‘TRANSLOKASI“
Dosen Pengampu : Erda Muhartati, S.Si, M.Si
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7:
1. NESYA ELVIRA YULIANI (160384205045)
2. NOVITA
3. DENISA
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI………...……………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................21
3.2 Saran.................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan membutuhkan air sepanjang hidupnya. Setelah diserap akar, air
digunakan dalam semua reaksi kimia, mengangkut zat hara, membangun turgor,
dan akhirnya keluar dari daun sebagai uap atau air. Agar air tetap tersedia,
tumbuhan memiliki sistem transportasi air dan garam mineral yang terdapat di
dalam tubuh tumbuhan. Sistem transportasi pada makhluk hidup berperan penting
bagian tubuh makhluk hidup maka fungsi dari setiap bagian tubuh tersebut dapat
ini dinamakan translokasi. Transport air dan hara terutama berlangsung via xilem,
dari akar ke daun (tajuk), sedangkan transport fotosintat terjadi dalam pembuluh
floem, buktinya :
utama dalam transport zat-zat dari satu jaringan atau organ ke jaringan lain..
Adanya pembagian tugas (missal fotosintesis) dan akar untuk absorbs air dan
menghantarkan hasil-hasil fotosintesis ke akar, dan air serta hara mineral ke daun
1.3 Tujuan
zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah (misalnya
ganggang) penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan
terdiri dari pembuluh kayu (xylem) dan pembuluh tapis (floem) (Lakitan, 2010).
Berdasarkan jalur yang ditempuh air dan garam mineral yang masuk ke
akar, pengangkutan air dan garam mineral dibedakan menjadi simplas dan
apoplas. Simplas adalah bergeraknya air dan mineral lewat jalur dalam sel, yaitu
adalah bergeraknya air lewat jalur luar sel atau lewat dinding-dinding sel (Lakitan,
2010).
tanaman melalui jaringan pembuluh khusus yang disebut FLOEM. Proses ini
disebut translokasi fotosintat. Jika pergerakan air dan hara via pembuluh xilem
dipicu oleh tekanan negatif (tegangan) sepanjang lintasan, translokasi via floem
dipicu oleh tekanan hidrostatik positif. Senyawa organik seperti gula, asam amino,
beberapa hormon, dan bahkan mRNA ditransport dalam floem melalui tabung
nitrogen (dalam bentuk protein) sebesar 45%. Sebenarnya gula yang menjadi
linarut terbesar yang ditranslokasikan dalam cairan floem. Diantara gula ini,
sukrosa yang paling banyak jumlahnya. Gula lain seperti gula rafinosa : glukosa,
rafinosa, stakiosa, dan fruktosa juga ada pada gula alcohol: manitol, sorbitol,
Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua macam cara pengangkutan air
dan garam mineral yang diperoleh dari tanah yaitu secara ekstravaskuler dan
intravaskuler.
a. Transportasi Ekstravaskuler
dalam tubuh melewati satu sel ke sel lain secara horizontal. Proses demikian
aploplas.
atau transpor pasif melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan seperti
dinding sel dan ruang antar sel. Air melalui jalur ini tidak dapat sampai ke
dinding sel yang disebut pita kaspari. Untuk menembus halangan ini, air
tersebut akhirnya menjadi jalur simplas karena melalui sel-sel peresap (sel-
sel penerus).
menembus bagian hidup dari sel tumbuhan seperti sitoplasma dan vakoula
Pada jalur simplas, air dapat mencapai xylem bahkan silinder pusat.
Air dan zat terlarut diserap bulu akar menuju sel-sel parenkim korteks yang
menuju berkas pembuluh xilem. Secara intravaskuler, air dan zat terlarut tersebut
b. Transportasi Intravaskuler
Istilah intravaskuler berasal dari kata intra yang berarti ‘‘dalam’’, dan vaskuler
dan zat terlarut yang terjadi dalam berkas pembuluh xilem dan floem secara
vertikal. Vertikal maksudnya adalah pengangkutan air dan zat terlarut oleh xilem
dari menuju daun oleh xilem. Sebaliknya, pengangkutan zat makanan diangkut
penyerapan zat melalui rambut akar. Kemudian zat tersebut mengalir menuju
epidermis. Dari epidermis, air dan zat terlarut mengalir menuju korteks dan
diteruskan ke sel-sel endodermis. Berikutnya, air dan zat terlarut masuk ke berkas
pembuluh xilem akar. Selanjutnya, air dan zat terlarut diteruskan menuju xilem
batang hingga xilem daun. Di dalam xilem daun, zat-zat yang berguna masuk ke
lewat stomata daun. Sementara air sisa metabolisme dikeluarkan lewat proses
Semakin tinggi suhu lingkungan di sekitar tumbuhan dan intensitas cahaya yang
potensial air semakin tinggi. Akibatnya, proses transportasi zat pada xilem dan
Sebab itu xylem terdiri dari beberapa sel yang bentuknya berbeda menurut
fungsinya, namun tetap mmeiliki asal yang sama. unsur trakeal merupakan sel
xylem yang paling tinggi spesialisasinya, dan bertugas dalam pengangkutan air
beserta zat yang terlarut didalamnya. Selnya memanjang dan pada waktu bertugas
tidak memiliki protoplasma, jadi merupakan sel mati. Dinding berlignin dan
Unsur trakeal terdiri dari dua mcam sel trakeal, yakni trakeid dan
komponenen trakea. Trakeid adalah sel panjang dengan ujung yang runcing.
Trakea juga disebut pembuluh kayu dan terdiri dari deretan sel yang tersusun
memanjang dan bersambungan pada ujung dan pangkalnya. Perbedaan utama
antara kedua macam sel itu adalah bahwa trakeid merupakan sel yang ujungnya
runcing tanpa lubang, sedangkan sel komponen trakes memiliki lubang, biasanya
pada kedua dinding ujungnya. Lubang itu kadang-kadang terdapat pula pada
dinding lateralnya.
terlibat dalam gerakan air keatas. Beberapa peneliti menganggap bahwa sel-sel
hidup secara aktif nebaikan air keatas semnetara peneiti yang lain menerangkan
bahwa mekanisme itu semata-mata proses fisika dan terlepas dari aktivitas
kehidupan. Ada beberapa teori yang menerangkan transport air dan mineral dari
bawah dan keatas dalam tumbuhan oleh xylem: teori kapilaritas, teori tekanan
a. Teori Kapilaritas
Sebuah tabung dengan ukuran garis tengah yang kecil ditempatkan ditempat
air, maka air akan naik dengan sendirinya kedalam tabung. Semakin sempit
ukuran tabung, maka akan semakin tingi kenaikannya. Hal ini yang disebut
Dengan kata lain, pengangkutan air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas.
Daya kapilaritas disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air dengan air
dan adhesi antara molekul air dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi
maupun adhesi ini menimbulkan tarikan terhadap molekul air dari akal sampai ke
didalam akar karena akumulasi air yang diserap. Asal mula dari tekanan akar,
terletak pada perbedaan konsentrasi air tanah dan cairan di dalam xylem. Cairan
dalam xylem bersifat hipertonik terhadap air tanah, karena adanya sedikit gula
Secara teoritis, air ber-osmosis masuk dari bulu akar menuju xylem. Bila air
terhadap isi sel berikutnya. Jadi, air akan bergerak menuju xylem dengan jalan
osmose dari sel ke sel. Masuknya air kedalam xylem yang terisi cairan akan
(Mawarni, 2010).
Gambar 2. Demonstrasi tekanan akar
c. Teori Daxon-Joly
dari atas, yaitu daun yang melakukan transpirasi (penguapan). Transpirasi di daun
segera diisi oleh molekul air dibawahnya. Dengan demikian terjadi gerakan
molekul air dan akar ke daun. Meskipun ada beberapa teori tentang pengangkutan
air dan garam mineral di dalam tumbuhan, pada intinya proses yang berperan
penting dalam pengangkutan air adalah osmosis, difusi, dan transport aktif. Secara
garis besar, pengangkutan air dan garam mineral dari dalam tanah sampai ke
Floem mengangkut zat- zat makanan yang disintesis di daun menuju seluruh
bagian tumbuhan. Ada saatnya, zat- zat dalam floem dan xylem yang
demikian. Karena daun paling banyak terdapat di daerah yang jauh dari batang
pohon (trunk) atau batang tumbuhan, aliran floem pada umumnya mengarang ke
batang dan akar. Berbagai zat bergerak sepanjang protoplasma floem, tetapi yang
paling banyak biasanya adalah sukrosa. Tidak seperti xylem, sel- sel floem tetap
sumber dan limbungnya. Pada daun, bahan terlarut yang telah terangkut segera
ditambahkan kembali dari hasil fotosintesis, dan bahan terlarut yang telah sampai
pertumbuhan atau ditimbun di organ penampung, misalnya dalam bentuk pati atau
Pada dasarnya, ada dua tipe sel floem, yaitu sel tapis (sieve cell) dan sel
tetangga atau sel penyerta (companion cell). Sebuah kolom panjang sel- sel tapis.
Terkadang disebut tabung tapis (sieve tube), dibentuk oleh sel- sel tapis yang
ujung- ujungnya saling terhubung. Dinding- dinding sel ujung berpori- pori,
sehingga ada hubungan protoplasmic dari satu sel tapis dengan sel tapis lain yang
terletak vertical di atas atau di bawahnya. Dinding yang berlubang- lubang itu
disebut lempeng tapis (sieve plate). Terdapat pula pori- pori di bagian samping
sel- sel tapis. Susunan sel- sel tapis menjadi tabung tapis yang panjang
Tepat di sebelah sel- sel tapis adalah sel- sel parenkima yang berdinding
tipis dan sangat terspesialisasi, yang dinamakan sel penyerta. Sel- sel tapis
sitoplasma yang menghantarkan zat- zat tetap ada. Sel- sel penyerta tetap utuh
nucleus bagi sel tapis. ATP yang diperlukan bagi fungsi- fungsi dalam sel tapis
juga mungkin berasal dari sel penyerta, yang dapat dianggap sebagai perawat
tersegel sebagian. Terdapat suatu lendir yang berasal dari zat berprotein, protein
floem (P protein), dalam sel- sel tapis yang mungkin berperan dalam proses
penyegelan. Hal itu analog dengan penyegelan kompartemen pada lambung kapal
untuk mencegah masuknya air. Suatu polisakarida yang disebut kalosa mungkin
Sukrosa, fruktosa, dan asam amino, biasanya bergerak dari daun menuju
batang dan akar tumbuhan melalui tabung tapis floem dalam suatu proses yang
itu belum sepenuhnya dipahami. Pada bagian tertentu dari tumbuhan, arah aliran
cenderung mengekspor zat- zat tersebut, dan dianggap sebagai sumber (source)
zat- zat itu. Organ- organ tumbuhan yang miskin akan nutrient organic cenderung
mengimpor zat- zat tersebut, dan dianggap sebagai wadah pembuangan (sink) bai
zat- zat tersebut. Salah satu interpretasi translokasi dengan perspektif source-to-
sink memusatkan perhatian pada teori aliran tekanan (pressure flow theory).
Menurut pandangan ini, konsentrasi yang tinggi dari gula atau zat terlarut lainnya
Hal itu meninggikan tekanan kompartemen tersebut, dan mendorong zat cair
mengandung zat terlarut dalam konsentrasi tinggi. Saat zat terlarut memasuki
kompartemen kedua, zat terlarut pun akan menarik air dari daerah- daerah
mendorong air dan zat terlarut menuju kompartemen ketiga. Dengan demikian, zat
terlarut terus menginduksi peningkatan tekanan yang akan mendorong zat cair dan
zat- zat terlarut dari sumber awal menuju waddah pembuangan. Terdapat suatu
graddien sukrosa di sepanjang floem, dan air menggerakkan zat- zat terlarut
sebenarnya sangat kompleks, dan dalam beberapa kasus, mungkin transport aktif
melalui membrane sel- sel tapis juga berperan serta. Mekanisme transportasi
dalam floem, ada beberapa hipotesa yang diajukan oleh para ahli, antara lain:
Teori aliran massa (tekanan) oleh Erns Munch, 1926 Translokasi terjadi
karena adanya perbedaan tekanan osmosis yang terjadi didalam pembuluh floem
antar organ yaitu daun, batang dan akar. Peningkatan kadar gula didalam floem
Jaringan floem mengangkut gula sukrosa dan juga asam amino dari organ-
organ tumbuhan yang berwarna hijau, terutama daun, ke bagian-bagian lain dalam
tumbuhan. Berbeda dari xylem, floem memiliki sel-sel yang bernama sel tapis
(sieve tube sel), dan transportasi gula sukrosa dan asam amino dapat dilakukan
melalui difusi dan juga transport aktif dari sel ke sel dalam floem. Oleh karena itu,
sangat singkat agar mereka bisa melakukan respirasi dan berkembang (Heriyanto,
dkk., 2016).
atas beberapa tipe sel yang berbeda yaitu pembuluh tapis, sel pengiring, parenkim,
serabut, dan sklerenkim. Floem merupakan bagian dari kulit kayu. Unsur
penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate)
berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang
serupa dengan pipa. Dengan bentuk seperti ini, pembuluh tapis dapat menyalurkan
gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan. Pada tumbuhan tertentu terdapat serabut floem atau serat yang
mengandung lignin. Serabut-serabut ini dapat digunakan sebagai tali dan tekstil,
Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula, terutama
sukrosa. Selain itu, di dalam getah floem juga mengandung mineral, asam
berjalan satu arah dari akar ke daun, pengangkutan pada pembuluh floem dapat
berlangsung kesegala arah, yaitu dari sumber gula (tempat penyimpanan hasil
dalam sebuah berkas pembuluh bisa membawa cairan floem dalam satu arah
sementara cairan di dalam pipa lain dalam berkas yang sama dapat mengalir
dengan arah yang berlainan. Untuk masing – masing pembuluh tapis, arah
transport hanya bergantung pada lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan
Dari makalah yang telah kami susun, dalam proses transpotasi terjadi
hara terutama berlangsung via xilem, dari akar ke daun (tajuk), sedangkan
bahwa:
penyerapan air dan zat hara terlarut didalamnya dilakukan melalui seluruh
bagian tubuh.
pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem. Proses pengangkutan air dan
intravaskular.
d. Mekanisme translokasi melalui floem terdiri atas aliran masa dan pengaliran
Translokasi zat pada tumbuhan, kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Haruna, E. T., Isa, I., & Suleman, N. 2012. Fitoremediasi Pada Media Tanah yang
Mengandung Cu dengan Tanaman Kangkung Darat. Sainstek, 6 (06)
Haryati, M., Purnomo, T., & Kuntjoro, S. 2012. Kemampuan tanaman genjer
(Limnocharis Flava (L.) Buch.) menyerap logam berat timbal (Pb) limbah
cair kertas pada biomassa dan waktu pemaparan yang berbeda. Lateral Bio,
1(3)
Heriyanto, N. M., & Subiandono, E. 2016. Penyerapan Polutan Logam Berat (Hg,
Pb dan Cu) oleh Jenis-Jenis Mangrove. Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam, 8(2), 177-188.