Disusun oleh :
Puji syukur pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan Makalah berjudul “Taksonomi
Tumbuhan / Tanaman Rendah” dengan lancar.Makalah ini di susun untuk memenuhi salah
satu mata kuliah Dendrologi.Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan saran atas penyusunan makalah ini :
Penulis manyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,untuk itu
penulis mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan .Semoga makalah ini bermanfaat
baik bagi penulis maupun para pembaca.
JUDUL ............................................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................
B. Rumus Masalah ..................................................................................................
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Taksonomi................................................................................................
B. Pengertian Tumbuh Tingkat Rendah..........................................................................
BAB III
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal tersebut sangat mendasari bahwa proses evolust tumbuhan berawal dari
munculnya kelompok tumbuhan Cryptogamae (tumbuhan tingkat rendah). Penelitian
mengenai evolusi tumbuhan saat ini masih meyakini bahwa proses pogama N evolusi dimulai
dari satu nenek moyang yang kemudian berkembang menjadi suatu kelompok tertentu
(Keeton, 1980: 224) .Cyanobakteria merupakan kelompok awal mula berkembangnya
tumbuhan rendah. Kemudian terbentuklah kelompok Algae yang eukariotik dan diikuti oleh
perkembangan kelompok Fungi, Lichens, Bryophyta, dan kelompok terakhir adalah
Pteridophyta (tumbuhan paku) yang sampai saat ini hidup bertahan di bumi (Campbell et al.,
2003).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah: "Bagaimanakah tingkat-
tingkat perkembangan morfologi tumbuhan Crypotogamae berdasarkan analisis filogenetik?".
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat dibuat menjadi beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Karakter apakah yang menunjukkan tingkat primitif hingga ke tingkat yang lebih
maju secara morfologis diantara divisi-divisi kelompok tumbuhan Cyptogamae?
2. Karakter morfologi apakah yang menjadi kesamaan dan perbedaan ciri tingkat-
tingkat perkembangan morfologis tumbuhan Cryptogamae ?
3. Bagaimanakah urutan tingkat evolusi (urutan kemajuan) tumbuhan Cryptogamae
berdasarkan analisis filogenetik
4. Takson (divisi)manakah yang paling primitif dari seluruh angota divisi pada
kelompok tumbuhan cryptogamae?
5. Takson (divisi) manakah yang paling maju dari seluruh angota divisi pada kelompok
tumbuhan cryptogame?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui karakter morfologi yang menunjukkan sifat primitif dan maju diantara
divisi-divisi pada kelompok tumbuhan Cryptogamae,
2. . Mengetahui karakter morfologi yang menunjukkan kesamaan dan perbedaan ciri
setiap divisi pada kelompok tumbuhan Cryptogamae,
3. Mengetahui urutan tingkat perkembangan tumbuhan Cryptogamae berdasarkan hasil
analisis filogenetik dan implikasinya ke bentuk BDK (Bagan Dikotomi Konsep)
dalam mempermudah pemahaman klasifikasi (taksonomi).
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil analisis filogenetik pada kelompok tumbuhan Cryptogamae ini dapat menjadi
sumber acuan pengetahuan baru, khususnya dalam bidang sistematika tumbuhan
rendah.
2. Menjadi landasan penelitian selanjutnya yang relevan dalam pengembangan
kemajuan ilmu dibidang sistematika tumbuhan rendah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Taksonomi
Dalam biologi, taksonomi juga merupakan cabang ilmu tersendiri yang mempelajari
penggolongan atau sistematika makhluk hidup. Sistem yang dipakai adalah penamaan dengan
dua sebutan, yang dikenal sebagai tata nama binomial yang diusulkan oleh Carl von Linne
(Latin: Carolus Linnaeus), seorang naturalis berkebangsaan Swedia. Ia memperkenalkan
tujuh hierarki (tingkatan) untuk mengelompokkan makhluk hidup. Ketujuh hierarki (yang
disebut takson) itu berturut-turut dari tingkatan tertinggi (umum) hingga terendah (spesifik)
adalah:
• Kerajaan
• Kelas
• Ordo/bangsa
• Famili/keluarga/suku
• Genus/marga
• Spesies/jenis
Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan.
Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif,
dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan
subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang
sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat
diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah. Taksonomi ini
pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956 sehingga
sering pula disebut sebagai taksonomi Bloom.
Schizophyta atau tumbuhan belah ( dari bahasa Latin shizere atau Yunanischzein =
membelah, dan phyton (Yunani) = tumbuhan). Divisi tumbuhan , selain berkembang biak
dengan cara membelah diri juga memiliki ciri, hanya terdiri atas satu sel saja, protoplas
belum terdiferensiasi dengan jelas, sehingga inti belum tampak nyata, demikian pula
plastidanya. Tumbuhan belah dianggap sebagai kelompok dengan tingkat perkembangan
filogenetik yang paling rendah, jadi dari segi evolusi merupakan tumbuhan yang paling tua
dan paling primitif. Salah satu ciri golongan tumbuhan ini adalah sel-selnya bersifat
prokariotik Jadi, berdasarkan klasifikasi moderen schizophyta merupakan golongan
organisme tersendiri yang disebut Monera. Schizophyta terdiri atas dua kelas yaitu kelas
Bakteri dan Kelas Alga.
Schizophita sendiri terbagi menjadi dua kelas yaitu Schizomycetes atau lebih dikenal
dengan nama bakteri, dan kelas cyanophyta atau ganggang biru. Bakteri dan ganggang
memiliki karakteristik yang berbeda, juga dibedakan dari peranan masing –masing ada yang
berdampak positif dan negatifnyta sehingga manusia dapat memanfaatkan untuk membantu
dalam segala bidang, utamanya dibidang industry dan pertanian.
Meskipun talus adalah sebagian besar tidak dibedakan dari segi anatominya, bisa ada
perbedaan terlihat dan perbedaan fungsional. Sebuah Rumput laut misalnya, mungkin
memiliki talus yang dibagi menjadi tiga wilayah. Bagian-bagian dari talus rumput laut
termasuk pegangan erat (jangkar), Stipe (mendukung pisau) dan pisau (untuk fotosintesis).
Talus pada jamur biasanya disebut miselium.Istilah Talus ini juga sering digunakan
untuk merujuk pada vegetatif tubuh sebuah lichen. Pada rumput laut, talus kadang-kadang
juga disebut ental Talus merupakan istilah yang dipakai untuk dilawankan dengan kormus.
Pada umumnya, tumbuhan lumut dapat tumbuh dengan mudah di tempat yang basah
dan lembab. Tumbuhan lumut bersifat autotrof karena mempunyai sel-sel dengan plastida
yang menghasilkan klorofil. Tubuh lumut diselubungi oleh kutikula lilin yang dapat
mengurangi penguapan berlebihan pada tubuhnya, sehingga memungkinkannya untuk dapat
beradaptasi di lingkungan yang tak terlalu basah. Tumbuhan lumut tergolong sebagai
kormofita berspora, karena tumbuhan ini menghasilkan spora sebagai alat
perkembangbiakannya, Thallophyta seperti lumut menyukai tempat yang teduh dan lembab
seperti Tembok, Permukaan batuan, Genteng dan kulit pohon untuk hidup. Tumbuhan ini
sudah memiliki daun, batang dan akar yang masih sederhana. Bryophyta terdiri atas dua
kelas, yaitu ; Hepaticeae (belum dibedakan antara daun, batang dan akar) contoh : lumut hati,
dan musci (sudah jelas daun dan batangnya, akar masih.
Lumut (dalam bahasa yunani : bryophyta) adalah sebuah divisi tumbuhan yang
hidup didarat, umumnya berwarna hijau dan berukuran kecil (dapat tidak tampak dengan
bantuan lensa), dan ukuran lumut yang terbesar adalah kurang dari 50 cm. Lumut hidup di
batu, kayu gelondongan, pepohonan, dan ditanah. Lumut tersebar hampir diseluruh belahan
dunia, terkecuali didalam laut.
Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit dan gametofit.
Generasi sporofit dan gametofit ini tumbuh bergantian dalam tumbuhan paku. Generasi
sporofit adalah tumbuhan yang menghasilkan spora sedangkan generasi gametofit adalah
tumbuhan yang menghasilkan sel gamet (sel kelamin).Pada tumbuhan paku, sporofit
berukuran lebih besar dan generasi hidupnya lebih lama dibandingakan generasi gametofit.
Oleh karena itu, generasi sporofit tumbuhan paku disebut generasi dominan. Generasi
sporofit inilah yang umumnya kita lihat sebagai tumbuhan paku. Struktur dan fungsi tubuh
tumbuhanpaku generasi sporofit. Tumbuhan paku sporofit pada umumnya memiliki akar,
batang, dan daun sejati.
a. Daun
Daun muda pada tumbuhan paku bisanya melingkar dan menggulung, daun
tumbuhan paku biasanya terdiri dari dua bagian yaitu tangkai dan helai daun. Helaian daun
pada umunya majemuk akan tetapi ada yang bentuknya tunggal. Daun memiliki bermacam-
macam bentuk, ukuran dan susunanannya. Jika dilihat dari ukurannya, daun tumbuhan paku
dibedakan menjadi dua, yaitu mikrofil dan makrofil. Pada makrofil, merupakan daun-daun
besar yang sudah dapat dibedakan antara tangkai daun, daging daun yang terdiri atas jaringan
tiang dan bunga karang.
b. Batang
Batang tumbuhan paku pada fase gametofit disebut protalium yang berbentuk seperti
lembaran kecil fungsinya sebagai tempat fotosintesis. Sedangkan tumbuhan paku pada fase
sporofit telah memiliki akar, batang dan daun sejati. Dan telah mempunyai jaringan
pembuluh angkut xylem, namun ada juga yang belum memiliki akar dan daun sejati. Batang
tumbuhan paku memiliki ukuran yang bervariasi, mulai dari yang berukuran seperti pohon.
Batang yang tumbuh diatas tanah ada yang bercabang, menggarpu dan ada juga yang lurus
tidak bercabang.
c. Akar
Sistem perakaran tumbuhan paku adalah serabut, biasanya terjadi karena akar yang
keluar pertama kali tidak bersifat dominan sehingga akar lain yang keluar dari batang
menyusul dan menjadi akar serabut . Fungsi rambut-rambut akar tumbuhan paku biasanya
untuk menyerap air dan garam mineral yang berada dalam tanahRhizome paku bercabang
baik pada tipe irregular atau dikotomi. Rhizoid tumbuhan paku banyak berkembang kearah
akar untuk kepentingan hidupnya.Rambut-rambut akar tersebut akan menyerap air dan garam
mineral terlarut. Kelompok lain dari mempunyai akar yang berupa benang yang tumbuh dari
batang misalnya Selaginella sp.
d. Spora
PENUTUP
A. Kesimpulan
Taksonomi merupakan kelompok ilmu dasar yang berarti ilmu kajian dasar dari ilmu
biologi dengan tidak membatasi hanya satu atau objek tertentu saja. Taksonomi tumbuhan
tidak hanya mempelajari tentang pencirian, klasifikasi, pendeskripsian (pertelaan), dan
penamaan saja. Tetapi juga mempelajari fungsi-fungsi ekologisnya di alam. Taksonomi
merupakan bagian dari sistematika (Rifai,1976). Sistematika cakupannya lebih luas yaitu
meliputi taksonomi, studi evolusi dan filogeni.
Sifat dan ciri taksonomi sangat penting sebagai sumber bukti taksonomi untuk
memecahkan berbagai permasalahan taksonomi. Berikut ini akan diungkapkan beberapa
cabang biologi yang dapat dijadikan sebagai sumber bukti taksonomi diantaranya :
Morfologi, Anatomi Sitologi,Filogenl, Embriologi, Palinologi, Fisiologi dan Fitokimia.
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah Ini .
untuk itu, penulis dengan terbuka menerima saran atau kritikan dari rekan-rekan serta
pembaca yang membangun guna kesempurnaan makalah ini dan menambah wawasan baru
untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Yudianto dan Suroso. 1992. Pengantar Botany Cryptogamae (sistemik Tumbuhan
Rendah). Tarsito. Bandung.
Schroeder, B., & Gibson, G. A. (2007, July). Understanding failures in petascale computers.
In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 78, No. 1, p. 012022). IOP Publishing.
N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2003). Biologi. Jilid 2. Edisi Kelima. Alih Bahasa:
Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Cronquist, A., 1981, An Integrated System of Classification of Flowering Plants, New York,
Columbia University Press, 477.
Effendi, R. (2017). Konsep revisi taksonomi Bloom dan implementasinya pada pelajaran
matematika SMP. JIPMat, 2(1).
Siregar, M. Pengaruh Penggunaan Metode Kuliah Lapangan (Field Trip) Terhadap Hasil
Belajar Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah.
Muamar, M. R., & Rahmi, R. (2017). Analisis keterampilan proses sains dan keterampilan
kognitif siswa melalui metode praktikum biologi pada sub materi schizophyta dan
thallophyta. Jurnal Pendidikan Almuslim, 5(1).
Arini, D. I. D., & Kinho, J. (2012). Keragaman Jenis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Cagar
Alam Gunung Ambang Sulawesi Utara. Info BPK Manado, 2(1), 17-40.