"HIERARKI TAKSONOMI"
Oleh Kelompok 4 :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas limpahan rahmatNya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Hierarki Taksonomi” ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Phanerogamae pada jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Univeristas Negeri Manado (Unima).
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan
kesempurnaan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................................
D. Fungsi genus...........................................................................................
BAB III
PENUTUP..........................................................................................................
1. Kesimpulan.............................................................................................
2. Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Oleh karena itu, untuk memahami lebih lanjut mengenai tingkatan taksonomi
khususnya spesies, maka makalah ini membahas mengenai spesies secara jelas, di mulai
dari kategori-kategori spesies, spesies dan defenisi spesies, subspecies, dan istilah-istilah
netral dalam spesies.
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan.
PEMBAHASAN
Sifat secara umum didefinisikan sebagai petanda atau candra yang mengacu kepada
bentuk, susunan, tingkah laku yang digunakan untuk membandingkan, mendeterminasi,
menginterpretasi dan memisahkan antara organisme satu dengan organisme lainnya. Sifat
sering dibedakan dengan ciri. Ciri lebih ditekankan kepada ekspresi dari suatu sifat. Sifat-
sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang
yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu.
Organisme yang sama dengan pemilihan sifat yang berbeda dapat mengakibatkan hasil
versi klasifikasi yang berbeda pula.
Sifat memiliki manfaat atau kegunaan, kegunaan sifat dalam taksonomi tumbuhan
adalah :
Sifat taksonomi kuantitatif adalah sifat yang cirinya yang dapat dinilai secara
langsung dengan cara menghitung atau mengukur, dan dinyatakan dalam angka.
Contohnya: lebar daun, panjang perbungaan yang dinyatakan dalam cm atau
jumlah benang sari, jumlah lembar mahkota bunga yang dinyatakan dalam angka.
Sifat kualitatif digambarkan dengan bentuk dan dideskripsikan bukan dalam
angka. Contohnya: duduk daun berhadapan, berseling, buah buni atau buah kotak.
Sifat kualitatif mempunyai nilai yang lebih penting daripada sifat kuantitatif,
sebab sifat kuantitatif kadang-kadang mempunyai kisaran yang luas terutama pada
sifat yang berasal dari bagian vegetatif yang seringkali dipengaruhi faktor-faktor
lingkungan. Sifat taksonomi juga dapat digolongkan atas sifat yang baik dan sifat
yang jelek. Sifat yang baik untuk keperluan botani sistematik adalah tidak mudah
terpengaruh faktor lingkungan, variasinya konsisten atau relatif stabil dalam
populasi taksa itu.
Sifat analisis adalah sifat yang digunakan untuk identitas, pencirian dan batas
takson. Sifat sintesis adalah sifat yang terdapat secara serba sama dan luas merata
pada seluruh anggota suatu takson bertingkat lebih tinggi. Sifat sitesis merupakan
sifat alami yang konstan yang tidak serupa dengan sifat analisis yang disediakan
untuk pengakuan suatu kelompok yang dalam penggunaannya untuk menyatukan
kelompok-kelompok kecil menjadi kelompok yang tinggi tingkatannya.
Sifat analisis sering disebut pula sifat diagnostik yaitu sifat yang terdapatnya
terbatas dan khas karena dipilihkan dari sifat yang mempunyai kisaran variasi
yang lebih luas dengan bermacam-macam pola variasi.
Sifat ini diacu berdasarkan perspektif skala agak benar sebenarnya dari keadaan
dan kadang juga pada tipe metode mendapatkan data, misalnya dengan
menggunakan TEM atau SEM, kromatografi, elektroforesis, dan sebagainya.
4. Sifat Biologik.
Sifat biologik mempunya sifat yang jelas atau peranan penting dalam organisme.
Sifat ini dibagi menjadi tiga tipe, yaitu sifat fungsional (yang berkaitan erat
dengan beberapa fungsi khusus), sifat “ epharmonic” yang nampaknya
berhubungan dengan cara hidup tumbuhan dan sifat adaktif (variasi sesuai dengan
kondisi lingkungan luar/eksternal).
5. Sifat Filetik.
6. Sifat Kladistik.
7. Sifat Fenetik.
Kategori bila dituliskan secara lengkap sesungguhnya ada 24 kategori. Dari 24 kategori
tersebut dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
2. Kategori minor (kategori kecil) yang dimulai dari marga sampai kategori jenis.
Secara lengkap dituliskan sebagai berikut :
3. Kategori infraspesifik (kategori dibawah jenis) yang dimulai dari anak jenis
sampai anak forma dan terdiri dari :
Anak Jenis
(sub spesies)
Anak Jenis dianggap sebagai variasi dari salah satu jenis yang telah ditentukan
serta merupakan variasi morfologi suatu jenis yang telah ditentukan, serta
merupakan variasi morfologi suatu jenis yang telah ditentukan, serta merupakan
variasi morfologi suatu jenis yang mempunyai daerah distribusi geografi
tersendiri, tidak ditemukan bersama-sama dengan anggota populasi lain yang
sejenis. Anak jenis adalah suatu kategori yang didalamnya termasuk unsur-unsur
yang dengan memiliki ciri-ciri morfologi, geografi, dan ekologi tertentu, yang
memberikan pembenaran untuk dipisahkan dari sisa populasi dalam suatu jenis.
Varietas merupakan suatu kategori di bawah tingkat jenis yang banyak digunakan
dalam dunia pertanian. Oleh para ahli taksonomi, varietas dikonotasikan sebagai
setip varian morfologi suatu jenis tanpa mengaitkan dengan masalah distribusinya;
punya daerah distribusi sendiri; bersama-sama dengan varietas lain dalam jenis
yang sama menempati daerah distribusi yang sama; menunjukkan beda warna atau
habitus.
Forma lazimnya dianggap sebagai takson terendah atau kategori paling kecil.
Biasanya forma digunakan untuk menempatkan variasi dalam jeis yang tak begitu
penting. Variasi tersebut menyangkut: warna mahkota, warna buah, tanggapan
terhadap habitat tertentu, dan sebagainya. Ke dalam forma dapat dimasukkan
setiap varian yang kadangkala terjadi dalam populasi suatu jenis tanpa
memperhatikan besarnya derajat penyimpangan dan konsistensinya.
1. Konsep Species.
Dalam taksonomi tumbuhan spesies sebagai unit merupakan suatu yang benar-
benar ada di alam, dan telah banyak ahli-ahli ilmu tumbuhan yang telah berusaha
untuk menjelaskan apakah yang dimaksud dengan spesies dan bagaimana batasan-
batasannya. Ternyata hal itu bukan pekerjaan yang mudah. Hingga sekarang tidak
ada seorang ahli pun yang mampu memberikan batasan mengenai konsep jenis itu
yang dapat memuaskan semua pihak.
Ernst Mayr pada tahun 1963 mendefinisikan konsep spesies biologis (Biological
Species Concept/BSC) yang dapat diterima secara luas. Spesies menurut BSC
adalah suatu populasi atau kelompok populasi alami yang secara aktual memiliki
potensi dapat saling kawin (interbreeding) dan menghasilkan keturunan yang
dapat hidup fertil, namun tidak dapat menghasilkan keturunan yang fertil jika
kawin dengan spesies lain. Dengan kata lain, suatu spesies biologis adalah unit
populasi terbesar di mana pertukaran genetik mungkin terjadi dan terisolasi secara
genetik dari populasi kelompok lainnya. Konsep ini didasarkan pada dua
pandangan biologis yaitu reproduksi seksual meningkatkan keseragaman dalam
gen pool melalui rekombinasi genetik dan jika dua kelompok populasi itu tidak
dapat melakukan kawin silang maka di sana tidak terjadi aliran gen (gene flow) di
dalam lungkang gen (gene pools). Ketidakmampuan interbreeding (perkawinan)
akan memunculkan spesies yang berasal dari penggabungan bersama pada
beberapa waktu berikut setelah kondisi telah mengalami perubahan. Jadi
berdasarkan konsep ini, maka kriteria yang menentukan keberhasilan reproduksi
seksual adalah kemampuan untuk menghasilkan keturunan yang fertil. Konsep
spesies ini tidak berlaku untuk organisme aseksual dan hibridisasi antarspesies.
Mengenai unsur utama yang tercakup dalam lingkup taksonomi tumbuhan seperti
identifikasi, tatanama, dan klasifikasi serta konsep-konsep dasar mengenai
taksonomi tumbuhan diuraikan sebagai berikut :
1) Identifikasi.
2) Tatanama.
Peraturan tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar ada
kesamaan pemahaman di antara ahli-ahli Botani di seluruh dunia tentang
apa yang dimaksud. Nama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin
atau bahasa yang diperlakukan sebagai bahasa Latin tanpa memperhatikan
dari bahasa mana asalnya. Tujuan dari tatanama tumbuhan adalah sebagai
berikut :
3) Nama ilmiah.
Konsep Spesies Biologis mendefinisikan suatu spesies sebagai suatu populasi atau
kelompok populasi yang anggota-anggotanya memiliki kemampua untuk saling
mengawini satu sama lain di alam dan menghasilkan keturunan yang dapat hidup
dan fertil jika kawin dengan spesies lain. Dengan kata lain suatu spesies biologi
adalah unit populasi terbesar dimana pertukaran genetik mungkin terjadi dan
terisolasi secara genetik dari populasi lain semacamnya. Anggota suatu spesies
biologis dipersatukan oleh ciri kesesuaian ciri reproduksi. Semua manusia
termasuk ke dalam spesies biologis yang sama. Sebaliknya manusia dan simpanse
tetap merupakan spesies biologis yang sangat jelas berbeda meskipun hidup di
wilayah yang sama karena kedua spesies itu tidak dapat saling mengawini.
5. Konsep Genus.
Genus adalah karakteristik logis dari kelas objek, yang mencakup kelas objek lain
yang merupakan spesies dari genus tertentu. Dengan demikian, kelas segitiga
adalah genus dalam kaitannya dengan kelas segitiga siku-siku, segitiga siku-siku,
dan segitiga tumpul. Sebuah spesies, masing-masing, disebut setiap kelas objek
yang termasuk dalam ruang lingkup kelas generik yang lebih luas.
6. Konsep Famili.
Famili adalah tingkatan taksonomi hewan dan tumbuhan yang berada di bawah
ordo. Familia memiliki arti yang sama dengan suku. Pengelompokkan hewan dan
tumbuhan berdasarkan familianya melihat pada kekerabatan dan persamaannya.
Contoh familia hewan adalah Canidae yang merupakan keluarga kucing. Jagung
dan padi adalah tumbuhan yang memiliki familia atau suku yang sama yaitu
Poaceae (suku rumput-rumputan). Famili dalam klasifikasi ilmiah adalah suatu
takson yang berada antara ordo dan genus, merupakan taksonomi yang di
dalamnya terdiri atas beberapa genus yang secara filogenetis terpisah dari famili
lainnya.
D. Fungsi Genus.
Genus tertinggi (summum genus) dan spesies terendah (infima species) dibedakan. Genus
yang lebih tinggi adalah genus yang tidak dapat lagi berfungsi sebagai spesies untuk
genus lain. Dengan demikian, spesies terendah adalah spesies yang tidak mencakup
spesies yang lebih kecil, tetapi individu yang terpisah (individuum (lat.) - tak terpisahkan,
individu). Selain itu, konsep genus terdekat digunakan. Kelas yang langsung dibagi
menjadi spesies disebut dalam kaitannya dengan spesies ini genus terdekat (genus
proximum). Misalnya, genus terdekat untuk konsep "pinus", "cemara", "cedar", "cemara"
adalah konsep "pohon jenis konifera". (Hubungan antara genus dan spesies didasarkan
pada prinsip gilimorfisme Aristoteles. Inti dari prinsip ini adalah bahwa setiap benda
konkret memiliki bentuk dan materi. Dalam hal ini, materi dipahami sebagai substrat
tertentu, dan bentuk sebagai cara menghubungkan unsur-unsur substrat ini. Konsep
generic / genus adalah konsep yang mengungkapkan fitur penting dari kelas objek yang
merupakan genus spesies apa pun. Konsep generic / genus adalah konsep bawahan, yang
mencakup konsep spesies yang volumenya lebih kecil.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
2. Spesies adalah suatu kelompok organisme yang hidup bersama di alam bebas,
dapat mengadakan perkawinan secara bebas, dan dapat menghasilkan anak yang
fertil dan bervitalitas sama dengan induknya.
B. Saran.
Kami sadar masih banyaknya kesalahan dalam penulisan makalah ini semoga pembaca
dapat memberikan saran atau masukan kepada kami agar kami bisa memperbaiki
tulisannya. Dan juga semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun kami
sebagai penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim c, 2012. Spesies, diakses pada http://id.wikipedia.org, Jum’at, 22 Februari 2013, pukul
18.00 WITA.