang cocok dan berlimpah dan meloloskan diri dari pemangsa. yang efisien
harus ringan dan kuat. Keringanan tubuh burung diperoleh dari bulu, tulang-tulang yang
23
berongga dan gonad tunggal (pada betina) yang membesar dan aktif hanya selama musim
kawin. Hilangnya gigi mengurangi berat kepala. Fungsi gigi ini dilaksanakan oleh
empedal. Kekuatan dicapai dengan otot dada besar yang terpaut pada tulang dada yang
sangat membesar. Mempunyai jantung beruang 4 dan efisiensinya memungkinkan
perkembangan suhu tubuh yang tetap (homeotermi). Homeotermi juga memungkinkan
laju metabolisme yang tinggi pada semua suhu lingkungan. Burung dapat tetap aktif
dalam cuaca dingin. Laju metabolisme yang tinggi mencerminkan pelepasan energi yang
cepat untuk terbang.
Kelas Aves. Contoh: merpati (Columbia fasciata) dan burung hantu (Bubo virgianus)
5. Evolusi Mamalia
Mamalia pertama timbul pada akhir zaman Trias dari moyang terapsida. Mereka
merupakan hewan kecil yang sangat aktif yang makanannya terutama terdiri atas insekta.
Kemampuan yang aktif ini berhubungan dengan kemampuannya untuk memelihara suhu
tubuh yang tetap (homeotermi). Hal ini berkaitan dengan perkembangan jantung beruang
4 dan pemisahan sempurna dari peredaran darah oksigen dan sistemik. Konservasi panas
tubuh dimungkinkan dengan perkembangan rambut. Sementara mamalia yang paling
awal bertelur seperti moyang reptilia, anaknya setelah menetas diberi makan dengan susu
yang disekresikan oleh kelenjar dalam kulit induknya.
24
Berlawanan dengan moyang reptilia, gigi mamalia mengalami spesialisasi untuk
memotong (gigi seri), menyobek (gigi taring), dan menggiling (geraham) makanannya.
Bahan kelabu serebrum, yang ditutupi oleh bahan puti pada reptilia, tumbuh keluar diatas
permukaan otak. Modifikasi ini mempunyai akibat yang jauh. Evolusi mamalia yang
paling awal berlangsung mulai beberapa jalur yang berbeda. Dari kelompok tersebut
hanya tiga yang sampai sekarang masih hidup, yaitu:
Kelas Subkelas
Prototheria
Mamalia Metatheria
Eutheria
25
Mamalia berplasenta mempertahankan anaknya di dalam uterus induk sampai
berkembang dengan baik. Kuning telur hanya sedikit di dalam telur, tetapi membran extra
embrionik itu membentuk tal pusar dan plasenta sehingga anak yang sedang bertumbuh
mendapat makanannya langsung dari induknya.Selama kira-kira 70 juta tahun dalam era
Mesozoikum mamalia berplasenta hanya diwakili oleh satu ordo. Akan tetapi, pada akhir
epoh kedua, Eosin, dari era Cenozoikum, mamalia ini telah beradiasi menjadi paling
sedikit 14 ordo yang berbeda.
26
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Evolusi dapat diketahui melalui penelitian yang rumit. Diperlukan sumber-sumber yang
lebih relevan untuk memperdalam pembahasan mengenai evolusi vertebtrata. Oleh
karena itu, sebaiknya pembuatan makalah disertai dengan referensi buku yang tepat
sehingga dapat menperdalam kajian mengenai evolusi vertebrata
28
DAFTAR PUSTAKA
Kontributor Tentorku. 2016. Asal Usul Evolusi Chordata dan Vertebrata. Dikutip dari
https://www.tentorku.com/evolusi-chordata-vertebrata. Diakses pada 29 Nov
2018.
https://www.academia.edu/9702214/Hewan_Vertebrata
https://www.academia.edu/8799606/FILUM_CHORDATA
29