Tugas ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah botani tumbuhan rendah
Dosen Pengampu : Dr. Jumarddin La Fua S. Si, M.Si
Disusun oleh :
Deswita Putri Salsabil
2020010108027
Tadris Biologi B
Penulisan studi kasus ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah
Fisiologi Tumbuhan dengan judul, “Sistem Transportasi Pada Tumbuhan. Saya mengucapkan
banyak terimakasih kepada Dr. Jumarddin La Fua S. Si, M.Si selaku dosen Fisiologi
Tumbuhan yang telah memberikan tugas makalah, sehingga saya dapat memperluas wawasan
mengenai sistem transportasi pada tumbuhan.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan
penulisan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritikan dan saran yang mendukung agar saya
dapat menyusun makalah dengan lebih baik lagi. Meski demikian, saya berharap bahwa
penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya, terutama dalam dunia
pendidikan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan memerlukan beberapa zat dari lingkungannya, terutama air, mineral, oksigen
dan karbon dioksida. Oksigen dan karbon dioksida dari udara diambil oleh tumbuhan tingkat
tinggi melalui daun. Air dan garam mineral yang terkandung di dalam air diserap tumbuhan
dari dalam tanah melalui rambut akar. Unsur-unsur makro dan mikro yang diperlukan oleh
tumbuhan diserap dalam bentuk ion-ion dari garam yang terlarut di dalam air.
Tumbuhan membutuhkan air sepanjang hidupnya. Agar air tetap tersedia, tumbuhan
memiliki sistem transportasi air dan garam mineral yang terdapat di dalam tubuh
tumbuhan.Sistemtransportasi pada makhluk hidup berperan penting dalam mendistribusikan
nutrisi yang telah diambil dari lingkungan menuju seluruh bagian tubuh makhluk hidup.
Dengan terpenuhnya nutrisi maka fungsi dari setiap bagian tubuh dapat berjalan optimal.
Karena struktur anatomi tubuh tumbuhan dengan hewan berbeda, maka berbeda pula
fisiologisnya dalam mentransportasi nutrisi ke seluruh tubuh.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
Semoga dengan adanya penulisan makalah ini dapat memudahkan para mahasiswa
dalam belajar dan memahami bagaimana sistem transportasi pada tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk hidup berupa O2, CO2, air Dan
unsur hara. Kecuali gas O2 dan CO2 zat diserap dalam bentuk larutan ion.
Mekanisme proses penyerapan dapat berlangsung karena adanya proses imbibisi,
Difusi, osmosis dan transpor aktif.
a. Imbibisi
Merupakan penyusupan atau peresapan air ke dalam ruangan antar dinding sel,
sehingga dinding selnya akan mengembang. Misal masuknya air pada biji saat
berkecambah dan biji kacang yang direndam dalam air beberapa jam.
b. Difusi
Osmosis adalah proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah
(hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membran
semipermiabel. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa
ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya.Keadaan tegang yang timbul
antara dinding sel dengan dinding isi sel karena menyerap air disebut turgor, sedang
tekanan yang ditimbulkan disebut tekanan.
d. Transpor aktif
Transpor aktif pengangkutan lintas membran dengan menggunakan energi ATP,
melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein kontraspor yang
akan mengangkut ion Na+ bersama melekul lain seperti asam amino dan gula.
Arahnya dari daerah berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Misal perpindahan
air dari korteks ke stele.
e. Difusi fasiltekanan
Difusi fasilitasi adalah pengangkutan molekul atau ion-ion menembus membrane
sepanjang gradien konsentrasi oleh sistem pembawa tanpa bantuan ATP.3.2. Jenis-jenis
Transportasi pada Tumbuhan
Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua macam cara pengangkutan air dan garam
mineral yang diperoleh dari tanah yaitu secara ekstravaskuler dan intravaskuler.
Transportasi Ekstravaskuler
Dalam proses pengangkutan, tumbuhan dapat menyerap air dari tanah ke dalam tubuh
melewati satu sel ke sel lain secara horizontal. Proses demikian dinamakan pengangkutan
ekstravaskuler.
Maksudnya, pengangkut an air di mulai dengan penyerapan oleh bulu akar, kemudian
masuk menuju sel-sel epidermis. Dari sel epidermis, air menuju korteks, dan diteruskan
ke sel-sel endodermis. Akhirnya, air masuk ke stele. Dari korteks, air didistribusikan
menuju sel-sel untuk proses metabolisme tubuh.
Air dan zat terlarut diserap bulu akar menuju sel-sel parenkim korteks yang berlapis-
lapis. Lalu, air dan zat terlarut tersebut bergerak menuju sel-sel endodermis dan
dilanjutkan ke sel-sel periskel. Akhirnya, air dan zat terlarut menuju berkas pembuluh
xilem. Secara intravaskuler, air dan zat terlarut tersebut diangkut oleh xilem. Sebenarnya
ada perbedaan antara pengangkutan zat terlarut dengan pengangkutan air. Tumbuhan
menyerap zat terlarut melawan gradien konsentrasi. Maksudnya, zat terlarut tersebut
dibawa tumbuhan bergerak dari konsentrasi rendah menuju konsentrasi tinggi melalui
transpor aktif.
Transportasi Intravaskuler
Pengangkutan air dan zat terlarut pada tumbuhan diawali dengan penyerapan zat melalui
rambut akar. Kemudian zat tersebut mengalir menuju epidermis. Dari epidermis, air dan
zat terlarut mengalir menuju korteks dan diteruskan ke sel-sel endodermis. Berikutnya, air
dan zat terlarut masuk ke berkas pembuluh xilem akar. Selanjutnya, air dan zat terlarut
diteruskan menuju xilem batang hingga xilem daun. Di dalam xilem daun, zat-zat yang
berguna masuk ke parenkim mesofil daun sebagai bahan proses fotosintesis.
Proses fotosintesis menghasilkan glukosa dan oksigen. Glukosa diangkut pembuluh floem
menuju seluruh jaringan tubuh. Oksigen dikeluarkan tumbuhan lewat stomata daun.
Sementara air sisa metabolisme dikeluarkan lewat proses transpirasi. Kecepatan
pengangkutan zat pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni kelembaban,
suhu, cahaya, angin, dan kandungan air tanah. Semakin tinggi kelembaban udara di
sekitar tumbuhan, maka difusi yang terjadi di dalam tumbuhan berlangsung lambat.
Sebaliknya, semakin rendah kelembaban udara lingkungan, difusi di dalam tumbuhan
akan semakin cepat.
Semakin tinggi suhu lingkungan di sekitar tumbuhan dan intensitas cahaya yang
meningkat serta angin yang semakin kencang, maka laju transpirasi tumbuhan akan
semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, suhu lingkungan, intensitas cahaya, dan angin
yang semakin besar mengakibatkan proses pengangkutan zat berlangsung lambat.
Semakin banyak kandungan air di dalam tanah, maka potensial air semakin tinggi.
Akibatnya, proses transportasi zat pada xilem dan laju transpirasi semakin meningkat.
Jaringan Pengangkut
a. Xylem
Kata xylem berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu xylon, yang berarti “kayu”. Xylem
Berfungsi mengangkut air dan zat hara lain yang terlarut dari akar menuju daun dengan
melewati batang. Bagian yang sangat berperan dalam proses ini adalah pembuluh dan
trakeid.
• Parenkim xylem
• Serabut xylem
• Trakeid
• Pembuluh
Pergerakan air pada xilem bersifat pasif karena xilem tersusun dari sel-sel mati yang
mengayu (mengalami lignifikasi), sehingga xilem tidak berperan dalam proses ini. Faktor
penggerak utama adalah transpirasi. Faktor pembantu lainnya adalah tekanan akar akibat
perbedaan potensial air di dalam jaringan akar dengan di ruang tanah sekitar perakaran.
Gaya kapilaritas hanya membantu mendorong air mencapai ketinggian tertentu, tetapi
tidak membantu pergerakan.
Sel-sel xilem memiliki beberapa tipe, yaitu trakea (tidak dimiliki oleh tumbuhan paku dan
tumbuhan berbiji terbuka), trakeida, dan serabut trakeida. Sel-sel xilem tidak memiliki
protoplasma. Pada sistem pembuluh kayu ditemukan pula parenkima kayu, yang mengisi
ruang-ruang kosong di antara pembuluh dan membantu melekatkan pembuluh-pembuluh
tersebut.
b. Floem
Pembuluh tapis atau floem (floem, dari bahasa Yunani φλόος / Lat. Phloos, berarti
“pepagan”.) adalah jaringan pengangkut pada tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta)
yang berfungsi dalam transportasi hasil fotosintesis, terutama gula sukrosa, dan berbagai
metabolit lainnya dari daun menuju bagian-bagian tumbuhan lainnya, seperti batang,
akar, bunga, buah, biji, dan umbi. Proses transpor ini disebut sebagai translokasi.
• Parenkim floem
• Serabut floem
• Sklereid
• Sel pengiring
Berbeda dengan pembuluh kayu, sel-sel pembuluh tapis bersifat “aktif” dalam mengatur
pergerakan hara di dalamnya. Dinding sel-selnya tipis dan memiliki struktur lubang-
lubang. Sel-sel buluh tapis dihasilkan oleh kambium pembuluh dan setelah “masak” tidak
kehilangan protoplasma. Dalam sistem buluh tapis, biasanya sel-sel buluh tapis
didampingi oleh sel-sel pengiring yang lebih kecil.
Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula, terutama sukrosa. Selain
itu, di dalam getah floem juga mengandung mineral, asam amino,dan hormon, berbeda
dengan pengangkutan pada pembuluh xilem yang berjalan satu arah dari akar ke daun,
pengengkutan pada pembuluh floem dapat berlangsung kesegala arah, yaitu dari sumber
gula (tempat penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang
memerlukannya.
Satu pembuluh tapis dalam sebuah berkas pembuluh bisa membawa cairan floem dalam
satu arah sementara cairan didalam pipa lain dalam berkas yang sama dapat mengalir
dengan arah yang berlainan. Untuk masing – masing pembuluh tapis, arah transport hanya
bergantung pada lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan makanan yang
dihubungkan oleh pipa tersebut.
Adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas
(evaporasi). Semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat
hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi
melalui daun disebut potometer atau transpirometer.Transpirasi dipengaruhi oleh : a)
Faktor luar, meliputi :
• Kelembaban udara : semakin tinggi kelembaban udara maka transpirasi semakin
lambat. Pada saat udara lembab transpirasi akan terganggu, sehingga tumbuhan akan
melakukan gutasi
• Intensitas cahaya : semakin banyak intensitas cahaya maka transpirasi semakin giat.
• Kandungan air tanah : semakin banyak air tanah penguapan semakin cepat.
• Jumlah stomata
c. Gutasi
Adalah pengeluaran air dalam bentuk tetes-tetes air melalui celah-celah tepi atau ujung
tulang tepi daun yang disebut hidatoda/ gutatoda/ emisarium. Terjadi pada suhu rendah
dan kelembaban tinggi sekitar pukul 04.00 sampai 06.00 pagi hari. Di alami pada
tumbuhan famili Poaceae
Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua macam cara pengangkutan air dan garam mineral
yang diperoleh dari tanah yaitu secara ekstravaskuler dan intravaskuler.
Transportasi Ekstravaskuler
Dalam proses pengangkutan, tumbuhan dapat menyerap air dari tanah ke dalam tubuh
melewati satu sel ke sel lain secara horizontal. Proses demikian dinamakan pengangkutan
ekstravaskuler.
Maksudnya, pengangkut an air di mulai dengan penyerapan oleh bulu akar, kemudian masuk
menuju sel-sel epidermis. Dari sel epidermis, air menuju korteks, dan diteruskan ke sel-sel
endodermis. Akhirnya, air masuk ke stele. Dari korteks, air didistribusikan menuju sel-sel
untuk proses metabolisme tubuh.
Transportasi Intravaskuler
Pengangkutan air dan zat terlarut pada tumbuhan diawali dengan penyerapan zat melalui
rambut akar. Kemudian zat tersebut mengalir menuju epidermis. Dari epidermis, air dan zat
terlarut mengalir menuju korteks dan diteruskan ke sel-sel endodermis. Berikutnya, air dan
zat terlarut masuk ke berkas pembuluh xilem akar. Selanjutnya, air dan zat terlarut diteruskan
menuju xilem batang hingga xilem daun. Di dalam xilem daun, zat-zat yang berguna masuk
ke parenkim mesofil daun sebagai bahan proses fotosintesis.
Proses fotosintesis menghasilkan glukosa dan oksigen. Glukosa diangkut pembuluh floem
menuju seluruh jaringan tubuh. Oksigen dikeluarkan tumbuhan lewat stomata daun.
Sementara air sisa metabolisme dikeluarkan lewat proses transpirasi. Kecepatan
pengangkutan zat pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni kelembaban, suhu,
cahaya, angin, dan kandungan air tanah. Semakin tinggi kelembaban udara di sekitar
tumbuhan, maka difusi yang terjadi di dalam tumbuhan berlangsung lambat. Sebaliknya,
semakin rendah kelembaban udara lingkungan, difusi di dalam tumbuhan akan semakin
cepat.
Semakin tinggi suhu lingkungan di sekitar tumbuhan dan intensitas cahaya yang meningkat
serta angin yang semakin kencang, maka laju transpirasi tumbuhan akan semakin tinggi.
Begitu pula sebaliknya, suhu lingkungan, intensitas cahaya, dan angin yang semakin besar
mengakibatkan proses pengangkutan zat berlangsung lambat. Semakin banyak kandungan air
di dalam tanah, maka potensial air semakin tinggi. Akibatnya, proses transportasi zat pada
xilem dan laju transpirasi semakin meningkat.
Jaringan Pengangkut
a. Xylem
Kata xylem berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu xylon, yang berarti “kayu”. Xylem
Berfungsi mengangkut air dan zat hara lain yang terlarut dari akar menuju daun dengan
melewati batang. Bagian yang sangat berperan dalam proses ini adalah pembuluh dan trakeid.
• Parenkim xylem
• Serabut xylem
• Trakeid
• Pembuluh
Pergerakan air pada xilem bersifat pasif karena xilem tersusun dari sel-sel mati yang
mengayu (mengalami lignifikasi), sehingga xilem tidak berperan dalam proses ini. Faktor
penggerak utama adalah transpirasi. Faktor pembantu lainnya adalah tekanan akar akibat
perbedaan potensial air di dalam jaringan akar dengan di ruang tanah sekitar perakaran. Gaya
kapilaritas hanya membantu mendorong air mencapai ketinggian tertentu, tetapi tidak
membantu pergerakan.
Sel-sel xilem memiliki beberapa tipe, yaitu trakea (tidak dimiliki oleh tumbuhan paku dan
tumbuhan berbiji terbuka), trakeida, dan serabut trakeida. Sel-sel xilem tidak memiliki
protoplasma. Pada sistem pembuluh kayu ditemukan pula parenkima kayu, yang mengisi
ruang-ruang kosong di antara pembuluh dan membantu melekatkan pembuluh-pembuluh
tersebut.
b. Floem
Pembuluh tapis atau floem (floem, dari bahasa Yunani φλόος / Lat. Phloos, berarti
“pepagan”.) adalah jaringan pengangkut pada tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) yang
berfungsi dalam transportasi hasil fotosintesis, terutama gula sukrosa, dan berbagai metabolit
lainnya dari daun menuju bagian-bagian tumbuhan lainnya, seperti batang, akar, bunga, buah,
biji, dan umbi. Proses transpor ini disebut sebagai translokasi.
Daun merupakan sumber fotosintat (source), sedangkan organ lain menjadi penampungnya
(sink). Arah pergerakan zat dalam pembuluh tapis berlawanan dengan pembuluh kayu.
Dalam proses ini, bagian yang sangat berperan adalah sel-sel berbentuk silindris memanjang
pada bagian ujung.
• Parenkim floem
• Serabut floem
• Sklereid
• Sel pengiring
Berbeda dengan pembuluh kayu, sel-sel pembuluh tapis bersifat “aktif” dalam mengatur
pergerakan hara di dalamnya. Dinding sel-selnya tipis dan memiliki struktur lubang-lubang.
Sel-sel buluh tapis dihasilkan oleh kambium pembuluh dan setelah “masak” tidak kehilangan
protoplasma. Dalam sistem buluh tapis, biasanya sel-sel buluh tapis didampingi oleh sel-sel
pengiring yang lebih kecil.
Satu pembuluh tapis dalam sebuah berkas pembuluh bisa membawa cairan floem dalam satu
arah sementara cairan didalam pipa lain dalam berkas yang sama dapat mengalir dengan arah
yang berlainan. Untuk masing – masing pembuluh tapis, arah transport hanya bergantung
pada lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan makanan yang dihubungkan oleh pipa
tersebut.
Adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas
(evaporasi). Semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat
hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi
melalui daun disebut potometer atau transpirometer.Transpirasi dipengaruhi oleh : a) Faktor
luar, meliputi :
• Kandungan air tanah : semakin banyak air tanah penguapan semakin cepat.
• Jumlah stomata
c. Gutasi
Adalah pengeluaran air dalam bentuk tetes-tetes air melalui celah-celah tepi atau ujung
tulang tepi daun yang disebut hidatoda/ gutatoda/ emisarium. Terjadi pada suhu rendah dan
kelembaban tinggi sekitar pukul 04.00 sampai 06.00 pagi hari. Di alami pada tumbuhan
famili Poaceae (padi, jagung, rumput, dll)
d. Perdarahan
Adalah pengeluaran air cairan dari tubuh tumbuhan berupa getah yang disebabkan karena
luka atau hal-hal lain yang tidak wajar. Misalnya pada penyadapan pohon karet dan pohon
aren.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat keseluruh bagian
tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat rendah, penyerapan air dan zat hara terlarut didalamnya
dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi proses pengangkutan
dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem
2. Proses pengangkutan air dan garam mineral ada 2 yaitu pengangkutan ekstravaskular dan
pengangkutan intravaskular
3. Cara pengeluaran zat oleh tumbuhan ada 3 yaitu transpirasi, gutasi dan pendarahan
4. Tumbuhan tidak hanya mengambil atau menyerap zat kembali ke lingkungannya yang disebut
pengeluaran atau eliminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Andriance, G.W. and F.R. Brison. 1995. Propagation of Horticultura Plant. Mc Graw. Hill Book Coy.
London. 298 p.
Brady, N.C. 1974. The Nature and Properties of Soil ed. The Mac
http://Materi Biologi _ Transportasi pada Tumbuhan _ Arifin Budi Purnomo Blog.htm diakses 21-04-
2014/13.45
http://Laporan Praktikum Transportasi Air di Dalam Tumbuhan _ blog student (baru belajar).htm 21-
04-2014/14.00