DISUSUN OLEH
YULIANTI
160384205028
A. Osmoregulasi pada hewan
invertebrata
Tubuhnya cinderung
menggelembung karena gerakan
air masuk kedalam tubuhnya
mengikuti gradient kadar,
• Ikan air laut memiliki kosentrasi garam yang tinggi didalam darahnya
• Ikan air laut cenderung untuk kehilangan air didalam sel-sel tubuhnya
karena proses osmosis melalui kulit. Untuk itu , insang ikan air laut
aktif mengeluarkan garam dalam tubuhnya.
• Untuk mengatasi kehilangan air, ikan meminum air laut sebanyak-
banyaknya. Dengan demikian kandungan garam akan meningkat
dalam cairan tubuh
• Organ dalam tubuh ikan menyerap ion-ion garam seperti N+, K+, dan
Cl, lalu air masuk kedalam darah dan selanjutnya disirkulasi.
• Kemudian insang akan mengeluarkan kembali ion-ion tersebut dari
darah kelinglungan luar.
• Karena ikan laut dipaksakan oleh kondisi osmotik untuk
mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit dibandingkan
dengan ikan air tawar.
• Tubuli ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air, jumlah glomeruli
ikan air laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil dari
pada ikan air tawar.
Ikan Air Laut
Ikan Berpindah Medium
Aguilla yulgaris sejenis belut yang hidup di bennua Eropa dan Amerika
berkembangbiak di laut sugaso Atlantik Tengah, kemudian belut muda
berimigrasi ke masing-masing daerahnya. Pada saat hidup di laut ,belut
memiliki darah dengan penurunan titik beku sebesar - 0,69’c sampai – 0,73’c
dan pda saat hidup di air tawar penurunan titik beku darahnya adalah – 0,61’c-
0,62’c. Bila belut laut berpindah dari air tawar ke air laut , ia akan kehilangan
air osmotik mencapai 4% dri berat tubunya dalam 10 jam. Bila belut dicegah
minum air laut dengan menempatkan balon pada esofgusnya, ia terus
kehilanga air dn dalam beberapa hari akan mati karena dehidrasi. Bila belut
kembali ke air laut, ia segera minum air laut dan berat tubuhnya menjadi
normal dalam 1 sampai 2 hari. Bila belut berpindah dari air laut ke air tawar,
akan terjadi penambahan berat tubuh tetapi dengan pengeluaran urin encer,
maka keadaan normal akan dicapai dalam 1 sampai hari.
Bila belut berpindah dari air tawar ke air laut atau
sebaliknya, selain merubah arah aliran osmotik air,
untuk mencapai keadaan seimbang dan menganti zat
terlarut yang tambah atau hilang, belut merubah arah
transfot ion scara aktif dalam insang. Bagaimana
perubahan arah tersebut terjadi, belum di ketahui, di
asumsikan melibatkan mekanisme endokrim.
Osmoregulasi pada Amfibi
Regulasi osmotik Amfibi mirip ikan ait tawar, kulitnya berperan sebagai
organ osmoregulasi utama. Pada saat hewan berada dalam air tawar,
terdapat aliran osmotik ke air dalam tubuhnya, yang akan keluar sebagai
urin yang sangat encer.
Katak dan salamender umumnya adalah hewan aiir tawar, akan mati
dalam bebrapa jam ditaruh dalam air laut, jadi katak dan salamender
adalah regulator hiperosmotik sempit
Namun ada sejenis katak pemakan kepiting, hidup di daerah rawa
mangrove, mencari makan da berenang dalam air laut. pada saat
katak berada dakam air laut ia menjadi hewan regulator hiposmotik
untuk mencegah kehilangan air osmotik melalui kulitnya, katak
menambah jumlah urea dalam darahnya, yang dapat mencapai 480
mmol urea per liter.
Kulit reptil kering, berzat tanduk dan impermeabel terhadap air. Air
hilang terutama melalui penguapan melalui kulit. Kehilangan air
karena menguap pada seluruh reptil ternyata lebih besar dari pada
lewat pernafasannya. Misalnya pada ular air, kehilangan air lewat
kulit sebesar 88% dan dari pernafasan 12% pada kura-kura gurun
kehilangan panas lewat kulit 76% dan lewat pernafasan sebesar 24%
reptil mengeksresikan asam urat ( seagai hasil metabolisme protein )
lewat urin. Karena asam urat tidak larut dalam air, maka untuk
mengeksresikanya diperlukan sedikit air. Jadi reptil dapat kehilangn
air lewat pengguapan, pernafasan dan urin.
Berdasarkan skema di smping, osmoregulasi pada Osmoregulasi pada
manusia melibatkan tiga sistem sekaligus, yaitu Mamalia (Manusia)
sistem hormon, peredaran, dan ekskresi. ADH
diperlukan dalam upaya penghematan air pada
saat osmolaritas tinggi. Peningkatan jumlah ADH
di dalam darah sekitar ginjal akan merangsang
tubulus distal ginjal untuk meningkatkan
penyerapan air, berarti pada saat itu tubuh dalam
keadaan kekurangan cairan (bisa karena
kelelahan, dehidrasi, dll), sehingga volume urin
yang dihasilkan sangat sedikit. Begitupun
sebaliknya, ketika ADH dalam darah sekitar ginjal
dalam jumlah normal, maka tidak ada yang
merangsang ginjal untuk meningkatkan
penyerapan air di tubulus distal, berarti kondisi
cairan dalam tubuh normal, sehingga volume urin
yang dihasilkan normal. Namun, jika ADH sangat
sedikit (tidak ada), maka tubulus distal akan
mengurangi penyerapan air, bahkan cenderung
menambahkan ke dalam urin, sehingga volume
urin meningkat drastis. Jika kondisi ini
berlangsung terus menerus maka bisa
diindikasikan sebgaia diabetes insipidus.