Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

EKOLOGI HEWAN

Oleh kelompok 8 :
Rika Gustia
Siska Febritama
Wa Ode Nurhawa
Winda Tri Wahyuni
Ulfa Maihadi Putri

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hewan dapat didefinisikan sebagai kelompok makhluk hidup


multiseluler yang berevolusi dari organisme eukariot yang memilki nenek
moyang “protista” sebagai organisme heterotrof sel tubuh hewan telah
mengalami spesialisasi dan mempunyai bermacam-macam fungsi terutama
untuk pembentukan struktur tubuh metabolisme, menerima rangsangan,
pergerakan, dan reproduksi.

Kepadatan anggota populasi suatu jenis atau kelompok hewan dapat


dinyatakan dalam bentuk jumlah atau biomassa perunit. Atau persatuan luas
atau persatuan volume. Kepadatan anggota populasi sangat penting diukur
untuk menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu
komunitas dengan komunitas lain. Keberadaan dan kepadatan anggota
popuasi suatu jenis hewan bergantung dari faktor lingkungan yaitu faktor
biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik bagi hewan itu sendiri yaitu
lingkungan dan organisme lain yang terdapat di habitatnya seperti mikroflora,
tumbuh-tumbuhan dan jenis hewan lainnya. Pada komunitas itu jenis-jenis
organisme saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi itu dapat berupa
predasi, parasit, kompetensi, simbiosis dan interaksi yang lainnya.

Interaksi antara anggota populasi merupakan interaksi yang terjadi


antara populasi-populasi dari berbagai spesies yang berbeda yang hidup
bersama dalam suatu komunitas. Dapat dikatakan bahwa anggota populasi
dari berbagai spesies berbeda yang terdapat dalam suatu komunitas yang
hidup berdampingan satu sama lain. Beberapa ciri statistik penting pada
anggota populasi adalah kerapatan, natalitas, mortalitas, sebaran umur, potensi
biotik, pancaran dan bentuk pertumbuhan. Di samping itu anggota populasi itu
juga memiliki karakteristik genetik yang langsung berhubungan dengan
egologinya, adalah keadaptifan, ketegaran reproduktif, dan persistensi
meninggalkan keturunan dalam waktu yang lama.

Serangga tanah merupakan fauna yang mempunyai jenis dan jumlah


paling besar yang secara berhasil menempati berbagai habitat, serta
mempunyai daerah penyebaran yang sangat luas.Peranan serangga di alam
sangat penting, diantaranya sebagai penghasil bahan pangan dan papan,
sebagai penyerbuk tumbuhan, sebagai hama penyakit dan parasit serta tidak
kalah penting yaitu sebagai dekomposer atau pengurai. Peranan serangga
sebagai decomposer pada tahap-tahap awal yang secara tidak langsung
merupakan sarana penting bagi terciptanya keseimbangan ekosistem alam.
Serangga memindahkan dan memakan dauntumbuhan serta bagian lain dari
tumbuhan yang jatuh ke tanah, sehingga mempercepat proses hancurnya
bahan organik tersebut. Hasil hancuran selanjutnya diuraikan kembali oleh
mikroflora dan fauna tanah lainnya. Mikroorganisme mempunyai peranan
yang besar dalam mineralisasi danperedaran kembali elemen-elemen mineral.

Morfologi serangga sangat bervariasi dalam hal ukuran, bentuk, dan


warna tubuh atau bagian tubuh lainnya. Umumnya serangga hidup di hampir
semua lingkungan, di air, tanah, dimana struktur dan tingkah laku serta siklus
hidupnya mengalami modifikasi penyesuaian serta mempunyai daerah
penyebaran yang luas. Aspek-aspek itu sangat menarik untuk dipelajari.
Mengingat begitu besar peranan serangga dalam ekosistem, terutama serangga
permukaan tanah, maka dilakukan praktikum ekologi hewan dengan materi
populasi serangga permukaan tanah yang dikaitkan dengan kajian
ekosistemnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh metode Light trap yang dibuat untuk menjebak
hewan yang ada di sekitar lokasi percobaan?
2. Bagaiamnana pengaruh Pitt fall trap yang dibuat untuk menjebak
hewan hewan yang ada di sekitar lokasi percobaan?

3. Bagaimana pengaruh metode Fly trap yang dibuat untuk menjebak


hewan pada lokasi yang telah ditentukan ?
4. Bagaimana perbandingan pengaruh ke tiga metode yang digunakan
untuk untuk menjebak hewan yang ada di sekitar lokasi percobaan ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh metode Light trap terrhadap hewan yang


berada di daerah tersebut
2. Untuk mengetahui pengaruh Pitt fall trap terhadap hewan yang ada di
daerah tersebut
3. Untuk mengetahui perbandingan pengaruh metode Light trap dengan
Pitt fall trap
BAB II
KAJIAN TEORI

Hutan sebagai ekosistem merupakan habitat bagi flora dan fauna.


Komponen-komponen dalam ekosistem, dalam beinteraksi memiliki peranan
tersendiri. Salah satu contoh interaksi tersebut dalam bentuk rantai makanan.
Dengan adanya rantai makanan maka masing-masing komponen mempunyai
struktur komunitas yang berbeda-beda mulai dari produsen, komsumen
sampai pengurai. Pengukuran faktor fisika-kimia tanah dapat di lakukan
langsung di lapangan dan ada pula yang hanya dapat diukur di laboraturium.
Untuk pengukuran faktor fisika-kimia tanah di laboraturium maka di lakukan
pengambilan contoh tanah dan dibawa ke laboraturium. Dilapangan hewan
tanah juga dapat dikumpulkan dengan cara memasang perangkap jebak (pit
fall-trap). Pengumpulan hewan permukaan tanah dengan memasang
perangkap jebak juga tergolong pada pengumpulan hewan tanah secara
dinamik.
Fauna tanah adalah fauna yang hidup di tanah, baik yang hidup di
permukaan tanah maupun yang terdapat di dalam tanah. Beberapa fauna
tanah, seperti herbivora, sebenarnya memakan tumbuh-tumbuhan yang hidup
di atas akarnya, tetapi juga hidup dari tumbuh-tumbuhan yang sudah mati.
Jika telah mengalami kematian, fauna-fauna tersebut memberikan masukan
bagi tumbuhan yang masih hidup, meskipun adapula sebagai kehidupan fauna
yang lain. Fauna tanah merupakan salah satu kelompok heterotrof (makhluk
hidup di luar tumbuh-tumbuhan dan bakteria yang hidupnya tergantung dari
tersedianya makhluk hidup produsen) utama di dalam tanah. Proses
dekomposisi dalam tanah tidak akan mampu berjalan cepat bila tidak
ditunjang oleh kegiatan makrofauna tanah.
Insekta adalah makhluk hidup yang paling banyak di dunia, karena itu
tak mengherankan bila dimanapun kita berada hampir selalu menemukan
mereka. Banyak jenis diantara insekta yang merupakan pengganggu di
lingkungan kita akan tetapi tidak sedikit pula yang
menguntungkankeanekaragaman spesies merupakan karakter komunitas yang
penting dan banyak dibicarakan secara mendalam dari segi konsep maupun
teknik aplikasinya di lapangan. Di dalam habitat alam hidup berbagai jenis
hewan yang masing-masing jenis terdiri atas cacah individu yang antara satu
kelompok spesies dengan spesies lainnya berbeda. Jumlah jenis hewan ini
tidak dapat sebagai keanekaragaman, karena keanekaragaman tidak hanya
mempertimbangkan beberapa jumlah spesies penyusun komunitas, namun
juga cacah individu masing-masing spesies dalam unit komunitas.
Dengan demikian keanekaragaman merupakan kombinasi dari
kekayaan spesies dan kemerataan spesies. Hubungan antara kepentingan
spesies secara umum menunjukan korelasi negatip artinya komunitas akan
mengandung sedikit spesies, dengan jumlah individu yang besar, dan
sebaliknya pada komunitas yang mempunyai banyak spesies, masing spesies
dengan cacah individu kecil. Kenekaragaman cenderung akan rendah apabila
pada ekosistem yang secara fisik atau mendapatkan tekanan lingkungan dan
akan cenderung tinggi pada ekosistem yang dibatasi, atau diatur faktor-faktor
biotic.
BAB III
METODOLOGI

A. Waktu dan tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya percobaan ini adalah sebagai
berikut:
Hari/Tanggal : Sabtu-Minggu/ 22-24 April 2017
Pukul : 16.00 WIB - selesai
Tempat : Nagari Kapalo Ilalang, Korong Pasa Limau, Kecamatan
2x11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman,
Sumatera Barat
B. Alat dan Bahan
1. Alat
 1 Buah lampu semprong
 1 Buah Baskom
 1 Buah Karton hitam
 1 Buah Gunting
 1 Buah Pisau
 6 Buah Plastik 1kg
 6Buah Karet Gelang
 1 Buah Insect net
 4 Buah Botol mineral
 4 Buah bambu
 2 Buah pinset dari bambu
 1 Buah karton
 Tali raffia sepanjang 10 meter
 1 Buah parang
2. Bahan
 1 Buah gula tebu
 1 Buah sabun tombak
 Air secukupnya
 4 Botol air alkohol
 Kerosin
 Mancis

C. Prosedur Kerja
1. Metode Light trap
 Mencari tempat yang akan digunakan untuk melakukan percobaan
light trap
 Memasukkan kerosin ke dalam tempat minyak pada lampu
semprong
 Meletakkan lampu semprong ke dalam baskom
 Memasukkan air secukupnya kedalam baskom yang telah berisi
lampu semprong
 Menyalakan lampu semprong dengan menggunakan mancis
 Mengelilingi setengah baskom dengan karton hitam dalam posisi
tegak yang dijepit dengan potongan bambu
 Membiarkan trap selama 12 jam (malam hari)
 Melihat serangga yang terjebak pada lihgt trap di pagi hari
 Memasukkan air yang berisi serangga yang terjebak pada baskom
ke dalam kantong plastik bening.
 Mengikat kantong plastik tersebut dengan karet gelang
 Selanjutnya meletakkan spesimen yang didapat pada posisi yang
aman untuk dibawa ke kampus.
2. Metode Pitt fall trap
 Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
 Menggunting botol aqua menjadi dua bagian.
 Menggali lubang sedalam ukuran botol mineral menggunakan
parang dan saat menggali lubang jangan sampai tersisa tanah-tanah
bekas galian lubang.
 Meletakkan botol mineral yang berisi air sabun dan air gula tebu
kedalam lubang tersebut.
 Menancapkan tonggak sebanyak empat buah dari bambu di
sekeliling lubang yang diatasnya terdapat karton berbentuk atap
rumah.
 Membiarkan trap selama 24 jam , dan mengganti air yang terdapat
dalam trap setiap pergantian waktu (pagi dan sore hari).
 Mengamati dan mengambil spesimen yang terjebak lalu
memindahkan kedalam kantong plastik dan mengikan dengan karet
gelang.
 Selanjutnya meletakkan spesimen yang didapat pada posisi yang
aman untuk dibawa ke kampus.
3. Metode Fly trap
 menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan (fly trap, tali rapia
ukuran 10 m, kantong plastik, karet gelang)
 memilih lokasi praktikum yang bayak vegetasi tumbuhannya lalu
memanjangkan tali rafia pada lokasi praktikum yang dipilih
 melakukan penangkapan serangga dengan fly trap di sebelah
sepanjang tali rafia
 setelah mendapatkan spesimen serangga, memasukkan spesimen
tersebut kedalam kantong plastik lalu mengikat menggunakan
karet gelang.
 Selanjutnya meletakkan spesimen yang didapat pada posisi yang
aman untuk dibawa ke kampus.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Metode Light trap Pitt fall trap Fly trap
Jenis yang Serangga Beberapa semut Beberapa
didapatkan penerbang merah dan belalang dan
seperti beberapa kumbang kumbang
semut yang
punya sayap
,kumbang dan
wereng

B.Pembahasan
a. Metode Light trap
         Light Trap merupakan metode koleksi serangga malam,untuk
mengetahui distribusi dan keanekaragaman serangga malam. Perangkap ini
disesuaikan dengan prilaku dan aktifitas  serangga sehar-hari, karena itu
digunakanmetode Light Trap atau dengan menggunakan cahaya sebagai umpan untuk
menarik kedatangan serangga.Cahaya di alam akan mempengaruhi aktifitas cahaya
yang ditunjukan dengan cara mendekati sumber cahaya.Perilaku ini dapat disebut
sebagai gerak fototaksis positif

Pada metode light trap,kami melakukannya pada malam hari


sekitar jam 7 di lapangan terbuka.Dalam metode ini cahaya berperan sebagai pemberi
stimulus bagi serangga untuk mendekati sumber cahaya tersebut. Di perangkat kami
telah menyediakan sebuah wadah yang berisi air dibawah lampu yang kami gunakan
sebagai pemberi stimulus bagi serangga.Selain menggunakan wadah yang berisi air
kami juga menggunakan karton yang berwarna hitam sebagai dinding pembatas
sehingga tidak membuat terganggu nya serangga ketika mendekati sumber cahaya
tersebut.
Ketika serangga mendekati sumber cahaya maka ada karton
sebagai penghalang serangga untuk terbang yang akhirnya membuat serangga jatuh
kedalam wadah yang berisi air sehingga serangga tidak dapat terbang dan terjebak di
dalamnya.Di pagi harinya kami mengamati perangkat kami , dan mendapatkan hasil
beberapa serangga di dalam wadah seperti wereng dan serangga lainnya.
Semua organisme mempunyai tingkah laku iriabilitas yaitu daya
menanggapi.Kemampuan ini memungkinkan organisme menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya,betapa pun sederhananya organisme .Cahaya juga memberikan
informasi vital tentang lingkungannya kepada binatang.Insekta adalah makhluk hidup
yang paling banyak di dunia,karena itu tak mengherankan bila dimanapun kita berada
hampir selalu menemukannya.Banyak diantara insekta yang merupakan pengganggu
di lingkungan kita akan tetapi tidak sedikit pula yang menguntungkan.Insekta
merupakan invertebrata yang hidup di tempat kering , perairan dan dengan sayapnya
dapat terbang.Kemampuan terbang menolong insekta dalam mencari makan ,bertemu
lawan jenis dan dapat menghindarkan diri dari musuh.Tubuh insekta yang kecil juga
memberikan keuntungan yang besar sebab dengan tubuhnya yang kecil mereka dapat
mengirit makanan.
b. Metode Pitt fall trap
Teknik ini di gunakan untuk serangga tanah pada daerah vegetasi rendah atau dilahan
kosong, dimana serangga-serangga tersebut merupakan serangga aktif.
Metode pitfall trap merupakan metode penangkapan hewan dengan sistem
perangkap, khusunya untuk hewan yang hidup di permukaan tanah. Tujuan dari
metode pitfall trap adalah untuk menjebak binatang-binatang permukaan tanah agar
jatuh kedalamnya sehingga bisa dilakukan identifikasi atau untuk mengoleksi jenis
binatang permukaan tanah yang berada pada lingkungan perangkap. Metode pitfall
trap tidak digunakan untuk mengukur besarnya populasi namun dari data yang
diperoleh bisa didapatkan cerminan komunitas binatang tanah dan indeks
diversitasnya Pada suatu tempat atau area tertentu terdapat berbagai macam spesies
serangga yang hidup atau yang menempati, untuk mengetahui keanekaragaman
serangga yang hidup di area tertentu.
Kehidupan hewan tanah sangat tergantung pada habitatnya,karena keberadaan
dan kepadatan populasi suatu jenis hewan tanah di suatu daerah sangat ditentukan
keadaan daerah itu.Dengan perkataan lain keberadaan dan kepadatan suatu populasi
suatu jenis hewan tanah di suatu daerah sangat tergantung dari faktor lingkungan
yaitu ,yaitu lingkungan abiotik dan lingkungan biotik.Faktor lingkungan abiotik
secara besarnya dapat dibagi atas faktor fisika dan faktor kimia. Faktor fisika antara
lain ialah suhu, kadar air, porositas dan tekstur tanah. Faktor kimia antara lain adalah
salinitas, pH, kadar organik tanah dan unsur-unsur mineral tanah. Faktor lingkungan
abiotik sangat menentukan struktur komunitas hewan-hewan yang terdapat di suatu
habitat.Faktor lingkungan biotik bagi hewan tanah adalah organisme lain yang juga
terdapat di habitatnya seperti mikroflora, tumbuh-tumbuhan dan golongan hewan
lainya. Pada komunitas itu jenis-jenis organisme itu saling berinteraksi satu dengan
yang lainnya. Interaksi itu bisa berupa predasi, parasitisme, kompetisi dan penyakit.
Dalam studi ekologi hewan tanah, pengukuran faktor lingkungan abiotik penting
dilakukan karena besarnya pengaruh faktor abiotik itu terhadap keberadaan dan
kepadatan populasi kelompok hewan ini. Dengan dilakukannya pengukuran faktor
lingkungan abiotik, maka akan dapat diketahui faktor yang besar pengaruhnya
terhadap keberadaan dan kepadatan populasi hewan yang di teliti.
Pada pengamatan dari metode ini kami melakukannya di pagi hari,siang
hari,sore dan malam hari.Di setiap perlakuan kami mendaptakan spesies yang
berbeda. Perangkap jebak pada prinsipnya ada dua macam, yaitu perangkap penjebak
tanpa umpan penarik, dan perangkap penjebak dengan umpan. Pada perangkap tanpa
umpan, hewan tanah yang berkeliaran di permukaan tanah akan jatuh terjebak, yaitu
hewan tanah yang kebetulan menuju ke perangkap itu, sedangkan perangkap dengan
umpan, hewan yang terperangkap adalah hewan yang tertarik oleh bau umpan yang
diletakkan di dalam perangkap, hewan yang jatuh dalam perangkap akan terawat oleh
formalin atau zat kimia lainnya yang diletakkan dalam perangkap tersebut
Berdasarkan hasil penganmatan penjebakan hewan dengan cara pit fall trap terdapat
beberapa hewan yang terjebak disana. Dari hasil itu kita dapat menghitung kerapatan
populasi tanah tersebut. Keseluruhan dari hasil pengamatan bahwa hewan tanah yang
paling banyak didapatkan adalah semut merah. Disamping itu hewan hewan tersebut
banyak memiliki peranan dalam ekosistem tersebut, misalnya hewan yang kita kenal
berbahaya yaitu nyamuk, dari beberapa spesiesnya dapat berperan sebagai penyedia
nitrogen yang bermanfaat bagi tumbuhan.

c. Metode Fly trap


Metode ini menggunakan alat insect net sebgai perangkat.Sebelum
menggunakan perangkap kami membuat plot dengan menggunakan tali rafia
sepanjang 10 meter.Dengan gerakan serta tinggi rendahnya ayunan insect net yag
sama kami melakukan gerakan yang teratur.kami mendapatkan beberapa belalang dan
kumbang dari plot yang kami buat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan

1.Pada praktikum di lapangan mengenai ekologik hewan menggunakan 3 metode


yaitu Light trap, Pitt fall trap, Fly trap
2.Pada praktikum ekologi hewan kami melakukan beberapa perlakuan terhadap
masing-masing metode
3.Jenis serangga yang didaptkan diantaranya semut yang punya sayap,belalang
wereng dan kumbang

B.Saran

Saran yang dapat kami ajukan dalam laporan ini adalah diharapkan kepada
para pembaca dan juga penulis semoga isi laporan ini dapat menambah hasanah
pengetahuan kita mengenai Ekologi Hewan. Penulis berharap penulisan laporan ini
dapat menjadi latihan bagi penulis untuk lebih baik dalam penulisan laporan
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Foth. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta

Muhammad, NS.,. 2003. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara. Jakarta.

Odum, E. P. 1996. Dasar – Dasar Ekologi. Terjemahan oleh T. Samingan.


Yogyakarta : Gadjah Mada Press.

Anda mungkin juga menyukai