(RPP)
Disusun Oleh
1. Faiz Ali Yafie
(1301070032)
2. Rines Awdora Ady (1301070042)
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas / Semester
: Kelas X/Semester 1
Materi Pembelajaran
: Keanekaragaman Hayati
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit
Peretemuan 2
Kognitif
1. Memahami kelestarian lingkungan yang ada di Indonesia
2. Menjelaskan keanekaragaman ekosistem yang ada di Indonesia
3. Menghubungkan dengan penyebab Indonesia memiliki flora dan fauna endemik
4. Menganalisis penyebab kelangkaan flora di Indonesia sesuai literatur
5. Menganalisis penyebab kelangkaan fauna di Indonesia sesuai literatur
6. Menjelaskan cara mngatasi kelangkaan keanekaragaman hayati yang terjadi di
Indonesia berdasarkan literatur secara tepat
7. Menyimpulkan materi pembelajaran mengenai keanekaragaman hayati di Indonesia
Psikomotor
1. Membuat peta persebaran flora dan fauna langka di Indonesia secara berkelompok
2. Menyusun kliping mengenai flora dan fauna langka di Indonesia
Pertemuan 3
Kognitif
1. Memahami peranan sumber daya hayati dalam kehidupan manusia
2. Menghubungkannya dengan peranannya pada kehidupan manusia
3. Memahami tentang klasifikasi makhluk hidup
4. Mengelompokkan makhluk hidup yang ada disekitar lingkungan
5. Menjelaskan dasar pengelompokan yang klasifikasi makhluk hidup
6. Menyimpulkan tentang klasifikasi makhluk hidup
Psikomotor
1. Membuat kunci detrminasi
2. Mengisi soal tentang pemahaman materi pembelajaran
D. Tujuan
Pertemuan 1
Kognitif
1. Siswa dapat memahami definisi keanekaragaman hayati dengan baik dari hasil
penjelasan guru.
2. Siswa dapat menyebutkan 3 pengelompokan tingkatan kenekaragaman hayati secara
urut.
3. Siswa dapat mendiskusikan perbedaan tingkat keanekaragaman hayati yang telah
disebutkan dengan tepat.
4. Siswa dapat menjelaskan perbedaan tingkat keanekaragaman hayati dari hasil
diskusi
5. Mengelompokan makhluk hidup ke dalam tingkatannya
Pertemuan 2
Kognitif
1. Siswa dapat memahami kelestarian lingkungan yang ada di Indonesia berdasarkan
pemahamannya dan literatur yang digunakan
2. Siswa dapat menjelaskan keanekaragaman ekosistem yang ada di Indonesia
berdasarkan literatur dan sumber media yang digunakan
3. Siswa dapat menghubungkan dengan penyebab Indonesia memiliki flora dan fauna
endemik dengan benar dan baik
4. Siswa dapat menganalisis penyebab kelangkaan flora di Indonesia sesuai literatur
5. Siswa dapat menganalisis penyebab kelangkaan fauna di Indonesia sesuai literatur
6. Siswa dapat menjelaskan cara mngatasi kelangkaan keanekaragaman hayati yang
terjadi di Indonesia berdasarkan literatur secara tepat
7. Siswa dapat menyimpulkan materi pembelajaran mengenai keanekaragaman hayati
Pertemuan 3
Kognitif
1. Siswa dapat memahami peranan sumber daya hayati dalam kehidupan manusia
dengan baik
2. Siswa dapat menghubungkannya dengan peranannya pada kehidupan manusia dengan
benar
3. Siswa dapat memahami tentang klasifikasi makhluk hidup berdasarkan literatur
dengan benar
4. Siswa dapat mengelompokkan makhluk hidup yang ada disekitar lingkungan
berdasarkan pengamatan secara teliti
5. Siswa dapat menjelaskan dasar pengelompokan klasifikasi makhluk hidup
berdasarkan literatur dengan tepat
6. Siswa dapat menyimpulkan tentang klasifikasi makhluk hidup berdasarkan literatur
dan sumber lainnya dengan benar
Psikomotor
1. Siswa dapat membuat kunci detrminasi berdasarkan literatur dan hasil pengamatan
2. Siswa dapat mengisi soal tentang pemahaman materi pembelajaran melalui LKS
dengan tepat
E. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
Pengantar Keanekaragaman Hayati
Gambar apakah tersebut? Kenapa berbeda-beda? Termaksud dalam hal apakah itu?
Di bumi ini terdapat berbagai macam hewan dan tumbuhan yang hidup pada tempat
yang berbeda-beda. Ada yang hidup di tempat teduh, panas, lembap, kering, atau dalam
air. Semuanya memiliki rupa dan ciri yang berbeda-beda. Bahkan dalam satu jenis
binatang saja, misalnya semut yang sangat mudah Anda temukan, ternyata banyak sekali
macamnya.
Hasil pengamatan Anda tersebut menunjukkan adanya keanekaragaman hayati yang
memperlihatkan adanya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat
yang berbeda-beda baik di tingkat gen, jenis, maupun ekosistem. Ketiga macam
keanekaragaman itu saling berkaitan sehingga tidak terpisahkan satu dengan yang lain.
Dengan kata lain keanekaragaman hayati merupakan totalitas dari keanekaragaman
tingkat gen, tingkat jenis, dan tingkat ekosistem.
Tingkatan Keanekaragaman Hayati
1. Keanekaragaman Tingkat Genetik ( gen )
Gen merupakan faktor pembawa sifat keturunan yang terdapat dalam kromosom.
Setiap susunan gen akan memberikan penampakan ( fenotipe ), baik anatomi maupun
fisiologi pada setiap organisme.
Perbedaan susunan gen akan menyebabkan perbedaan penampakan baik satu sifat
atau secara keseluruhan. Perbedaan tersebut akan menghasilkan variasi pada suatu
spesies. Hal ini disebabkan adanya keanekaragaman gen atau struktur gen pada setiap
organisme.
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam satu
jenis (spesies).
Misalnya :
sebagainya
Variasi jenis anjing : anjing bulldog, doberman, Collie, herder, anjing kampung,
dan sebagainya
Variasi jenis bunga mawar : Rosa gallica, Rosa damascene, Rosa canina
Allium ascolicum (bawang merah), Allium sativum (bawang putih), Allium
fistulosum (locang)
kapri
Familia graminae : rumput teki, padi, jagung
Genus Ipomoea : ketela rambat (Ipomoea batatas) dan kangkungan (Ipomoea
crassicaulis)
Genus Ficus : pohon beringin (Ficus benjamina) dan pohon Preh (Ficus ribes)
>
keanekaragaman ekosistem
Pertemuan 2
Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Indonesia terletak pada garis 6 LU 11 LS dan 95 BT 141 BT. Dengan
demikian, Indonesia terletak di daerah beriklim tropis dan dilewati oleh garis
khatulistiwa. Letak ini menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang
tinggi. Indonesia juga memiliki berbagai jenis ekosistem, seperti ekosistem perairan,
ekosistem air tawar, rawa gambut, hutan bakau, terumbu karang, dan ekosistem pantai.
bagian barat menyatu dengan benua Asia dan Indonesia timur menyatu dengan benua
Australia. Sehingga tidak mengherankan jika jenis hewan dan tumbuhan yang ada di
Indonesia barat mirip dengan hewan dan tumbuhan di Asia Tenggara atau oriental. Jenis
hewan dan tumbuhan di Indonesia timur mirip dengan hewan dan tumbuhan yang berada
di daerah biografi benua Australia.
Persebaran tumbuhan
Tumbuhan yang menutupi suatu daerah tertentu disebut vegetasi. Persebaran tumbuhan
ditentukan oleh faktor geologis, geografis (seperti ketinggian dan garis lintang) dan curah
hujan. Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan laut dan letaknya semakin jauh dari
garis lintang, di tempat tersebut suhunya semakin menurun. Setiap kenaikan ketinggian
100 meter dari permukaan laut dan kenaikan garis lintang maka sebesar 10 suhu daerah
tersebut akan turun 5C.
Macam-macam vegetasi dan ciri-cirinya sebagai berikut.
1) Tundra, memiliki ciri-ciri vegetasi rumput dan lumut kerak (Lichenes) dan terdapat
pada daerah Skandinavia, Rusia, Siberia dan Kanada.
2) Taiga, memiliki ciri-ciri vegetasi hutan hujan jarum (konifer) dan terdapat pada daerah
Skandinavia, Alaska, Kanada dan Siberia.
3) Hutan meranggas (4 musim), memiliki ciri-ciri vegetasi hutan yang hijau pada musim
panas dan menggugurkan daunnya pada musim dingin. Terdapat pada daerah iklim
sedang, seperti Eropa, sebagian Asia dan Amerika.
4) Padang rumput, memiliki ciri-ciri vegetasi tanpa pohon, tumbuhan berupa rumput
(Graminae). Terdapat pada daerah Hongaria, Amerika Utara, Argentina dan Rusia
Selatan.
5) Vegetasi gurun, memiliki ciri-ciri vegetasi dengan jumlah pohon sangat sedikit yang
tumbuh adalah jenis tumbuhan tahan kering (xerofit), berbunga dan berbuah dalam
waktu pendek (efermer). Terdapat pada daerah gurun Gobi (RRC), gurun Sahara
(Afrika Utara), gurun Kalahari (Afrika Selatan).
6) Sabana, memiliki ciri-ciri vegetasi padang rumput dan pepohonan. Terdapat pada
daerah Asia, Australia dan Indonesia.
7) Hutan hujan tropis, memiliki ciri-ciri vegetasi tumbuhan hijau sepanjang tahun,
pohon- pohon tinggi, jenisnya sangat banyak, terdapat tumbuhan yang menempel
(epifit) dan tumbuhan yang memanjat pohon lain (liana). Terdapat pada daerah Asia,
Afrika, Indonesia, dan Amerika Selatan.
8) Hutan bakau, memiliki ciri-ciri vegetasi yang memiliki akar nafas karena tanah dan
airnya miskin oksigen, contohnya Pohon Bakau (Rhizipora), kayu api (Avicinea) dan
Sonneratia/jenis tumbuhan tahan kering (xerofit). Terdapat di daerah tropik dan
subtropik pada zona pasang surut di tempat landai pada pantai.
9) Hutan lumut, memiliki ciri-ciri vegetasi tumbuhan lumut dan terdapat di daerah
pegunungan.
Ada eksploitasi hutan tropis menjadi lahan pertanian dan penggundulan hutan,
berdampak besar pada proses hilangnya sumber daya hayati. Indonesia memiliki daftar
panjang jenis tumbuhan dan hewan yang terancam kepunahan. Sudah tercatat paling
tidak, ada 126 jenis burung, 63 jenis hewan mamalia, dan 21 jenis hewan melata yang
dinyatakan terancam punah. Populasi kayu ramin menipis, kayu gaharu, dan kayu
cendana terancam punah. Dengan menurunnya keanekaragaman hayati, manusia perlu
melakukan upaya dan aktivitas yang dapat melestarikan dan mengembangkan
keanekaragaman hayati. Ada dua cara pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia,
yaitu pelestarian In situ dan Ek situ.
1. Pelestarian In situ, yaitu suatu upaya pelestarian sumber daya alam hayati di habitat
atau tempat aslinya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan karakteristik tumbuhan
atau hewan tertentu sangat membahayakan kelestariannya apabila dipindahkan ke
tempat lainnya. Contohnya sebagai berikut :
a. Suaka margasatwa untuk komodo di Taman Nasional Komodo, Pulau Komodo.
b. Suaka margasatwa untuk badak bercula satu di Taman Nasional Ujung Kulon, Jawa
Barat.
c. Pelestarian bunga Rafflesia di Taman Nasional Bengkulu.
d. Pelestarian terumbu karang di Bunaken.
2. Pelestarian ek situ, yaitu suatu upaya pelestarian yang dilakukan dengan memindahkan
ke tempat lain yang lebih cocok bagi perkembangan kehidupannya. Contohnya
sebagai berikut :
a. Kebun Raya dan Kebun Koleksi untuk menyeleksi berbagai tumbuhan langka
dalam rangka melestarikan plasma nuftah.
b. Penangkaran jalak bali di kebun binatang Wonokromo.
Pertemuan 3
Media
Alat/Bahan
Sumber Belajar
: Ekosistem buatan
: papan tulis, alat tulis
: Buku BSE, Buku Guru, LKS 1
Pertemuan 2:
Media
Alat/Bahan
Sumber Belajar
Pertemuan 3:
Media
Alat/Bahan
Sumber Belajar
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
KEGIATAN
PENDAHULUA
SINTAK MODEL
DESKRIPSI
WAKTU
Guru mengulas materi sebelumnya yaitu 5 menit
tentang
ALOKASI
fungi
yang
termasuk
dalam
keanekaragaman hayati.
Guru memberikan contoh keanekaragama
INTI
1. Membentuk
kelompok secara
heterogen
Guru
Menanya
prestasi, jenis
Menoba
kepada kelompok
Mengkomunikasikan
untuk dikerjakan
anggota kelompok.
Anggotan yang tahu
menjelaskan pada
secara
oleh anggota-
kelompok
(campuran menurut
2. Guru menyajikan
membentuk
35 menit
Menyimpulkan
anggota lainnya
tentang
keanekaragaman
hayati.
sampai semua
anggota dalam
kelompok itu
mengerti.
4. Guru memberi
kuis/pertanyaan
kepada seluruh
siswa. Pada saat
menjawab kuis tidak
boleh saling
membantu
5. Memberi evaluasi
6. Kesimpulan
PENUTUP
Pertemuan 2
Kegiatan
Sintak Model
PENDAHULUAN
Deskripsi
Alokasi
Waktu
5 menit
sebelumnya
Mengantarkan peserta didik kepada suatu
permasalahan
hayati
tentang
di
keanekaragaman
Indonesia
beserta
cara
pada
pembelajaran
maupun
menyampaikan
kelompok
secara
berkelompok,
yang
sudah
dicapai.
Menyampaikan garis besar cakupan materi
(keanekaragaman hayati di Indonesia dan
cara pelestariannya) dan kegiatan yang akan
dilakukan
peserta
didik
untuk
1. Starts With
Mengamati
35 menit
Guru menayangkan video tentang kerusakan
the Essential
Question
Pembelajaran
diawali dengan
suatu
pertanyaan
esensial
2. Design a Plan
siswa
kliping
Guru menyuruh siswa untuk siswa utuk
bersama-sama
guru secara
kolaboratif
merencanakan
ditayangkan
sebuah proyek
untuk
menyelesaikan
pertanyaan
yang telah
Mengkomunikasikan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengkomunikasikan hasil
pekerjaannya dengan teman yang lain
Menyimpulkan
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil
dirumuskan
pada tahap
pertama.
3. Creates a
Schedule
Pada tahap ini,
siswa
membuat
jadwal
pelaksanaan
proyek dan
sekaligus
menjalankan
proyek di
dilakukan
bawah monitor
guru
4. Assess the
Outcome.
menguji hasil
proyek yang
telah dibuat
oleh siswa
5. Evaluate the
Experience.
Pada akhir
proses
pembelajaran,
guru dan siswa
melakukan
refleksi
terhadap
aktivitas dan
hasil proyek
yang sudah
dijalankan.
PENUTUP
Pertemuan 3
Kegiatan
PENDAHULUAN
Sintak Model
Deskripsi
Alokasi
Waktu
5 menit
pertemuan sebelumnya
Mengantarkan peserta didik kepada
suatu
permasalahan
tentang
yang
akan
dikerjakan
pada
(keanekaragaman
hayati
di
untuk
menyelesaikan
1. Stimulation
(stimulasi atau
pemberian
rangsangan)
2. Problem statemend
(pernyataan/identifi
kasi masalah
3. Data collection
Mengamati
Guru memberi sedikit materi tentang
processing(pengola
han data)
(pengumpulan
data)
4. Data
35 menit
5. Verivication
Mencoba
(pembuktian)
6. Generalization
( menarik
kesimpulan)
sekolah
guu meminta siswa untuk
mengelompokan salah satu macam
tumbuhan yang diamati menggunakan
kunci determinasi
Mengkomunikasikan
Menyimpulkan
PENUTUP
yang
mampu
menjawab
I. Penilaian
1. Jenis/ Teknik Penilaian
a. Jenis
: Portofolio, pengamatan, tanya jawab
b. Bentuk
: Lisan dan tertulis
2. Bentuk Instrumen
Kisi-kisi soal
Materi
Indikator
Bentuk
No. Soal
Soal
PG
PG dan
3,4 dan
hayati
Mengkategorikan
tingkatan
keanekaragaman hayati
Menganalisis
keanekaragaman
Uraian
Uraian
PG dan
no. 1
6, 7, 8, 9,
Uraian
10 dan
Uraian
Menyimpulkan
materi
PG dan
no. 2, 3, 4
1, 2 dan
Uraian
Uraian
PG
no. 5
7, 9
mengenai
keanekaragaman hayati
3. Format Skor
Bentuk Soal
Pilihan Ganda (PG)
Uraian / essay
Nomor Soal
1 s.d 10
1
2
3
4
5
Total skor maksimal
Skor Total
10
20
30
4. Bentuk Soal
Pilihan Ganda
1. Jika kamu seorang ahli klasifikasi dan menemukan organisme yang memiliki ciri-ciri,
termasuk organisme multiseluler, tidak dapat berfotosintesis, memperoleh makanan
dengan menyerapnya dari lingkungan, terdiri dari sel eukariotik dan memiliki dinding
sel. Ke dalam kingdom manakah kamu akan mengklasifikasikan organisme tersebut?
a. Kingdom animalia
d. Kingdom monera
b. Kingdom protista
e. Kingdom fungi
c. Kingdom plantae
2. Tingkat takson hewan yang terbesar adalah ....
a. Phyllum
b. Species
c. Divisio
d. Genus
e. Familia
3. Keanekaragaman hayati terbangun oleh tiga tingkatan keanekaragaman yaitu
keanekaragaman ....
e. biodegradasi
10. Kebun pemeliharaan jenis-jenis flora langka dan kerabat liarnya adalah ....
a. kebun biologi
b. kebun plasma nutfah
c. kebun botani
d. kebun koleksi
e. kebun raya
Uraian
1. Sebutkan dua unsur yang mendasari terbentuknya keanekaragaman tingkat jenis!
2. Apa tujuan pemerintah mendirikan cagar alam?
3. Mengapa keanekaragaman hayati perlu dilestarikan?
4. Apa saja kegiatan manusia yang mempengaruhi penurunan keanekaragaman hayati?
5. Jelaskan pengertian sistem binomial nomenklatur!
KUNCI JAWABAN
Pilihan Ganda (PG)
1. E
6. E
2. A
7. C
3. C
8. A
4. A
9. D
5. E
10. B
Uraian
1. Yaitu gen dan keturunan yang fertil (mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan
keturunan)
2. Tujuan didirikannya cagar alam adalah untuk melindungi flora (tumbuhan) dan fauna
(hewan) yang ada di dalamnya. Tujuan utama membangun sebuah cagar alam adalah
melindungi ekosistem yang ada diwilayah cagar alam agar tetap lestari dan jangan punah.
3. Karena bila keanekaragaman hayati ini punah akan terjadi suatu kepunahan terhadap flora
dan fauna yang ada di bumi ini, dan itu akan berdampak besar pada proses hilangnya
sumber daya hayati. Indonesia memiliki daftar terpanjang jenis tumbuhan dan hewan yang
terancam kepunahan. Sudah tercatat paling tidak, ada 126 jenis burung, 63 jenis hewan
mamalia, dan 21 jenis hewan melata yang dinyatakan terancam punah. Populasi kayu
ramin menipis, kayu gaharu, dan kayu cendana terancam punah. Dengan menurunnya
keanekaragaman hayati, manusia perlu melakukan upaya dan aktivitas yang dapat
melestarikan dan mengembangkan keanekaragaman hayati.
4. Kegiatan manusia yang menyebabkan turunnya keanekaragaman hayati, yaitu :
a. Perburuan Liar
Beberapa satwa ditangkap sebagai simbol kejayaan, misalnya harimau. Selain
sebagai simbol kejayaan, satwa diburu untuk diperdagangkan, diambil minyak dari
lemaknya, obat-obatan, makanan manusia dan hewan, serta diperjualbelikan.
Perburuan
tersebut
memusnahkan
jenis-jenis
tertentu
sehingga
menurunkan
keanekaragaman hayati.
b. Pembakaran Hutan
Pembakaran hutan akan menyebabkan punahnya hewan maupun tumbuhan secara
langsung. Dampak tidak langsung dari pembakaran hutan adalah rusaknya habitat dan
hilangnya sumber makanan. Perusakan habitat menyebabkan kepunahan jenis hewan
yang terdapat di dalamnya.
Selain pembakaran hutan, kegiatan manusia yang dapat melenyapkan habitat
adalah praktik ladang berpindah dan pembukaan hutan untuk permukiman, industri,
jalan, lahan pertanian, dan sebagainya.
c. Penebangan Hutan Secara Liar
Penebangan hutan yang menyebabkan hilangnya pohon-pohon besar dan tinggi
akan melenyapkan habitat bagi burung dan berbagai hewan mamalia yang hidup di
dalamnya.
d. Penggunaan Racun
Peningkatan populasi manusia, berarti kebutuhan bahan pangan makin meningkat.
Akibatnya, berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan produksi pangan, misalnya
penggunaan racun dalam teknik pertanian untuk membunuh hama. Herbisida
digunakan untuk membunuh tumbuh-tumbuhan pengganggu atau gulma, insekstisida,
dan DDT (dichloro diphenyl trichloretan) untuk membunuh hama tanaman. Dampak
negatif dari penggunaan racun adalah sisa-sisa racun yang sukar terurai tertimbun di
lahan. Racun yang hanyut ke perairan akan masuk ke tubuh organisme dan berpindah
dari satu organisme ke organisme lain. Selain itu, penggunaan racun dapat membunuh
mikroorganisme sehingga tanah tidak subur lagi.
e. Pemupukan dengan Bahan Kimia
Pupuk kimia yang dipakai untuk meningkatkan hasil panen sebagian akan hanyut
ke sungai. Akibatnya, pupuk itu akan menyuburkan tumbuhan air dan menimbulkan
eutrofikasi. Penguraian tumbuhan air yang mati membutuhkan oksigen dalam jumlah
besar. Akibatnya, kehidupan di air akan terganggu karena kekurangan oksigen.
f. Pengembangan Bibit Unggul
Manusia berusaha menemukan bibit tanaman dan hewan yang unggul untuk
meningkatkan produksi pangan. Akan tetapi, penemuan bibit unggul dapat mendesak
bibit lokal yang merupakan sumber plasma nutfah. Hal ini dapat menurunkan
keanekaragaman hayati.
5. Sistem binomial nomenklatur (juga disebut tata nama binominal nomenklatur atau biner)
adalah sistem formal penamaan spesies makhluk hidup dengan memberikan masingmasing nama terdiri dari dua bagian, yang keduanya menggunakan bentuk-bentuk tata
bahasa Latin, meskipun mereka dapat didasarkan pada kata-kata dari bahasa lain. Nama
seperti itu disebut nama binomial (yang dapat disingkat menjadi hanya binomial),
binomen atau nama ilmiah; lebih informal ia juga disebut nama Latin. Bagian pertama dari
nama tersebut mengidentifikasi genus mana spesies milik; bagian kedua mengidentifikasi
spesies dalam genus. Sebagai contoh, manusia termasuk dalam genus Homo dan dalam
genus ini untuk spesies Homo sapiens.
5. Rubrik Penilaian
No.
Soal
1.
2.
3.
Kriteria Jawaban
Skor
2
1
0
3
2
Total
Skor
2
3
1
0
5
4
3
4.
5.
2
1
0
5
4
3
2
1
0
5
4
3
2
1
0
6. Pedoman Penilaian
a. Penilaian Sikap (Pengamatan)
No.
Nama
Kerjasama
Kedisiplinan
saat
Waktu
Hasil
Pengamatan
dalam
Kerja
Menyelesai
kan Tugas
Keterangan :
Amat Baik (A) = 4
Baik (B)
= 3
Jumlah
Rata
-rata
Ket.
Cukup (C)
Kurang (K)
= 2
= 1
Penilaian :
Amat bagus
Bagus
Cukup
Kurang bagus
=
=
=
=
90 100 (A)
80 89 (B)
70 79 (C)
60 69 (D)
LKS 1
Membedakan tingkatan keanekaragaman hayati melalui hasil pengamatan
gambar sesuai dengan LKS 1
Materi
Keanekaragaman hayati merupakan pernyataan mengenai berbagai macam (variasi)
bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang terdapat pada berbagai tingkatan makhluk hidup.
Macam-macam tingkatan keanekaragaman hayati, yaitu :
1. Keanekaragaman Tingkat Genetik (gen)
Gen merupakan faktor pembawa sifat keturunan yang terdapat dalam kromosom.
Setiap susunan gen akan memberikan penampakan (fenotipe), baik anatomi maupun
fisiologi pada setiap organisme.
Misalnya :
Variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau, kelapa kopyor
Variasi jenis padi : IR, PB, Rojolele, Sedani, Barito, Delangu, Bumiayu, dan
sebagainya
2. Keanekaragaman Tingkat Species (jenis)
Keanekaragaman hayati tingkat jenis menunjukkan keanekaragaman atau variasi
yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang
sama atau familia yang sama. Pada berbagai spesies tersebut terdapat perbedaanperbedaan sifat.
Contoh :
Famili Fellidae : kucing, harimau, singa
Famili Palmae : kelapa, aren, palem, siwalan, lontar
3. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem
Ekosistem berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan timbal balik
antara makhluk hidup (komponen biotik) dan lingkungannya (komponen abiotik).
Setiap ekosistem memiliki ciri-ciri lingkungan fisik,
Kelompok
Anggota
Tujuan
: -
Soal!
1. Isilah table dibawah ini dengan tanda centang (V) manakah yang termasuk
keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, ekosistem., serta berikan alasannya!
NO.
GAMBAR
GEN
JENIS
EKOSISTEM
1.
2.
3.
ALASAN
3.2 Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan
4.2
ekosistem) di Indonesia.
Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
berdasarkan hasil analisis data ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan
tumbuhan khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media informasi.
Kelompok
Anggota
:
: -
Tujuan
: Mengetahui keanekaragaman hayati di Indonesia
Alat dan Bahan :
1. Buku paket
2. Alat tulis
Cara Kerja
:
1. Mengerjakan LKS 2 secara berkelompok.
2. Mencari informasi yang terkait dengan tabel menggunakan buku paket.
3. Mengisi tabel pengamatan.
4. Berdasarkan hasil pengamatan, apakah tumbuhan atau hewan tersebut bersifat endemik
atau kosmopolit?
Soal
1. Diskusikan dan isilah tabel dibawah ini! Pilih salah satu sifatnya ( ).
No.
Nama
Bersifat
Kosmopolit
1.
Badak
2.
Gajah Sumatera
3.
Pohon Pinus
4.
Pohon Cemara
Alasan
Endemik
Indikator
Materi
Sumber daya alam hayati memiliki manfaat yang penting bagi kehidupan manusia, antara
lain dalam bidang ekonomi, biologi, dan bagi lingkungan. Semua itu sangat membantu
manusia karena sumber daya alam hayati karna meliputi ragam hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme. sumber daya alam hayati termasuk sumber daya alam yang dapat
diperbarui. Berbagai kebutuhan manusia untuk hidup sehari-hari diperoleh dari sumber daya
hayati tersebut. Walaupun sumber daya alam hayati dapat diperbaharui disadari bahwa
kemampuan untuk memperbaharui terbatas, Oleh karna itu, perlu adanya keseimbangan
antara pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam hayati agar generasi-generasi
mendatang dapat menikmatinya. sehingga sumber daya alam hayati sangat penting bagi
manusia yang sangat berfungsi menghidupi segala keperluan manusia, sehingga sumber daya
alam hayati sangat bermanfaat.
Klasifikasi (pengelompokan) merupakan suatu cara memilah dan mengelompokkan
makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu. Urutan klasifikasi makhluk hidup dari
tingkat tertinggi ke terendah (yang sekarang digunakan) adalah Domain (Daerah), Kingdom
(Kerajaan), Phylum atau Filum (hewan)/Divisio (tumbuhan), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa),
familia (Suku), Genus (Marga), dan Spesies (Jenis).
Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah
untuk
mempermudah
mengenali,
Kelompok
Anggota
:
: -
Tujuan