Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

            Ucapan Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. yang telah
melimpahkan karunia, rahmat serta hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “PENGANGKUTAN DALAM
FLOEM”. Makalah ini di susun sebagai tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan.

Dalam penulisan makalah ini, penulis tidak akan berhasil dan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ni dengan hati
yang tulus penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karenanya dengan terbuka, penulis bersedia menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat dalam rangka


memperluas wawasan dan pengetahuan untuk berfikir bagi penulis dan juga bagi
para pembaca lainnya.

Tombolikat selatan , 17 April 2021

                                                                         Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Sistem Pengankutan Pada Tumbuhan..........................................................
B. Translokasi Fotosintat...............................................................................
C. Struktur Floem.............................................................................................
D. Anatomi Floem............................................................................................
E. Mekanisme Pengangkutan Melalui Floem...................................................
F. Laju Pengangkutan Melalui Floem..............................................................
G. Pengisian Floem...........................................................................................
H. Pemilahan Arah Pengangkutan....................................................................
I. Pergerakan Zat Makanan Melalui  Floem....................................................

J. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Translokasi.......................................


BAB III PENUUP......................................................................................................
A. Kimpulan........................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................

Daftar pustaka ...........................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam proses transpotasi terjadi pembagian air, mineral dan hasil
fotosintesis kepada jaringan-jaringan yang membutuhkan. Peristiwa pembagian
ini dinamakan translokasi. Transport air dan hara terutama berlangsung via xilem,
dari akar ke daun (tajuk), sedangkan transport fotosintat terjadi dalam pembuluh
floem.
Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan
translokasi. Jaringan floem mengangkut gula sukrosa dan juga asam amino dari
organ-organ tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali daun, ke bagian-
bagian lain dalam tumbuhan. Berbeda dari xylem, floem memiliki sel-sel yang
bernama sieve tube sel, dan transportasi gula sukrosa dan asam amino dapat
dilakukan melalui difusi dan juga aktif transport dari sel ke sel dalam floem. Oleh
karena itu, makanan-makanan ini dapat menjangkau organ-organ tanaman dalam
waktu yang sangat singkat agar mereka bisa melakukan respirasi dan berkembang.
B. RUMUSAN MASALAH
 Bagaimana Sistem Pengankutan Pada Tumbuhan?
 Baimana Translokasi pada Fotosintat?
 Bagaimana Struktur Floem?
 Bagaimana Anatomi Floem?
 Bagaimana Mekanisme Pengangkutan Melalui Floem?
 Bgaimana Laju Pengangkutan Melalui Floem?
 Bagaimana Pengisian Floem/
 Bagaimana Pemilahan pada Arah Pengangkutan?
 Bagaimana Pergerakan Zat Makanan Melalui Floem?
 Apa saja Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Translokasi?
C. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
 Untuk mengetahui Sistem Pengankutan Pada Tumbuhan
 Unuk mengetahui Translokasi Fotosintat
 Untuk mengetahui Struktur Floem
 Untuk mengetahui Anatomi Floem
 Untuk mengetahui Mekanisme Pengangkutan Melalui Floem
 Untuk mengetahui Laju Pengangkutan Melalui Floem
 Untuk mengetahui Pengisian Floem
 Untuk mengetahui Pemilahan Arah Pengangkutan
 Untuk mengetahui Pergerakan Zat Makanan Melalui Floem
 Untuk mengetahui Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Translokasi
BAB II
PMBAHASAN

A. SISTEM PENGANGKUTAN PADA TUMBUHAN


Pengangkutan air dan garam – garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi,
seperti pada tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme pertama, air dan
mineral diserap dari dalam tanah menuju sel – sel akar. Diluar berkas pembuluh
disebut pengangkutan ekstravaskuler. Didalam berkas pembuluh disebut
pengangkutan vaskuler. Pengangkutan intravasikuler intinya pengangkutan di
dalam pembuluh dari akar ke daun . Sedangkan pengangkutan ekstravaskuler
dalam perjalannya menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di antara
ruang antar sel.

1. Pengangkutan Ekstravaskuler
Pengangkutan air dan garam mineral di luar berkas pembuluh pengangkut.
Pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel dan biasanya dengan arah horisontal.
Pengangkutan air dengan arah horizontal, mulai dari epidermis bulu-bulu akar,
kemudian masuk ke lapisan korteks, lalu ke endodermis dan sampai ke berkas
pembuluh angkut dalam air. Pada saat air dan mineral melalui jaringan-jaringan
tersebut, ada dua kemungkinan jalan yang dilalui, pertama, air dan mineral akan
melalui ruang antar sel dalam setiap jaringan. Pengangkutan semacam ini disebut
Apoplast. Kedua, air dan mineral bergerak melalui jalur dalam sel yaitu
sitoplasma. Air akan masuk ke dalam sel dan berpindah dari satu sel ke sel yang
lain disebut Simplast.
2. Pengangkutan Intravaskuler
Pengangkutan intravaskuler adalah proses pengangkutan zat yang terjadi di
dalam pembuluh angkut, yaitu dalam xilem dan floem. Proses pengangkutan
dalam pembuluh angkut terjadi secara vertikal. Air dan mineral dalam tanah
masuk melalui buluh akar – epidermis – korteks – endodermis – perisikel dan
akhirnya masuk ke xilem. Di dalam pembulu xilem air dam mineral di bawah naik
ke seluruh tubuh termasuk ke daun. Air dan garam mineral akan diangkut ke daun
melalui pembuluh kayu (xylem). Komponen utama penyusun xylem adalah
elemen pembuluh (trakea) dan trakeid.
Yang menyebabkan air di dalam xilem dapat bergerak ke atas melawan gravitasi
adalah :

 Daya kapilaritas :
Pembuluh xylem yang terdapat pada tumbuhan dianggap sebagai pipa
kapiler. Air akan naik melalui pembuluh kayu sebagai akibat dari gaya
adhesi antara dinding pembuluh kayu dengan molekul air.
 Daya tekan akar :
Epidermis akan menyerap air dari dalam tanah secara terus-menerus
mengakibatkan kadar air dan tekanan turgor akar meningkat. Peningkatan
kadar air pada ujung akar menyebabkan perbedaan konsentrasi antara sel
pada ujung akar dan sel – sel yang berada di atasnya. Hal ini menyebabkan
air akan berpindah dari sel - sel yang berada diatasnya, dan akhirnya air
terdorong ke jaringan xilem yang berada diatsnya. Tekanan akar pada
setiap tumbuhan berbeda-beda. Besarnya tekanan akar dipengaruhi besar
kecil dan tinggi rendahnya tumbuhan (0,7 - 2,0 atm). Bukti adanya tekanan
akar adalah pada batang yang dipotong, maka air tampak menggenang
dipermukaan tunggaknya.
 Daya isap daun :
Disebabkan adanya penguapan (transpirasi) air dari daun yang besarnya
berbanding lurus dengan luas bidang penguapan (intensitas penguapan).
Dengan demikian konsentrasi sel yang berada di daun cenderung lebih
tinggi di bandingkan dengan konsentrasi sel pada bagian tubuh yang lain.
Perbedaan konsentrasi ini akan mendorong perpindahan air dari sel-sel yang
berada dibawahnya naik ke sel-sel daun. Jadi adanya penguapan melalui
daun menyebabkan aliran air dari bawah ke atas. Kemampuan inilah yamg
di sebut daya isap daun.
K. TRANSLOKASI FOTOSINTAT
1. Pengertian Translokasi
Senyawa karbon hasil fotosintesis di daun didistribusikan ke seluruh bagian
tanaman melalui jaringan pembuluh khusus yang disebut FLOEM. Proses ini
disebut translokasi fotosintat. Jika pergerakan air dan hara via pembuluh xilem
dipicu oleh tekanan negatif (tegangan) sepanjang lintasan, translokasi via floem
dipicu oleh tekanan hidrostatik positif. Senyawa organik seperti gula, asam amino,
beberapa hormon, dan bahkan mRNA ditransport dalam floem melalui tabung
tapis. Senyawa utama yang ditranslokasikan dalam floem adalah sukrosa.

Adapun perbedaan transport via floem dengan transport via xilem:

N FLOEM XILEM
O
1 Berlangsung melalui sel-sel hidup Berlangsung melalui sel-sel mati
2 Untuk transport senyawa organik Untuk transport air dan hara
(anorganik).
3 Pergerakan dua arah Pergerakannya searah
4 Lambat/ laju aliran maksimum 1 Cepat/laju aliran maksimum 15
m/jam m/jam

2. Material Translokasi
Fungsi floem adalah sebagai jaringan translokasi bahan organik yang
terutama berisi karbohidrat. Crafts dan Lorenz (1994) mendapatkan persentase
nitrogen (dalam bentuk protein) sebesar 45%. Sebenarnya gula yang menjadi
linarut terbesar yang ditranslokasikan dalam cairan floem. Diantara gula ini,
sukrosa yang paling banyak jumlahnya. Gula lain seperti gula rafinosa : glukosa,
rafinosa, stakiosa, dan fruktosa juga ada pada gula alcohol: manitol, sorbitol,
galaktitol, serta mio-inositol.

3. Pembuluh Pengangkut Dan Komposisi Larutan


Fotosintat  yang dihasilkan pada daun dan sel-sel fotosintetik lainnya harus
diangkut ke organ atau jaringan lain agar dapat dimanfaatkan oleh organ atau
jaringan tersebut untuk pertumbuhan atau ditimbun sebagai bahan cadangan.
Telah diketahui bahwa hasil fotosintesis diangkut dari daun ke organ-organ lain
pada tumbuhan melelui pembuluh floem. Sesungguhnya yang diangkut melalui
floem tidak hanya senyawa hasil fotosintesis tetapi juga senyawa organik lainnya
dan beberapa senyawa anorganik.

L. STRUKTUR FLOEM
1. Unsur tapis (sieve elements):
 Bergabung bersama membentuk tabung (pembuluh) tapis.
 Banyak terdapat plasmodesmata antara unsur tapis dan sel penyerta.
 Tabung tapis yang pecah/retak akan ditambal oleh protein dan kalosa.
 Tabung tapis mungkin minim organel, tapi punya banyak mitokondria,
RE, modifikasi plastida, membran plasma.
 Berasosiasi dengan sel penyerta
2. Sel penyerta/transfer:
 Melakukan dasar fungsi sel bagi anggota tabung tapis, seperti sintesis
protein; banyak mitokondria untuk sintesis ATP.
 Plasmodesmata hanya terdapat pada sisi yang melekat dengan unsur
tapis saja (tidak/jarang terdapat plasmodesmata pada sisi yang
berlawanan).
3. Sel-sel antara (Intermediary Cells):
 Beberapa tanaman memiliki sel-sel antara dengan banyak
plasmodesmata yang berhubungan dengan sel-sel seludang
pembuluh/sel-sel parenkim selain dengan unsur tapis.
M. ANATOMI FLOEM
Jaringan floem terdiri dari beberapa kompenen sesuai dengan fungsinya
masing-masing, yakni elemen saringan, sel peneman, sel parenkim floem, dan
serat floem. Elemen saringan merupakan  sel hidup yang memanjang tetapi tidak
memiliki inti sel. 

Sel peneman yang bersebelahan dengan elemen sarinng merupakan sel


dengan sitoplasma yang pekat dan memiliki inti yang jelas. fungsi sel ini belum
diketahui dengan jelas. Namun, sel ini selau ada di sekitar tabung floem yang
masih berfungsi dan sel ini akan terdegradasi jika tabung floem mulai rusak. Pada
daun sel ini berperan menyerap gula dan kemudian mentransfernya melalui
plasmodesmata ke tabung floem.
Sel parenkhima floem merupakan sel yang berdinding tipis dan pada
dasarnya sama dengan sel parenkhima lainnya. Sel ini berfungsi menyimpan dan
mengangkut lateral dari air dan bahan yang terlarut didalamnya.
Serat floem merupakan sel dengan dinding yang tebal. Berfungsi sebagai
penyangga agar jaringan floem menjadi kokoh.
Pada beberapa spesies, sel peneman mempunyai pertumbuhan dinding sel
ke arah dalam sehingga membentuk tonjolan-tonjolan. Sel peneman dengan
pertumbuhan ke dalam ini disebut sel transfer, yang hanya dapat ditemukan pada
beberapa spesies leguminosa dan keluarga aster.
N. MEKANISME PENGANGKUTAN MELALUI FLOEM
Model pengangkutan floem yang dipakai sekarang berdasarkan model yang
di kemukakan oleh E. Munch di Jerman tahun 1926, yang di kenal dengan
Hipotesis Aliran Tekanan Munch (Munch’s pressure flow hypothesis).
Pengangkutan melalui floem dianalogikan dengan model Munch dengan
menggunakan 2 osmometer. Osmometer pertama diasosiasikan dengan daun
(sebagai sumber) dan osmometer kedua diasosiasikan denngan organ-organ
penerima (sebagai limbung, misalnya buah, jaringan meristem dan
akar).  Perbedaan antara model osmometer dan pengangkutan floem terletak pada
sumber dan limbungnya. Pada daun, bahan terlarut yang telah terangkut segera
ditambahkan kembali dari hasil fotosintesis, dan bahan terlarut yang telah sampai
ke limbunng akan dikeluarkan dari pembuluh floem dimanfaatkan untuk
pertumbuhan atau ditimbun di organ penampung, misalnya dalam bentuk pati atau
lemak.  Larutan pada model osmometer setara dengan bagian apoplas tanaman,
yakni dinding sel dan pembuluh xilem.
O. LAJU PENGANGKUTAN MELALUI FLOEM
Laju pengangkutan melalui pembuluh floem ke suatu organ secara
sederhana  dapat diestimasi dengan cara menghitung penambahan berat organ
selama kurun waktu tertentu. kemudian diukur luas penampang melintang dari
pembuluh floem. Berdasarkan data tersebut dapat dihitung laju transfer massa.
Selain laju transfer massa dapat pula dihitung kecepatan pengangkutan
(velositas), yakni jarak yang ditempuh per satuan waktu. Dengan teknik yang
lebih maju, pengukuran velositas dapat dilakukan dengan isotop ¹¹C dalam bentuk
CO₂ yang diberikan pada daun. Isotop ini terkandung dalam fotointat yang akan
diangkut melalui pembuluh floem. Untuk kebanyakan spesies, velositas
pengngkutan berkisar antara 500 sampai 1.500 mm.jam⁻¹.
Translokasi gula diatur oleh kebutuhan dari organ-organ pada jarak yang
jauh dan bergantung pada tahap perkembangan tumbuhan. Proses yang umum
dikenal sebagai aliran tekanan. Konsentrasi gula yang tinggi di daun akan
bergerak ke sel-sel dengan gradien konsentrasi yang lebih rendah. Pergerakan ini
dikendalikan oleh proses biokimia pada organ-organ lainnya. Sebagai contoh,
perkembangan buah dan biji memerlukan energi tinggi. Proses perkembangan ini
akan menarik banyak gula dan substansi-substansi yang diperlukan dari daun dan
organ lainnya. Kompetisi antarorgan untuk mendapatkan pasokan energi dapat
terjadi. Dalam pertanian, pemangkasan atau pengurangan banyaknya buah kerap
dilakukan untuk menekan kompetisi dan menghasilkan produk dengan ukuran
yang dikehendaki pasar.
Reduksi karbon merupakan reaksi yang akan menghasilkan rangka karbon
untuk pembentukan senyawa-senyawa organik lain, sehingga produk dari
reaksi ini diperlukan oleh semua sel penyusun individu tumbuhan. Dengan
demikian hasil fotosintesis akan segera ditranslokasi ke sel-sel yang
memerlukan dengan melalui floem. Sukrose adalah bentuk utama karbohidrat
yang ditranslokasikan keseluruh tubuh tumbuhan, dan amilum adalah bentuk
karbohidrat yang tidak larut dan stabil ditempat penyimpanan makanan
cadangan. Sintesis sucrose berlangsung di dalam sitosol, dan sintesis amilum
dalam daun adalah didalam kloroplas (Gambar 22). Prekursor untuk sintesis
kedua senyawa ini adalah triose-P, yang dihasilkan dan daur Calvin. Dalam
sintesis sukrose, triose-P berdifusi menuju ke sitosol dan akan diubah
menjadi glukose-P melalui fruktose 1,6 di-P. Selanjutnya dengan
menggunakan Uridin Tri Fosfat (UTP) molekul glukose-P diaktifkan menjadi
UDP-glukose untuk dapat bereaksi dengan fruktose-P menjadi sukrose.
Enzim yang mengkataliser pembentukan sukrose ini memerlukan Mg2+ sebagai
kofaktor sehingga ketersediaan unsur ini di dalam nutrisi tumbuhan sangatlah
penting. Sintesis amilum di dalam kloroplas terjadi bila laju fotosintesis
melebihi laju respirasi dan laju translokasi dari sel mesofil serta terjadi pada
siang hari. Amilum terbentuk dari penambahan secara terus menerus molekul
adenosin difosfoglukose (ADPG), yaitu senyawa hasil reaksi antara ATP
dengan glukose-1-P. Reaksi pembentukan amilum ini dikataliser oleh enzim
amilum sinthetase yang diaktifkan oleh ion K+. Inilah sebabnya tanaman yang
kekurangan K hanya dapat mengakumulasi gula, bukan amilum. Pada malam
hari amilum yang disimpan di dalam kloroplas ini akan keluar dari kloroplas
setelah terlebih dahulu diubah menjadi sukrose. Gula yang ditranslokasikan
adalah gula yang tidak dalam bentuk terreduksi, dan sukrose adalah bentuk yang
paling banyak dijumpai. Selain sukrose, juga senyawa gula lainnya yang
mengikat sukrose, seperti: rafinose, sukrose yang mengikat 1 mol. galaktose,
stachiose, sukrose dengan 2 mol. galaktose, verbaskose, dengan 3 mol.
galaktose, dan juga gula alkohol seperti mannitol dan sorbitol. Senyawa-
senyawa tersebut akan diangkut ke sel-sel floem dan tulang daun yang
terkecil. Pengangkutan ini kebanyakan dilakukan secara simplas, walaupun
pada beberapa spesies pengangkutan juga dilakukan secara apoplas, dan
merupakan pengangkutan jarak pendek. Dari penelitian yang pernah dilakukan
ternyata bahwa pengangkutan sukrose secara apoplas menupakan pengangkutan
aktif yang memenlukan ATP, atau dengan proton simport. Dalam
pengangkutan sukrose secara simplastik, sel-sel mesofil daun yang merupakan
sumber dari larutan yang akan ditranslokasikan (source) mempunyai konsentrasi
yang lebih tinggi daripada komplek
sel floem dan sel pendamping (sel intermedier) karena sukrose yang
terakumulasi didalam sel intermedier akan bereaksi dengan galaktose
menjadi raffinose dan stachiose (Gambar 23). Kedua molekul ini akan
diangkut ke sel-sel floem, sehingga walaupun konsentrasi gula didalam sel-sel
floem dan sel pendamping meningkat tetapi karena ukuran molekulnya besar
maka gula tersebut tidak dapat diangkut kembali ke sel-sel mesofil (menurut
“polymer trapping model” oleh Robert Turgeon). Pengangkutan di dalam floem
merupakan pengangkutan jarak jauh, dan tidak dapat dikatakan sebagai
pengangkutan keatas atau kebawah, karena pengangkutan ini dan sel-sel
mesofil daun sebagai sumber atau source menuju ke tempat
metabolisme atau penyimpanan (sink). Karena pengangkutan mi melalui
pembuluh floem, maka “source” akan lebih dulu memberikan fotosintat
kepada “sink” yang mempunyai hubungan langsung dengan pembuluh floem.
Penelitian dengan menggunakan 14CO2 yang diberikan pada daun tanaman
beet gula (Beta vulgaris) no. 14 (Gambar 24), yang menjadi “source”
akan memberikan fotosintatnya kepada daun pucuk (no. 1) dan daun no. 6,
yang menjadi “sink” serta terdapat pada sam garis duduk daun (orthostich)
dengan “source”. Ketika daun-daun (B) yang berlawanan arah dengan daun
“source” (daun no. 10) dihilangkan 24 jam sebelum pemberian karbon
dioksida yang radioaktif maka daun-daun yang terdapat pada dua sisi
orthostich dan menjadi “sink”, akan mendapatkan fotosintat secara merata.
Di tempat penimbunan (sink), gula yang terdapat di dalam sel-sel
floem akan dipindahkan ke sel-sel penerima yang strukturnya sangat bervariasi,
mulai dan sel-sel meristem apikal, sel-sel penyimpan makanan cadangan di akar,
batang, biji, dan buah. Dalam proses pemindahan dan komplek sel floem dan
sel pendamping ke sel-sel penerima dapat dilakukan secara simplas atau secara
apoplas. Komplek sel floem dan sel pendamping dalam hal mi menjadi sumber
dan mempunyai konsentrasi gula yang tinggi, sedang sel-sel penerima
mempunyai konsentrasi gula yang rendah. Bila sel-sel.
penerima akan menggunakan fotosintat untuk metabolisme, maka
sukrose segera diubah menjadi glukose dan fruktose yang dapat langsung
digunakan sebagai substrat respirasi. Bila sel penerima adalah sel penimbun,
maka akan terjadi akumulasi sukrose, sehingga transfer secara simplas dapat
dibantu dengan transfer secara apoplas untuk mencegah arus balik sukrose dan
sel-sel penerima ke sel-sel floem
P. PENGISIAN FLOEM
Pengisian floem merupakan proses peningkatan konsentrasi gula pada sel-
sel floem yang berada dekat dengan sel-sel fotosintetik pada daun.Berdasarkan
pengukuran terlihat bahwa potensi osmotik sel-sel mesofil (sekitar -0,8 Mpa
sampai -1,8 MPa) lebih tinggi dibanding pada pembuluh floem (antara -2,0 Mpa
sampai -3,0 MPa). Karena bahan  terlarut yang dominan baik pada sel mesofil
maupun pembuluh floem daun adalah sukrosa, massska nilai potensi osmotik
tersebut mengisyaratkan bahwa konsentrasi sukrosa pada pembuluh floem lebih
tinggi dibanding pada sel-sel mesofil.
Sukrosa diangkut secara simplastik melalui plasmodesmata antara sel-sel
mesofil sampai ke sel mesofil yang berdampingan dengan sel peneman pada
jaringan floem. Masuknya sukrosa ke sel peneman tidak secara simplatik, karena
pada dinding sel antara sel mesifil dengan  sel peneman floem sangat jarang
terdapat palsmodesmata.
Sukrosa sebelum masuk ke sel peneman harus terlebih dulu disekresikan ke
luar sitoplasma sel mesofil dengan menggunakan senyawa asam p-
khloromekuribenzen sulfonat (p-chloromercuribenzene sulfonic acid, disingkat
PCMBS) yang dapat menghambat serapan sukrosa. Senyawa PCMBS tidsk dapat
masuk ke sitoplasma, sehingga hambatan hanya terjadi pada ssaat sukrosa berada
pada apoplas.

Serapan sukrosa oleh sel peneman menyebabkan potensi osmotik sitoplasma


sel ini menjadi turun dan akan merangsang air untuk masuk secara osmosis ke
dalam sel ini dari sel-sel mesofil disekitarnya. Sehingga tekanan internal pada sel
peneman akan meningkat dan menimbulkan sukrosa bergerak masuk ke pembuluh
floem secara simplatik melalui plasmodesmata.Masuknya larutan ini
mengakibatkan  tekanan internal pada pembuluh floem pada daun lebih tinggi
sehingga menjadi faktor pendorong aliran larutan floem yang berarti terjadinya
pengangkutan senyawa-senyawa yang terlarut di dalamnya.
Proses pengisian floem bersifat selektif. Pengisian floem ini membutuhkan
energi metabolik. Oleh sebab itu, proses ini akan terhambat jika metabolisme
untuk menghasilkan ATP terhambat. Akan terapi, proses pengangkutan di dalam
pembuluh floem tidak membutuhkan energi.
Q. PEMILAHAN ARAH PENGANGKUTAN
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa daun pada bagian bawah akan
lebih banyak mengangkut fotosintat ke akar, sedangkan daun pada bagian atas
akan lebih banyak mengirim fotosintat ke organ hasil seperti biji, buah atau daun-
daun muda yang sedang tumbuh.
Pada suatu tanaman banyak organ sumber dan juga organ atau jaringan yang
berfungsi sebagai limbung. Banyaknya limbung pada tanaman membuat
terjadinya kompetisi antara organ-organ/jaringan-jaringan limbung tersebut,
terutama jika bahan yang dibutuhkan tidak sepenuhnya dapat disediakan oleh
organ-organ sumber yang ada.
Kompetisi antara organ atau jaringan limbung akan ditentukan oleh laju
pengeluaran bahan dari pembuluh floem pada masing-masing limbung. Limbung
yang dengan cepat memanfaatkan bahan terlarut (menyerap sukrosa)dari
pembuluh floem akan berpeluang lebih besar untuk memperoleh lebih banyak lagi
bahan terlarut yang dikirim dari organ sumber. Hal ini disebaabkan karena jika
sukrosa diserap sel-sel organ limbung dari pembuluh floem, maka potensi air sel-
sel limbung tersebut turun. Sehingga air akan bergerak keluar dari pembuluh
floem dan tekanan internal pembukuh floem pada organ atau jaringan limbung
akan turun.
R. PERGERAKAN ZAT MAKANAN MELALUI  FLOEM
Floem mengangkut zat- zat makanan yang disintesis di daun menuju seluruh
bagian tumbuhan. Ada saatnya, zat- zat dalam floem dan xylem yang
bersebelahan mengalir kearah yang berlawanan, meskipun tidak selamanya
demikian. Karena daun paling banyak terdapat di daerah yang jauh dari batang
pohon (trunk) atau batang tumbuhan, aliran floem pada umumnya mengarang ke
batang dan akar.
Berbagai zat bergerak sepanjang protoplasma floem, tetapi yang paling
banyak biasanya adalah sukrosa. Tidak seperti xylem, sel- sel floem tetap hidup
saat melaksanakan fungsi transpornya.
Pada dasarnya, ada dua tipe sel floem, yaitu sel tapis (sieve cell) dan sel
tetangga atau sel penyerta (companion cell). Sebuah kolom panjang sel- sel tapis.
Terkadang disebut tabung tapis (sieve tube), dibentuk oleh sel- sel tapis yang
ujung- ujungnya saling terhubung. Dinding- dinding sel ujung berpori- pori,
sehingga ada hubungan protoplasmic dari satu sel tapis dengan sel tapis lain yang
terletak vertical di atas atau di bawahnya. Dinding yang berlubang- lubang itu
disebut lempeng tapis (sieve plate). Terdapat pula pori- pori di bagian samping
sel- sel tapis. Susunan sel- sel tapis menjadi tabung tapis yang panjang
menyebabkan adanya jaringan protoplasmic yang sambung- menyambung dalam
floem.
Tepat di sebelah sel- sel tapis adalah sel- sel parenkima yang berdinding
tipis dan sangat terspesialisasi, yang dinamakan sel penyerta. Sel- sel tapis
biasanya kehilangan nucleus dan banyak organelnya saat dewasa, tetapi
sitoplasma yang menghantarkan zat- zat tetap ada. Sel- sel penyerta tetap utuh
sepenuhnya sepanjang hidupnya, dan barangkali menyediakan control- control
nucleus bagi sel tapis. ATP yang diperlukan bagi fungsi- fungsi dalam sel tapis
juga mungkin berasal dari sel penyerta, yang dapat dianggap sebagai perawat
apparatus floem.
Terdapat sejumlah bukti bahwa saat ada cedera, pori- pori di lempeng tapis
tersegel sebagian. Terdapat suatu lendir yang berasal dari zat berprotein, protein
floem (P protein), dalam sel- sel tapis yang mungkin berperan dalam proses
penyegelan. Hal itu analog dengan penyegelan kompartemen pada lambung kapal
untuk mencegah masuknya air. Suatu polisakarida yang disebut kalosa mungkin
juga berfungsi dalam penyegelan lempeng tapis.
Sukrosa, fruktosa, dan asam amino, biasanya bergerak dari daun menuju
batang dan akar tumbuhan melalui tabung tapis floem dalam suatu proses yang
dikenal sebagai translokasi. Mekanisme- mekanisme yang terlibat dalam transport
itu belum sepenuhnya dipahami. Pada bagian tertentu dari tumbuhan, arah aliran
translokasi pun tak selalu sama.
Bagian- bagian tumbuhan yang mengandung nutrien organic berkadar tinggi
cenderung mengekspor zat- zat tersebut, dan dianggap  sebagai sumber (source)
zat- zat itu. Organ- organ tumbuhan yang miskin akan nutrient organic cenderung
mengimpor zat- zat tersebut, dan dianggap sebagai wadah pembuangan (sink) bai
zat- zat tersebut. Salah satu interpretasi translokasi dengan perspektif source-to-
sink memusatkan perhatian pada teori aliran tekanan (pressure flow theory).
Menurut pandangan ini, konsentrasi yang tinggi dari gula atau zat terlarut lainnya
dalam suatu kompartemen sumber menyebabkan pergerakan air menuju
kompartemen tersebut melalui osmosis. Hal itu meninggikan tekanan
kompartemen tersebut, dan mendorong zat cair beserta zat- zat terlarut menuju
kompartemen bersebelahan yang tidak mengandung zat terlarut dalam konsentrasi
tinggi. Saat zat terlarut memasuki kompartemen kedua, zat terlarut pun akan
menarik air dari daerah- daerah disekitar sel. Karenanya, terjadi peningkatan
tekanan hidrostatik, yang akan mendorong air dan zat terlarut menuju
kompartemen ketiga. Dengan demikian, zat terlarut terus menginduksi
peningkatan tekanan yang akan mendorong zat cair dan zat- zat terlarut dari
sumber awal menuju waddah pembuangan. Terdapat suatu graddien sukrosa di
sepanjang floem, dan air menggerakkan zat- zat terlarut sepanjang tabung tapis
yang sambung menyambung. Keseluruhan proses itu sebenarnya sangat
kompleks, dan dalam beberapa kasus, mungkin transport aktif melalui membrane
sel- sel tapis juga berperan serta.

S. FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TRANSLOKASI


1. Suhu
Dengan melakukan pariasi suhu,tumbuhan dan mengukur penambahan atau
penurunan berat kering dari berbagai organ,maka kecepatan translokasi dapat
diketahui.

2. Cahaya
Asimilasi CO2 dengan meningkatnya intesitas cahaya matahari.

3. Inhibitor Metabolik
Inhibitor metabolik dapat menghambat translokasi karbohidrat , misalnya
2,4 dinitrofenol (DNP) , Arsenit, fluorida dan hidtrogen sianida.

4. Perbedaan Konsentrasi
Arah aliran gula didalam pertumbuhan tapis adalah sepanjang perbedan
konsentrasi gula.

5. Mineral

Peran mineral dalam transpor floem banyak dipelajari pada


boron.Penyerapan translokasi sukrosa oleh daun tomat yang dicelupkan kedalam
larutan 14C-sukrosa sangat dipercepat jika didalam larutan tersebut ditambahkan
boron.

6. Hormon
Hormon tumbuhan erat hubungannya dengan bagian – bagian tanaman yang
sedang aktif tumbuh.Berhubungan dengan itu,hormon tanaman berpengaruh besar
terhadap translokasi floem.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam proses transpotasi terjadi pembagian air, mineral dan hasil
fotosintesis kepada jaringan-jaringan yang membutuhkan. Peristiwa pembagian
ini dinamakan translokasi. Transport air dan hara terutama berlangsung via xilem,
dari akar ke daun (tajuk), sedangkan transport fotosintat terjadi dalam pembuluh
floem.
Jaringan floem terdiri dari beberapa kompenen sesuai dengan fungsinya
masing-masing, yakni elemen saringan, sel peneman, sel parenkim floem, dan
serat floem. Elemen saringan merupakan  sel hidup yang memanjang tetapi tidak
memiliki inti sel. 
Sukrosa, fruktosa, dan asam amino, biasanya bergerak dari daun menuju
batang dan akar tumbuhan melalui tabung tapis floem dalam suatu proses yang
dikenal sebagai translokasi.Dan faktor – faktor yang mempengaruhi transtolasi
yaitu suhu , cahaya ,inhibitor metabolik,perbedaan konsentrasi dan hormon.

B. SARAN
Makalah Fisiologi Tumbuhan yang membahas tentang “Pengangkutan
Dalam Floem” ini dibuat agar kita lebih mudah membaca dan memahaminya.
Demikianlah penulisan makalah ini kami tahu masih banyak kekurangan, maka
dengan itu kami mengharapkan kritik dan sarannya bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Lakitan, Benyamin. 2010. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Fried, George dkk. 2006. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

www.http//wikipedia.co.id

Hartanto nugroho dkk struktur dan perkembangan tumbuhan Jakarta.penebar


swadaya,2010

Sugianto.2016.Anatomi tumbuhan.Yogyakarta:K-Media

Anda mungkin juga menyukai