Disusun Oleh:
Nurjanah (4220022)
Kelas : 4A
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak khususnya kepada dosen pembimbing botani yang telah membimbing
kami dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
PETA KONSEP..........................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13
iii
iv
v
Sp
ryG
dFlueO
K
ingkatsom
PETA KONSEP
vi
T
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Taksonomi tumbuhan tinggi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan
susunan tubuh tumbuhan yang terdiferensiasi. Taksonomi tumbuhan tinggi selain
menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan juga menguraikan kedudukan
tumbuhan dalam kehidupan tumbuhan itu sendiri. Jika kita amati setiap tumbuhan,
maka akan terlihat beberapa perbedaan maupun kesamaan dari setiap jenis tumbuhan
tersebut. Hal ini yang menjadikan ilmu Taksonomi Tumbuhan Tinggi menjadi suatu
proses pemahaman tentang kehidupan tumbuhan di sekitar kita.
Dalam dunia tumbuhan terdapat bermacam-macam jenis tumbuhan yang Allah
ciptakan di muka bumi ini, yang membuat bumi ini menjadi indah. Di antaranya ada
yang disebut dengan Gymnospermae, Angiospermae, dan lain sebagainya. Allah
menciptakan itu semua agar mahluk hidup dapat menikmatinya dan mengambil
pelajaran dari apa yang ada di lingkungan sekitarnya. Hal inilah yang membuat ilmu
Taksonomi Tumbuhan Tinggi menjadi ilmu yang penting untuk dipelajari.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kedudukan Phanerogamae dalam Biodiversitas.
2. Untuk memahami tujuan dan dasar dari pengklasifikasian tumbuhan.
3. Untuk mengetahui hirarki dan posisi takson.
4. Untuk memahami klasifikasi sebagai produk dan proses.
5. Untuk mengetahui ICBN dan hubungannya dalam hirarki takson.
6. Untuk memahami sistem pengklasifikasian tumbuhan.
1
1.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Keanekaragaman jenis
Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan
secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya
(interhibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan
generasinya. Kumpulan makhluk hidup satu spesies atau satu jenis inilah yang disebut
dengan populasi.
Keanekaragaman jenis adalah segala perbedaan yang ditemui pada makhluk
hidup antar jenis atau antar spesies. Perbedaan antar spesies organisme dalam satu
keluarga lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar
individu dalam satu spesies (keanekaragaman gen).
Contohnya, dalam keluarga kacang-kacangan dikenal kacang tanah, kacang
buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Di antara jenis kacang-kacangan
tersebut kita dapat dengan mudah membedakannya karena di antara mereka ditemukan
ciri khas yang sama. Akan tetapi, ukuran tubuh atau batang, kebiasaan hidup, bentuk
buah dan biji, serta rasanya berbeda.
3. Keanekaragaman ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara
makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Suatu lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis
makhluk hidup saja, tetapi juga akan dihuni oleh jenis makhluk hidup lain yang sesuai.
Akibatnya, pada lingkungan tersebut akan dihuni berbagai makhluk hidup berlainan
jenis yang hidup berdampingan.
Perbedaan komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan
jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut
berbeda-beda. Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah tersebut juga
bervariasi baik mengenai kualitas maupun kuantitasnya. Variasi kondisi komponen
abiotik yang tinggi ini akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Contoh
ekosistem adalah: hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, padang lumut,
gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-lain.
Jadi keanekaragaman ekosistem adalah segala perbedaan yang terdapat antar
ekosistem. Keanekaragaman ekosistem ini terjadi karena adanya keanekaragaman gen
dan keanekaragaman jenis (spesies).
4
Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem misalnya: pohon kelapa
banyak tumbuh di daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan pohon
palem dan pinang tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah.
5
3. Dasar Klasifikasi Tumbuhan
a. Berdasarkan persamaan dan perbedaannya
Dengan mengamati ciri ciri dari tiap tumbuhan maka dapat dikelompokkan
persamaan dan perbedaan antara tumbuhan satu dengan tumbuhan lainnya.
b. Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi
Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari tumbuhan pertama-tama
yang dapat dilakukan adalah mengamati bentuk luar dari tumbuhan tersebut,
misalnya hendak menggolongkan beberapa tumbuhan, maka yang dapat
diamati adalah bentuk pohon, bentuk daun, bentuk bunga, warna bunga, dll.
c. Berdasarkan Ciri Biokimia
Sejalan dengan masa perkembangannya, untuk menentukan klasifikasi
tumbuhan selain berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, bisa pula
menggunakan ciri-ciri biokimia, misalnya jenis-jenis enzim, jenis-jenis
protein, dan jenis-jenis DNA. Hal tersebut dapat menentukan hubungan
kekerabatan antara tumbuhan satu dengan lainnya.
d. Berdasarkan manfaatnya
Tujuan pengelompokan ini adalah untuk memudahkan kita memanfaatkan
suatu tumbuhan.
1. Kingdom
Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi. Semula makhluk hidup di
dunia ini hanya dikelompokkan menjadi dua kingdom, yaitu plantae dan
animalia. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan saat ini makhluk
hidup dikelompokkan menjadi lima kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi,
Plantae, dan Animalia.
2. Divisi
Setiap kingdom dapat dibagi lagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih
kecil. Kelompok ini pada tumbuhan disebut dengan Divisi, sedangkan pada
hewan disebut Filum.
6
3. Kelas
Setiap divisi atau filum dapat dipecah lagi menjadi kelompok yang lebih kecil
yang dikenal kelas. Dasar pengelompokannya menggunakan sifat atau ciri yang
masih umum. Misalnya, divisi spermatophyta dibedakan lagi menjadi beberapa
kelas berdasarkan keping bijinya, menjadi kelas monokotil dan kelas dikotil.
4. Ordo
Setiap kelas dapat dipecah menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil yang
disebut ordo. Dasar pengelompokannya adalah sifat atau ciri khusus dari ciri
yang digunakan sebagai dasar pengelompokan tingkat kelas.
5. Famili
Berdasarkan sifat dan ciri yang lebih khusus, setiap ordo dapat dibedakan lagi
menjadi beberapa famili. Misalnya, ordo liliales dapat dibedakan menjadi
famili lili-lilian (Liliaceae), dan amarilis (Amaryllidaceae).
6. Genus
Setiap famili dapat dibedakan lagi menjadi kelompok yang lebih kecil yaitu
dikenal dengan Genus. Anggota-anggota genus mempunyai persamaan ciri
yang lebih banyak bila dibandingkan tingkatan takson di atasnya. Misalnya,
famili liliceae terbagi menjadi, genus lili (Lilium), lidah buaya (Aloe), dan
bawang-bawangan (Allium).
7. Spesies
Spesies adalah tingkatan takson terendah dalam klasifikasi. Setiap genus dapat
memiliki beberapa spesies. Misalnya, genus allium mempunyai dua spesies,
yaitu Allium cepa (Bawang merah) dan Allium sativum (Bawang putih).
8
langkah pembentukan klasifikasi makhluk hidup mengikuti sistem tertentu.
Itulah sebabnya klsasifikasi makhluk hidup disebut pula sistematik.
Langkah – langkah atau proses klasifikasi ialah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi objek berdasarkan ciri-ciri struktur tubuh makhluk
hidup, misalnya, tumbuhan yang sama jenis atau spesiesnya
b. Setelah kelompok spesies terbentuk, dapat dibentuk kelompok-
kelompok lain dari urutan tingkatan klasifikasi sebagai berikut.
• Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan
untuk membentuk takson genus.
• Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan
untuk membentuk takson famili.
• Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk takson ordo.
• Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk takson kelas.
• Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk takson filum (untuk hewan) atau divisio (untuk
tumbuhan).
2.2.4 ICBN dan hubungannya dalam hirarki takson
Nama ilmiah suatu tumbuhan selain harus mudah diingat harus mudah
dipahami dan mudah diucapkan, juga harus mempunyai satu kesatuan arti yang
spesifik dan berlaku secara universal. Hal inilah yang merupakan prinsip dasar
tatanama tumbuhan. Sampai saat ini masih sering terjadi kekeliruan penulisan
nama ilmiah. Pemakaian tatanama tumbuhan diatur oleh International Code of
Botanical Nomenclature (ICBN) atau Kode Internasional Tatanama
Tumbuhan (KITT) yang kemudian menjadi Kode Botani.
ICBN memiliki hubungan dalam hirarki takson karena ICBN berperan
dalam membantu memandu cara penulisan nama ilmiah tumbuh-tumbuhan dan
nama teknis tanaman budidaya yang benar; dan menunjukkan perbedaan antara
varietas dan kultivar secara konsepsional sehingga pemakaiannya betul-betul
proporsional disertai dengan ketentuan ilmiah yang berlaku secara
internasional.
9
Tabel 1. Kategori Taksa Tumbuhan (ICBN)
10
tumbuhan pohon (beringin, mangga, jeruk, kelapa); tumbuhan perdu (tomat,
bayam, cabai, terung); dan tumbuhan semak (rumput, jahe).
2. Klasifikasi Sistem Artifisial (Buatan)
Klasifikasi sistem Artisifal adalah klasifikasi untuk tujuan praktis,
misalnya berdasarkan kegunaannya. Berdasarkan kegunaannya, tumbuhan
dikelompokan menjadi tanaman obat (jahe, kina, kayu putih, ginseng), tanaman
hias (mawar, melati, cempaka, anggrek), tanaman makanan pokok (padi,
jagung, gandum, ubi), tanaman sayuran (bayam, kangkung, kacang panjang,
kol), tanaman buah-buahan (jeruk, salak, pepaya, apel), tanaman sandang
(kapas), dan tanaman untuk papan (jati, bambu, meranti). Klasifikasi sistem
artifisial diperkenalkan pertama kali oleh seorang naturalis berkebangsaan
Swedia, Carl von Linne, yang lebih dikenal dengan nama Carolus Linnaeus.
Linnaeus mengemukakan makalahnya yang berjudul Systema Naturae pada
tahun 1735. Dalam makalah tersebut ia mengelompokan tumbuhan
berdasarkan alat reproduksi generatifnya (bunga). Kelompok mamalia diberi
nama berdasarkan keberadaan kelenjar susu (mamae) yang digunakan untuk
merawat bayinya.
3. Klasifikasi Sistem Filogenetik
Pada sistem filogenetik, klasifikasi didasarkan pada jauh dekatnya
hubungan kekerabatan antar organisme atau kelompok organisme, dengan
melihat kesamaan ciri morfologi, struktur anatomi, fisiologi dan etologi
(perilaku). Filogeni merupakan hubungan kekerabatan antar organisme
berdasarkan proses evolusinya. Klasifikasi sistem filogenetik diperkenalkan
sejak munculnya teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin pada
tahun 1859.
4. Klasifikasi Sistem Modern
Klasifikasi sistem modern dibuat berdasarkan hubungan kekerabatan
organisme (filogenetik), ciri-ciri gen atau kromosom, serta ciri-ciri biokimia.
Pada klasifikasi sistem modern, selain menggunakan dasar perbandingan ciri-
ciri morfologi, struktur anatomi, fisiologi, etologi, juga dilakukan perbandingan
struktur molekuler dari organisme yang diklasifikasikan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Taksonomi adalah pengelompokan suatu hal berdasarkan hirarki (tingkatan)
tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum dan taksonomi yang
lebih rendah bersifat lebih spesifik. Selain itu, taksonomi juga diartikan sebagai cabang
ilmu biologi yg menelaah penamaan, perincian, dan pengelompokan makhluk hidup
berdasarkan persamaan dan pembedaan sifatnya. Pemakaian tata nama tumbuhan diatur
oleh ‘International Code of Botanical Nomenclature (ICBN) atau Kode Internasional Tata
Nama Tumbuhan (KITT) yang kemudian disebut Kode Botani.
3.1
12
DAFTAR PUSTAKA
13