Anda di halaman 1dari 21

SISTEM TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

Pada postingan kali ini akan diulas tentang sistem transportasi pada tumbuhan.
Pengertian transportasi pada tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat
keseluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah, penyerapan air dan zat hara
terlarut didalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi proses
pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem yang
merupakan alat transportasi pada tumbuhan tingkat tinggi.

Tumbuhan memerlukan berbagai macam zat untuk kelangsungan hidupnya. Zat-zat tersebut
sebagian besar diambil dari lingkungan, misalnya mineral, air, karbon dioksida, dan oksigen.
Tumbuhan tingkat tinggi mengambil oksigen dan karbon dioksida melalui daun. Air dan garam-
garam mineral diserap oleh tumbuhan dari dalam tanah melalui rambut-rambut akar yang
terdapat pada epidermis akar. Tumbuhan mengambil air, karbon dioksida, dan oksigen dengan
cara difusi, osmosis, dan transpor aktif.

Tumbuhan membutuhkan air sepanjang hidupnya. Setelah diserap akar, air digunakan dalam
semua reaksi kimia, mengangkut zat hara, membangun turgor, dan akhirnya keluar dari daun
sebagai uap atau air. Tumbuhan mempunyai sistem pengangkutan (transportasi) air dan garam
mineral yang diperoleh dari tanah agar air tetap tersedia.

Proses transportasi pada tumbuhan tingkat tinggi menggunakan dua macam cara pengangkutan
air dan garam mineral yang diperoleh dari tanah, yaitu ekstravaskular dan intravaskular.
Pengangkutan ekstravaskular adalah pengangkutan di luar berkas pembuluh. Pengangkutan ini
bergerak dari permukaan akar menuju ke bagian-bagian yang letaknya lebih dalam dan menuju
ke berkas pembuluh. Sementara itu, pengangkutan intravaskular adalah pengangkutan melalui
berkas pembuluh dari akar menuju bagian atas tumbuhan.

1. Sistem Transportasi Pada Tumbuhan Secara Ekstravaskular (Proses Pengangkutan


Ekstravaskular)
Pada sistem transportasi tumbuhan ini, air akan masuk melalui sel epidermis akar kemudian
bergerak di antara sel-sel korteks. Air harus melewati sitoplasma sel-sel endodermis untuk
memasuki silinder pusat (stele).
Setelah sampai di stele, air akan bergerak bebas di antara sel-sel. Cara transportasi dalam
pengangkutan air dan mineral secara ekstravaskular ada dua macam, yaitu apoplas dan simplas.

Ilustrasi sistem transportasi pada tumbuhan simplas dan apoplas (Sumber Gambar :
biologigonz.blogspot.com)

Sistem transportasi pada tumbuhan dengan cara apoplas adalah menyusupnya air tanah secara
difusi bebas atau transpor pasif melalui semua bagian tidak hidup dari tumbuhan, misalnya
dinding sel dan ruang-ruang antarsel. Transportasi apoplas tidak dapat terjadi saat melewati
endodermis sebab dalam sel-sel endodermis terdapat pita kaspari yang menghalangi air masuk ke
dalam xilem.

Pita kaspari ini terbentuk dari zat suberin (gabus) dan lignin. Oleh karena itu, apoplas dapat
terjadi di semua bagian kecuali endodermis. Air yang menuju endodermis ditranspor secara
simplas melalui sel peresap.

Kebalikan dari transportasi apoplas adalah transportasi simplas. Sistem transportasi pada
tumbuhan dengan cara simplas adalah bergeraknya air tanah dan zat terlarut melalui bagian
hidup dari sel tumbuhan. Pada sistem simplas ini perpindahan terjadi secara osmosis dan transpor
aktif melalui plasmodesmata.
Transportasi simplas dimulai dari sel-sel rambut akar ke sel-sel parenkim korteks yang berlapis-
lapis, sel-sel endodermis, sel-sel perisikel, dan akhirnya ke berkas pembuluh kayu atau xilem.
Pengangkutan mineral melalui transpor aktif. Mineral mampu masuk ke dalam akar karena
melawan gradien konsentrasi, yaitu dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah berkonsentrasi
tinggi.

Gambar Skema Proses Pengangkutan Ekstravaskular Secara Simplas Dan Apoplas (Sumber :
biologigonz.blogspot.com)
2. Sistem Transportasi Pada Tumbuhan Secara Intravaskular (Proses Pengangkutan
Intravaskular)
Pengangkutan intravaskular adalah pengangkutan melalui berkas pembuluh (xilem) dari akar
menuju bagian atas tumbuhan. Pengangkutan air dan mineral dimulai dari xilem akar ke xilem
batang menuju xilem tangkai daun dan ke xilem tulang daun.

Pada tulang daun terdapat ikatan pembuluh. Air dari xilem tulang daun ini masuk ke sel-sel
bunga karang pada mesofil. Setelah mencapai sel-sel bunga karang, air dan garam-garam mineral
disimpan untuk digunakan dalam proses fotosintesis dan transportasi. Transportasi pada trakea
lebih cepat dari pada transportasi pada trakeida.

Ada beberapa jenis tumbuhan yang tidak mempunyai trakea sehingga trakeida merupakan satu-
satunya saluran pengangkutan air tanah. Tumbuhan yang tidak mempunyai trakea misalnya pada
tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji terbuka. Pengangkutan air dan mineral dari bawah ke atas
tubuh tumbuhan oleh xilem mengikuti beberapa teori sebagai berikut.
 Teori vital. Teori vital menyatakan bahwa perjalanan air dari akar menuju daun dapat
terlaksana karena adanya sel-sel hidup, misalnya sel-sel parenkim dan jari-jari empulur di
sekitar xilem.
 Teori Dixon Joly. Teori Dixon Joly menyatakan bahwa naiknya air ke atas karena tarikan
dari atas, yaitu ketika daun melakukan transpirasi. Air selalu bergerak dari daerah basah
ke daerah kering.
 Teori tekanan akar. Teori tekanan akar menyatakan bahwa air dan mineral naik ke atas
karena adanya tekanan akar. Tekanan akar ini terjadi karena perbedaan konsentrasi air
dalam air tanah dengan cairan pada saluran xilem. Tekanan akar paling tinggi terjadi pada
malam hari dan dapat menyebabkan merembesnya tetes-tetes air dari daun tumbuhan
(gutasi).

Gambar Skema Proses Pengangkutan (transportasi) Air Dari Akar Menuju Ke Batang Dan Daun
(Sumber : vansaka.blogspot.com)
Pada dasarnya, sistem transportasi pada tumbuhan untuk mengangkut air dan mineral dari tanah
ke dalam tumbuhan melibatkan tiga proses sebagai berikut.
a. Proses Osmosis

Pengertian osmosis adalah proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah
(hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membran semipermiabel.
Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat
tertentu yang larut di dalamnya. Keadaan tegang yang timbul antara dinding sel dengan dinding
isi sel karena menyerap air disebut turgor, sedang tekanan yang ditimbulkan disebut tekanan
turgor.

Untuk sel tumbuhan bersifat selektif semipermiabel. Setiap sel hidup merupakan sistem osmotik.
Jika sel ditempatkan dalam larutan yang lebih pekat (hipertonik) terhadap cairan sel, air dalam
sel akan terhisap keluar sehingga menyebabkan sel mengkerut.

Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati
membran yang bersifat selektif permeabel. Dalam sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik
(larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan
konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi
terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air
melewati membran sampai kedua larutan seimbang.

b. Proses Difusi

Pengertian difusi adalah perpindahan zat-zat atau molekul-molekul dari daerah konsentrasi tinggi
(hipertonik) ke konsentrasi rendah (hipotonik). Misal pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 saat
pernafasan, penyebaran setetes tinta dalam air.

Difusi dapat berlangsung dalam sel-sel hidup, termasuk pada sel tumbuhan. Telah diketahui
bahwa isi sel hidup adalah protoplasma yang merupakan satu larutan. Tubuh tumbuhan dibangun
oleh sel-sel tumbuhan yang setiap selnya memiliki dinding sel dari selulosa. Dinding tersebut
umumnya bersifat permeabel sehingga dapat dilewati air dan zat-zat telarut di dalamnya.

Faktor yang mempengaruhi difusi antara lain :

1. Suhu, semakin tinggi suhu, maka difusi makin cepat


2. BM, semakin besar, maka difusi semakin lambat
3. Kelarutan dalam medium, semakin besar maka difusi semakin cepat
4. Beda potensial kimia, semakin besar maka difusi makin cepat

Ilustrasi Proses Difusi Dan Osmosis (Sumber : hangdinhnoimoi.wordpress.com)


c. Proses Transpor Aktif

Pengertian transpor aktif adalah pengangkutan zat-zat menembus membran impermeabel dan
melawan gradien konsentrasi, dengan bantuan energi dari ATP dan protein kotranspor. Transpor
aktif adalah pengangkutan zat dengan bantuan energi. Sumber energi yang digunakan berasal
dari ATP dan ADP. Contoh, pengangkutan glukosa dalam tubuh. Glukosa tidak dapat menembus
membran sel sebelum diaktifkan oleh ATP atau ADP. Dengan mengubah glukosa menjadi
glukosa fosfat. Untuk membentuk glukosa fosfat diperlukan energi pengaktifan yang tersimpan
dalam ATP.
Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya

1. Tumbuhan terdiri atas beberapa bagian, antara lain;


a. Akar; berfungsi untuk menyerap air dan mineral serta mengukuhkan tumbuhan. Beberapa
tumbuhan tertentu, akar tidak hanya berfungsi menyerap air dan mineral, tetapi juga
berfungsi sebagai penyimpanan cadangan makanan (tumbuhan umbi-umbian). Dan ada
juga yang berfungsi membantu penyerapan oksigen di udara (tumbuhan bakau).
Berdasarkan bentuknya, terdapat dua jenis akar, yaitu
- Akar serabut biasanya dimiliki oleh tumbuhan jenis monokotil (biji berkeping
tunggal). Misalnya, padi, jagung, dan kelapa.
- Akar tunggang biasanya dimiliki oleh tumbuhan jenis dikotil (biji berkeping dua).
Misalnya, mangga, jambu, jeruk, dan kacang-kacangan.
b. Batang; berfungsi sebagai tempat munculnya daun, bunga, dan buah. Di samping itu,
batang juga berfungsi untuk mengedarkan mineral dan air yang diserap akar, serta zat
makanan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh.
c. Daun; berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Daun banyak
mengandung zat warna hijau (klorofil). Daun terdiri atas tangkai daun dan helaian daun.
Di samping bagian-bagian tersebut, ada beberapa jenis tumbuhan yang mempunyai
pelepah pada daunnya.. Berdasarkan susunannya, daun mempunyai susunan tulang daun,
yaitu;
 Tulang Daun Menyirip; tulang daun seperti sirip ikan. contoh ; daun mangga,
daun jambu, nangka.
 Tulang Daun Menjari; berbentuk sepert jari terdapat pada daun singkong (satu
tulang daun besar dan bentuk daunnya pun berbentuk seperti jari). contoh:
singkong, pepaya, jarak.
 Tulang Daun Sejajar atau lurus; berbentuk seperti garis-garis sejajar mulai dari
pangkal daun hingga ujung daun. Biasanya bentuk daunnya panjang-panjang.
Contohnya, jagung, tebu, padi, dan alang-alang.
 Tulang Daun Melengkung; bentuk tulang daun melengkung seperti garis-garis
lengkung. Ujung-ujung tulang daun melengkung terlihat menyatu. Contohnya
adalah daun sirih, eceng gondok dan daun genjer.
d. Bunga; merupakan alat perkembangbiakan, bagian-bagian yang ada di dalam bunga, yaitu;

 Tangkai Bunga; bagian bawah bunga. Tangkai ini berperan sebagai penopang bunga
dan sebagai penyambung antara bunga dan batang atau ranting.
 Kelopak Bunga; bagian yang melindungi mahkota bunga ketika masih kuncup.
Biasanya, bentuk dan warnanya menyerupai daun.
 Mahkota Bunga; memiliki warna bermacam-macam sehingga disebut perhiasan
bunga. Warna yang menarik itu berguna untuk memikat kupu-kupu atau serangga
lainnya (membantu dalam proses penyerbukan) agar hinggap pada bunga.
 Putik (alat kelamin betina); di bagian tengah-tengah bunga dan biasanya dikelilingi
oleh benang sari. Putik terdiri atas kepala putik (tempat terjadi proses Penyerbukan)
dan tangkai putik (di bagian yang akan menjadi buah dan Biji).
 Benang Sari (alat kelamin jantan); pada bagian tengah bunga yang berdekatan
dengan mahkota bunga, bersifat ringan dan mudah terbang tertiup angin.. Terdiri atas
tangkai sari dan kepala sari (dihasilkannya serbuk sari). Dapat menempel pada kaki,
kepala, dan tubuh kupu-kupu atau serangga yang hinggap.
f. Buah (melindungi biji) dan Biji (calon tumbuhan baru); merupakan hasil dari penyerbukan
dan pembuahan antara serbuk sari dan putik. Buah terdiri atas daging buah dan biji. Biji
berkeping satu (monokotil) biji berkeping dua disebut (dikotil).

Struktur Anatomi serta Bagian-bagian Akar, Batang dan Daun beserta Fungsinya

Berikut ini merupakan pembahasan tentang susunan jaringan akar, susunan jaringan batang,
susunan jaringan daun, anatomi daun, anatomi akar, anatomi batang, struktur akar, struktur
batang, struktur daun, bagian bagian akar, bagian bagian batang, bagian bagian daun, fungsi
akar, fungsi batang, fungsi daun.

Struktur Anatomi Jaringan di Akar, Batang, dan Daun


Sebelumnya kamu telah mengetahui berbagai alat tubuh tumbuhan, yaitu akar, batang, dan daun.
Bagaimanakah susunan jaringan di alat tubuh tumbuhan itu? Untuk mengetahuinya, pelajarilah
uraian berikut ini.

a. Struktur Jaringan di Akar

Bila sepotong akar kamu sayat secara melintang dan diamati dengan mikroskop, akan tampak
jaringan-jaringan pokok yang menyusunnya, yaitu dari luar ke dalam berturut-turut adalah
epidermis, korteks, endodermis dan silider pusat (stele). Tentu saja terdapat variasi antara
berbagai jenis tumbuhan dan antara akar muda dan akar tua.
Sel-sel epidermis akar berdinding tipis dan berfungsi sebagai penyerap air. Sebagian sel
epidermis mengalami modifikasi membentuk rambut akar yang membantu memperluas bidang
penyerapan.

Gambar: Struktur Anatomi Akar Dikotil

Bagian korteks pada akar terdiri atas jaringan parenkim. Ciri-cirinya adalah terdapat ruang
antarsel untuk transportasi gas dan penampung oksigen yang diperlukan dalam respirasi sel.

Pada bagian stele terdapat berkas jaringan pengangkut yaitu xilem dan floem yang letaknya
bergantian dan tersusun dalam lingkaran.

Jaringan meristem terdapat di ujung akar yang diikuti dengan daerah pemanjangan. Di ujung
akar terdapat tudung akar/kaliptra. Tudung akar terdiri dari sel-sel parenkim yang berdinding
tipis.Fungsinya adalah sebagai pelindung jaringan meristem dan mengatur arah pertumbuhan
akar.

b. Struktur Jaringan di Batang

Struktur anatomi batang mirip dengan akar, yaitu tersusun dari jaringan epidermis, jaringan dasar
(parenkim), dan jaringan pegangkut. Epidermis batang biasanya terdiri dari satu lapisan sel.
Epidermis ini sering mengalami modifikasi menjadi trikoma dan stomata. Pada batang yang
sudah dewasa, stomata menghilang dan digantikan dengan lentisel. Lentisel merupakan pori
penghubung ruang antarsel dalam batang dengan udara lingkungan. Di sebelah dalam epidermis
terdapat korteks. Korteks tersusun dari jaringan parenkim. Jaringan penguat kolenkim dan
sklerenkim juga sering ditemukan pada korteks. Di sebelah dalam korteks terdapat silinder
pusat/stele yang tersusun oleh jaringan parenkim berbentuk jari-jari empulur.

Gambar: Struktur Batang Monokotil

Batang monokotil umumnya tidak bercabang, tidak berkambium, dan beruas-ruas. Susunan
berkas pembuluh angkut tersebar atau tidak teratur. Bagian luar batang monokotil sering ditutupi
oleh epidermis yang memiliki stomata, misalnya pada jagung. Di bawah epidermis terdapat
seludang sklerenkim yang membantu mengokohkan batang. Batang monokotil tidak mengalami
tumbuh membesar karena tidak memiliki meristem sekunder. Batang tumbuhan dikotil umumnya
bercabang-cabang, berkambium, tetapi tidak beruas-ruas. Bagian batang yang masih muda
umumnya dilindungi oleh selapis sel epidermis. Di bawah epidermis terdapat jaringan penguat
kolenkim dan sklerenkim. Pada ikatan pembuluh terdapat kambium yang terletak di antara xilem
dan floem.
Gambar: Struktur Batang Dikotil

Adanya kambium menyebabkan batang tumbuhan dikotil dapat membesar. Hal ini disebakan
oleh aktivitas pembelahan sel dari jaringan meristem pada kambium.
c. Struktur Jaringan di Daun

Struktur anatomi daun juga terdiri dari tiga jenis jaringan, yaitu jaringan epidermis, jaringan
dasar/parenkim, dan jaringan pengangkut. Pada jaringan epidermis terdapat kutikula untuk
mengurangi penguapan berlebihan dari sel- sel daun.
Pada beberapa jenis tumbuhan, selain kutikula juga terdapat lapisan lilin. Sebagian sel epidermis
daun mengalami modifikasi menjadi stomata. Pada daun tumbuhan dikotil, letak stomata
umumnya tersebar, sedangkan pada daun tumbuhan monokotil umumnya terletak sejajar.
Gambar: Struktur Anatomi Daun

Stomata dapat ditemukan pada satu atau kedua sisi daun. Pada tanaman yang hidup di darat,
umumnya stomata terletak di permukaan bawah. Sedangkan pada tanaman air, stomata terletak
di permukaan daun sebelah atas. Tahukah kamu apa penyebabnya?

Jaringan dasar pada parenkim daun (mesofil) mempunyai banyak kloroplas dan terdapat ruang
antarsel yang luas.

Berdasarkan bentuknya, jaringan parenkim daun terdiri atas jaringan tiang (parenkim palisade)
dan jaringan bunga karang (parenkim spons). Jaringan tiang merupakan tempat fotosintesis yang
utama karena banyak mengandung klorofil.

Jaringan pengangkut pada daun berkumpul di tulang daun atau urat daun. Jaringan pengangkut
ini merupakan kelanjutan berkas pengangkut pada batang dan tangkai daun.
Untuk mengamati anatomi daun, lakukan kegiatan seperti Bagaimana susunan jaringan di organ
bunga, buah, dan biji? Secara umum, jaringan pokok yang menyusun organ generatif ini sama
dengan jaringan yang menyusun akar, batang, dan daun.

Struktur Jaringan di Daun

Struktur anatomi daun juga terdiri dari tiga jenis jaringan, yaitu jaringan epidermis, jaringan
dasar/parenkim, dan jaringan pengangkut. Pada jaringan epidermis terdapat kutikula untuk
mengurangi penguapan berlebihan dari sel- sel daun.
Pada beberapa jenis tumbuhan, selain kutikula juga terdapat lapisan lilin. Sebagian sel epidermis
daun mengalami modifikasi menjadi stomata. Pada daun tumbuhan dikotil, letak stomata
umumnya tersebar, sedangkan pada daun tumbuhan monokotil umumnya terletak sejajar.

Gambar: Struktur Anatomi Daun


Stomata dapat ditemukan pada satu atau kedua sisi daun. Pada tanaman yang hidup di darat,
umumnya stomata terletak di permukaan bawah. Sedangkan pada tanaman air, stomata terletak
di permukaan daun sebelah atas. Tahukah kamu apa penyebabnya?

Jaringan dasar pada parenkim daun (mesofil) mempunyai banyak kloroplas dan terdapat ruang
antarsel yang luas.
Berdasarkan bentuknya, jaringan parenkim daun terdiri atas jaringan tiang (parenkim palisade)
dan jaringan bunga karang (parenkim spons). Jaringan tiang merupakan tempat fotosintesis yang
utama karena banyak mengandung klorofil.
Jaringan pengangkut pada daun berkumpul di tulang daun atau urat daun. Jaringan pengangkut
ini merupakan kelanjutan berkas pengangkut pada batang dan tangkai daun.
Untuk mengamati anatomi daun, lakukan kegiatan seperti Bagaimana susunan jaringan di organ
bunga, buah, dan biji? Secara umum, jaringan pokok yang menyusun organ generatif ini sama
dengan jaringan yang menyusun akar, batang, dan daun.

Bunga adalah alat perkembangbiakan generatif tumbuhan biji tertutup. Dalam bagian-bagian
bunga yang memiliki macam-macam atau jenis-jenis bagian yang setiap fungsinya masing-
masing bagian bunga tersebut berbeda-beda, sehingga perlunya pembahasan yang panjang dan
luas tentang bagian-bagian bunga, maka dari itu kali ini kita akan membahas bagian-bagian
bunga, baik itu bagian bunga secara umum, bagian bunga berdasarkan kelengkapan bagian bunga
dan berdasarkan kelengkapan alat kelamin, dari tiga pengelompokan bagian-bagian bunga itu
pembahasannya berbeda-beda. Untuk mengetahui bagian-bagian bunga dan fungsinya yang
berdasarkan ketiga kelompok tersebut dapat dilihat dibawah ini.
Bagian-Bagian Bunga dan Fungsinya
1. Bagian-Bagian Bunga Secara Umum
Bagian-bagian bunga secara umum antara lain sebagai berikut :

a. Tangkai Induk Bunga


Tangkai induk bunga atau ibu tangkai bunga (rachis, penduluncus, penduluncus communis)
adalah aksis perbungaan dalam lanjutan dari batang atau cabang.
b. Tangkai Bunga
Tangkai bunga (pedicellus) adalah bagian bunga yang tepat berada dibagian bawah bunga yang
merupakan pendukung terakhir dari cabang bunga. Fungsi dari tangkai bunga adalah
penghubung antara bunga dengan ranting dan tangkai bunga juga berfungsi sebagai penopang
bunga.
c. Dasar Bunga
Dasar bunga (receptacle) adalah bagian ujung bunga dalam melekatkan dan bertumpunya
mahkota bunga. Fungsi dari Dasar bunga adalah tempat bertumpunya atau letak mahkota bunga.
d. Daun Pelindung
Daun pelindung (brachtea) adalah daun yang diketiaknya ditumbuhi bunga, daun pelindung
merupakan daun terakhir.
e. Daun Tangkai
Daun tangkai (brachteola) adalah daun yang letaknya berada di pangkal tangkai bunga yang
berperan sebagai pelindung.
f. Kelopak Bunga
Kelopak bunga (sepal) adalah bagian bunga yang melindungi dan menyelimuti mahkota disaat
bunga masih kuncup. Fungsi dari kelopak bunga adalah melindungi mahkota bunga ketika
kuncup dan akan terbuka jika mahkota mekar. Kelopak bunga biasanya warna dan bentuknya
menyerupai daun.
g. Mahkota Bunga
Mahkota bunga (corolla) adalah bagian bunga yang paling indah yang memiliki beraneka ragam
warna yang menarik, dari keindahan bagian bunga ini (mahkota), mahkota bunga disebut
sebagai perhiasan bunga. Dari warna-warna menarik tersebut, mahkota bunga memikat
serangga-serangga yang berfungsi sebagai proses penyerbukan.
h. Benang Sari
Benang sari (stamen) adalah alat kelamin jantan sebagai alat perkembangbiakan bunga atau fertil
yang terdiri atas kepala sari (anthera), serbuk sari (polen), tangkai sari (filament) dan penunjang
kepala sari. Fungsi benang sari adalah sebagai alat kelamin jantan.
I. Putik
Putik (pistil) adalah bagian alat perkembangbiakan bunga atau fertil yakni alat kelamin betina
dan terdapat bakal bunga dan bakal biji pada putik. Putik terdapat ditengah-tengah bagian bunga
yang dikelilingi oleh benang sari. Putik terdiri atas dua bagian yakni kepala putik dan tangkai
putik.

Sistem Ekskresi pada Tumbuhan

Ekskresi terjadi pada tumbuhan dan hewan karena keduanya memiliki produk limbah yang akan
dikeluarkan dari tubuh mereka.

Struktur ekskresi pada tumbuhan kurang kompleks dari hewan, dan tumbuhan memiliki sarana
ekskresi sendiri. Tumbuhan menghilangkan beberapa limbah melalui difusi. Pada siang hari, gas
oksigen berlebih yang dihasilkan oleh fotosintesis dilepaskan melalui stomata. Karbon dioksida
yang dihasilkan oleh respirasi biasanya digunakan selama fotosintesis.
Namun, pada malam hari fotosintesis melambat, karbon dioksida tidak digunakan, dan itu dirilis
sebagai produk limbah. Tumbuhan juga menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan dari
fotosintesis. Oksigen yang tidak digunakan untuk respirasi juga dikeluarkan melalui stomata.

Tumbuhan juga menghilangkan limbah oleh akumulasi sampah dalam vakuola melalui penuaan
daun. Daun ini akhirnya akan mati dan rontok, Proses ini disebut amputasi.

Di negara-negara beriklim sedang, seperti Inggris dan Amerika Serikat, selama musim gugur
daun berubah menjadi berwarna cerah. Hal ini disebabkan penyimpanan pigmen sampah di daun.

Pernahkah Anda memperhatikan zat lengket, susu atau berminyak yang mengalir dari kulit
pohon? Ini adalah produk ekskresi dan mungkin resin, getah, lateks dan atau produk ekskretoris
lainnya. Produk-produk ini mungkin beracun, namun banyak yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti lateks yang digunakan untuk memproduksi sarung tangan dan pakaian.

Ekskresi dilakukan oleh tumbuhan dengan cara berikut:

 Limbah gas, oksigen, karbon dioksida dan uap air yang dikeluarkan melalui stomata daun
dan lentisel batang.
 Beberapa produk limbah dikumpulkan dalam daun dan kulit pohon. Ketika daun dan kulit
kayu luruh (rontok), limbah dieliminasi.
 Beberapa produk limbah menjadi tidak berbahaya dan kemudian disimpan dalam tubuh
tanaman sebagai tubuh padat. Raphides, tanin, resin, getah, karet dan minyak esensial
adalah beberapa limbah tumbuhan.
 Sistem koordinasi adalam sistem yang mengatur / mengkoordinir segala aktivitas
biologis tubuh organism. perubahan-perubahan lingkungan (eksternal dan internal)
organisme selalu dalam keadaan normal dan harmonis. Sistem koordinasi Terdiri
dari gabungan dua sistem yaitu sistem Saraf dan sistem hormone Sistem ini
umumnya terdapat pd hewan dan manusia, sedangkan pada tumbuhan hanya ada
sistem hormone

Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi
sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon
tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen
yang semula tidak aktif akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon
tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-
tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya. Sejauh ini
dikenal sejumlah golongan zat yang dianggap sebagai fitohormon, yaitu :

1. Auksin
Mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan
percabangan akar; perkembangan buah; dominansi apikal; fototropisme dan
geotropisme.
Tempat dihasilkannya: Meristem apikal tu-nas ujung, daun muda, embrio dalam
biji.

2. Sitokinin
Mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar; mendorong pembelahan sel
dan pertumbuhan secara umum, mendorong perkecambahan; dan menunda
penuaan.
Tempat dihasilkannya: Pada akar, embrio dan buah, berpindah dari akar ke organ
lain.
3. Giberelin atau asam giberelat (GA)
Mendorong perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan
pertumbuhan daun; mendorong pembungaan dan perkembangan buah;
mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar. Tempat dihasilkannya:
Meristem apikal tu-nas ujung dan akar; daun muda; embrio.
4. Asam absisat (ABA)
Menghambat pertumbuhan; merangsang penutupan stomata pada waktu
kekurangan air, memper-tahankan dormansi. Tempat dihasilkannya: Daun;
batang, akar, buah berwarna hijau.
5. Etilen
Mendorong pematangan; memberikan pengaruh yang berlawanan dengan
beberapa pengaruh auksin; mendorong atau menghambat pertumbuhan dan
perkembangan akar, daun, batang dan bunga. Tempat dihasilkannya: Buah yang
matang, buku pada batang, daun yang sudah menua.
6. Asam traumalin
Berfungsi merangsang dan mempercepat pembelahan sel – sel di bagian tumbuhan
yang luka sehingga bagian luka bisa tertutup
7. Kalin
Berfungsi merangsang pebentukan organ tumbuhan. Hormon ini dibedakan atas
rizokalin (pembentukan akar), kaulokalin (pembentukan batang), filokalin
(pembentukan daun), antokalin/florigen (pembentukan bunga
8. Asam jasmonat
9. Steroid (brasinosteroid)
10. Salisilat
11. Poliamina.

Anda mungkin juga menyukai