Anda di halaman 1dari 20

SISTEM EKSKRESI DAN

OSMOREGULASI PADA
VERTEBRATA
Disusun oleh:
KELOMPOK 1
Bela Feranika Citra (180384205058)
Nesya Elvira (160384205045)
Nurul Rifqi Taqiya (180384205021)
Rika Agustina (180384205043)
1. Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi pada Pisces

Sistem Ekskresi Pisces


• Insang dan ginjal merupakan alat untuk eksresi dari ikan. Ginjal pada ikan
adalah sepasang ginjal sederhana yang disebut mesonefros.
• Setelah dewasa, mesonefros akan berkembang menjadi ginjal opistonefros.
Tubulus ginjal pada ikan mengalami modifikasi menjadi saluran yang
berperan dalam transport spermatozoa (duktus eferen) ke arah kloaka.
• Urin akan dihasilkan oleh ginjal ikan, yang mengandung nitrogen yang
dirubah dalam bentuk zat amonia.
• Sedangkan karbondioksida sisa dari pernapasan akan dikeluarkan oleh insang.
• Ikan beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara khusus.
• Terdapat perbedaan adaptasi antara ikan air laut dan ikan air tawar dalam
proses eksresi. Keduanya memiliki cara yang berlawanan dalam
mempertahankan keseimbangan kadar garam di dalam tubuhnya.

Air garam cenderung


menyebabkan tubuh Ginjal berfungsi untuk
menyaring sesuatu yang
terdehidrasi, sedangkan
terlarut dalam air darah dan
pada kadar garam rendah hasilnya akan dikeluarkan
dapat menyebabkan lewat korpus renalis.
naiknya konsentrasi garam
tubuh.
• Tubulus yang bergulung berperan penting dalam menjaga keseimbangan air.
Hasil yang hilang pada bagian tubulus nefron, termasuk air dan yang lain,
diabsorpsi lagi ke dalam aliran darah.
• Korpus renalis lebih besar pada ikan air tawar daripada ikan air laut, sehingga
cairan tubuh tidak banyak keluar karena penting untuk menjaga over dilusi
(agar cairan tubuh tidak terlalu encer)
• Elasmobranchii, tidak seperti kebanyakan ikan air laut, memiliki korpus renalis
yang besar dan mengeluarkan air relatif banyak, seperti pada ikan air tawar.
• Bangunan seperti kantung kemih pada beberapa jenis ikan hanya untuk
penampung urine sementara, dan umumnya hanya berupa perluasan dari bagian
akhir duktus ekskretori.
Osmoregulasi Pisces
• Osmoregulasi pada ikan air tawar
Ikan air tawar cenderung menyerap air dari lingkungannya dengan cara osmosis.
Insang ikan air tawar secara aktif memasukkan garam dari lingkungan ke dalam tubuh.
Ginjal akan memompa keluar kelebihan air sebagai air seni.
Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter besar. Ini
dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan
sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya.
Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosa akan diserap kembali
pada tubuli proximallis dan garam-garam diserap kembali pada tubuli distal.
 Dinding tubuli ginjal bersifat impermiable (kedap air, tidak dapat ditembus) terhadap
air.Urine yang dihasilkan mengandung konsentrasi air yang tinggi.
• Osmoregulasi pada ikan air laut
 Ikan air laut memiliki konsentrasi garam yang tinggi di dalam darahnya. Ikan air laut
cenderung untuk kehilangan air di dalam sel-sel tubuhnya karena proses osmosis.
2. Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi pada Amfibi

Sistem Ekskresi Amfibi


• Alat ekskresi pada katak ialah ginjal opistonefros yang dihubungkan
dengan ureter di vesika urinaria.
• Berwarna merah kecokelatan serta terletak di kanan dan kiri tulang
belakang. Alat ekskresi lainnya ialah kulit, paru-paru, dan insang.
• Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya bersatu,
sedangkan katak betina tidak.
• Saat mengalami metamorfosis, amfibi mengubah ekskresi amonia menjadi
urea pada saat larva berubah jadi berudu dan hewan darat dewasa.
• Ginjal amphibi sama dengan ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk
mengeluarkan air yang berlebih. Karena kulit katak permeable terhadap
air, maka pada saat ia berada di air, banyak air yang masuk ke tubuh katak
secara osmosis.
• Katak menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai dengan
lingkungannya dengan cara mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh
glomerulus, sistem portal renal berfungsi untuk membuang bahan-bahan
yang diserap kembali oleh tubuh selama masa aliran darah melalui
glomerulus dibatasi. Urine akan memulai perjalanannya dari ginjal yang kemudian
Katak juga menggunakan kantung kemih untuk melalui ureter menuju kandung kemih dan terakhir dibuang
konservasi air. Apabila sedang berada di air, melalui kloaka
kantung kemih terisi urine yang encer. Pada saat
berada di darat air diserap kembali ke dalam
darah menggantikan air yang hilang melalui
evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan
adalah hormon yang sama dengan ADH
Osmoregulasi Amfibi
• Sebagian besar amphibi adalah hewan air atau semi akuatik. Telurnya
diletakkan dalam air, dan larvanya adalah hewan air yang bernafas dengan
insang.melalui metamorphosis, kebanyakan amphibi mengubah alat
pernafasannya dengan paru-paru.
• Regulasi osmotic amphibi mirip ikan air tawar, kulitnya berperan sebagai organ
osmoregulasi utama.
• Pada saat hewan berada dalam air tawar,terdapat aliran osmotic air ke dalam
tubuhnya, yang akan dikeluarkan sebagai urin yang sangat encer. Barsama urin
ikut terbuang garam-garam.
• Di samping itu garam hilang melalui kulitnya.Kehilangan garam ini diganti
dengan jalan pengambilan secara aktif dari dalam air tawar melalui kulitnya.
• Katak dan salamander umumnya adalah hewan air tawar, akan mati
dalam beberapa jam bila ditaruh dalam air laut, jadi katak dan
salamander adalah regulator hiperosmotik sempit.
• Namun ada sejenis katak pemakan kepiting, hidup didaerah rawa
mangrove, mencari makan dan berenang dalam air laut.Pada saat katak
berada dalam air laut ia menjadi hewan hiosmotik.
• Untuk mencegah kehilangan air osmotic melalui kulitnya, katak
menambah umlah urea dalam darahnya, yang dapat mencapai 480 mmol
urea perliter.
• Mekanisme ini beralasan, sebab kulit amphibi relative permeable
terhadap air, sehinggan secara sedarhana untuk mencegah kehilangan air
dibuat konsentrasi osmotik darah seperti mediumnya.
3. Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi pada Reptil
Sistem Ekskresi Reptil

• Paru-paru serta ginjal yang menjadi


alat eksresi utama reptil. Uric acid atau zat
asam urat merupakan limbah nitrogen
utama, pada penyu mengeluarkan urea
sama seperti mamalia. Akan tetapi ginjal
ginjal reptil tidak seperti ginjal pada
mamalia dimana ginjal reptil tidak mampu
menghasilkan urin yang lebih pekat
daripada cairan tubuh mereka
• Hal ini disebabkan karena ginjal dari reptil tidak
memiliki struktur khusus yang disebut loop dari henle
yang biasanya ada pada burung dan mamalia. Sehingga
sebagian besar reptil akan menggunakan usus besar
mereka guna reabsorbsi air.
• Alat ekskresi pada reptil berupa sepasang ginjal
metanefros, kulit, dan paru-paru.
• Metanefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros
yang merupakan alat ekskresi utama saat stadium
embrio menghilang.
• Ginjal dihubungkan oleh ureter ke vesika urinaria yang
bermuara langsung ke kloaka.
• Bentuk ureter menyempit di bagian posterior,
ukurannya kecil, dan permukaannya beruang-ruang.
• Pada jenis kura-kura tertentu terdapat sepasang vesika urinaria tambahan
yang juga bermuara langsung ke kloaka dan berfungsi sebagai organ
respirasi.
• Reptil hanya menggunakan sedikit air untuk membilas sampah nitrogen dari
darah karena sebagian sisa metabolisme diekskresikan sebagai asam urat
yang tidak beracun dalam bentuk pasta berwarna putih. Sisa air direabsorpsi
oleh bagian tabung ginjal.
• Pada beberapa anggota Reptil, seperti buaya dan kura-kura air, selain
mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan amonia.
• Khusus pada kura-kura laut terjadi ekskresi garam dari sepasang kelenjar
garam di kepala yang bermuara di sudut mata, sehingga sering terlihat
seperti mengeluarkan air mata. Anggota lainnya, seperti ular, crocodilian,
dan alligator tidak mempunyai vesika urinaria sehingga asam urat keluar
bersama feses.
• Osmoregulasi Reptil
• Osmoregulasi pada kelas reptil, meliputi ular,
buaya, dan kura- kura memiliki kulit yang kering
dan bersisik. Keadaan kulit yang kering dan
bersisik merupakan cara beradaptasi yang baik
terhadap lingkungan darat agar tidak kehilangan
banyak air, hewan reptil menghasilkan zat sisa
yang bernitrogen dalam bentuk asam urat yamg
pengeluarannya memebutuhkan sedikit air.
• Selain itu, reptil juga melakukan penghematan air
dengan menghasilkan feses yang kering. Bahkan,
kadal dan kura-kura pada saat mengalami
dehidrasi mampu memanfaatkan urin encer yang
dihasilkan dan disimpan dikandung kemihnya
dengan cara reabsorbsi
4.Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi pada Burung
Sistem Ekskresi Burung

• Alat ekskresi berupa sepasang ginjal metanefros, kulit, dan paru-paru.


• Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung tidak memiliki vesika
urinaria.
• Tabung ginjal burung lebih banyak dari mamalia karena kecepatan metabolisme
burung sangat tinggi. Tiap 1 ml kubik jaringan korteks burung mengandung 100
sampai dengan 500 tabung ginjal yang membentuk lengkung Henle kecil.
• Air dalam tubuh disimpan melalui reabpsorpsi di tubulus.
• Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam
tubuh. Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat
kloaka sebagai kristal putih yang bercampur feses.
Kelebihan garam biasanya akan
dikeluarkan burung melalui
bagian lubang hidung pada paruh sistem ekresi pada burung
burung. Sedangkan pada jenis
burung laut biasanya larutan
garam akan dikeluarkan melalui
kelenjar garam nasal khusus
burung.
Khusus pada burung laut, seperti
camar, selain mengekskresikan
asam urat juga mengekskresikan
garam.
• Osmoregulasi Burung
Osmoregulasi pada burung mengeluarkan kelebihan
garam tersebut melalui kelenjar garam, yang terdapat
pada cekungan dangkal dikepala bagian atas,
disebelah atas setiap matanya, didekat hidung.
Adaptasi untuk mempertahankan keseimbangan air
juga dilakukan oleh burung.
Pada burung, peraturan keseimbangan air ternyata
berkaitan dengan proses mempertahankan suhu tubuh.

Burung mengeluarkan kelebihan garam melalui


kelenjar garam yang terdapat pada cekungan dangkal
di kepala baagian atas, di sebelah atas tiap matanya,
dan di dekat hidung.
5.Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi pada Mammalia
Sistem Ekskresi Mammalia

• Ekskresi pada mamalia umumnya sama


dengan eksresi pada manusia dimana
terjadi pembentukan urin pada ginjal serta
membuang karbondioksida dari paru-paru,
produk limbah ini dibuang melalui napas
dan buang air kecil. Apabila ekskresi pada
suatu organisme tidak bekerja dengan baik,
maka limbah sisa metabolisme yang
umumnya bersifat racun ini akan
menumpuk dalam tubuh organisme tersebut
dan akhirnya akan menyebabkan kematian.
• Osmoregulasi Mammalia

• Osmoregulasi pada mammalia terjadi dengan proses kehilangan air


dan garam dapat terjadi lewat keringat. Sementara itu, cara mereka
memperoleh air sama seperti vertebrata lainnya, yaitu dari air minum
dan makanan. Akan tetapi, untuk mamalia yang hidup dipadang pasir
memperoleh air dengan cara minum merupakan hal yang mustahil
sebagai contoh kangguru. Kangguru tidak minum air, tetapi dapat
bertahan dengan menggunakan air metabolic yang dihasilkan dari
oksidasi glukosa.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai