Anda di halaman 1dari 6

Soal Ekologi/Ekologi Dasar pada Ujian Tengah Semester T.A.

2022/2023
Jurusan Biologi-Universitas Negeri Medan
=================================================================
Nama : Mukhaira sofia
Nim : 4211220016
Kelas : PSB 21D
1. Krebs (2002) menyatakan bahwa “ecology is the science that discus the interaction that
determine the distribution and abundeance of organism”. Uraikanlah makna dari pengertian
tersebut dalam kaitannya dengan 4 persolan pokok yang dikaji dalam ekologi dan berikan
contohnya.
2. Berhasil hidupnya tumbuhan dan hewan pada suatu lingkungan sangat ditentukan oleh
sejumlah faktor abiotik dan biotik dimana tumbuhan dan hewan tersebut berada. Uraikanlah
makna dari pernyataan tersebut dengan memberikan contoh-contohnya.
3. Uraikanlah perbedaan antara kondisi dan sumberdaya serta berikanlah contoh-contohnya. 4.
Untuk menggambarkan kualitas suatu lingkungan, kehadiran tumbuhan dan hewan dapat
digunakan sebagai petunjuknya yang dikenal dengan sebutan bioindikator. Berikanlah minimal
4 (empat) contoh bioindikator dan bagaimana kriteria pengambilan keputusannya.
5. Ada dua macam model pertumbuhan populasi makhluk hidup, uraikanlah kedua model
tersebut dan kapan hal itu terjadi, apa perbedaannya serta berikan contoh-contohnya.
6. Uraikanlah makna komunitas tumbuhan memiliki ciri fisiognomi dan floristik, serta berikan
contoh-contohnya.
7. Uraikanlah kepentingan indeks keanekaragaman, indek kemerataan dan indeks kesamaan
dalam penentuan kualitas suatu lingkungan dan berikan contoh-contohnya.
8. Uraikanlah kontribusi ekologi pada bidang pertanian, peternakan dan pelestarian lingkungan
seperti konservasi. Berikanlah contoh-contohnya.

Jawab :
2. Pada dasarnya, lingkungan bagi suatu organisme dapat dibedakan menjadi kondisi
dan sumber daya. Dalam hal ini,kondisi merupakan faktor lingkungan abiotik (fisiko‐
kimia lingkungan) yang berbeda dalam ruang dan waktu, dan terhadapnya makhluk
hidup memberi tanggapan yang berbeda‐beda. Kondisi tidak dapat dihabiskan oleh
makhluk hidup, sehingga tidak lagi atau kurang dapat dipergunakan oleh makhluk
hidup lain. Contoh kondisi adalah suhu, kelembaban relatif, pH, salinitas, kecepatan
arus air sungai,dan bahan pencemar (polutan). Sementara itu, sumber daya adalah
faktor abiotik dan biotik yang diperlukan oleh makhluk hidup dan merupakan suatu
kuantitas yang dapat menjadi berkurang ketersediaannya akibat aktivitas atau konsumsi
makhluk lain. Contoh sumberdaya antara lain: cahaya atau radiasi matahari, molekul
anorganik (karbondioksida, air, unsur hara), ruang, organisme atau makhluk hidup yang
dapat berperan sebagai makanan ataupun pasangan hidup
3. Kondisi tidak dapat dihabiskan oleh makhluk hidup, sehingga tidak lagi atau kurang
dapat dipergunakan oleh makhluk hidup lain. Contoh kondisi adalah suhu, kelembaban
relatif, pH, salinitas, kecepatan arus air sungai,dan bahan pencemar (polutan).
Sementara itu, sumber daya adalah faktor abiotik dan biotik yang diperlukan oleh
makhluk hidup dan merupakan suatu kuantitas yang dapat menjadi berkurang
ketersediaannya akibat aktivitas atau konsumsi makhluk lain. Contoh sumberdaya
antara lain: cahaya atau radiasi matahari, molekul anorganik (karbondioksida, air, unsur
hara), ruang, organisme atau makhluk hidup yang dapat berperan sebagai makanan
ataupun pasangan hidup.
4. Contohnya yaitu:
• Capitella capitata (Polychaeta), pada perairan bahari telah digunakan sebagai
indikator pencemaran organik.
• Cacing Tubifex (Oligochaeta), Lintah Herpobdella (Hirudinae), Larva
Chironomus (Insekta) yang toleran terhadap kandungan oksigen terlarut yang
rendah dapat digunakan sebagi spesies indikator pencemaran organik pada
perairan tawar.
• Kehadiran lalat sehari (Ephemeropthera, May fly) dan Planaria (Cacing) yang
berlimpah pada suatu perairan dapat digunakan sebagai petunjuk bahwa
perairan itu masih bersih (belum tercemar), karena serangga dan cacing tersebut
tidak tahan terhadap kandungan oksigen yang rendah.
• Kehadiran liken Coccocarpia dan Leptogium pada pepohonan yang terdapat
pada suatu lingkungan dapat
5. Model pertumbuhan populasi yaitu ada dua pertumbuhan eksponensial dan
pertumbuhan sigmoid.Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini adalah kerapatan
atau kepadatannya bertambah dengan cepat secara ekspansial dan kemudian berhenti
mendadak saat berbagai faktor pembatas mulai berlaku populasi model pertumbuhan
eksponensial ini terjadi bilamana populasi ada dalam satu lingkungan yang ideal baik,
yaitu ketersediaan makanan, ruang, dan kondisi lingkungan lainnya tidak beroperasi
membatasi, tanpa ada persaingan, dan lain sebagainya.contohnha pertumbuhan koloni
bakteri: Satu bakteri dapat membelah diri menjadi 2, kemudian 2 bakteri masing-
masing membelah diri menjadi 4, lalu 8, 16, 32, dan seterusnya. Pertambahan jumlah
semakin meningkat sesuai populasi bakteri yang semakin membesar. Sedangkan
pertumbuhan sigmoid mula-mula meningkatnya sangat lambat kemudian makin cepat
sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik tapi segera menurun lagi secara
perlahan dengan makin meningkatnya tahanan lingkungannya. Pertumbuhan sigmoid
ini terjadi bila daya dukung suatu habitat tidak dapat meningkat lagi. contohnya siklus
hidup sederhana seperti paramecium sp.
6. floristik memusatkan perhatian kepada struktur spesies dari vegetasi. Dalam hal ini,
komposisi spesies dari komunitas tumbuhannya berikut dengan data kepadatan,
dominansi, dan frekuensinya. Sementara itu,metode fisiognomi memusatkan perhatian
kepada struktur fisik dari vegetasi dan bentuk‐bentuk hidup dari tumbuhan penyusun
komunitas. Contihnya :
7. Dalam hal ini, semakin tinggi indeks keanekaragaman suatu komunitas atau ekosistem,
itu berarti jaring‐jaring makanan pada komunitas atau ekosistem tersebut semakin
kompleks, yang juga berarti makin stabil atau semakin sehat komunitas/ekosistem
tersebut. Secara umum pada komunitas/ekosistem yang baik (bersih), indeks
keanekaragamannya relatif tinggi. Sebaliknya, pada komunitas/ekosistem yang
kualitasnya jelek atau tercemar, indeks keanekaragamannya cenderung rendah.indeks
kemerataan digunakan Untuk mengetahui bagaimana sebaran jumlah individu ‐
pembentuk suatu komunitas, nilainya dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
indeks equitabilitas atau evenness (indeks kemerataan). Nilai indeks kemerataan ini
berkisar antara 0 dan 1. Secara umum dapat dikemukakan bahwa semakin tinggi
indeks kemerataan suatu komunitas, maka komunitas itu akan semakin stabil. Pada
kondisi seperti itu proporsi masing‐masing spesies pembentuk komunitas itu semakin
seimbang. Artinya, peristiwa suatu spesies mendominasi spesies ‐ spesies lain
pembentuk komunitas relatif tidak ada.sedangakan indeks kesamaan dari dua
komunitas hewan yang dibandingkan, aturan lima puluh persen (Kendeigh, 1980)
menyatakan jika nilai indeks kesamaan antar dua komunitas yang dibandingkan telah
lebih besar dari 50%, maka kedua komunitas yang dibandingkan itu dapat dianggap
atau dipandang sebagai satu komunitas, sebaliknya jika nilai indeks kesamaannya di
bawah 50% maka dianggap menjadi dua komunitas yang berbeda.
8. Konsep faktor pembatas dan kisaran toleransi telah banyak diterapkan dalam bidang
pertanian dan perkebunan serta peternakan, bahkan dalam pengendalian populasi
hewan hama, demikian juga untuk menghasilkan hasil panen yang optimal. Konsep
hubungan mangsa–pemangsa dan parasitoid‐inang telah banyak diterapkan dalam
bidang pertanian dan kesehatan dalam rangka pengendalian populasi suatu hewan hama
maupun vektor penyebar penyakit.Konsep interaksi dan faktor pembatas telah banyak
diterapkan pada bidang pertanian, tepatnya untuk mendapatkan tanaman apa saja
yang boleh dan tidak bolehditumpangsarikan. Selanjutnya, pengetahuan ekologi hewan
lainnya telah juga banyak diterapkan dalam rangka meningkatkan hasil produksi
peternakan, memaksimalkan panen ikan, dan untuk penangkaran satwa liar, baik itu di
habitat alaminya (konservasi insitu) maupun di luar habitatnya(konservasi exsitu).
Catatan:
Jawaban dikirimkan ke-mail: Binari1964@gmail.com
Dengan format: Eko 2022-namamu.docx

Anda mungkin juga menyukai