Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Disusun Oleh:

Nama : Afifah Chairunnisa

NPM : E1G022050

Kelompok : 4(Empat)

Hari/tanggal : Rabu/9 November 2022

Shift : Rabu, 14.00-16.00

Dosen : 1.Hasanuddin, Ir., M.Sc.

2. Damres Uker, Dr. Ir., M.Sc

Co-Ass : Trio Putra Setiawan, S.TP

Acara : EKOLOGI

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keanekaragaman jenis merupakan karakteristik tingkatan dalam komunitas berdasarkan


organisasi biologisnya, yang dapat digunakan untuk menyatakan struktur komunitasnya. Di dunia
ini terdapat bermacam-macam tumbuhan dengan warna, bentuk, dan ukuran yang berbeda-beda.
Banyak dari spesies tumbuhan tersebut dapat ditemukan di Indonesia. Banyaknya spesies tersebut
tidak lain dikarenakan adanya perbedaan dan persamaan ciri pada tumbuhan. Dengan banyaknya
spesies yang ada maka para ahli mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan
perbedaan ciri makhluk hidup.

Ekologi adalah suatu studi yang membicarakan hubungan atau interaksi timbal balik
antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lain nya atau hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungan fisik sekitarnya. Ekologi mengkaji interaksi antar komponen pada
tingkat individu sampai bioma. Komponen penyusun ekologi adalah komponen biotik dan
abiotik, komponen abiotik ada dua macam yaitu ada yang bersifat mekanis dan kimiawi.

Interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik terjadi karena komponen
biotik dalam suatu ekosistem akan dipengaruhi oleh kondisi komponen abiotiknya. Komponen
abiotik juga bisa dipengaruhi oleh keadaan komponen biotik penyusun ekosistem. Ekosistem
tidak akan tetap selamanya, tetapi selalu mengalami perubahan. Perubahan suatu ekosistem dapat
disebabkan oleh proses alamiah atau karena campur tangan manusia.

1.2. Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa mampu menentukan keanekaragaman jenis suatu komunitas dengan
berdasrkan indeks Shannon-Wiener.
2. Melatih keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik-teknik sampling organisme
dan rumus-rumus sederhana dalam menghitung keanekaragaman jenis dalam suatu
komunitas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya
lainnya. Ekologi berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara
makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan
atau sistem dengan lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem
dengan berbagai komponen penyusunnya yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara
lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup
yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang
saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Ilmu ekologi
memiliki arti sebagai sebuah studi terhadap hubungan timbal balik di antara organisme dengan
organisme lainnya serta benda-benda mati yang ada di sekitarnya. Ekologi sering disebut sebagai
ilmu dasar lingkungan, meski harus diakui bahwa lingkup ekologi jauh lebih sempit ketimbang
ilmu lingkungan(Setiawan dan Parta, 2020).

Para ahli ekologi telah banyak mengembangkan perhitungan atau metode kuantitatif
untuk mengukur keragaman jenis ekosistem antara lain yang sekarang dipakai adalah Indeks
Simpson dan Indeks Shannon-WienerKeanekaragaman hayati yang ada pada ekosistem pertanian
seperti persawahan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman, yaitu dalam sistem
perputaran nutrisi, perubahan iklim mikro, dan detoksifikasi senyawa kimia. Serangga sebagai
salah satu komponen keanekaragaman hayati juga memiliki peranan penting dalam jaring
makanan yaitu sebagai herbivor, karnivor, dan detrivor (Umar, 2013).

Unit ekologis adalah ekosistem, yang merupakan sebuah kelompok yang terdiri atau
beragam populasi yang berinteraksi dalam suatu ekosistem disebut komunitas, yakni komponen-
komponen hidup dari suatu ekosistem. Sejumlah ahli ekologi memusatkan perhatian secara nyaris
eksklusif pada organisme-organisme hidup dari suatu ekosistem, sedangkan ahli-ahli ekologi
mempelajari cara karakteristik-karakteristik fisik di daerah tersebut membatasi dan mengatur
ekosistem (Damhuri, 2015).
Spesies adalah salah satu unit dasar klasifikasi biologi, dan paling sering mengacu pada
sekelompok organisme yang sama secara fisik yang dapat bertukar informasi genetik dan
menghasilkan keturunan yang subur. Untuk secara efisien menempatkan organisme dalam
kelompok-kelompok yang berbeda, para ilmuwan mengembangkan sistem klasifikasi organisme
ini. Sistem ini mengambil semua organisme di Bumi dan menempatkan mereka dalam kelompok
berdasarkan bentuk tubuh, kesamaan genetik, zat kimia dalam tubuh, perkembangan, dan
perilaku. Studi organisme dengan cara ini disebut sistematika. Sistematika dimulai dengan
kelompok yang sangat besar, berdasarkan kriteria yang sangat luas, yang disebut Domain. Hanya
ada tiga domain, dan semua kehidupan seperti yang kita tahu itu cocok dengan salah satu dari tiga
kelompok. Kelompok-kelompok semakin kecil dan lebih spesifik, dan organisme di masing-
masing kelompok mendapatkan lebih banyak dan lebih mirip sampai kita mencapai kelompok
terkecil, spesies. Para ilmuwan memperkirakan ada 30 juta spesies makhluk hidup di Bumi (Sri,
2014).

Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan secara
morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya (interhibridisasi)
yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan generasinya. Kumpulan
makhluk hidup satu spesies atau satu jenis inilah yang disebut dengan populasi (BMC, 2012).
BAB III

METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

1. Tali rapia
2. Kertas
3. Pensil/pulpen
4. Penggaris

3.1.2. Bahan

1. Tumbuhan yang terdapat di plot

3.2. Prosedur Kerja

1. Tentukan lokasi dan buat plot berukuran 1 x 1 m untuk sampling rumnput dan herba, 5 x
5 m untuk sampling perdu, dan 10 x 10 m untuk sampling pohon dengan menggunakan
tali rapia.
2. Petak sampel dalam area tersebut dibuat dengan cara tali dibentangkan kemudian dalam
ukuran 10 x 10 meter dibuat sebuah petak.
3. Di dalam petak berukuran 10 x 10 m dengan menggunakan patok sebagai penanda
kemudian dibuat lagi petak berukuran 5 x 5m dan 1 x 1 m.

4. Lakukan pengamatan dan catat jenis vegetasi pohon yang terdapat pada plot percobaan.
5. Jumlah individu dan jenis pada setiap petak sampel dihitung dengan ketentuan pada plot
ukuran 10 x 10 m yang dihitung adalah jenis dan jumlah pohon, plot ukuran 5 x 5 m yang
dihitung adalah jenis dan jumlah semak, dan plot ukuran 1 x 1 m yang dihitung adalah
jenis dan jumlah rumput.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1.Keanekaragaman Tumbuhan

No Nama tumbuhan Nama latin Ukuran


1x1 5x5 10x10
1. Beringin Ficus benjamina 1
2. Pohon pucuk merah Syzygium paniculatum 5
3. Rumput jepang Zoysia japonica 7
4. Cangkok Curculigo orchiadoides 45
5. Ilalang Corex breviscapa 14
6. Deodeok Cadonopsis lanceolata 4
7. Tanaman herbal Kalimeris indrea 36
8. Jelatang Laportea 1

4.1.2.Ekosistem

No Nama makhluk hidup Nama latin Peran dalam ekoksistem


1. Tanah Solum Sebagai kontribusi
2. Jamur Fungi Sebagai dekomposer
3. Lumut Bryophyta Sebagai persesap air

4.2 Pembahasan

Keanekaragaman adalah keseluruhan variasi makhluk hidup, baik bentuk, penampilan,


jumlah dan sifat, dibedakan atas tiga tingkatan yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman
spesies dan keanekaragaman ekosistem. Keanekaragaman jenis merupakan karakteristik
tingkatan dalam komunitas berdasarkan organisasi bilogisnya, yang dapat digunakan untuk
menyatakan struktur komunitasnya. Suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman
yang tinggi jika komunitas tersebut disusun oleh banyak spesies dengan kelimpahan spesies
sama dan hampir sama. Sebaliknya jkasuatu komunitas disusun oleh sedikit spesies dan jika
hanya sedikit spesies yang dominan maka keanekaragaman jenisnya rendah. Untuk mengukur
keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas digunakan Indeks Shannon-Wielner. Indeks
Shannon- Wielner menunjukkan tingkat keanekaragaman dalam suatu komunitas.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa.

1. Keanekaragaman jenis merupakan karakteristik tingkatan dalam komunitas


berdasarkan organisasi bilogisnya, yang dapat digunakan untuk menyatakan struktur
komunitasnya. Untuk mengukur keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas
digunakan Indeks Shannon-Wielner.
2. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan teknik-teknik sampling yang digunakkan
adalah menggunakan pembagian plot dengan ukuran 1 m x 1 m, 5 m x 5 m dan 10 m x
10 m dan data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan Indeks Shannon-Wiener
dengan rumus sebagai berikut : H’ = – ∑ i=1 S ρi In ρi

5.2. Saran

Praktikan diharapkan lebih serius saat melakukan kegiatan praktikum agar tidak terjadi
kesalah dan kegiatan berjalan dengan lancar. Praktikan juga diharapkan lebih teliti saat
melakukan kegiatan praktikum.
JAWABAN PERTANYAAN

1. Tentukan indeks keragaman Shannon – Wiener ..! Berikan Penjelasan ...!


= Keanekaragaman jenis merupakan karakteristik tingkatan dalam komunitas berdasarkan
organisasi bilogisnya, yang dapat digunakan untuk menyatakan struktur komunitasnya.
Suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman yang tinggi jika komunitas
tersebut disusun oleh banyak spesies dengan kelimpahan spesies sama dan hampir sama.
Sebaliknya jka suatu komunitas disusun oleh sedikit spesies dan jika hanya sedikit
spesies yang dominan maka keanekaragaman jenisnya rendah. Kenekaragaman dapat
dihitung dengan menggunakkan indeks Shannon – Wiener dengan rumus berikut :
H’ = – ∑ i=1 S ρi In ρi
2. Bagaimana interpretasi anda tentang hubungan hubungan faktor biotik dan abiotik dari
habitat yang telah diamati...!
= Interpretasi saya tentang hubungan hubungan faktor biotik dan abiotik dari habitat yang
telah diamati adalah sangat berhubungan erat satu sama lain, karena faktor abiotik tidak
dapat dipisahkan dengan faktor biotik artinya kedua faktor tersebut saling mempengaruhi
satu sama lain. Contohnya : suhu udara tinggi yang bisa mempengaruhi cepat tidaknya
pertumbuhan dari produsen (tumbuh-tumbuhan), konstribusi cacing tanah dalam
memelihara kesuburan tanah, faktor cuaca serta kelembapan juga bisa mempengaruhi
aktivitas hewan. Hal-hal inilah yang menyebabkan perubahan dalam suatu ekosistem.
DAFTAR PUSTAKA

BMC. 2012. Keanekaragaman Hayati Biodiversitas. keanekaragaman biodiversitas.

Damhuri, Dedi. 2015. Laporan Praktikum Biologi Dasar Ekologi. Fakultas Pertanian Universitas
Bengkulu. Bengkulu

Setiawan, Parta. 2020. Pengertian Ekologi dan Menurut Para Ahli.

Sri. 2014. Pengertian Spesies dan Jenis-jenis spesies yang ada di ekosistem. Ekosistem IPA
Sekolah Menengah Atas, Banyuwangi,

Umar, R., 2013. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai