Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEANEKARAGAMAN HAYATI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah

Ilmu Alamiah Dasar

Dosen Pengampu : Leni Nurhayati, S.Si, M.A.B.

Disusun oleh :

NUNU INDRA NUGRAHA (A2.1700081)

TI-IIA

STMIK SUMEDANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dalam bidang
studi Ilmu Alamiah Dasar yang bertemakan “Keanekaragaman Hayati
(Biodiversitas) “.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih


jauh dari sempurna dan juga masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu,
kritik, gagasan dan saran selalu penyusun harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan


semoga tulisan sederhana ini semoga dapat diterima dan bermanfaat bagi
semua pembaca. Khususnya bagi mahasiswa-mahasisiwi Stmik Sumedang
untuk meningkatkan pengetahuan.

Atas semua ini kami mengucapkan terimakasih bagi segala pihak


yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Sumedang,15 Mei 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar.................................................................................................i

Daftra isi.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................2

1.4 Metodologi penulisan......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Keanekaragaman Hayati (BIODIVERSITAS)..........................3

2.2 Tingkat Keanekaragaman Hayati.........................................................4

2.3 Keanekaragaman Hayati di Indonesia................................................12

2.4 Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati........................................14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................17

3.2 Saran..............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita ketahui bahwa Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang
memiliki keaneka ragaman hayati tertinggi didunia. Di dunia ini tidak ada dua
individu yang benar-benar sama. Setiap individu memiliki ciri-ciri khusus
yang berbeda sehingga menunjukkan adanya keanekaragaman makhluk hidup
di Bumi ini. Kekhasanan dan tingginya tingkat keanekaragaman makhluk
hidup sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup umat manusia.
Keanekaragaman makhluk hidup yang ada di Bumi ini disebut sebagai
keanekaragaman hayati.

Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme


yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu
daerah. Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi
bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai
tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan spesies, maupun tingkatan ekosistem.
Gampangnya, keanekaragaman hayati adalah semua jenis perbedaan antar
mahkluk hidup.

Definisi yang lain menyatakan bahwa biodiversitas sebagai diversitas


kehidupan dalam semua bentuknya, dan pada semua level organisasi. Dalam
semua bentuknya menyatakan bahwa biodiversitas mencakup tumbuhan,
binatang, jamur, bakteri dam mikroorganisme yang lain. Semua level
organisasi menunjukkan bahwa biodiversitas mengacu pada diversitas gen,
speses dan ekosistem.

Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup


yangmenunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu

1
daerah. Adadua faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik
dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya
terhadap morfologiorganisme. Sebaliknya, faktor luar relatif stabil
pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Keanekaragaman hayati dapat
terbentuk karena adanya keseragaman dan keanekaragaman untuk sifat atau
ciri makhluk hidup. Keanekaragam hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat
kehidupan. Saat ini tekanan terhadap keanekaragaman hayati makin tinggi.
Kemajuan tekhnologi telah mengubah fungsi berbagai flora dan fauna sebagai
hasil hutan. Akibatnya dimasa mendatang diramalkan degradasi lingkungan
makin tinggi. Oleh karena itu keaekaragaman hayati perlu dilestarikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati atau
biodiversitas?
2. Bagaimanakah tingkatan dalam keanekaragaman hayati?
3. Bagaimana dengan keanekaragaman hayati di Indonesia?
4. Apa saja manfaat dan nilai yang terkandung dalam keanekaragaman
hayati?

1.3 Tujuan penulisan


Tujuan saya, dengan adanya makalah ini semua yang membacanya
dapat mengerti dengan Keanekaragaman Hayati dan saya juga
berharap yang membacanya dapat melestarikan alam.
1.4 Metodologi Penulisan
Metodologi Dalam penulisan ini adalah melalui pencarian Materi-
materi di internet dan buku-buku yang saya punya.

2
BAB II
PEMBAHSAN

2.1 Konsep Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)

Keanekaragaman adalah semua kumpulan benda yang bermacam-macam,


baik ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Hayati yaitu
menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman hayati
menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme) penghuni
biosfer. Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”.
Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena
akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan
dan sifat-sifat lainnya.

Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang


menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah.
Ada dua faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan
faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya
terhadap morfologi organisme. Sebaliknya, faktor luar relatif stabil
pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Lingkungan atau faktor eksternal
seperti makanan, suhu, cahaya matahari, kelembaban, curah hujan dan faktor
lainnya bersama-sama faktor menurun yang diwariskan dari kedua induknya
sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu individu. Dengan demikian fenotip
suatu individu merupakan hasil interaksi antara genotip dengan lingkungannya
Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai
dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari
mahluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak dan tingkat organisasi
kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies
sampai ekosistem. Keanekaragam hayati merupakan ungkapan pernyataan
terdapatnya berbagai macam variasi, bentuk, penampilan, jumlah dan sifat
yang terlihat pada berbagai tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan
genetik.

3
Keanekaragaman hayati menurut UU no 50 tahun 1994 adalah
keanekaragaman diantara makhluk hidup dari semua sumber yang termasuk
diantaranya dataran, ekosistem ekuatik lain, serta komplek-komplek ekologi
yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman
dalam spesies , antara spesies dan ekosistem.

2.2 Tingkat Keanekaragaman Hayati


Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan,
mulai dari organisme tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Secara garis besar,
keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu

1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen

Keanekaragaman gen merupakan sifat yang terdapat dalam satu jenis.


Dengan demikian tidak ada satu makhluk pun yang sama persis dalam
penampakannya. dengan tekhnik budaya semakin banyak jenis tumbuhan hasil
rekayasa genetik seperti padi, jagung, ketela, semangka tanpa biji, jenis-jenis
mangga, dan sebagainya. Yang membuat variasi tadi adalah :

Rumus: F = G + L

F = fenotip

G = genotip

L = lingkungan

Jika G berubah karena suatu hal (mutasi dll) atau L berubah maka akan terjadi
perubahan di F. Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya variasi tadi.

Perlu kita ketahui bahwa perangkat genetik mampu berinteraksi dengan


lingkungannya. Misalnya, dua individu memiliki perangkat gen yang sama
hidup dilingkungan yang berbeda maka kedua individu tersebut dapat saja
memunculkan ciri dan sifat yang berbeda. Keadaaan sebaliknya dapat juga
terjadi dua individu yang memiliki perangkat gen yang berbeda, tetapi hidup
dilingkungan yang sama dapat memunculkan ciri yang sama. Hal ini terlihat

4
jelas bahwa dalam spesies yang sama dapat terjadi keanekaragaman susunan
gen sehingga memunculkan variasi antara individu. Begitu banyak
kemungkinan susunan gen pada setiap individu dalam satu spesies,
menyebabkan tidak adanya individu yang benar-benar sama dalam segala hal,
sekalipun saudara kembar. Keanekaragam inilah yang disebut sebagai
keanekaragaman individu yang terjadi akibat keanekaragaman pada tingkat
genetik.

2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis (Spesies)

Perbedaan-perbedaan pada berbagai spesies makhluk hidup di suatu


tempat disebut keanekaragaman spesies. Biasanya dijumpai pada suatu tempat
yang dihuni kumpulan makhluk hidup dari berbagai spesies (komunitas).
Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada Keanekaragaman gen.
Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka
macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan
dan mikroba.Misalnya: variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau.
Mereka termasuk dalam satu famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada
perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.

3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem

Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang


melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik
sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi
suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai
sumber dari semua energi yang ada. Dalam ekosistem, organisme dalam
komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu
sistem. Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa
faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup
lain, sedangkan yang termasuk faktor abiotik adalah iklim, cahaya, suhu, air,
tanah, kelembapan, dan sebagainya. Baik faktor biotik maupun abiotik sangat

5
bervariasi. Oleh karena itu, ekostem yang merupakan kesatuan dari biotik dan
abiotik pun bervariasi pula.

Didalam ekosistem, komponen biotik harus dapat berinteraksi dengan


komponen biotik lainnya dan juga dengan komponen abiotik agar tetap
bertahan hidup. Jadi, interaksi antar organisme didalam ekosistem ditentukan
oleh komponen biotik dan abiotik yang menyusunnya.Komponen biotik
sangat beranekaragam dan komponen abiotik berbeda kulitas dan
kuantitasnya, perbedaan komponen-komponen penyusun tersebut
mengakibatkan perubahan dari interaksi yang ada sehingga menciptakan
ekosistem yang berbeda pula. Jadi jelaslah bahwa keanekaragaman hayati
pada tempat yang berlainan akan menyusun ekosistem yang berbeda.

Di bumi ada bermacam-macam ekosistem, yaitu ekosistem alam


dan buatan. Secara garis besar ekosistem alam dibedakan menjadi ekosistem
darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air
tawar dan ekosistem air laut.

1. Ekosistem Darat (Terestrial)

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.


Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat yaitu
sebagai berikut.

a. Desert Bioma

Gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika


Utara, Australia dan Asia Barat. Karakteristik dari bioma ini yaitu curah hujan
sangat rendah, + 25 cm/tahun. Perbedaan suhu siang hari dengan malam hari
sangat tinggi (siang dapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C).
Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh tanaman kaktus, sukulen, dan
berbagai tanaman xerofit. Hewan yang menghuni daerah gurun umumnya
adalah serangga, hewan pengerat, ular dan kadal. Contoh bioma gurun adalah

6
Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun Anzo Borrega di
Amerika.

b. Padang Rumput Bioma

Bioma padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke sub


tropika.Ciri-ciri bioma padang rumput yaitu curah hujan 25 - 50 cm per tahun
dan hujan turun tidak teratur. Vegetasi yang mendominasi adalah rerumputan.
Hewannya adalah bison, Zebra, kanguru, singa, harimau, anjing liar, ular,
rodentia, belalang dan burung. Contoh bioma padang rumput antara lain
Amerika Utara, Rusia, Afrika Selatan, Asia dan Indonesia (Sumbawa).

c. Bioma Hutan Hujan Tropis

Bioma ini berada di daerah tropik, yaitu di Indonesia, India, Thailand,


Brazil, Kenya, Costa Rica, dan Malaysia. Curah hujan tinggi yaitu 200 – 255
cm per tahun, matahari bersinar sepanjang tahun. Jenis tumbuhan sangat
banyak dan komunitasnya sangat kompleks. Tumbuhan tumbuh dengan subur,
tinggi, serta banyak cabang dengan daun yang lebat sehingga membentuk
tudung atau kanopi. Tumbuhan khas adalah kelompok liana, yaitu tumbuhan
yang merambat, misalnya rotan, dan tumbuhan epifit yaitu tumbuhan yang
menempel pada tumbuhan lain, misalnya anggrek. Binatang yang menghuni
hutan hujan tropik adalah berbagai macam burung, kera, babi hutan, tupai,
macan, gajah, dan rusa dan hewan yang bersifat nokturnal.

d. Biomassa Hutan Terlantar

Hutan gugur terdapat di daerah subtropik di Eropa Barat, Korea, Jepang


utara, dan Amerika Timur. Bioma ini memiliki curah hujan 75 – 100 cm per
tahun. Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan
musim semi. Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma
hutan tropis. Tumbuhan yang ada terutama mapel, oak, beech, yang selalu
menggugurkan daunnya pada musim gugur. Hewan-hewan yang umum adalah
rusa, beruang, dan rubah, racoon, burung pelatuk, dan serangga.

7
e. Taiga Biome

Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah


tropik, misalnya di Rusia dan Eropa Utara, Kanada, dan Alaska. Ciri-cirinya
adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang
tersusun atas satu spesies seperti konifer (pohon spruce, alder, dan birch),
pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, Hewannya
antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi
ke selatan pada musim gugur.

f. Tundra Biome

Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub


utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Daerah ini beriklim kutub,
sehingga selalu tertutup salju. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60
hari. Tumbuhan yang ada terutama adalah lumut Sphagnum dan lumut kerak.
Tumbuhan tahunan hampir tidak ada. Hewan-hewan yang ada adalah beruang
kutub, burung, nyamuk, lalat hitam, serigala kutub, reinder, dan caribou bull
(sebangsa rusa).

g. Karst Biome

Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia.


Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama
yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah
longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya
permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Contoh
bioma Karst terdapat di daerah Gunung Kidul.

2. Ekosistem Perairan (Akuatik)

a. Ekosistem Air Tawar

8
Ekosistem air tawar memiliki kadar garam rendah. Air tawar memiliki
kemampuan menyerap panas dari cahaya matahari sehingga perubahan suhu
tidak terlalu besar. Berdasarkan ada tidaknya arus, ekosistem air tawar
dibedakan menjadi ekosistem lentik (air tidak mengalir) misalnya danau,
kolam, rawa, serta ekosistem lotik (air mengalir) misalnyasungai.Tumbuhan
yang menghuni lingkungan perairan tawar meliputi tumbuhan yang berukuran
besar (makrohidrofita) serta tumbuhan yang berukuran kecil, yaitu ganggang.
Tumbuhan biji di ekosistem air tawar misalnya teratai dan eceng gondok.
Sedangkan tumbuhan yang berukuran mikroskopik misalnya ganggang biru,
ganggang hijau, dan diatomae. Hewan yang menghuni air tawar adalah udang-
udangan, ikan, dan serangga.

b. Ekosistem Air Laut

Bioma air laut luasnya lebih dari dua pertiga permukaan bumi. Bioma air
laut kurang terpengaruh oleh perubahan iklim dan cuaca. Ciri khas air laut
adalah mempunyai kadar garam yang tinggi. Kadar garam rata-rata air laut
adalah 35 ppm (part per million). Di daerah khatulistiwa kadar garamnya lebih
tinggi daripada di daerah yang jauh dari khatulistiwa.Organisme laut memiliki
pola adaptasi terhadap tekanan osmosis sir laut yang tinggi dengan cara yang
berlawanan dengan organisme air tawar.

c. Ekosistem muara

Estuari (muara) merupakan wilayah perairan tempat pertemuan antara


sungai dan laut atau disebut muara sungai. Muara sungai disebut pantai
lumpur.

Estuari mempunyai ciri berair payau dengan tingkat salinitas di antara air
tawar dan laut. Vegetasi didominasi oleh tumbuhan bakau dan rumput laut.
Beberapa organisme laut melakukan perkembangbiakan di wilayah ini seperti
ikan, ganggang, dan fitoplankton, udang dan moluska yang dapat dimakan.
Estuari banyak terdapat di wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.

9
d. Ekosistem Pantai

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi
dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya
tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C.
Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara
lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah
yang disebut daerah termoklin. Dinamakan demikian karena yang paling
banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang
tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di
ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.

e. Ekosistem sungai

Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai
dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air
dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air
bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Komposisi komunitas
hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai
sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan lele dan gurame.
Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kurakura dan ular. Khusus sungai
di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.

f. Ekosistem Terumbu Karang

Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas khusus yang
terdiri dari karang batu clan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini
disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya
matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.

Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok


Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat
ini bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang
lain dan ganggang.Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme

10
mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikroorganisme,
dan ikan hidup di antara karang clan ganggang. Herbivor seperti siput, landak
laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivor.

g. Ekosistem Laut Dalam

Merupakan zona pelagik laut. Ekosistem ini berda pada kedalaman 76000
m dari permukaan laut. Sehingga tidak ada lagi cahaya matahari, oleh karena
itu produsen utama di ekosistem ini merupakan organisme kemoautrotof.
Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya
(bioluminisensi). Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan
karang tertentu.

h. Jika ekosistem

Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan


berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di
habitat perairan pantai yang dangkal.

3. Ekosistem Buatan

kosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk


memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari
luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan
memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah:

a. Bendungan.

b. Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus.

c. Agroekosistem berupa sawah tadah hujan.

d. Sawah irigasi.

e. Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa.

f. Ekosistem ruang angkasa.

11
2.3 Keanekaragaman hayati di Indonesia

1 FLORA:

Alfred Russel Wallace mengemukakan konsep tentang garis Wallace, yaitu


garis khayal yang membagi dua wilayah berdasarkan perbedaan kelompok
tumbuhan dan hewan. Sedangkan Weber (Zoolog dari Jerman), mengamati
bahwa hewan-hewan yang berada di Sulawesi tidak sepenuhnya seperti hewan
di Australia tetapi mirip pula hewan dari daerah Oriental. Sehingga Weber
menyatakan Sulawesi merupakan wilayah peralihan antara Oriental dan
Australia (peralihan daerah Barat dan Timur). Indonesia termasuk dalam Indo
Malesiana yang terdiri atas Indonesia, Filipina, Semenanjung Malaya, dan
Papua Nugini. Contoh tanamannya : rotan, jati, cendana, kayu hitam, meranti,
anggrek, mahoni dan lain-lain. Sedangkan Indo Autralia terdapat hutan kayu
putih, sagu, matoa dll. Memiliki Tumbuhan (Flora) Bertipe Malesiana
Malesiana merupakan suatu kawasan botani dunia yang meliputi Indonesia,
Malaysia, Filipina, Papua nugini, dan kepulauan Solomon. Misalnya pohon
kayu ramin yang tersebar di Sumatra, Kalimantan dan Maluku.

2 FAUNA:

1 Wilayah Indonesia Barat (Oriental) :

a. Mamalia berukuran besar.Misalnya : gajah Sumatra (Elephas


maximus sumatrensis), banteng (Bos sondaicus), harimau sumatra
(Panthera tigris sondaicus)
b. Banyak jenis primata.Misalnya : orang utan sumatra (Pongo
pygmaeus obelii), orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus
pygmaeus), kera (Macaca fascicularis)
c. Warna bulu burung kurang menarik dan tidak beragam.Misalnya :
burung Rangkong (Rhinoplax vigil), murai (Myophoneus sp)

12
d. Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Contoh : gajah, badak, harimau,
kera, siamang, orang utan.

Wilayah Indonesia Timur (Australia) :

a) Mamalia berukuran lebih Kecil.


b) Memiliki mamalia berkantong. Misalnya walabi kecil
(Dorcopsulus)vanheurni), walabi semak (Thylogale bruijni), kanguru
pohon (Dendrolagus ursinus)
c) Warna bulu burung lebih menarik dan beragam.Misalnya burung
cendrawasih (Paradisaea minor), burung kasuari (Casuarius casuarius)
d) Terdapat di Papua dan sekitarnya. Contoh : kanguru, koala, kakatua,
cendrawasih, kasuari, nuri dll.

Wilayah Indonesia Tengah (peralihan) :

a. Pada daerah peralihan atau transisi Oriental-Australis (Sulawesi dan


Nusa Tenggara) terdapat hewan-hewan dengan ciri khas tersendiri.
Misalnya : komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo (NTT),
babi rusa (Babyrousa babyrussa), anoa (Bubalus depressicornis), dan
burung maleo (Macrocephalon maleo) di Sulawesi
b. Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Contoh : kalong, kuda, tapir,
anoa, tarsisius, babirusa, dan komodo.

3 Memiliki Hewan Dan Tumbuhan Endemik

Di Indonesia terdapat jenis hewan dan tumbuhan endemik yang tidak


terdapat di negara- negara lain. Beberapa contoh hewan tersebut adalah
komodo di pulau komodo badak bercula satu di ujung kulon – banten. Dan
contoh tumbuhannya yaitu bunga raflesia di hutan bengkulu dan matoa di
Papua.

13
4. Memiliki Tumbuhan Dan Hewan Berstatus Langka

• Hewan Langka :

A. Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)


B. Harimau sumatra (Panthera tgris sumatrae)
C. Tapir (Tapirus indicus)
D. comodo (Varanus komodoensis)

• Tumbuhan Langka :

A. Matoa (Pometia pinnata)


B. Gandaria (Bouea macrophylle)
C. Badali (Raermachera raksasa)
D. Sawo kecik (Manilkara kauki)
E. Bendo (Artrocarpus elasticus)

2.4 Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati


1. Sebagai Sumber Pangan, Perumahan, dan Kesehatan

Kehidupan manusia sangat bergantung pada keanekaragaman


hayati. Hewan dan tumbuhan yang kita manfaatkan saat ini (misalnya
ayam, kambing, padi, jagung) pada zaman dahulu merupakan hewan dan
tumbuhan liar, yang kemudian dibudidayakan karena memiliki sifat-sifat
unggul yang diharapkan manusia. Misalnya: ayam dibudidayakan karena
menghasilkan telur dan daging. Padi dibudidayakan karena menghasilkan
beras. Hal ini seperti yang tertulisa dalam firman Allah dalam Al-Qur’an
surat Abasa ayat 24-34 diperoleh pengertian bahwa manusia dapat
mengambil manfaat dari tumbuh-tumbuhan tersebut untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia.

14
2. Sebagai Sumber Plasma Nutfah

Beberapa jenis hewan, tumbuhan, dan mikroba yang saat ini belum
diketahui kegunaannya tidak perlu dimusnahkan, karena mungkin saja di
masa yang akan datang akan memiliki peranan yang sangat penting.
Misalnya: tanaman mimba (Azadirachta indica). Dahulu tanaman ini
hanya merupakan tanaman pagar, tetapi saat ini diketahui mengandung zat
azadiktrakhtin yang memiliki peranan sebagai anti hama dan anti bakteri.
Adapula jenis ganggang yang memiliki kendungan protein tinggi, yang
dapat digunakan sebagai sumber makanan masa depan misalnya Chlorella.
Buah pace (mengkudu) yang semula tidak dimanfaatkan, sekarang
diketahui memiliki khasiat untuk meningkatkan kebugaran tubuh,
mencegah dan mengobati penyakit tekanan darah. Di hutan atau
lingkungan kita, masih terdapat tumbuhan dan hewan yang belum
dibudidayakan, yang mungkin memiliki sifat-sifat unggul. Itulah sebabnya
dikatakan bahwa hutan merupakan sumber plasma nutfah (sifat-sifat
unggul).

3. Manfaat Ekologi

Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia,


keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan
keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis organisme memiliki
peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh jenis
yang lain. Misalnya: burung hantu dan ular di ekosistem sawah merupakan
pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini dilenyapkan oleh manusia, maka
tidak ada yang mengontrol populasi tikus. Akibatnya perkembangbiakan
tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi hama tikus.

Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang


dibutuhkan oleh organisme lain. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat
membentuk humus, menyimpan air tanah, dan mencegah erosi.
Keanekaragaman yang tinggi memperkokoh ekosistem. Ekosistem dengan

15
keanekaragaman yang rendah merupakan ekosistem yang tidak stabil. Bagi
manusia, keanekaragaman yang tinggi merupakan gudang sifat-sifat
unggul (plasma nutfah) untuk dimanfaatkan di kemudian hari.

4. Manfaat Keilmuan

Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan


pengembangan ilmu yang sangat berguna untuk kehidupan manusia.

5. Manfaat Keindahan

Keindahan alam tidak terletak pada keseragaman tetapi pada


keanekaragaman. Berbagai jenis tumbuhan digunakan untuk tanaman hias.
Beberapa jenis hewan juga dimanfaatkan manusia karena keindahan atau
kemerduan suaranya, misalnya burung.

6. Konservasi (Perlindungan) Keanekaragaman Hayati

Konservasi keanekaragaman hayati atau biodiversitas sudah


menjadi kesepakatan internasional. Objek keanekaragaman hayati yang
dilindungi terutama kekayaan jenis tumbuhan (flora) termasuk di dalmnya
lumut dan paku-pakuan dan kekayaan jenis hewan (fauna) serta
mikroorganisme misalnya bakteri, jamur.

Tempat perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia telah


diresmikan oleh pemerintah. Lokasi perlindungan tersebut misalnya
berupa Taman Nasional, Cagar Alam, Hutan Wisata, Taman Hutan Raya,
Taman Laut, Wana Wisata, Hutan Lindung, dan Kebun Raya. Tempat-
tempat tersebut memiliki makna yang berbeda-beda meskipun fungsinya
sama yaitu untuk tujuan konservasi.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup


tersebut disebut dengan sebutan keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Setiap
sistem lingkungan memiliki keanekaragaman hayati yang berbeda. Keanekaragaman
hayati ditunjukkan oleh adanya berbagai variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat
dari makhluk hidup lainnya. Indonesia terletak di daerah tropik yang memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik dan kutub.

Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor
lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam
mempengaruhi sifat makhluk hidup.

Kegiatan manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati, baik


keanekaragaman gen, jenis maupun keanekaragaman lingkungan. Namun di samping
itu, kegiatan manusia juga dapat meningkatkan keanekaragaman hayati misalnya
penghijauan, pembuatan taman kota, dan pemuliaan.Pelestarian keanekaragaman
hayati dapat dilakukan secara in situ dan ex situ.

3.2 Saran

Keanekaragaman hayati perlu dilindungi dan dilestarikan karena dengan adanya


keseimbangan dalam suatu lingkungan hidup akan menimbulkan interaksi yang baik
antara makhluk yang satu dengan yang lain sehingga alam akan selalu mendukung
kelanjutan kehidupan di muka bumi ini.

17
Daftar Pustaka

1. http://id.wikipedia/ keanekaragaman hayati - wikipedia bahasa indonesia,


ensiklopedia bebas.html
2. http://www.artikellingkunganhidup.com/pengertian-ekosistem-lingkungan-
hidup.html
3. Saktiyono.2006.Seribu Pena Biologi SMA Kelas X.Jakarta:Erlangga.
4. Stone, David.1997. Keanekaragaman hayati Indonesia .Tien Wah Press,
Singapura.
5. Odum,E P, Samingan T(penerjemah), Dasar – dasar ekologi. Yogyakarta :
Gadjah mada University Press, 1993.

Anda mungkin juga menyukai