Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PHANEROGAMAE

"HIERARKI TAKSONOMI"

Oleh Kelompok 4 :

Meisita Katuuk 19507098

Melinda Gabriela Lengkong 19507066

Jurusan Pendidikan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Manado

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas limpahan rahmatNya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah yang berjudul “Hierarki Taksonomi” ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Phanerogamae pada jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Univeristas Negeri Manado (Unima).

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan
kesempurnaan.

Tondano, 30 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................

B. Rumusan Masalah...................................................................................

C. Tujuan.....................................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN................................................................................................

A. Sifat – sifat hierarki taksonomi...............................................................

B. Kategori mayor, minor, infraspesifik......................................................

C. konsep spesies, nominalistik, taksonomis, biologi, genus, famili...........

D. Fungsi genus...........................................................................................

BAB III

PENUTUP..........................................................................................................

1. Kesimpulan.............................................................................................

2. Saran.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Dalam setiap keanekaragaman tumbuhan, para ahli botani selalu menghadapi


persoalan dalam menentukan tingkat takson golongan tumbuhan yang dihadapi. Tingkat
takson sangat penting karena tampa adanya tingkatan takson, maka manfaat sistem
klasifikasi tidak dapat diperoleh. Menurut kesepakatan internasional, istilah-istilah untuk
menyebut masing-masing takson bagi tumbuhan itu tempatnya tidak boleh diubah
sehingga masing-masing istilah itu menunjukkan kedudukan atau tingkat dalam hierarki
atau menunjukkan kategorinya dalam sistem klasifikasi. Dalam taksonomi tumbuhan
istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu takson sekaligus mencerminkan pula di
mana posisi dan seberapa tinggi tingkatnya dalam hierarki klasifikasi.

Dalam sistem klasifikasi, istilah tingkat takson disebut kategori. Spesies


merupakan kategori dasar dari hierarki taksonomik, karena spesies merupakan batu dasar
dalam klasifikasi biologik, dan dari spesies itu konsep-konsep golongan-golongan yang
lebih tinggi maupun lebih rendah dikembangkan. Istilah kategori lazim digunakan dalam
taksonomi hewan, namun jarang digunakan secara eksplisit dalam taksonomi tumbuhan.

Oleh karena itu, untuk memahami lebih lanjut mengenai tingkatan taksonomi
khususnya spesies, maka makalah ini membahas mengenai spesies secara jelas, di mulai
dari kategori-kategori spesies, spesies dan defenisi spesies, subspecies, dan istilah-istilah
netral dalam spesies.

B. Rumusan Masalah.

1. Apa itu sifat – sifat hierarki taksonomi ?

2. Apa itu kategori mayor, minor, infraspesifik?


3. Apa itu konsep spesies, nomialistik, taksonomis, biologi, genus, famili?

4. Apa fungsi sebuah genus?

C. Tujuan.

1. Untuk mengetahui sifat – sifat hierarki taksonomi.

2. Untuk mengetahui kategori mayor, minor, infraspesifik.

3. Untuk mengetahui konsep spesies, nominalistik, taksonomis, biologi, genus, famili.

4. Untuk mengetahui fungsi genus.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sifat – Sifat Hierarki Taksonomi.

Sifat secara umum didefinisikan sebagai petanda atau candra yang mengacu kepada
bentuk, susunan, tingkah laku yang digunakan untuk membandingkan, mendeterminasi,
menginterpretasi dan memisahkan antara organisme satu dengan organisme lainnya. Sifat
sering dibedakan dengan ciri. Ciri lebih ditekankan kepada ekspresi dari suatu sifat. Sifat-
sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang
yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu.
Organisme yang sama dengan pemilihan sifat yang berbeda dapat mengakibatkan hasil
versi klasifikasi yang berbeda pula.

Sifat memiliki manfaat atau kegunaan, kegunaan sifat dalam taksonomi tumbuhan
adalah :

- Sebagai bahan untuk menyusun deskripsi tumbuhan.

- Sebagai bahan untuk mengidentifikasi jenis tumbuhan tertentu.

- Sebagai bahan untuk pembatasan suatu taksa.

- Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun klasifikasi tumbuhan.

Macam Sifat Taksonomi adalah sebagai berikut :

1. Sifat kuantitatif dan Sifat Kualitatif.

Sifat taksonomi kuantitatif adalah sifat yang cirinya yang dapat dinilai secara
langsung dengan cara menghitung atau mengukur, dan dinyatakan dalam angka.
Contohnya: lebar daun, panjang perbungaan yang dinyatakan dalam cm atau
jumlah benang sari, jumlah lembar mahkota bunga yang dinyatakan dalam angka.
Sifat kualitatif digambarkan dengan bentuk dan dideskripsikan bukan dalam
angka. Contohnya: duduk daun berhadapan, berseling, buah buni atau buah kotak.

Sifat kualitatif mempunyai nilai yang lebih penting daripada sifat kuantitatif,
sebab sifat kuantitatif kadang-kadang mempunyai kisaran yang luas terutama pada
sifat yang berasal dari bagian vegetatif yang seringkali dipengaruhi faktor-faktor
lingkungan. Sifat taksonomi juga dapat digolongkan atas sifat yang baik dan sifat
yang jelek. Sifat yang baik untuk keperluan botani sistematik adalah tidak mudah
terpengaruh faktor lingkungan, variasinya konsisten atau relatif stabil dalam
populasi taksa itu.

2. Sifat Analisis dan sintesis.

Sifat analisis adalah sifat yang digunakan untuk identitas, pencirian dan batas
takson. Sifat sintesis adalah sifat yang terdapat secara serba sama dan luas merata
pada seluruh anggota suatu takson bertingkat lebih tinggi. Sifat sitesis merupakan
sifat alami yang konstan yang tidak serupa dengan sifat analisis yang disediakan
untuk pengakuan suatu kelompok yang dalam penggunaannya untuk menyatukan
kelompok-kelompok kecil menjadi kelompok yang tinggi tingkatannya.

Sifat analisis sering disebut pula sifat diagnostik yaitu sifat yang terdapatnya
terbatas dan khas karena dipilihkan dari sifat yang mempunyai kisaran variasi
yang lebih luas dengan bermacam-macam pola variasi.

3. Sifat Mikro Dan Sifat Makro.

Sifat ini diacu berdasarkan perspektif skala agak benar sebenarnya dari keadaan
dan kadang juga pada tipe metode mendapatkan data, misalnya dengan
menggunakan TEM atau SEM, kromatografi, elektroforesis, dan sebagainya.
4. Sifat Biologik.

Sifat biologik mempunya sifat yang jelas atau peranan penting dalam organisme.
Sifat ini dibagi menjadi tiga tipe, yaitu sifat fungsional (yang berkaitan erat
dengan beberapa fungsi khusus), sifat “ epharmonic” yang nampaknya
berhubungan dengan cara hidup tumbuhan dan sifat adaktif (variasi sesuai dengan
kondisi lingkungan luar/eksternal).

5. Sifat Filetik.

Sifat filetik merupakan suatu sifat yang pertama-tama diduga menunjukkan


informasi tentang filogeni dari golongan dan akhirnya berhubungan dengan
perkembangan sifat.

6. Sifat Kladistik.

Sifat kladistik yaitu merupakan sifat yang mengelompokkan makhluk hidup


berdasarkan asal evolusinya. Sesuatu keturunan dari populasi organisme yang
dianggap sebagai nenek moyang yang tetap mempertahankan identitasnya dari
keturunan tadi, dan mereka mempunyai kecenderungan secara evolusi dan
kenyataan historik. Jadi merupakan suatu studi hipotesis akan evolusi suatu
organisme.

7. Sifat Fenetik.

Fenetik adalah suatu studi yang mengklasifikasikan berbagai macam organisme


berdasarkan kesamaan atau kemiripan morfologi dan sifat lainnya yang bisa
diobservasi tidak tergantung pada asal evolusi organisme bersangkutan.
B. Kategori Mayor, Minor dan Infraspesifik.

Kategori bila dituliskan secara lengkap sesungguhnya ada 24 kategori. Dari 24 kategori
tersebut dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Kategori mayor (kategori besar) yaitu kategori yang dimulai dari


dunia/kingdom/kerajaan sampai pada kategori diatas marga/genus. Secara lengkap
dituliskan berikut :

Dunia Anak dunia (sub


(regnum) regnum)

Devisi Anak devisi


(divisio) (sub divisio)

Kelas (classis) Anak kelas (sub


classis)

Bangsa (ordo) Anak bangsa


(sub ordo)

Suku (familia) Anak suku (sub


familia)

Rumpun Anak rumpun


(tribus) (sub tribus)

2. Kategori minor (kategori kecil) yang dimulai dari marga sampai kategori jenis.
Secara lengkap dituliskan sebagai berikut :

Marga (genus) Anak marga


(sub genus)

Seksi (sectio) Anak seksi (sub


sectio)

Seri (series) Anak seri (sub


series)
Jenis (spesies)

3. Kategori infraspesifik (kategori dibawah jenis) yang dimulai dari anak jenis
sampai anak forma dan terdiri dari :

Anak Jenis
(sub spesies)

Varietas Anak varietas


(varietas) (sub varietas)

Forma (forma) Anak forma


(sub forma)

Anak Jenis dianggap sebagai variasi dari salah satu jenis yang telah ditentukan
serta merupakan variasi morfologi suatu jenis yang telah ditentukan, serta
merupakan variasi morfologi suatu jenis yang telah ditentukan, serta merupakan
variasi morfologi suatu jenis yang mempunyai daerah distribusi geografi
tersendiri, tidak ditemukan bersama-sama dengan anggota populasi lain yang
sejenis. Anak jenis adalah suatu kategori yang didalamnya termasuk unsur-unsur
yang dengan memiliki ciri-ciri morfologi, geografi, dan ekologi tertentu, yang
memberikan pembenaran untuk dipisahkan dari sisa populasi dalam suatu jenis.

Varietas merupakan suatu kategori di bawah tingkat jenis yang banyak digunakan
dalam dunia pertanian. Oleh para ahli taksonomi, varietas dikonotasikan sebagai
setip varian morfologi suatu jenis tanpa mengaitkan dengan masalah distribusinya;
punya daerah distribusi sendiri; bersama-sama dengan varietas lain dalam jenis
yang sama menempati daerah distribusi yang sama; menunjukkan beda warna atau
habitus.

Forma lazimnya dianggap sebagai takson terendah atau kategori paling kecil.
Biasanya forma digunakan untuk menempatkan variasi dalam jeis yang tak begitu
penting. Variasi tersebut menyangkut: warna mahkota, warna buah, tanggapan
terhadap habitat tertentu, dan sebagainya. Ke dalam forma dapat dimasukkan
setiap varian yang kadangkala terjadi dalam populasi suatu jenis tanpa
memperhatikan besarnya derajat penyimpangan dan konsistensinya.

C. Konsep Spesies, Nomialistik, Taksonomis, Biologi, Genus, Famili.

1. Konsep Species.

Dalam taksonomi tumbuhan spesies sebagai unit merupakan suatu yang benar-
benar ada di alam, dan telah banyak ahli-ahli ilmu tumbuhan yang telah berusaha
untuk menjelaskan apakah yang dimaksud dengan spesies dan bagaimana batasan-
batasannya. Ternyata hal itu bukan pekerjaan yang mudah. Hingga sekarang tidak
ada seorang ahli pun yang mampu memberikan batasan mengenai konsep jenis itu
yang dapat memuaskan semua pihak.

Ernst Mayr pada tahun 1963 mendefinisikan konsep spesies biologis (Biological
Species Concept/BSC) yang dapat diterima secara luas. Spesies menurut BSC
adalah suatu populasi atau kelompok populasi alami yang secara aktual memiliki
potensi dapat saling kawin (interbreeding) dan menghasilkan keturunan yang
dapat hidup fertil, namun tidak dapat menghasilkan keturunan yang fertil jika
kawin dengan spesies lain. Dengan kata lain, suatu spesies biologis adalah unit
populasi terbesar di mana pertukaran genetik mungkin terjadi dan terisolasi secara
genetik dari populasi kelompok lainnya. Konsep ini didasarkan pada dua
pandangan biologis yaitu reproduksi seksual meningkatkan keseragaman dalam
gen pool melalui rekombinasi genetik dan jika dua kelompok populasi itu tidak
dapat melakukan kawin silang maka di sana tidak terjadi aliran gen (gene flow) di
dalam lungkang gen (gene pools). Ketidakmampuan interbreeding (perkawinan)
akan memunculkan spesies yang berasal dari penggabungan bersama pada
beberapa waktu berikut setelah kondisi telah mengalami perubahan. Jadi
berdasarkan konsep ini, maka kriteria yang menentukan keberhasilan reproduksi
seksual adalah kemampuan untuk menghasilkan keturunan yang fertil. Konsep
spesies ini tidak berlaku untuk organisme aseksual dan hibridisasi antarspesies.

2. Konsep Spesies Nominalistik.

Konsep Nominalistik merupakan konsep spesies yang menyatakan bahwa spesies


itu merupakan suatu kesatuan kuantitatif (jumlah) dari suatu individu yang jenis
nya sama atau dekat hubungan kekerabatannya. Para pengikut konsep ini mesidak
adanya keanekaragaman spesies yang nyata.Bagi mereka hanya mengenal
individu-individu yang ada di ala mini,sedangkan spesies ini adalah abstraksi
buatan manusia.

3. Konsep Spesies Taksonomi.

Mengenai unsur utama yang tercakup dalam lingkup taksonomi tumbuhan seperti
identifikasi, tatanama, dan klasifikasi serta konsep-konsep dasar mengenai
taksonomi tumbuhan diuraikan sebagai berikut :

1) Identifikasi.

Selain mengadakan penggolongan atau klasifikasi, unsur utama dalam


taksonomi salah satunya adalah pengenalan atau identifikasi. Melakukan
identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas
(jati diri) suatu tumbuhan (meliputi : menentukan nama yang benar,
tempat yang tepat dalam sistem klasifikasi). Identifikasi tumbuhan adalah
menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem
klasifikasi. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal
oleh dunia ilmu pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin
sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.

2) Tatanama.
Peraturan tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar ada
kesamaan pemahaman di antara ahli-ahli Botani di seluruh dunia tentang
apa yang dimaksud. Nama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin
atau bahasa yang diperlakukan sebagai bahasa Latin tanpa memperhatikan
dari bahasa mana asalnya. Tujuan dari tatanama tumbuhan adalah sebagai
berikut :

- Sebagai media untuk komunikasi.

- Menunjukkan identitas tumbuhan.

- Menunjukkan adanya kekerabatan

3) Nama ilmiah.

Berkembangnya ilmu taksonomi tumbuhan, maka muncul nama ilmiah


(scientific name). Dimana sistem pemberian nama ilmiah ini bersifat netral
dan dapat diterima semua pihak, dimana setiap jenis memiliki satu nama
ilmiah dan bahasa ilmiah yang dilatinkan sehingga dapat diterima dan
digunakan oleh seluruh ilmu taksonomi di seluruh dunia.

4. Konsep Spesies Biologis.

Konsep Spesies Biologis mendefinisikan suatu spesies sebagai suatu populasi atau
kelompok populasi yang anggota-anggotanya memiliki kemampua untuk saling
mengawini satu sama lain di alam dan menghasilkan keturunan yang dapat hidup
dan fertil jika kawin dengan spesies lain. Dengan kata lain suatu spesies biologi
adalah unit populasi terbesar dimana pertukaran genetik mungkin terjadi dan
terisolasi secara genetik dari populasi lain semacamnya. Anggota suatu spesies
biologis dipersatukan oleh ciri kesesuaian ciri reproduksi. Semua manusia
termasuk ke dalam spesies biologis yang sama. Sebaliknya manusia dan simpanse
tetap merupakan spesies biologis yang sangat jelas berbeda meskipun hidup di
wilayah yang sama karena kedua spesies itu tidak dapat saling mengawini.

5. Konsep Genus.

Genus adalah karakteristik logis dari kelas objek, yang mencakup kelas objek lain
yang merupakan spesies dari genus tertentu. Dengan demikian, kelas segitiga
adalah genus dalam kaitannya dengan kelas segitiga siku-siku, segitiga siku-siku,
dan segitiga tumpul. Sebuah spesies, masing-masing, disebut setiap kelas objek
yang termasuk dalam ruang lingkup kelas generik yang lebih luas.

6. Konsep Famili.

Famili adalah tingkatan taksonomi hewan dan tumbuhan yang berada di bawah
ordo. Familia memiliki arti yang sama dengan suku. Pengelompokkan hewan dan
tumbuhan berdasarkan familianya melihat pada kekerabatan dan persamaannya.
Contoh familia hewan adalah Canidae yang merupakan keluarga kucing. Jagung
dan padi adalah tumbuhan yang memiliki familia atau suku yang sama yaitu
Poaceae (suku rumput-rumputan). Famili dalam klasifikasi ilmiah adalah suatu
takson yang berada antara ordo dan genus, merupakan taksonomi yang di
dalamnya terdiri atas beberapa genus yang secara filogenetis terpisah dari famili
lainnya.

D. Fungsi Genus.

Genus tertinggi (summum genus) dan spesies terendah (infima species) dibedakan. Genus
yang lebih tinggi adalah genus yang tidak dapat lagi berfungsi sebagai spesies untuk
genus lain. Dengan demikian, spesies terendah adalah spesies yang tidak mencakup
spesies yang lebih kecil, tetapi individu yang terpisah (individuum (lat.) - tak terpisahkan,
individu). Selain itu, konsep genus terdekat digunakan. Kelas yang langsung dibagi
menjadi spesies disebut dalam kaitannya dengan spesies ini genus terdekat (genus
proximum). Misalnya, genus terdekat untuk konsep "pinus", "cemara", "cedar", "cemara"
adalah konsep "pohon jenis konifera". (Hubungan antara genus dan spesies didasarkan
pada prinsip gilimorfisme Aristoteles. Inti dari prinsip ini adalah bahwa setiap benda
konkret memiliki bentuk dan materi. Dalam hal ini, materi dipahami sebagai substrat
tertentu, dan bentuk sebagai cara menghubungkan unsur-unsur substrat ini. Konsep
generic / genus adalah konsep yang mengungkapkan fitur penting dari kelas objek yang
merupakan genus spesies apa pun. Konsep generic / genus adalah konsep bawahan, yang
mencakup konsep spesies yang volumenya lebih kecil.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

1. Taksonomi merupakan pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan)


tertentu dimana terdapat tingkatan takson yang dikenal dengan istilah kategori-
kategori taksonomi. Kategori-kategori taksonomi yang sering dipakai, yaitu:
Kingdom, Filum, Kelas, Ordo, Famili, Genus, Spesies.

2. Spesies adalah suatu kelompok organisme yang hidup bersama di alam bebas,
dapat mengadakan perkawinan secara bebas, dan dapat menghasilkan anak yang
fertil dan bervitalitas sama dengan induknya.

B. Saran.

Kami sadar masih banyaknya kesalahan dalam penulisan makalah ini semoga pembaca
dapat memberikan saran atau masukan kepada kami agar kami bisa memperbaiki
tulisannya. Dan juga semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun kami
sebagai penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim a, 2010. Taxonomy, diakses pada http://perpuspedia.pnri.go.id, Kamis, 21 Februari


2013, pukul 16.00 WITA.

Anonim b, 2009. Mengenal Ilmu Taksonomi dalam Biologi, diakses pada


http://www.forumsains.com, Kamis, 21 Februari 2013, pukul 16.15 WITA.

Anonim c, 2012. Spesies, diakses pada http://id.wikipedia.org, Jum’at, 22 Februari 2013, pukul
18.00 WITA.

Erik, 2011. Spesiasi. Pendidikan Biologi PPs UM. Malang.

Putra, 2010. Klasifikasi, diakses pada http://biologimediacentre.com, Jum’at, 22 Februari 2013,


pukul 19.00 WITA.

Anda mungkin juga menyukai