Anda di halaman 1dari 18

Makalah Evaluasi Pembelajaran Biologi

Tentang

Tingkat Kemampuan (Level Of Competence) dari Taksonomi Bloom

OLEH

FIRA VERINA
19177011

DOSEN

Dr. Hj. Zulyusri, M.P

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGA/NTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-
Nya sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan makalah ini
dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah
evaluasi pembelajaran biologi.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari
cara penulisan maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga kami
dapat berkarya dengan lebih baik di masa yang akan datang.

Akhirnya dengan satu harapan dari kami, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita khususnya dan bagi rekan-rekan pembaca umumnya.

Padang, Februari 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan hasil belajar siswa dalam sebuah kegiatan pembelajaran


dapat tergambar melalui kegiatan evaluasi yang mana sebagai dasar
pengambilan keputusan terhadap kesuksesan siswa dalam belajar.
Permasalahannya adalah apakah alat evaluasi yang digunakan oleh
seorang guru sudah benar atau tidak dalam mengukur aspek-aspek yang
seharusnya diukur. Evaluasi pendidikan adalah: (1) Proses/kegiatan untuk
menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah
ditentukan; (2) Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik
(feed back) bagi penyempurnaan pendidikan. Dalam proses pembelajaran,
penilaian hasil belajar adalah pekerjaan bertingkat dari pengukuran dan
penilaian yang berkaitan dengan: pengukuran hasil belajar, penilaian hasil
belajar, dan penyimpulan hasil belajar. Perumusan tujuan pendidikan yang
jelas dan mudah diukur akan membantu guru dalam merencanakan
kegiatan/aktivitas pembelajaran. Tujuan pembelajaran berkaitan erat
dengan asesmen yang dibuat. Hal inilah yang menjadi perhatian dalam
revisi taksonomi Bloom.
Revisi Taksonomi Bloom menekankan pada penggunaan
taksonomi pendidikan dalam merencanakan kurikulum, pembelajaran,
asesmen dan kesesuaian diantara ketiganya. Oleh karena itu merupakan
suatu hal yang penting mengaplikasikan ini dalam pembelajaran terutama
dalam merumuskan tujuan pembelajaran dan menilai hasil belajar siswa
dalam belajar jika ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Sejarah dari Taksonomi Blomm ?
2. Apa pengertian dari taksonomi Bloom?
3. Bagiamana Taksonomi Blomm sebelum revisi ?
4. Bagaimana Taksonomi bloom sesudah revisi ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat kita ambil tujuan dari
makalah diatas yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui sejarah dari taksonomi bloom
2. Mengetahui pengertian dari taksonomi bloom
3. Mengetahui bagaimana taksonomi bloom sebelum revisi
4. Mengetahui taksonomi bloom sesudah revisi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Taksonomi Bloom
Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu
tassein yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi
Taksonomi berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan.
Istilah ini kemudian digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang
psikolog bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan
pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses
pembelajaran. Bloom, lahir pada tanggal 21 Februari 1913 di Lansford,
Pennsylvania dan berhasil meraih doktor di bidang pendidikan dari The
University of Chicago pada tahun 1942. Ia dikenal sebagai konsultan dan
aktivis internasonal di bidang pendidikan dan berhasil membuat perubahan
besar dalam sistem pendidikan di India. Ia mendirikan the International
Association for the Evaluation of Educational Achievement, the IEA dan
mengembangkan the Measurement, Evaluation, and Statistical Analysis
(MESA) program pada University of Chicago. Di akhir hayatnya, Bloom
menjabat sebagai Chairman of Research and Development Committees of
the College Entrance Examination Board dan The President of the
American Educational Research Association. Ia meninggal pada 13
September 1999.
Sejarah taksonomi bloom bermula ketika awal tahun 1950-an,
dalam Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan kawan-kawan
mengemukakan bahwa dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di
sekolah, ternyata persentase terbanyak butir soal yang diajukan hanya
meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Akhirnya pada tahun
1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl berhasil mengenalkan
kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan Taxonomy Bloom.
Jadi, Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang
mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah hingga yang
tinggi.
B. Pengertian Taksonomi Bloom
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang berarrti pengaturan
dan nomos yang berarti ilmu pengetahuan. Taksonomi adalah sistem
klasifikasi. Taksonomi merupakan tipe sistem klasifikasi yang berdasarkan
data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang digolongkan dalam
sistematika itu. Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun
1956 oleh Benjamin S. Bloom seorang psikolog. Beliau menerbitkan karya
“Taxonomy of Educational Objective Cognitive Domain” menjelaskan
bahwa taksonomi diklasifikasi berdasarkan sasaran dan tujuan pendidikan
dibagi menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Namun beberapa istilah lain juga menggambarkan hal yang sama
dengan ketiga ranah secara konvensional telah dikenal taksonomi tujuan
pendidikan yang terdiri atas aspek cipta, rasa dan karsa. Selain itu,juga
dikenal istilah penalaran, penghayatan dan pengamalan.
C. Taksonomi Bloom sebelum Revisi
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan segi kemampuan yang berkaitan dengan
aspek-aspek pengetahuan, penalaran, atau pikiran. Bloom membagi ranah
kognitif ke dalam beberapa bagian (Dimyati, 2009). Ranah kognitif
mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh
siswa agar mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan. Ranah
kognitif ini terdiri atas enam level, yaitu: (1) knowledge (pengetahuan),(2)
comprehension (pemahaman atau persepsi), (3) application (penerapan),
(4) analysis (penguraian atau penjabaran), (5) synthesis (pemaduan), dan
(6) evaluation (penilaian).

Tiga level pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thinking


Skills, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill.
Namun demikian pembuatan level ini bukan berarti bahwa lower level
tidak penting. Justru lower order thinking skill ini harus di lalui dulu untuk
naik ke tingkat berikutnya. Skema ini hanya menunjukkan bahwa semakin
tinggi semakin sulit kemampuan berpikirnya.

RANAH KOGNITIF - PENGETAHUAN


(KNOWLEDGE)
No. Kategori Penjelasan Kata
1. kerja
kunci
Pengetahuan Kemampuan menyebutkan atau Mendefinisikan, menyusun
menjelaskan kembali daftar, menamai, menyatakan,
Contoh: menyatakan mengidentifikasikan,
kebijakan. mengetahui, menyebutkan,
membuat rerangka, menggaris
bawahi, menggambarkan,
menjodohkan, memilih
2. Pemahaman Kemampuan memahami Menerangkan, menjelaskan ,
instruksi/masalah, menguraikan, membedakan,
menginterpretasikan dan menginterpretasikan,
menyatakan kembali dengan merumuskan, memperkirakan,
kata-kata sendiri meramalkan, menggeneralisir,
Contoh : Menuliskan kembali menterjemahkan, mengubah,
atau merangkum materi memberi contoh, memperluas,
Pelajaran menyatakan kembali,
menganalogikan, merangkum
3. Penerapan Kemampuan menggunakan Menerapkan, mengubah,
konsep dalam praktek atau menghitung, melengkapi,
situasi yang baru menemukan. membuktikan,
Contoh: Menggunakan menggunakan,
pedoman/ aturan dalam mendemonstrasikan,
menghitung gaji pegawai. memanipulasi, memodifikasi,
menyesuaikan, menunjukkan,
mengoperasikan, menyiapkan,
menyediakan, menghasilkan.
4. Analisa Kemampuan memisahkan Menganalisa,
konsep kedalam beberapa mendiskriminasikan, membuat
komponen untuk memperoleh skema /diagram, membedakan,
membandingkan,
mengkontraskan,
pemahaman yang lebih luas memisahkan, membagi,
atas menghubungkan,
dampak komponen – menunjukan hubungan antara variabel,
komponen terhadap konsep memilih, memecah menjadi beberapa
tersebut secara bagian,
utuh. menyisihkan, mempertentangkan.
Contoh: Menganalisa
penyebab meningkatnya
Harga pokok
penjualan dalam laporan
keuangan dengan
memisahkan
komponen- komponennya.
5. Sintesa Kemampuan merangkai atau
Mengkategorikan
menyusun kembali mengkombinasikan, mengatur
komponen- komponen dalam
memodifikasi, mendisain,
rangka menciptakan mengintegrasikan, mengorganisir,
arti/pemahaman / struktur
mengkompilasi, mengarang,
baru. menciptakan, menyusun kembali,
menulis kembali, merancang,
Contoh: Menyusun kurikulum
dengan mengintegrasikanmerangkai, merevisi,
pendapat dan materi dari
menghubungkan, merekonstruksi,
beberapa sumber menyimpulkan, mempolakan
6. Evaluasi Kemampuan mengevaluasi dan Mengkaji ulang, membandingkan,
menilai sesuatu berdasarkan menyimpulkan, mengkritik,
norma, acuan atau kriteria. mengkontraskan,
mempertentangkan menjustifikasi,
Contoh: Membandingkan mempertahankan, mengevaluasi,
hasil ujian siswa dengan membuktikan, memperhitungkan,
kunci menghasilkan, menyesuaikan,
jawaban. mengkoreksi,
melengkapi, menemukan.
2. Ranah Afektif
Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi,
misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan
sikap. Lima kategori ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang
sederhana hingga yang paling kompleks.

RANAH AFEKTIF – SIKAP (ATTITUDE)


No. Kategori Penjelasan Kata kerja
kunci
1. Penerimaan Kemampuan untuk menunjukkan menanyakan, mengikuti, memberi,
atensi dan penghargaan menahan / mengendalikan diri,
terhadap orang lain mengidentifikasi, memperhatikan,
Contoh: mendengar pendapat menjawab.
orang lain, mengingat nama
seseorang
2. Responsif Kemampuan berpartisipasi aktif Menjawab, membantu, mentaati,
dalam pembelajaran dan selalu memenuhi,
menyetujui, mendiskusikan, melakukan,
termotivasi untuk segera memilih, menyajikan,
mempresentasikan,
bereaksi dan mengambil melaporkan, menceritakan, menulis,
tindakan atas suatu menginterpretasikan, menyelesaikan,
kejadian. mempraktekkan.
Contoh: berpartisipasi dalam
diskusi kelas
3. Nilai yang Kemampuan menunjukkan Menunjukkan, mendemonstrasikan,
dianut nilai yang dianut untuk memilih, membedakan, mengikuti,
(Nilai diri) membedakan mana yang baik meminta, memenuhi, menjelaskan,
dan kurang baik terhadap suatu membentuk, berinisiatif,
kejadian/obyek, dan nilai melaksanakan, memprakarsai,
tersebut diekspresikan dalam menjustifikasi, mengusulkan,
perilaku. melaporkan, menginterpretasikan,
Contoh: Mengusulkan membenarkan, menolak, menyatakan /
kegiatan Corporate Social mempertahankan pendapat,
Responsibility sesuai dengan
nilai yang berlaku
dan komitmen perusahaan.
4. Organisasi Kemampuan membentuk Mentaati, mematuhi, merancang,
system mengatur,
nilai dan budaya organisasi mengidentifikasikan,
dengan mengharmonisasikan mengkombinasikan,
mengorganisisr, merumuskan,
menyamakan,

perbedaan nilai. mempertahankan, menghubungkan,


Contoh: Menyepakati dan mengintegrasikan, menjelaskan, mengaitkan,
mentaati etika profesi, me menggabungkan, memperbaiki,
ngakui menyepakati,
perlunya keseimbangan menyusun, menyempurnakan,
antara kebebasan dan menyatukan pendapat, menyesuaikan,
tanggung jawab melengkapi,
membandingkan, memodifikasi
5. Karakterisasi Kemampuan mengendalikan Melakukan, melaksanakan,
perilaku berdasarkan nilai memperlihatkan membedakan,
yang dianut dan memisahkan, menunjukkan,
memperbaiki hubungan mempengaruhi, mendengarkan,
intrapersonal, interpersonal memodifikasi, mempraktekkan,
dan social. mengusulkan, merevisi, memperbaiki,
Contoh: Menunjukkan membatasi, mempertanyakan,
rasa percaya diri ketika mempersoalkan, menyatakan, bertindak,
bekerja sendiri, Membuktikan, mempertimbangkan.
kooperatif dalam
aktivitas kelompok
3. Ranah Psikomotorok
Ranah Psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani,
keterampilan motorik dan kemampuan fisik. Ketrampilan ini dapat diasah
jika sering melakukannya. Perkembangan tersebut dpat diukur sudut
kecepatan, ketepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan. Ada tujuh kategori
dalam ranah psikomotorik mulai dari tingkat yang sederhana hingga
tingkat yang rumit.

RANAH PSIKOMOTORIK – KETRAMPILAN


(SKILLS)
No. Kategori Penjelas Kata kerja
an kunci
1. Persepi Kemampuan menggunakan Mendeteksi, mempersiapkan diri,
saraf sensori dalam memilih, menghubungkan,
menginterpretasikan nya menggambarkan, mengidentifikasi,
dalam memperkirakan mengisolasi, membedakan
sesuatu menyeleksi,.
Contoh: menurunkan suhu
AC
saat merasa suhu ruangan
panas
2. Kesiapan Kemampuan untuk Memulai, mengawali, memprakarsai,
mempersiapkan diri, baik membantu, memperlihatkan
mental, fisik, dan emosi, mempersiapkan diri, menunjukkan,
dalam menghadapi sesuatu. mendemonstrasikaan.
Contoh: melakukan
pekerjaan sesuai urutan,
menerima kelebihan dan
kekurangan seseorang.
3. Reaksi yang Kemampuan untuk memulai Meniru, mentrasir, mengikuti,
diarahkan ketrampilan yang kompleks mencoba, mempraktekkan,
dengan bantuan / bimbingan mengerjakan, membuat,
dengan meniru dan uji memperlihatkan, memasang,
coba.Contoh: Mengikuti bereaksi, menanggapi.
arahan
dari instruktur.
4. Reaksi Kemampuan untuk Mengoperasikan, membangun,
natural melakukan kegiatan pada memasang, membongkar,
(mekanisme tingkat ketrampilan ahap memperbaiki, melaksanakan sesuai
) yang lebih sulit. Melalui standar, mengerjakan, menggunakan,
tahap ini diharapkan siswa merakit, mengendalikan,
akan terbiasa melakukan mempercepat, memperlancar,
tugas rutinnya. mempertajam, menangani.
Contoh: menggunakan
computer.
5. Reaksi yang Kemampuan untuk Mengoperasikan, membangun,
kompleks melakukan kemahirannya memasang, membongkar,
dalam melakukan sesuatu, memperbaiki, melaksanakan sesuai
dimana hal ini terlihat dari standar, mengerjakan, menggunakan,
kecepatan, ketepatan, merakit, mengendalikan,
efsiensi dan efektivitasnya. mempercepat, memperlancar,
Semua tindakan dilakukan mencampur, mempertajam,
secara spontan, lancar, cepat, menangani, mngorganisir,
tanpa ragu. membuat draft/sketsa, mengukur
Contoh: Keahlian bermain
piano.
6. Adaptasi Kemampuan Mengubah, mengadaptasikan,
mengembangkan memvariasikan,
keahlian, dan memodifikasi merevisi, mengatur kembali,
pola merancang
sesuai dengan yang dbutuhkan, kembali, memodifikasi.
Contoh: Melakukan
perubahan secara cepat dan
tepat terhadap kejadian tak
terduga tanpa
7.
merusak pola yang ada.
Kreativitas Kemampuan untuk menciptakan Merancang, membangun, menciptakan,
pola baru yang sesuai dengan mendisain, memprakarsai,
kondisi/situasi tertentu dan juga mengkombinasikan, membuat,
menjadi kemampuan mengatasi masalah pioneer
dengan mengeksplorasi
kreativitas diri. Contoh:
membuat formula baru,
inovasi,
produk baru.
D. Taksonomi Bloom Sesudah Revisi

Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson


Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki
taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan
tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi
Bloom.
Revisi Taksonomi Bloom diajukan secara umum untuk lebih melihat
ke depan (ahead of time) danmerespon tuntutan berkembangnya komunitas
pendidikan, termasuk pada bagaimanaanak-anak berkembang dan belajar serta
bagaimana guru menyiapkan bahan ajar,seluruhnya mengalami perkembangan
yang signifikan bila dibandingkan denganempat puluh tahun yang lalu.
(Anderson et al., 2001). Fokus utama revisi taksonomi Bloom dimaksudkan
pada daya aplikasinya terhadap penyusunan kurikulum, desaininstruksional,
penilaian dan gabungan ketiganya.Dalam buku A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assessing: A Revision ofBloom's Taxonomy of Educational
Objectives (Anderson et.al., 2001), penyusunmelengkapi fokus utama ini
dengan bab-bab terkait tiga kepentingan tersebut.
Dua buah perubahan mendasar dalam Revisi Taksonomi Bloom menurut
Anderson adalah:
(1) Revisi Taksonomi Bloom Memfokuskan Pada Aplikasi
Dalam buku ini, menyajikan 11 bab dari 17 bab yang ada untuk
membantu aplikasi revisi taksonomi Bloom dalam tiga bidang utama yaitu
penyusunan kurikulum, instruksi pengajaran, dan assessment. Komitmen
pada aplikasi tiga bidang tersebut selanjutnya mendukung tujuan Revisi
Taksonomi Bloom.Revisi Taksonomi Bloom ditujukan bagi khalayak yang
lebih luas terutama untuk membantu gurupada tingkat sekolah menengah dan
akademi. Hal ini berbeda dengan ide dasar penyusunan Taksonomi Bloom
yang lampau di mana Bloom dan timnya menujukan penyusunan Taksonomi
itu dalam rangka mempermudah penyusunan assessment bagitingkat
perguruan tinggi secara nasional.
(2) Perubahan Terminologi
Dalam Taksonomi Bloom yang lama, penekanan lebih diberikan pada
keenam kategori kognisi. Revisi Taksonomi Bloom lebih menekankan sub-
kategori sehingga lebih spesifik dan mempermudah penyusunan kurikulum
assessment dan instruksi pengajaran. Pembahasan mengenai sub-kategori ini
diungkapkan dalam bagian ketiga dari buku ini. Perubahan ini dipengaruhi
oleh riset progresif di bidang pendidikan, neuroscience dan psikologi. Dalam
Taksonomi Bloom yang lama, kategori ‘knowledge’ menjadi kategori utama
tingkat pertama. Revisi taksonomi Bloom “mengeluarkan” kategori
‘knowledge’ ini dari Taksonomi dan menjadikannya ukuran yang harus
dicapai. Artinya, ‘knowledge’ adalah pencapaian kognisi itu sendiri.
Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata
benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara
hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif
kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja.
Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya
karena Lorin memasukan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak
ada.

Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif. Revisi tersebut meliputi:

1. Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level
taksonomi.
2. Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis, namun urutan level
masih sama yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi. Peru bahan
mendasar terletak pada level 5 dan 6. Perubahan- perubahan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
3. Pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering (mengingat).
4. Pada level 2, comprehension dipertegas menjadi understanding
(memahami).
5. Pada level 3, application diubah menjadi applying (menerapkan).
6. Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis).
7. Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan
perubahan mendasar, yaitu creating (mencipta).
8. Pada level 6, Evaluation turun posisisinya menjadi level 5, dengan sebutan
evaluating (menilai).
REVISI RANAH KOGNITIF - PENGETAHUAN
(KNOWLEDGE)
No. Kategori Penjelasan Kata kerja kunci
1. Mengingat Kemampuan Mendefinisikan, menyusun daftar,
menyebutkan kembali menjelaskan, mengingat, mengenali,
informasi / pengetahuan menemukan kembali, menyatakan,
yang tersimpan dalam mengulang, mengurutkan, menamai,
ingatan. Contoh: menempatkan, menyebutkan.
menyebutkan arti
taksonomi.
2. Memahami Kemampuan memahami Menerangkan, menjelaskan,
instruksi dan menegaskan menterjemahkan, menguraikan,
mengartikan,
pengertian/makna ide atau menyatakan kembali, menafsirkan,

konsep yang telah diajarkan menginterpretasikan, mendiskusikan,


baik dalam bentuk lisan, menyeleksi, mendeteksi, melaporkan,
tertulis, menduga, mengelompokkan, memberi
maupun grafik/diagram
Contoh : Merangkum contoh, merangkum menganalogikan,
materi yang telah diajarkan mengubah, memperkirakan.
dengan
kata-kata sendiri
3. Menerapka Kemampuan melakukan Memilih, menerapkan, melaksanakan,
n sesuatu dan mengubah, menggunakan,
mengaplikasikan konsep mendemonstrasikan, memodifikasi,
dalam situasi tetentu. menginterpretasikan, menunjukkan,
Contoh: Melakukan proses membuktikan, menggambarkan,
pembayaran gaji sesuai mengoperasikan, menjalankan
dengan sistem berlaku. memprogramkan, mempraktekkan,
memulai.
4. Menganalisi Kemampuan memisahkan Mengkaji ulang, membedakan,
s konsep kedalam beberapa membandingkan, mengkontraskan,
komponen dan memisahkan, menghubungkan,
mnghubungkan menunjukan
satu sama lain untuk hubungan antara variabel, memecah
menjadi
memperoleh pemahaman beberapa bagian, menyisihkan,
atas konsep tersebut secara menduga, mempertimbangkan
utuh. mempertentangkan,
Contoh: Menganalisis menata ulang, mencirikan, mengubah
penyebab
meningkatnya Harga pokok struktur, melakukan pengetesan,
penjualan dalam laporan mengintegrasikan, mengorganisir,
keuangan dengan mengkerangkakan.
memisahkan
komponen- komponennya.

5. Mengevalua Kemampuan menetapkan Mengkaji ulang, mempertahankan,


si/ menilai derajat sesuatu berdasarkan menyeleksi, mempertahankan,
norma, kriteria atau mengevaluasi, mendukung, menilai,
patokan tertentu menjustifikasi, mengecek, mengkritik,
Contoh: Membandingkan memprediksi, membenarkan,
hasil menyalahkan.
ujian siswa dengan kunci
jawaban.
6. Mencipta Kemampuan memadukan Merakit, merancang, menemukan,
unsur- unsur menjadi menciptakan, memperoleh,
sesuatu bentuk baru yang mengembangkan, memformulasikan,
utuh dan koheren, atau membangun, membentuk, melengkapi,
membuat sesuatu yang membuat, menyempurnakan, melakukan
orisinil. Contoh: Membuat inovasi, mendisain, menghasilkan karya.
kurikulum dengan
mengintegrasikan pendapat
dan
materi dari beberapa
sumber
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Revisi Taksonomi Bloom diajukan secara umum untuk lebih
melihat ke depan (ahead of time) dan merespon tuntutan
berkembangnya komunitas pendidikan, termasuk pada bagaimana
anak-anak berkembang dan belajar serta bagaimana guru
menyiapkan bahan ajar, seluruhnya mengalami perkembangan
yang signifikan bila dibandingkan dengan empat puluh tahun yang
lalu.
b. Alasan Taksonomi Bloom direvisi Adanya kebutuhan untuk
memadukan pengetahuan-pengetahuan dan pemikiran-pemikiran
baru dalam sebuah kerangka kategorisasi tujuan pendidikan.
c. Dimensi pertama dari revisi taksonomi Bloom adalah Dimensi
proses kognitif yang terdiri dari 6 (enam) dimensi proses yaitu
mengingat (remember), memahami (understand), mengaplikasikan
(applicating), menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating)
dan mencipta (create). Kategori yang pertama menekankan retensi
sedangka kategori kelima yang lain lebih menekankan transfer.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa madih banyak terdapat kekurangan
dalam proses pembuatan makalah ini. Untuk itu, penulis dengan terbuka
menerima saran atau kritikan dari rekan-rekan serta pembaca yang
membangun guna kesempurnaan makalah ini dan menambah wawasan
baru untuk kita semua.
Daftar Pustaka
Anas Sudijono, 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Raja Grafindo Persada,
Jakarta..
Dimyati dan Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta: Jakarta

Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, 2010, Kerangka Landasan untuk


Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Bloom.
Pustaka Belajar, Yogyakarta
Fatmawati Sri.2014.Perumusan Tujuan Pembelajaran dan Soal Kognitif
Berorientasi pada Revisi Taksanomi Bloom dalam Pembelajaran Fisika.
Volume 1 nomor 2.Palangka Raya.
Widodo, A. (2006). Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. Buletin
Puspendik. 3(2), 18-29.UPI

Anda mungkin juga menyukai