Anda di halaman 1dari 33

PRAKTIKUM III

MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA

Nama : Rudi Prasetiyo


NIM/Semester :19010108061/VI (Enam)
Kelompok : II (Dua)
Asisten Pembimbing : Desi Fajrianti Putri
Dosen Pengampuh : Dr. Tri Endarwati, M. P

LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI TADRIS
BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakteri merupakan organisme mikroskopik dengan jenis dan jumlah

yang cukup besar di alam. Bakteri hidup di berbagai lingkungan, mulai dari

tanah dan badan-badan air sampai pada bagian luar maupun dalam tubuh

manusia serta hewan dan tanaman (Ali, 2005). Bakteri ada yang

menguntungkan dan ada yang merugikan, ini karena bakteri memiliki

kemampuan antara lain penyebab penyakit, dekomposisi dan pelapukan

bahan- bahan organik, penghasil berbagai senyawa kimiawi dan lain

sebagainya. 1

Media merupakan sarana pertumbuhan yang mengandung nutrisi yang

dibutuhkan oleh mikroorganisme sebagai makanannya. Mikroorganisme

dalam pertumbuhannya membutuhkan unsur logam seperti natrium, kalium,

kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga, fosfor, cobalt, hidrogen,

oksigen dan sulfur. Media NA (nutrient agar) merupakan media yang

berbentuk serbuk berwarna putih kekuningan dan apabila setelah digunakan

akan berbentuk padat karena terdapat kandungan agar sebagai pemadatnya.

Komposisi yang terpenting dalam media ini adalah karbohidrat dan protein

yang terdapat pada ekstrak daging dan pepton sesuai dengan kebutuhan

sebagian besar bakteri.2

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum media pertumbuhan mikroba yaitu

mahasiswa mengetahui komposisi media dan cara membuat media Potato


1
Ery Gusman dan Firman. 2012. Identifikasi Bakteri Vibrio Pada Udang Windu (Penaeus
Monodon) di Tambak Tradisional Kota Tarakan. Jurnal Harpodon Borneo, Vol. 5. No. 2. h.
2
Nofriana Maria Thohari, dkk. 2019. Pemanfaatan Tepung Kacang Hijau (Vigna Radiata L)
Sebgai Media Alternatif NA (Nutrien Agar) untuk Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Jurnal
AnalisisKesehatan Sains. Vol. 8, No. 2, h. 726.
Dextrose (PDA), Potato Dekstrosa, Nutrien Agar (NA).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia.

Beberapa diantaranya dapat menyebabkan patogen bagi manusia, hal itu terjadi

dari masih adanya kasus keracunan yang disebabkan oleh makanan dan

penggunaan bahan tambahan bukan untuk makanan yang dapat menyebabkan

penyakit dan juga bermanfaat bagi manusia misalnya terlibat dalam pembuatan

keju, yogurt, produksi insulin, serta proses perlakuan yang berkaitan pembuangan

limbah.3

Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul

kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Isolasi mikroorganisme untuk

menjadi kultur murni dapat dilakukan dengan menggunakan media pertumbuhan.

Nutrien dalam media perbenihan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri

yaitu sumber energi, sumber karbon, sumber nitrogen, pH 7,2-7,6, potensial

oksidasi-reduksi yang tepat, garam- garam sulfat, fosfat, dan lain-lain. Umumnya

bahan yang digunakan untuk kebanyakan media mikrobiologi adalah agar,

polisakarida asam yang diekstrak dari alga merah tertentu.4

3
Siti Juariah dan Wulan Puspa Sari. 2018. Pemanfaatan Limbah Cagr Industri Tahu Sebagai
Media Alternatif. Jurnal Analis Kesehatan. Vol. 6, No. 1, h. 25.
4
Dwi Krihiziyim, dkk. 2016. Pola Pertumbuhan Staphylococc us aureus Pada Aieda Darah
Aianusia Golongan O, AB, dan Darah O, A, I, AB Sebagai Kontrol. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Kesehatan. Vol. 3 No. 2, h. 191.
Nutrient agar merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang

merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia.

Nutrient agar terbuat dari campuran ekstrak daging dan pepton dengan

menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai

pemadat, karena sifatnya mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang

berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Dalam

hal ini ekstrak beef dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena

merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangat

dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang.5

Media nutrient agar dibuat dengan tujuan sebagai media kultur isolat

bakteri. Sebelum membuat media nutrient agar, dilakukan sterilisasi petry disk di

dalam autoclave selama ± 1 jam dengan suhu 121ºC. Setelah itu, bahan media

agar dibuat dengan mencampurkan 2 gram nutrient broth (1%), dan 4 gram agar

(2%) ke dalam 200 ml air garam dan diaduk menggunakan magnetic sterer.

Setelah bahan teraduk secara sempurna, erlenmeyer ditutup menggunakan kapas

dan alumunium foil dan disterilkan menggunakan autoclave dengan suhu 121ºC

selama ± 1 jam.6

Media padat biasanya digunakan untuk mengamati penampilan atau

morfologi koloni bakteri. Banyaknya persyaratan nutrient mikroorganisme amat

beragam, namun sebagai makhluk hidup mereka mempunyai kebutuhan dasar

yang sama, yaitu meliputi air, karbon, energi, mineral, dan faktor tumbuh. Bagi

organisme bersel tuggal, air amat penting karena merupakan komponen utama

protoplasma serta wahana bagi masuknya nutrient ke dalam sel. Dalam

pembuatan medium sebaiknya di gunakan air suling, pada medium yang

5
Mlla Fatzmudm. (2017). Tingkat Kepadatan Media Nutrient Agar Terhadap Pertumbuhan
Bakteri. Staphylococcus aureus. Jurnal Analis Media Bio Sains. Vol. 4, No. 2. h. 69-70.
6
Hatopan G. Napitupulu, dkk. (2019). Bacillus sp. Sebagai Agensia Pengurai Dalam
Pemeliharaan Brachionus rotundiformis Yang Menggunakan Ikan Mentah Sebagai Sumber Nutrisi.
Jurnal Ilmiah Platax. Vol. 7, No. 1. h. 161.
mengandung pepton dan ekstrak daging, air dengan kulitas semacam ini dapat

menyebabkan terbetuknya endapat fosfat dan magnesium fosfat. Berdasarkan

pada sumber karbon yang di gunakan, sebagaian besar bakteri memerlukan

sumber energi organik seperti glukosa atau asam-asam amino. Faktor tumbuh juga

diperlukan dikarenakan di dalam faktor tumbuh terdapat komponen seluler

esensial yang tidak dapat disintesis sendiri oleh suatu organisme dari sumber

dasar karbon dan nitrogenya.7

7
Aqmarin Septian Rossita, dkk. (2015). Komparasi Media Na Pabrikan Dengan Na Modifikasi
Untuk Media Pertumbuhan Bakteri Comparison Of Medium Na Manufacturer With Na Modifications To
The Growth Medium Of The Bacteria. Seminar Nasional Biologi, IPA dan Pembelajarannya. Vol. 1. No. 2.
h. 194.
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat media pertumbuhan mikroba ini berlangsung pada

hari Kamis, tanggal 21 April 2022, pada pukul 13.00 WITA Bertempat di

Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum media pertumbuhan

mikroba ini dapat lihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Alat dan kegunaannya


No Alat Kegunaan
1. Autoklave Sebagai alat untuk mensterilkan
suatu media mikroba.
2. Gelas Beaker Sebagai alat untuk mereaksikan dan
memanaskan media.
3. Erlenmeyer Sebagai alat untuk wadah media.
4. Timbangan Analitik Sebagai alat untuk mengukur media
dalam ukuran gram.
5. Magnetik Stirer Sebagai alat untuk mengaduk dan
memanaskan media.
6. Hot Plate Sebagai alat untuk memanaskan
media agar homogen.
7. Pinset Sebagai alat untuk mengambil
media.
8. Alumunium Foil Sebagai alat untuk landasan media
saat dilakukan penimbangan.
9. Botol Scoot Sebagai alat untuk menyimpan
media yang telah homogen.
10 Spatula Sebagai alat untuk mengaduk atau
. menyimpan media kedalam gelas
beaker.
Tabel 2. Bahan dan kegunaannya
No Alat Kegunaan
1. Bubuk Natrium Agar(NA) Sebagai bahan utama untuk
membuat media.
2. Aquades Sebagai bahan untuk campuran
media saat dilakukan pemanasan.
3. Alkohol Sebagai bahan untuk sterilisasi
sebelum melakukan kegiatan.
C. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum pembuatan media pertumbuhan

mikroba dapat di lihat pada digram alir dibawah.

Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang Na sebanyak 28 gram.

Menuang aquades sebanyak 1 liter kedalam gelas beaker.

Memanaskan aquades menggunakan hot plate.

Memasukkan Na kedalam aquades sedikit demi sedikit sampai keduannya


terhomogenkan.

Menunggu hingga larutan mendidih dan tidak menggumpal.

Memindahkan larutan/ media Na yang sudah jadi kedalam botol scoot.

Memasukkan media/ larutan yang berada didalam botol scoot kedalam


autoclave dengan suhu 25-30 derajat dan lama waktu 25-30 menit.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan dari praktikum pembuatan media pertumbuhan

mikroba sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Pengamatan


No Gambar Kegiatan Keterangan
1. Menimbang Na Menimbang media natrium
agar (NA) sebanyak 28 gram
dengan menggunakan
timbangan analitik.

Sumber: Laboratorium Biologi IAIN


Kendari
2. Menuang Aquades Menuang aquades sebanyak 1
liter kedalam gelas beaker
secara perlahan.

Sumber: Laboratorium Biologi IAIN


Kendari
3. Memanaskan Aquades Memanaskan aquades yang
berada didalam gelas beaker
menggunakan hot plate dan
menunggu aquades benar-
benar panas atau mendidih.

Sumber: Laboratorium Biologi IAIN


Kendari
4. Memasukkan Na kedalam Memasukkan Na kedalam
Aquades aquades yang telah panas,
dilakukan secara perlahan agar
tidak ada Na yang terjatuh.

Sumber: Laboratorium Biologi IAIN


Kendari
5. Menunggu larutan hingga Menunggu larutan /media
mendidih mendidih dan Na tidak lagi
menggumpal dan larutan telah
homogen.

Sumber: Laboratorium Biologi IAIN


Kendari
6. Memindahkan media kedalam Memindahkan media yang
botol scoot telah terhomogenkan kedalam
botol scoot, hal ini bertujuan
agar proses sterilisasi dalam
autoclave lebih mudah dan
tidak beresiko.

Sumber: Laboratorium Biologi IAIN


Kendari
7. Memasukkan media kedalam Memasukkan media yang
autoclave berada didalam botol scoot
kedalam autoclave untuk
melakukan sterilisasi.

Sumber: Laboratorium Biologi IAIN


Kendari
B. Pembahasan

Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang

digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya.

Medium pembiakan yang digunakan untuk mengembangbiakkan bakteri

dilaboratorium dapat dibedakan dalam medium pembiakan dasar, medium

pembiakan penyubur, medium pembiakan selektif, dan cara mendapatkan

biakan murni. Sedangkan inokulasi adalah suatu cara pengembangbiakan

mikroorganisme pada medium yang cocok.

Medium NA berdasarkan konsistensinya termasuk medium padat

(solid medium), karena berbentuk padat. Sedangkan berdasarkan fungsinya

termasuk dalam medium umum digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Agar

digunakan sebagai pemadat karena agar merupakan sumber protein yang

dibutuhkan bakteri untuk melakukan pertumbuhan. Medium NA dibuat

dengan cara timbang media NA 2,8 gr dan larutkan dalam 100 mL aquades

kemudian panaskan di atas hotplate hingga homogen, kemudian sterilkan pada

autoklafe suhu 1210 C selama 1 jam guna menghindari tumbuhnya

mikroorganisme yang tidak diinginkan. Setelah sterilisasi, media dapat

dituang secara aseptis pada cawan petri steril untuk penggunaan. Sebelum

menuang media, tunggu hingga suam-suam kuku (± 40˚C) lalu dibiarkan pada

suhu ruang hingga media memadat dengan sempurna.


BAB V
PRNUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum Pembuatan Media pertumbuhan mikroba

yaitu jenis-jenis media pembiakan bakteri yaitu Nutrient Agar (NA), Nutrient

Broth, Tryptic Soya Broth (TSB), Tryptic Soya Agar (TSA), MacConkey

Agar, media agar darah (Pratiwi, 2011). Media Nutrient Agar (NA) sering

digunakan untuk media biakan bakteri di laboratorium. Medium NA dibuat

dengan cara timbang media NA 2,8 gr dan larutkan dalam 100 mL akuades

kemudian panaskan di atas hotplate hingga homogen, kemudian sterilkan

pada autoklafe suhu1 210 C selama 1 jam guna menghindari tumbuhnya

mikroorganisme yang tidak diinginkan. Setelah sterilisasi, media dapat

dituang secara aseptis pada cawan petri steril untuk penggunaan. Sebelum

menuang media, tunggu hingga suam-suam kuku (± 40˚C) lalu dibiarkan pada

suhu ruang hingga media memadat dengan sempurna.

B. Saran

Saran dari praktikan yaitu, diharapkan agar praktikan dapat disiplin

dalam melaksanakan kegiatan praktikum sehingga praktikum dapat berjalan

sesuai waktu yang diinginkan.


DAFTAR PUSTAKA

Fatzmudm, Mlla. (2017). Tingkat Kepadatan Media Nutrient Agar Terhadap


Pertumbuhan Bakteri. Staphylococcus aureus. Jurnal Analis Media Bio
Sains. 4(2). h. 69-70.
Gusman, Ery dan Firman. (2012). Identifikasi Bakteri Vibrio sp. pada udang
windu (Panaeus monodon) di Tambak Tradisional Kota Tarakan. Jurnal
Harpadan Borneo. 5(2). h. 174.
Juariah, Siti dan Wulan Puspita Sari. (2018). Pemanfaatan Limbah Cair Industri
Tahu Sebagai Media Alternatif Pertumbuhan Bacillus sp. Jurnal Analis
Kesehatan Klinikal Sains. 6(1). h. 25.
Krihariyani, Dwi. dkk. Pola Pertumbuhan Staphylococcus Aureus Pada Media
Agar Darah Manusia Golongan O, Ab, Dan Darah Domba Sebagai
Kontrol. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan. 3(2). h. 193-194.
Napitupulu H.G. dkk. (2019). Bacillus sp. Sebagai Agensia Pengurai Dalam
Pemeliharaan Brachionus rotundiformis Yang Menggunakan Ikan
Mentah Sebagai Sumber Nutrisi. Jurnal Ilmiah Platax. 7(1). h. 161.

Rositta A.S. dkk. (2015). Komparasi Media Na Pabrikan Dengan Na Modifikasi


Untuk Media Pertumbuhan Bakteri Comparison Of Medium Na
Manufacturer With Na Modifications To The Growth Medium Of The
Bacteria. Seminar Nasional Biologi, IPA dan Pembelajarannya I. 2. h.
194.
Thohari N.M. dkk. (2019). Pemanfaatan Tepung Kacang Hijau (Vigna radiate
L.) Sebagai Media Laternatif Na (Natrium Agar) untuk Pertumbuhan
Bakteri Escericia colli. Jurnal Jurusan Analis Kesehatan Sains. 6(2). h.
725-726.
DOKUMENTASI
PRAKTIKUM III
MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA
% Juaziah, Wulan Mpa dari / Jumal Analis hatan Klinika3 Sains 6(1) (2018)

fURNAL ANALIS KRSRHATAN

PEMANPAATAN LIMBAH CAGR IRDUBTRI TAHU BKBAGAI MBDIA ALTBRNATIF

IL Riau Ujung rim 73. Pekanbaiu, Riau


E-mail : sitijuariah&univrab.ac.i1/wulanpuspa244&gmaiLcom

Media yang paling seHng digunakan untuk penmiksaan inikioNk›gi salah


satunya adalah Nutrient agar k eria sebagai meAM um uxn namun harga my&a
Diterima 20a 8 tersebut inahaL Limbah cair tahu adalah salah satu bahan alami yang inengandung
N\N 7 20. 8 jvntein cukup tinggi dan harganya imirah setm tara limbahnya behim

dan jumlah kokmi pa sta Bacillus . pada media aheinatif dari limbah cair tahu.

Bedasarkan has‘'d yewMtMn, karate risW kokmi Bacillus sp. pada meAM Nutrient
agar dan media limbah carry tahu berbentuk bulat, e$•vasi datar, tepid kolorii tklak

tahu, Bacillus sp.. my&a Nutrient agar herdiameter 1 — JS mm dan ber•uama putih , sedangf:an pada
media limbah cair tahn berukuran 2,5 mm Adapun total kokmi media limbah cair
tahu pada i:m nasi &% pada pengenceran ION dan Nutrient agar pada
pengulangan I , dan 2, It-aunt yaitu 102 x 10“ CPU/inL. Hasil penelitian ini
disimpulkan bahwa media limbah cair indusni tahu dapat digunakan sebagai media

Kata kuncl. Media aheinatif, fimbah cair, indusni tahu, Bacillus sp.

Cllr @ /R zrmñ commons tied medin /nr micznbin/ngy examination i z Nutrient zo


that becamxe az a general medin, /R medin prices are expensive. Y /igiud matte
ii one @ /R natural ingredients /W/ oontai ri high enough proteiri and la w prices
irM le /R wns/e As rim/ Wren used optimall y. Yhiz Andy mms /n de/eiznine /R
characters xticz and number of colonies iri Bacillus zp. on n//einn/n'e medin /znm
/igiud matte. Yhiz research can conducted diy using laboratory experimental
all Zinnd rim /R ze u//s Q /R Andy, cWmc/eziñics @ /R Bacillus y. rim
Nutrient medin en that the mednim @ / /igiud matte i z mend, flat elevation, the
edges @ /R column nze uneven, /R surface i z rough and riot xlimy. Yhe size and
color of bacterial colonies on Nutrient medin en that tLey are I to 2.5 mm iri
diameter and white, while iri the mednim @ / /igiud matte measuring 2.5
The total colony of /igiud write medin firm n/ 896 en cenfm/inn n/ /0•d di/ii/inn
NutrteN that at tepeti for I, 2, texpecttvel y 102 x I0•d CFU / mL Yhe

zd . Alteznahm zrzed¥o, liquid a›aste, tofn ¥z4dzra/ , Bacillus sfi’

24
Citi Junriah, WuRri Pusp dari / Jurnet Amlis Kesehatan Kfinikai Sairis 6(1) (2018)

& 2018 UniversitasAbdurrab

ISSN 2338-4921
JI Riau Ujung m 75. Pekarf›ani,
Riau

Mikroorganisme sangat eat kaitanuya dengan kehidupan manusia. Beberapa diantaranya


dapa msoyebabkaopaogeoba/ mm a, halitu+eqa& dañmañh admya kaxs
keacxmm yaog dbsbabkmi oleh nrdmuam daopeoggumao baflv tmmbaflw bu)Jw
uotukm:flmoao ymog dapat menyebabkan puiyakit dan juga bermanfaat bagi manusia misalnya
terlibat dalam pembuatan keju, yogurt, produksi insulin, serta proses perlakuan yang berkaitan
pembuangan limbah. (Cappucino dan Sherman, 2014).
Media menipakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang digunakan untuk
wnumbuhJr en mikroorganisme baik dalam mengkultur bakteri, jamur, dan mikroorganisme
lain. Suatu media dapat menumbuhJr en mikroorganisme dengan baik bila memenuhi
persyaratan antara lain kelembapan yang cukup, pH yang sesuai, kadar oksigen baik, media
steril dan media harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan mikroorganisme.
Unsur-imsur yang dibutuhkan mikroorgauisme untuk pertumbuh en meliputi karbon, niDogeq
unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zu, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan
Fe, vitamin, air, dan energi. Adapim jenis media pertumbuhan dapat benipa media cair, media
kental {padat), dan media semi padat (Dwidjoseputro, 2(O5).
kfxlia yang umum digumikan untuk menumbuhJr en mikroorganisme di laboratorium
seperti bakteri adalah media (NA) Nutrient aha r. Mud Aaya harga media serta melimpahnya
'amiber alam dan pmianfaatan limbah yang dapat digunakan sebagai media pertumbuh en
mikroorganisme mendorong para peneliti untuk menemukan media altematif dari bahan-bahan
yang mudah didapat dan tidak memerluJr en biaya yang mahal. Bahan yang digunakan harus
wngandung nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri seperti karbohidrat dan
protein.Berbagai sumber protein juga berhasil digunakan sebagai media altematif pulumbuhan
mikroorganisme.
Tahu menipakan makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat indonesia, rasanya
yang enak, hargauya yang relatif murah dan kandungan proteinuya yang tinggi mepjadikan tahu
wlekat sebagai juluJr en makanan rakyat. Produksi tahu masih dilakuJr an dengan teknologi yang
sederhana yang sebagian dibuat oleh para pengrajin sendiri maupun oleh industri kecil, dan dahm
skala industri rumah tangga atau industri kecil, sehingga tingkat efisiensi penggunaan smiber
daya yaitu air dan butt en kedelai dirasakan masih rendah dan tingkat produksi limbahnya sangat
tinggi (Amalia, dkk 2011).
&berapa peneliti melakukan penelitian untuk menemukan media altematif salah satunya
dengan sumber karbohidrat. Berbagai sumber protein lain juga berhasil digunakan sebagai media
altematif pertumbub an mikroorganisme. Seperti yang dilakuJr en oleh Arulanautham (2012) yang
wnggunakan beberapa biji dari suku Leguminoseae yaitu kacang tuuggak, kacang hijau, kacang
iuxlelai hitam, dan kedelai untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri seperti Escfiericfiio ccii,
Bacillus sy'., Stay'hylsococcus sy'., Klebsiella sy'. daa Pseudomonas sy'. SeWi n bakteri, bahan-
tnhan tersebut juga dapat digunakan sebagai media pertumbuhan jamur {Ravimannan, 2014).
Menunit Tharmila dkk (2011). Limbah ampas tahu selama ini hanya dijadikan makanan
Rmak. Setiap kilogram iuxlelai akan menghasilkan limbah cair berkisar antara 1,5 — 2 liter.
Oleh karena itu limbah cair industri tahu dapat digunakan sebagai media altematif pertumbuhan
bakteri seperti Eucifhis sp. Limbah tahu masih memiliki kamlungan organik yaitu protein (40%
-
son , mwua t tzsz-son , new t ion .

25
POLA PER"I’UAIBUHAN Staphylococc us aureus
PADA AIEDIA A€iAR DARAH AIANUSIA €iOLON€iAN O, AB,
DAN DARAH DOAIBA SEBA€iAl KON"I’ROL

Dw'i Krihiziyim i', Evy Dirt \Voelansizi', Entu y Kurniaw'im'


' Poltekkes Kenienkes S uraba y a
'Poltekkes Kenienkes Bandun g
Eiiuiil. Jii rJi‹ri ri'‹rnr CJ i'‹rJi‹›‹›.‹ ‹›. rJ
PENDAH Ip IqN
3 No. hnl .- 191•200

Untunxtya bahan yang digixiakan


sebagai berikut 1. Nutrient Agar
ixituk kebanyakan media mikrobiologi
Plum.Medium tersebut penting untuk
adalah agar, polisakarida asam yang
mengetahui afanya pembentukan
diekstrak dari alga merah tertentu (Jawetz
pigmen dan Staphylococcus auraus
dkk, 2005).
akan membentuk pigmen her-wanna
kiuiing emas. Koloni yang tumbuh
Staphylococcus auraus meru pakan se1
berbentuk bulat, berdiameter 1-2 mm,
bertniituk bola dengan garis tengah
konveks dengan tepi rata, permukaan
sekitar 1 pin dan tersusiui dalam
mengkilat dan konsistensi liuiak. 2.
kelompok-kelompok tak beraiiran. Meâia agar Oral Untuk pertumbuhan
Pada biakan cair tampak juga kokus optimum bakteri Staphylococcus
tiuiggal, berpasangan, bertniituk tetrad diperlukan 11 asam amino. Bakteri ini
dan berbentuk rantai. Kokus muda juga tidak dapat tumbuh pada media
fersifat gram positif kiiat, sedangkan sintetik yang tidak mengandung asam
pada biakan yang lebih tiia, banyak se1 amino atau protein. Selain asam amino
menjadi gram negatif. Staphylococcus atau protein, Staphylococcus juga
aureus tidak fergerak dan tidak memerlukan vitamin misalnya
membentuk sport Oleh pengaruh obat- threonin, asam nikotinat dan biotin.
obat seperti penisilin, Pala media agar darah, kebutuhan akan
Staphylococcusaureus dilisiskan protein tercukupi dengan hanya
(Jawetz, dkk 2005). penambahan darah. Darah yang
Suhu optimal iuituk membiakkan biasanya digunakan adalah darah
Staphylococcus nd al ah 28-38'C aau mamalia Koloni yang tumbuh tampak
sekitar 35 C, namiui pembentukan besar, sedang, kecil, bersama putih
pigmen yang paling baik alalah pala hingga kekuningan, cembiuig,
suhu kamar (20 °C — 25 °C). Apabila permukaan mengkilat dan pala galur
bakleri tersebut diisolasi dari seorang yang ganas biasanya memberikan zona
penderita, suhu optimal yang diperlukan hemolisa yang jernih di sekitar koloni
alalah 37'C. pH Optimal iuituk yang mirip dengan koloni
pertumbuhan Staphylococcus aureus Streptococcus z-Gmolyticus (Sjwkoer
adalah 7,4. Pada umumnya dkk, 2003).
Staphylococcus dapa tumbuh pxla
medium-medium yang biasa dipakai di
laboratorium bakteriologi, misalnya
KO84PARASI 84EDIA NA PABRIKAN DENGAN NA
84ODIFIKASI UNTUK 84EDIA PERTU84BUHAN BAKTERI
CG84PARISON OF 84EDI U84 NA 81ANUFACTURER
WITH NA 84ODIFICATIONS TO THE GROWTH 84EDI U84
OF THE BACTERIA

Aqmarin Septian Rossita'*Kukuh JYlunanda r'*Saw'itri Koma rayanti"*


Program Studi Pendidikan Biologi, FK IP, Unive it as Al uhaniniadijah
Jeniber.
Email: .Aqniann25(‹j,gniai1.cont

ABST RA K
Penelitian ini bertuj uan untuk niengetahui perbandingan media N.A
pabnkan dengan media N.A niodilika si sebagai media pertunibuhan bakten.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian Kuantitatil’ dengan desain koniparasi,
pamnieter j ang dianiati adalah koloni bakten y-ang tunibuh pada media N.A
niodilikas i maupun Al edia N.A Pabnkan berdasarkan perhitungan sa cara u atistik
media y-ang di tunibuh i bakten berkisar 30-300 koloni. Berdasarkan tehnik
analisis data jumlah koloni jang di dapatkan N.A pabnkan 1 10 koloni, N.A
niodilikasif 1 ) 1 M,
N.A niodilikasi f 2) 1 64, N.A niodilikasi f 3) 22 0, N.A niodilikasif4) 235.
Berdasarkan hasi1 diatas maka Al edia N.A klodilika si nienunj ukan hasil jang
tidak jauh berbeda dengan media N.A pabnkan sehingga N.A niodilikas i dapat
di gunakan sebagai alternative media penunibuh bakten di laboratonuni.

Kai a kiinci : NA Pabnkan, NA Al odilikasi, Al edia Tunibuh Bakten

ABSTRACT
This study ents to detemiine the c onipamtive media N.A nianul’acturer
with the media N.A modifications as a grow th medium for bacteria. This
Research type is Quantitative research with the design of’ the conipan son, the
observed pamnieters are the bacterial colonie s that grow on media N.A
modification or Al edia N.A Al anul'acturer based on the cal culation under the
u atistic s the media on the overgrow n bacteria mnged l’roni 30-300 colonies.
Ba sed on the techniques of’ data analysis the number of’ colonies in the get
N.A nianul'acturer 1 10 the colony, the N.A niodilicationsf 1 ) 144, the N.A
modifications f 2) 1 M, N.A modification f 3) 2 20, N.A niodilicationf 4) 235.
Base d on the result s above, th e media N.A modification show ed th at the
result s are not much dili’erent with the media N.A nianul'acturer so that the
N.A modifications c an be used as altemativ e media grow er of’ bacteria in the
laboratory

Keyw'ord : NA Al anul’acturer N A modifications, a Al edia to Grow Bacteria.

S N B g b U b
Media NA {Nutrient Agar) modifikasi adalah media tanam bakteri yang
terbuat dari ekstrak daging, daging yang di gunakan untuk membuat media ini
adalah daging ayam boiler, ayam buras, lambing gibas, dan sapi lokal.
Banyaknya persyaratan nutrient mikroorganisme amat beragam, namun
sebagai makhluk hid up mereka mempunyai kebutuhan dasar yang sama, yaitu
meliputi air, karbon, energi, mineral, dan faktor tumbuh. Bagi organisme bersel
tuggal, air ainat penting karena merupakan komponen utama protoplasma serta
wahana bagi masuktiya nutrient ke dalam eel. Dalam pembuatan medium
sebaiknya di gunakan air suling, pada medium yang mengandung pepton dan
ekstrak daging, air dengan kulitas semacam ini dapat menyebabkan terbetuktiya
endapat fosfat dan magnesium fosfat. Berdasarkan pada sumber karbon yang di
gunakan, sebagaian besar batten memerlukan sumber energi organik seperti
glukosa atau asam-asam amino. Faktor tumbuh juga diperlukan dikarenakan di
dalam faktor tumbuh terdapat komponen seluler esensial yang tidak dapat
disintesis sendiri oleh suatu organisme dari sumber dasar karbon dan
nitrogenya.bagi banyak batten kebutuhan berupa faktor tumbuh sudah dapat
dipenuhi oleh ekstark daging (Hadioetomo 1990: 44-45).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komparasi media NA
{Nutrient Agar) pabrikan dengan NA {Nutrient Agar) modifikasi atau buatan
sendiri sebagai media pertumbuhan bakteri di laboratorium. Manfaat yang di
harapkan dari penelitian ini adalah dapa tmemberikan informasi kepada guru
biologi dalam pembuatan media tanam batten menggunakan bahan yang relatif
murah dan mudah di dapat.

METODE
Denis penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Penelitian
dilakukan pada tanggal 24 April hingga 1 Mei 2017 di Laboratorium
Mikrobiologi Universitas Negeri Jember.Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu koparasi. Pengamatan dilakukan dengan menghitung
koloni bakteri yang tumbuh pada media NA pabrikan sebagai kontrol dan NA
modifikasi. Analisis data yang digunakan yaitu uji T.

Seminar Nasional Biologi, IPA dan Pembelajarannya IUM Jember


JURNAL TEKNOLOGI LABORATORIUM
(www.teknoIabjcurnaI.com)
Vol.5. No.2. Septem ber 2016. pp. 72 - 73
ISSN. 2338 — 5634 (printl

Modification Of Carry-Blair Transport Media


For Storage Safmoneffa typhi
Ya\i Supria\in* , Muq ni Rah aw • 2

2
Sekolah Tin ggi An alis Bak\i Asih,
JI.Padasuka A\as No.233, Bandung, 40192, Ind onesia.
Em ail : ya\isupria\in . g mail.com

aBszRaCT

The aim of this study was to determ ine transport m edia modification as alternativ e media
to r eplace Carry Blair. One type of transport media that often use to carry faeces specim ens
suspected to contain Sa/mane/la typhl is Carry -Blair m edia. Studies have been conducted exp
erim entally by storing 8aImoreIIa typhl on alternativ e transport media with Peptone composition.
disodium Phosphate. Sodium chlor ide. Calcium chloride. which is made using a sem i-solid
and Carry- Blair as a control. Three v ar iety of storage was done (0 hour.6 hours.9 hoursl at a
temperature 4’-8’C and then Sa/mane/la typhl w as inoculated in Salm onella Shigella Agar using
spread plate technique incubated during 24 hours at 37’C. counted the number of colonies by the
plate count method using the colony counter. The r esult s of ANOVA could be concluded that
modification media could be use as alternativ e media r eplace Carry - Blair at 6 hours. Based on
regression corr elation test was as sum ed that the 8aImoreIIa typhl bacteria still life at less than 11
hours 54 minutes.

Key word : Tran sfor\ m edia Carry-Blair, Salmonella typhi, Media modifi ca\i on

1. Pendahulu an

Med ia m erupak an bahan yang dapat digunakan sebag ai \empa\ per\umbuhan


mikroorg anisme seper\i bak\eri. Beberapa jenis bak\eri dapat hidup baik pada m edi a
yan g sangat sederh ana, yang hanya m engandun g garam anorg anik di\ambah sumber
karbon organik seper\i gula, nam un ada pula bak\eri yang mem erluk an sua\u med ia
yan g sangat komplek s selain m engandun g sumber karbon dan ni\rog en juga perlu
pen amb ahan darah a\au bah an-bahan komplek s I ainnya, namun yang \erpen\in g m edi a
haru s m engandun g nu\risi yang merupakan subs\ansi deng an beras m olekul rendah dan
mu dah laru\ dal am air.Nu\ri si dalam m edi a harus mem enuhi kebu \uhan dasar m akhluk
hid up [1]. Carry•Blair sering digunakan un\uk pengumpulan dan peng angku\ sampel
feses yang beras al d ari du bur un\uk m enj aga kelangsungan hidup Salmonell a dan
shigella dalam feses. Media ini memiliki po\ensi ok sidasi / reduk si rendah, yang
menjamin kelangsungan hi dup bak\eri un\uk j angka wak\u yang lama. Med ia Carry•Blair
merupakan media yang bisa dibuat dengan cara menimbang bubuk m edia Carry•Blair
den gan neraca an ali\ik sesuai dengan volum e yang akan d ibua\. Berdasarkan fungsi
dari m edia Carry•Blair, m edia ini term asuk m edia \ranspor\. Med ia \ranspor\ ad alah
media yang memiliki fung si un\uk m elindungi mi kroorg ani sme supaya \e\ap hi dup
selama perjal anan apabila pem erik saan \erpak sa di\und a. Semua spesimen yang
memerluk an pen girim an lebih d ari sa\u jam harus men ggunak an m edi a ini dan proses
pen girim an m eng gunakan cool box pada suhu 4-8uC. S\andar wak\u penyimp anan
pad a media \ranspor\ adalah 6-8 jam. Jika diliha\ dari

Modificatio i of Carry . . . (Yati S ipriatii )


Vo14,No.lSepmnber2O}7,pp.dt 73
SSN:2d6G2d56 MEnM
SSN:A5GA5(It

TINGKAT KEPADATAN MEDIA NUTRIENT AGAR


TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
SZ'APHYLOCOCCIrS AUREUS
Mlla Fatzmudm', Nurul Inayatfi, Rolutd’

Received Jul I2‘, 20I7


Revised Aug , c/oâxi/coz ozt zt dezensziniztg serezo/ grozrpâ @ ozgoni zne 7Ae
20I’7 coloring results reflect basic alto:I complex d@erenceâ zt 6acZezio/
cells fce// wo// zZzzrcZzrze¿ zo Z/uzZ Z cost d v de ZAe 6acZezio
nYo 2

agar ruirzienf medin


Nutriem agar,
supple nod wns puze 5/nphy/ococcus nuzeus io/n/e. FR let wns
entered on/, ruime/y /R One Wny dnnvn ñn/is/icn/ let. FR dn/n
collected is /R number of colonic z that g rzzeP o n Nutrient agar
medin f'y ridding agar 2%, 2.5%, 3%, and 3.5% after incubation at
37oC for
/ z 2d mix Ae u//z• F rom /R ze u//s @ /R Judy Owed /R

colonic z on nu/rienf medin ngnr mi/h n concenfm/ion @ 2.596, 3%,


and 3.5% did nor n zignificant diQezence f'ecnuu rd
pmbabili fy un/ue nine 0.237> 0.05. Size is no Dec/ @ngnr nu/zienf
medin concenfm/ion on /R gmiv/h @ 5/nphy/ococcus nuzeus

dinding eel), sehingga dapat inembagi bakteri menjadi 2 kelompok, yaitu bakteri Grain-positif dan bakteri
Grain-mgatif. Salah satu contoh bakteri Gram-positif adalah Staphylmxxx:us aureus. T\ijuan penelitian ini
bemijuan untuk inelihat Pengani4i kortmna:i media nutrient agar terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylmxxx:us aureus. Sainpel yang digunakan adalah imlat mumi Staphylmxxx:us aureus. Uji yang
dilakukan yaitu dengan uji statistik One Way Ariova. Data yang dikumpitkan yaitu Jumlah koloni yang
tumbuh pada media Nunient agar dengan penainbahan agar 29£, 2,59£, 39£, dan 3,59£ setelah diinkubasi
pada suhu 37'C selama I x 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan hasil analisis One Way Ariova pada
jumlah koloni bakteri pada media nutrient agar dengan konmnasi agar 2J9t 39t , dan 3J9t tidak memiliki
perbedaan yang bermakna karena nilai probabilitasriya 0,237 > 0,05. tidak ada pengani4i kortmnasi media
minient agar terhadap pertumbuhan bakteri Staphylmxx:cue aureus.

Nunient agar merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan perpaduan antara bahan
alainiah dan senyawa-senyawa kimia. Nunient agar terbuat dari cainpuran ekstrak daging dan pepion dengan
menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatriya mudah

Anda mungkin juga menyukai