KEANEKARAGAMAN HAYATI
Disusun oleh :
TI-IIA
STMIK SUMEDANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dalam bidang
studi Ilmu Alamiah Dasar yang bertemakan “Keanekaragaman Hayati
(Biodiversitas) “.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar.................................................................................................i
Daftra isi.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan....................................................................................17
3.2 Saran..............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kita ketahui bahwa Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang
memiliki keaneka ragaman hayati tertinggi didunia. Di dunia ini tidak ada dua
individu yang benar-benar sama. Setiap individu memiliki ciri-ciri khusus
yang berbeda sehingga menunjukkan adanya keanekaragaman makhluk hidup
di Bumi ini. Kekhasanan dan tingginya tingkat keanekaragaman makhluk
hidup sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup umat manusia.
Keanekaragaman makhluk hidup yang ada di Bumi ini disebut sebagai
keanekaragaman hayati.
1
daerah. Adadua faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik
dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya
terhadap morfologiorganisme. Sebaliknya, faktor luar relatif stabil
pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Keanekaragaman hayati dapat
terbentuk karena adanya keseragaman dan keanekaragaman untuk sifat atau
ciri makhluk hidup. Keanekaragam hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat
kehidupan. Saat ini tekanan terhadap keanekaragaman hayati makin tinggi.
Kemajuan tekhnologi telah mengubah fungsi berbagai flora dan fauna sebagai
hasil hutan. Akibatnya dimasa mendatang diramalkan degradasi lingkungan
makin tinggi. Oleh karena itu keaekaragaman hayati perlu dilestarikan.
2
BAB II
PEMBAHSAN
3
Keanekaragaman hayati menurut UU no 50 tahun 1994 adalah
keanekaragaman diantara makhluk hidup dari semua sumber yang termasuk
diantaranya dataran, ekosistem ekuatik lain, serta komplek-komplek ekologi
yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman
dalam spesies , antara spesies dan ekosistem.
Rumus: F = G + L
F = fenotip
G = genotip
L = lingkungan
Jika G berubah karena suatu hal (mutasi dll) atau L berubah maka akan terjadi
perubahan di F. Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya variasi tadi.
4
jelas bahwa dalam spesies yang sama dapat terjadi keanekaragaman susunan
gen sehingga memunculkan variasi antara individu. Begitu banyak
kemungkinan susunan gen pada setiap individu dalam satu spesies,
menyebabkan tidak adanya individu yang benar-benar sama dalam segala hal,
sekalipun saudara kembar. Keanekaragam inilah yang disebut sebagai
keanekaragaman individu yang terjadi akibat keanekaragaman pada tingkat
genetik.
5
bervariasi. Oleh karena itu, ekostem yang merupakan kesatuan dari biotik dan
abiotik pun bervariasi pula.
a. Desert Bioma
6
Gurun Sahara di Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun Anzo Borrega di
Amerika.
7
e. Taiga Biome
f. Tundra Biome
g. Karst Biome
8
Ekosistem air tawar memiliki kadar garam rendah. Air tawar memiliki
kemampuan menyerap panas dari cahaya matahari sehingga perubahan suhu
tidak terlalu besar. Berdasarkan ada tidaknya arus, ekosistem air tawar
dibedakan menjadi ekosistem lentik (air tidak mengalir) misalnya danau,
kolam, rawa, serta ekosistem lotik (air mengalir) misalnyasungai.Tumbuhan
yang menghuni lingkungan perairan tawar meliputi tumbuhan yang berukuran
besar (makrohidrofita) serta tumbuhan yang berukuran kecil, yaitu ganggang.
Tumbuhan biji di ekosistem air tawar misalnya teratai dan eceng gondok.
Sedangkan tumbuhan yang berukuran mikroskopik misalnya ganggang biru,
ganggang hijau, dan diatomae. Hewan yang menghuni air tawar adalah udang-
udangan, ikan, dan serangga.
Bioma air laut luasnya lebih dari dua pertiga permukaan bumi. Bioma air
laut kurang terpengaruh oleh perubahan iklim dan cuaca. Ciri khas air laut
adalah mempunyai kadar garam yang tinggi. Kadar garam rata-rata air laut
adalah 35 ppm (part per million). Di daerah khatulistiwa kadar garamnya lebih
tinggi daripada di daerah yang jauh dari khatulistiwa.Organisme laut memiliki
pola adaptasi terhadap tekanan osmosis sir laut yang tinggi dengan cara yang
berlawanan dengan organisme air tawar.
c. Ekosistem muara
Estuari mempunyai ciri berair payau dengan tingkat salinitas di antara air
tawar dan laut. Vegetasi didominasi oleh tumbuhan bakau dan rumput laut.
Beberapa organisme laut melakukan perkembangbiakan di wilayah ini seperti
ikan, ganggang, dan fitoplankton, udang dan moluska yang dapat dimakan.
Estuari banyak terdapat di wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.
9
d. Ekosistem Pantai
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi
dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya
tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C.
Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara
lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah
yang disebut daerah termoklin. Dinamakan demikian karena yang paling
banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang
tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di
ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
e. Ekosistem sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai
dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air
dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air
bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Komposisi komunitas
hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai
sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan lele dan gurame.
Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kurakura dan ular. Khusus sungai
di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas khusus yang
terdiri dari karang batu clan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini
disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya
matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.
10
mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikroorganisme,
dan ikan hidup di antara karang clan ganggang. Herbivor seperti siput, landak
laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivor.
Merupakan zona pelagik laut. Ekosistem ini berda pada kedalaman 76000
m dari permukaan laut. Sehingga tidak ada lagi cahaya matahari, oleh karena
itu produsen utama di ekosistem ini merupakan organisme kemoautrotof.
Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya
(bioluminisensi). Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan
karang tertentu.
h. Jika ekosistem
3. Ekosistem Buatan
a. Bendungan.
d. Sawah irigasi.
11
2.3 Keanekaragaman hayati di Indonesia
1 FLORA:
2 FAUNA:
12
d. Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Contoh : gajah, badak, harimau,
kera, siamang, orang utan.
13
4. Memiliki Tumbuhan Dan Hewan Berstatus Langka
• Hewan Langka :
• Tumbuhan Langka :
14
2. Sebagai Sumber Plasma Nutfah
Beberapa jenis hewan, tumbuhan, dan mikroba yang saat ini belum
diketahui kegunaannya tidak perlu dimusnahkan, karena mungkin saja di
masa yang akan datang akan memiliki peranan yang sangat penting.
Misalnya: tanaman mimba (Azadirachta indica). Dahulu tanaman ini
hanya merupakan tanaman pagar, tetapi saat ini diketahui mengandung zat
azadiktrakhtin yang memiliki peranan sebagai anti hama dan anti bakteri.
Adapula jenis ganggang yang memiliki kendungan protein tinggi, yang
dapat digunakan sebagai sumber makanan masa depan misalnya Chlorella.
Buah pace (mengkudu) yang semula tidak dimanfaatkan, sekarang
diketahui memiliki khasiat untuk meningkatkan kebugaran tubuh,
mencegah dan mengobati penyakit tekanan darah. Di hutan atau
lingkungan kita, masih terdapat tumbuhan dan hewan yang belum
dibudidayakan, yang mungkin memiliki sifat-sifat unggul. Itulah sebabnya
dikatakan bahwa hutan merupakan sumber plasma nutfah (sifat-sifat
unggul).
3. Manfaat Ekologi
15
keanekaragaman yang rendah merupakan ekosistem yang tidak stabil. Bagi
manusia, keanekaragaman yang tinggi merupakan gudang sifat-sifat
unggul (plasma nutfah) untuk dimanfaatkan di kemudian hari.
4. Manfaat Keilmuan
5. Manfaat Keindahan
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor
lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam
mempengaruhi sifat makhluk hidup.
3.2 Saran
17
Daftar Pustaka