Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Oleh :

Nama : Chelsy Andani


NIM/Bp : 1301523/2013
Prodi : Pendidikan Biologi (R.B)
Dosen pembimbing :
1. As
2.

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2015
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

A. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu koordinasi yang baik dari banyak
peristiwa pada tahap yang berbeda, yaitu dari tahap biofisika dan biokimia ke tahap
organisme dan menghasilkan suatu organisme yang utuh dan lengkap.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan secara kuantitatif selama siklus hidup
tanaman yang bersifat irreversible, bertambah besar ataupun bertambah berat tanaman
atau bagian tanaman akibat adanya penambahan unsur- unsur struktural yang baru.
Peningkatan ukuran tanaman yang tidak akan kembali sebagai akibat pembelahan dan
pembesaran sel.
Pertumbuhan adalah proses dalam kehidupan tanaman yang mengakibatkan perubahan
ukuran tanaman yang semakin besar dan yang juga menentukan hasil tanaman.
Pertambahan ukuran tubuh tanaman secara keseluruhan merupakan hasil dari
pertambahan ukuran bagian-bagian (organ-organ) tanaman akibat dari pertambahan
jaringan sel yang  dihasilkan oleh pertambahan ukuran sel . Jumlah sel yang semakin
banyak  atau ruang (volume) sel yang semakin besar membutuhkan semakin banyak
bahan-bahan sel yang disintesis menggunakan substrat yang sesuai.
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan dalam bentuk dan
kompleksitas yang terjadi selama pertumbuhan. Bersifat kualitatif, tidak dapat
dinyatakan dalam bentuk bilangan. Contoh : pembungaan.
B. Macam – macam pertumbuhan
1. Pertumbuhan Primer
Setelah fase perkecambahan, diikuti pertumbuhan tiga sistem jaringan meristem
primer yang terletak di akar dan batang. Pada fase ini tumbuhan membentuk akar,
batang, dan daun. Tiga sistem jaringan primer yang terbentuk sebagai berikut.
a. Protoderm, yaitu lapisan terluar yang akan membentuk jaringan epidermis.
b. Meristem dasar yang akan berkembang menjadi jaringan dasar yang mengisi
lapisan korteks pada akar di antara style dan epidermis.
c. Prokambium, yaitu lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder pusat,
yaitu floem dan xilem.
Pertumbuhan primer pada akar
Akar muda yang keluar dari biji segera masuk ke dalam tanah, selanjutnya
membentuk sistem perakaran tanaman. Pada ujung akar yang masih muda, terdapat
empat daerah pertumbuhan sebagai berikut.
a. Tudung akar (kaliptra)
Tudung akar atau kaliptra berfungsi sebagai pelindung terhadap benturan
fisik ujung akar terhadap tanah sekitar pertumbuhan. Fungsi lain ujung akar, yaitu
memudahkan akar menembus tanah karena tudung akar dilengkapi dengan sekresi
cairan polisakarida.
Perbedaan antara tudung akar dikotil dan monokotil sebagai berikut.
 Pada tudung akar dikotil, antara ujung akar dengan kaliptra tidak terdapat batas
yang jelas dan tidak memiliki titik tumbuh pada kaliptra tersebut.
 Pada tudung akar monokotil, antara ujung akar dan kaliptra terdapat batas yang
jelas atau nyata dan mempunyai titik tumbuh tersendiri yang disebut kaliptrogen.
Sel-sel kaliptra yang dekat dengan ujung akar mengandung butir-butir tepung
yang disebut kolumela.
b. Meristem
Meristem merupakan bagian dari ujung akar yang selnya senantiasa
mengadakan pembelahan secara mitosis. Meristem ini terletak di belakang tudung
akar. Pada tumbuhan dikotil, sel-sel tudung akar yang rusak akan digantikan oleh
sel-sel baru yang dihasilkan oleh sel-sel meristem primer dari perkembangan sel-
sel meristem apikal.
Berdasarkan asalnya, jaringan meristem dapat dibedakan menjadi dua :
1. Meristem primer, yakni meristem yang sel-selnya merupakan perkembangan
langsung dari sel-sel embrionik, sehingga merupakan lanjutan dari pertumbuhan
embrio, misalnya kuncup ujung akar dan ujung batang. Mristem yang terdapat di
ujung akar dan ujung batang sering disebut meristem apikal. Aktivitas meristem
ini akan mengakibatkan batang dan akar tumbuh panjang. Pertumbuhan ini disebut
pertumbuhan primer.
2. Meristem sekunder, yakni meristem yang berdasarkan dari jaringan dewasa yang
telah mengadakan diferensiasi, misalnya kambium vaskuler dan kambium gabus
yang terjadi dari parenkim atau jaringan dasar dan kolenkim. Aktivitas meristem
sekunder akan menghasilkan jaringan sekunder. Kambium pada akar dan batang
tumbuhan dikotil terdapat didalam berkas pembuluh angkut atau vasis, yaitu
diantara pembuluh kayu atau xilem dan pembuluh kulit kayu atau floem. Kambium
yang terdapat dalam pembuluh angkut disebut kambium vaskuler. Disamping itu,
ada pula kambium yang terdapat diantara dua berkas pembuluh pengangkut,
disebut kambium intervaskuler.
Kambium akan menghasilkan jaringan pengangkut, sedangkan kambium gabus
akan menghasilkan gabus. Pertumbuhan yang diakibatkan oleh aktivitas meristem
sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan ini akan menyebabkan
tubuh tumbuhan bertambah besar.
Berdasarkan posisinya pada tubuh tumbuhan, jaringan meristem dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu meristem apikal, meristem interkalar dan meristem lateral.
1. Meristem apikal
Meristem apikal merupakan meristem yang selalu terdapat di ujung akar dan
batang tumbuhan. Meristem apikal selalu menghasilkan pemanjangan akar dan
batang tumbuhan. Dalam proses pemanjangan meristem apikal, akan dihasilkan
tunas apikal (tunas ujung) yang akan berkembang menjadi cabang samping, daun,
dan bunga. Pertumbuhan yang di awali oleh meristem apikal dikenal sebagai
pertumbuhan primer, dan semua jaringan yang terbentuk dari meristem apikal
disebut jaringan primer.
2. Meristem interkalar
Meristem interkalar merupakan meristem yang terletak di antara jaringan
meristem primer dewasa. Sebenarnya jaringan meristem interkalar merupakan
bagian meristem apikal yang terpisah dari bagian utama meristem apikal dan
tertinggal ketika meristem tersebut tumbuh. Meristem interkalar dapat tetap aktif,
tetapi dalam waktu yang lama setelah sel-sel di ruas atas dewasa sepenuhnya.
Pertumbuhan sel yang dilakukan oleh meristem interkalar menyebabkan
munculnya bunga. Jaringan-jaringan yang terbentuk oleh meristem interkalar ini
serupa dengan jaringan yang berasal dari meristem apikal, sehingga digolongkan
juga ke dalam jaringan primer.
3. Meristem lateral
Meristem lateral merupakan meristem yang menghasilkan pertumbuhan
sekunder.
c. Daerah pemanjangan sel
Daerah pemanjangan sel terletak di belakang daerah meristem. Sel-sel hasil
pembelahan meristem tumbuh dan berkembang memanjang pada daerah ini.
Aktivitas pertumbuhan dan perkembangan memanjang dari sel mengakibatkan
pembelahan sel di daerah ini menjadi lebih lambat dari bagian lain. Pemanjangan
sel tersebut berperan penting untuk membantu daya tekan akar dan proses
pertumbuhan memanjang akar.
d. Daerah diferensiasi
Pada daerah ini, sel-sel hasil pembelahan dan pemanjangan akan
mengelompok se-suai dengan kesamaan struktur. Sel-sel yang memiliki kesamaan
struktur, kemudian akan memperoleh tugas membentuk jaringan tertentu.

Gambar 1. Jaringan meristem apikal akar.

Gambar 2. Tudung akar

Pertumbuhan Primer pada Batang


Pertumbuhan dan perkembangan primer pada batang meliputi daerah pertumbuhan
(titik tumbuh), daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi. Meristem apikal pada batang
dibentuk oleh sel-sel yang senantiasa membelah pada ujung tunas yang biasa disebut
kuncup. Di dalam kuncup, ruas batang dan tonjolan daun kecil (primordia) memiliki jarak
sangat pendek karena jarak internodus(antarruas) sangat pendek. Pertumbuhan,
pembelahan, dan pemanjangan sel terjadi di dalam internodus.
Gambar 3. Irisan membujur ujung batang

2. Pertumbuhan Sekunder
Tumbuhan, selain tumbuh memanjang juga dapat tumbuh membesar.
Pertumbuhan yang memungkinkan bertambahnya ukuran dimeter batang dan akar
disebut pertumbuhan sekunder. Semua tumbuhan gimnospermae dan dikotil
mengalami pertumbuhan sekunder. Sebaliknya hanya beberapa monokotil tertentu
yang mengalami pertumbuhan sekunder. Contohnya dari kelompok palmae.
Pertumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas sel-sel meristem lateral. Ada dua
macam meristem lateral, yaitu kambium vaskular dan kambium gabus. Kambium
vaskular terletak di antara xilem dan floem. Aktivitas kambium vaskular
menghasilkan sel-sel baru. Ke arah dalam membentuk xilem sekunder dan ke rah luar
membentuk floem sekunder.
pada batang, xilem yang kita kenal sebagai kayu semakin lama lapisannya
semakin tebal dan berlignin. Hal tersebut membuat kayu menjadi keras. Jaringan
xilem yang terbentuk pada musim kemarau biasanya mempunyai sel-sel yang lebih
kecil dan berwarna lebih gelap. Hal tersebut disebabkan keterbatasan air selama
musim kemarau. Sebaliknya, jaringan xilem yang terbentuk selama musim penghujan
mempunyai sel-sel berukuran relatif besar dan berwarna terang. Lapisn-lapisan yang
terbentuk dari hasil pembentukan kayu tersebut dikenal dengan lingkaran tahun.
Gambar 4. Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan berkayu

Gambar 5. Struktur anatomi batang pada pertumbuhan sekunder


C. Kurva pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diukur dengan beberapa cara, pengukuran tidak langsung
dengan mengukur penambahan : berat segar, berat kering, panjang, luas, jumlah sel,
volume, kandungan proein, dst. Suatu pola pertumbuhan yang khas tanaman semusim,
seperti terlihat pada grafik :
Gambar 6. Kurva pertumbuhan sigmoid
Pada grafik di atas, pola pertumbuhan dapat dibagi dalam tiga fase pertumbuhan,
yaitu :
1) fase logaritmic atau fase eksponensial
pada fase logaritmik, ukuran (v) bertambah secara eksponensial sejalan dengan
waktu (t). Ini berarti bahwa laju pertumbuhan (dV/dt) lambat pada awalnya, tapi
kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan ukuran organisme,
semakin besar organisme, semakin cepat ia tumbuh. Fase pertumbuhan logritmik
ditunjukkan juga oleh sel tunggal, misalnya sel raksasa gangang Nitella, dan oleh
populasi organisme bersel tunggal, misalnya bakteri atau khamir, yang setiap produk
pembelahannya mampu tumbuh dan membelah lagi.
2) fase linear
pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung secara konstan, biasanya
pada laju maksimum selama beberapa waktu.
3) fase penurunan kadar cepat (fase penuaan)
fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan
sudah mencapai kematangan dan mulai menua.
D. Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
1. Faktor eksternal
Faktor eksternal atau faktor lingkungan meliputi pengaruh iklim,tanah, dan
biota tempat tumbuhan berada. Kondisi ini akan mempengaruhi tumbuhan dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan. Faktor eksternal dan internal saling
mempengaruhi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Faktor-
faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, sebagai
berikut :
a. Temperature
Temperature akan mempengaruhi proses fotosintesis, respirasi, dan transpirasi
pada tumbuhan. Temperature yang tinggi akan mempengaruhi kandungan air pada
jaringan tumbuhan. Strategi tumbuhan dalam mengahadapi temperature yang
tinggi adalah dengan meningkatkan proses transpirasi (penguapan air yang
umumnya melalui daun). Selain itu, temperature juga mempengaruhi kerja enzim
dalam tubuh tumbuhan yang bekerja pada proses metabolisme.
Temperature untuk pertumbuhan dan perkembangan setiap jenis tumbuhan
berbeda-beda. Temperature yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan tingkat tinggi berkisar antar 0̊ C hingga 45̊ C. Contohnya berbagai
kultivar gandum (Triticum vulgare) dapat tumbuh pada kisaran temperature
mendekati 0̊ C- 40̊ C, namun pertumbuhannya akan optimal pada kisaran
temperature 20̊ C - 25̊ C.
Sebenarnya, temperature optimum pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
bekaitan dengan asal wilayaah jenis tumbuhan tersebut. Tumbuhan yang berasal
dari wilayah tropis memerlukan temperature yang relatif lebih tinggi
dibandingkan tumbuhan yang berasal dari daerah sub-tropis atau kutub.
b. Cahaya matahari
Cahaya matahari mempengaruhi tumbuhan berdaun hijau karena cahaya
matahari sangat menentukan proses fotosintesis tumbuhan. Fotosintesis adalah
proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang
dihasilkan akan menentukan ketersedian energi untuk pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
Cahaya matahari juga mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Tumbuhan yang
tumbuh ditempat gelap akan tumbuh lebih cepat, namun dengan kondisi
pucat,kurus dan daunnya tidak berkembang (etiolasi). Keadaan ini terjadi akibat
tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk
perpanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat
terang menyebabkan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relatif lebih
pendek, daun berkembang baik, dan berwarna hijau. Hal ini dikarenakan pengaruh
auksin dihambat oleh cahaya matahari.
c. Air, pH, dan Oksigen
Air merupakan senyawa yang sangat penting dalam menjaga tekanan turgor
dinding sel. Fungsi air dalam tumbuhan adalah :
 Menentukan laju fotosintesis
 Sebagi pelrut universal dlm proses pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan
 Menentukan proses transportaasi unsur hara yang ada didalam tanah
 Mengedarkan hsil-hsil fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan
 Sebagai medium reaksi kimia (metabolisme) dalam sel.

Faktor pH (derajat keasaman) yang berpengaruh terhadap pertumbuhan


dan perkembangan tumbuhn adalah pH tanah. faktor pH tanah sangat ditentukan
oleh jenis tanah. Misalnya, tanah podsolik merah kuning (PMK) memiliki pH
yang bersifat asam. Agar tidak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan, pH jenis tanah tersebut diturunkan dengan cara pengapuran.
Tumbuhan dapat keracunan jika pH tidak cocok untuk tumbuhan tersebut.
Oksigen merupakan faktor pembatas pada setiap organisme. Kondisi ini
juga berlaku untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.konsentrsi oksigen
sangat di tentukan oleh medium tempat tumbuhan berada. Bagian akar tumbuhan
memerlukan aerasi yang baik untuk mendapatkan oksigen yang cukup. Dengan
dasar itulah petani sering menggemburkan tanaman mereka secara berkala. Aerasi
yang baik mampu meningkatkan proses respirasi akar untuk mengedarkan unsur-
unsur hara yang ada di dalam tanah ke bagian daun.
d. Nutrisi
Tumbuhan memerlukan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Nutrisi yang
dibutuhkan dalam jumlh banyak disebut unsur makro (makronutrien). Unsur
makro meliputi C, H, O, N, S, P, Ca, K. Sedangkan nurisi yang dibutuhkan dalam
jumlah sedikit disebut unsur mikro (mikronutrien). Contohnya seperti Mn, B, Zn,
Cu, Mo, Cl, Fe. Kekurangan nutrien ditanah atau medium tempat hidup
menyebabkan tumbuhan mengalami defisiensi. Defisiensi mengakibatkan
tumbuhan menjadi tumbuh dan berkembang dengan tidak sempurna.
2. Faktor internal
Faktor internal meliputi faktor genetis (hereditas) dan proses fisiologis
individual yang bersifat spesifik.
a. Faktor genetis
Proses perkecambahan diawali dengan penyerapan air (imbibisi). Masuknya
air selain berfungsi melarutkan cadangan makanan yang terdapat di bagian
keping lembaga, juga menginduksi aktivitas enzim hidrolitik. Aktivitas enzim
hidrolitik dikendalikan oleh gen-gen yang bertanggung jawab untuk hal itu.
Berakhirnya masa dormansi dan dimulainya proses perkecambahan
ditentukan oleh kemampuan tumbuhan untuk melakukan metabolisme.
Kemampuan metabolisme pada tumbuhan dipengaruhi oleh enzim-enzim
metabolik. Enzim metabolik merupakan protein yang berfungsi untuk mengatur
laju metabolisme. Pertumbuhan dan perkembangan akan optimal apabila laju
metabolisme juga optimal. Aktivitas metabolik yang berlangsung di dalam
tumbuhan dikendalikan oleh gen-gen yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut.
b. Faktor fisiologis
Dalam faktor fisiologis, proses yang terjadi merupakan proses fungsional pada
tingkat seluler. Pertumbuhan dan perkembangan akan melibatkan berbagai macam
hormon dan vitamin. Hormon dan vitamin memiliki fungsi spesifik pada setiap
tingkat pertumbuhan dan perkembangan.

Anda mungkin juga menyukai