Anda di halaman 1dari 26

MOLEKUL DNA MENENTUKAN ADANYA BIOERVITAS

DI SUSUN OLEH:

I Gede Pramudita (2006541047)


Ni Wayan Dilla Paramita Anggreni (2006541057)
Ni Luh Gede Pradnya Suryani (2006541041)
Elma Tiara Talenta br pinem (2006541051)
Ni made Devi Narayani (2006541040)
Ihsan Saprimayuda (2006541038)
Dimas Airlangga (2006541051)

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Pelapukan Biologis" tepat waktu.
Adapun makalah pelapukan biologis ini kami susun guna memenuhi tugas pada mata
kuliah Bioteknologi. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca. Kami juga berharap tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Jimbaran, 20 februari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3. Tujuan............................................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................................. 3
KAJIAN TEORI ............................................................................................................................. 3
BAB III ........................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
3.1 Biodiversitas .......................................................................................................................... 5
3.1.1 Pengertan Biodiversitas .................................................................................................. 5
3.1.2 Manfaat Biodiversitas ..................................................................................................... 6
3.1.3 Tantangan Untuk Menjaga Biodiversitas ....................................................................... 8
3.2 Hubungan Molekul DNA dan Biodiversitas ....................................................................... 11
3.3 Dampak Perkembangan Iptek terhadap Biodiversitas ................................................... 14
3.3.1 Dampak Positif........................................................................................................ 14
3.3.2 Dampak Negatif ...................................................................................................... 16
3.3.3 Upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga keberagaman hayati ........................... 16
BAB IV ......................................................................................................................................... 21
PENUTUP..................................................................................................................................... 21
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 21
4.2 Saran ............................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan biodiversitas tertinggi. Hal ini terjadi
karena Indonesia memiliki lokasi yang unik sehingga flora dan fauna yang ada di Indonesia pun
relatif berbeda dibandingkan dengan wilayah lain. Biodiversitas adalah istilah yang
menunjukkan keberagaman organisme yang hidup di suatu wilayah. Semakin banyak variasi gen,
jenis, serta spesies yang hidup di lokasi tersebut, maka semakin tinggi biodiversitasnya.
Biodiversitas juga kerap disebut sebagai keanekaragaman hayati. Kedua hal ini memiliki arti
yang sama, yaitu sebuah variasi antara hewan dan tumbuhan yang hidup di suatu lokasi.
Keanekaragaman jenis (spesies) adalah konsep variabilitas makhluk-makhluk hidup di bumi, dan
diukur dengan jumlah seluruh spesies di bumi, atau di kawasan tertentu. Keanekaragaman
genetik (varietas/ras) merupakan konsep variabilitas di dalam suatu spesies yang diukur oleh
variasi genetika (unit-unit kimia dari informasiketurunan yang dapat diwariskan dari satu
generasi ke generasi lainnya) di dalam spesies, varietas, subspesies atau keturunan tertentu
(Suripto, 1998). Sedangkan menurut Dahuri (2003), kenekaragaman genetik menjelaskan adanya
variasi faktor-faktor keturunan di dalam dan di antara individu dalam suatu populasi.
Genetika Konservasi adalah pelestarian keanekaragaman genetik dalam komunitas
ekologi, serta dalam spesies dan populasi. Ilmu dan teknologinya dapat memberikan pemahaman
tentang genetik dan perlindungannya. Secara umum Genetika Konservasi memiliki dua fungsi
yaitu 1) sebagai alat untuk memantau dan menganalisis populasi serta 2) sebagai pedoman untuk
analisis, mempertahankan dan menentukan prioritas variasi genetik. Sebagai alat, Genetika
Konservasi berperan ketika menggunakan penanda genetik untuk identifikasi individu –
pendugaan parameter penting untuk konservasi (misalnya ukuran populasi, ukuran wilayah) dan
menggunakan urutan genetik dalam forensik, identifikasi panenan dan perdagangan ilegal
(seperti kuda laut, gajah, paus dan lain-lain). Sebagai pedoman, Genetika Konservasi penting
untuk mengetahui variasi genetik organisme. Melalui pendekatan genetika, para ahli dapat
memperkirakan variasi di dalam populasi- penting untuk managemen, kesehatan populasi,
menggunakan genetika untuk identifikasi populasi berbeda-penting untuk managemen populasi,
menggunakan genetika untuk menguji sejaran evolusi-penting untuk identifikasi, prioritas, dan
pengelolaan populasi dan spesies.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Biodiversitas?
2. Bagaimana hubungan Molekul DNA dengan Biodiversitas?
3. Bagaimana dampak perkembangan Iptek terhadap biodiversitas?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan biodiversitas.
2. Untuk mengetahui hubungan DNA dengan Biodiversitas.
3. Untuk menjelaskan dampak perkembangan Iptek terhadap biodiversitas.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

Setiap makhluk hidup dan organisme yang menghuni bumi ini memiliki sifat, ukuran,
bentuk maupun warna yang berbeda-beda. Keberagaman ciri dari makhluk hidup tersebut
lantaran adanya keanekaragaman hayati atau biodiversitas.Keanekaragaman hayati merupakan
istilah yang seringkali dipergunakan oleh para ahli biologi konservasi. Keanekaragaman hayati
(biological diversity atau biodiversity) merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan
keragaman ekosistem dan berbagai bentuk variabilitas hewan, tumbuhan serta jasad renik di
alam. Dengan demikian keanekaragaman hayati mencakup keragaman ekosistem (habitat), jenis
(spesies), dan genetik (varietas/ras) (Dahuri, 2003). Sedangkan menurut Suripto (1998),
keanekaragaman hayati adalah istilah “payung” bagi derajatkeanekaragaman alam, yang
mencakup baik jumlah maupun frekuensi ekosistem dan spesies maupun gen yang ada di dalam
wilayah tertentu.
Biodeversitas atau keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan,
mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Secara garis besar
keanekaragaman hayati ini dibagi menjadi 3 tingkat yaitu, keanekaragaman gen,
keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem.Keanekaragaman tingkat gen adalah
variasi susunan gen pada satu spesies atau jenis. Dimana, keanekaragaman gen dalam satu
spesies makhluk hidup yang menimbulkan variasi disebut varietas. Contohnya, varietas buah
manga (Mangifera Indica) seperti harum manis, bali, gadung, dan si manalagi, dimana tampilan
berbagai macam buah mangga ini cukup berbeda dilihat dari warna, tekstur kulit, dan rasa.Setiap
individu memiliki banyak gen, jika terjadi persilangan antar individu yang berkarakter berbeda
maka akan menghasilkan keturunan dengan banyak variasi. Keanekaragaman gen akan semakin
tinggi jika mengalami persilangan (crossing over) karena terjadinya penggabungan gen-gen
individu melalui dua sel gamet yang berbeda.
Dalam biologi telah diketahui bahwa penyebaran vertikal (allokronis) dan penyebaran
horizontal (sinkronis) di dunia keanekaragaman hayati tidak merata. Secara vertikal, seperti yang
telah dibuktikan dengan penemuan fosil-fosil makhluk hidup. Secara horizontal kita
menyaksikan bahwa Indonesia termasuk salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan jenis
flora dan fauna yang terkaya di dunia dan juga memiliki keunikan jenis tersendiri. Hal ini

3
disebabkan secara kebetulan terletak di ekuator, di antara benua Asia dan Australia, dan
merupakan negara kepulauan. Oleh karena itu sebagian besar daratannya tertutup oleh hutan
hujan tropis yang mengandung kekayaan hayati tertinggi di dunia. Sebagai negara agraris,
kekayaan hayati tersebut merupakan sumber daya andalan untuk kehidupan masyarakat
Indonesia, baik yang hidup di dekat pantai maupun di pedalaman. Selain untuk mencukupi
kebutuhan dalam negeri, kekayaan hayati juga diekspor ke luar negeri. Kekayaan hayati yang
diekspor meliputi produk kayu dan non kayu (Suripto, 1998)

4
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Biodiversitas
3.1.1 Pengertan Biodiversitas
Biodiversitas adalah istilah yang menunjukkan keberagaman organisme yang hidup di
suatu wilayah. Semakin banyak variasi gen, jenis, serta spesies yang hidup di lokasi tersebut,
maka semakin tinggi biodiversitasnya. Biodiversitas juga kerap disebut sebagai keanekaragaman
hayati. Kedua hal ini memiliki arti yang sama, yaitu sebuah variasi antara hewan dan tumbuhan
yang hidup di suatu lokasi.
Definisi Biodiversitas Menurut Para Ahli
• Pengertian Biodiversitas Menurut Wilcox
Menurut Bruce A.Wilcox dalam penelitiannya untuk perserikatan bangsa-bangsa,
biodiversitas adalah keanekaragaman makhluk hidup, pada semua level biologis, mulai
dari organisme hingga bioma dan ekosistem.
• Pengertian Biodiversitas Menurut Perserikatan Bangsa Bangsa
Dalam Earth Summit Perserikatan Bangsa Bangsa pada tahun 1992, ditetapkan bahwa
biodiversitas memiliki makna sebagai variabilitas dari makhluk hidup, baik darat maupun
lautan, serta variabilitas dalam spesies, antar spesies, dan ekosistem.
• Pengertian Biodiversitas Menurut Gaston dan Spicer
Menurut Gaston dan Spicer dalam bukunya Biodiversity, an Introduction, biodiversitas
pada dasarnya adalah variasi dari segala bentuk kehidupan di suatu lokasi.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa biodiversitas
pada dasarnya adalah kondisi keanekaragaman hayati pada suatu wilayah tertentu. Semakin
tinggi variasi spesies yang hidup di lokasi tersebut, maka semakin tinggi pula keanekaragaman
hayati nya.

5
3.1.2 Manfaat Biodiversitas

Biodiversitas yang tinggi di suatu wilayah memiliki banyak sekali manfaat bagi lingkungan
dan siapapun yang tinggal di wilayah tersebut. Manfaat-manfaat ini antara lain adalah jasa
lingkungan, manfaat sosial, dan manfaat ekonomi sebagai sumber daya alam.
1. Jasa lingkungan
Salah satu manfaat biodiversitas yang paling dapat dirasakan oleh manusia adalah jasa
lingkungan yang diberikan. Jasa lingkungan pada dasarnya adalah efek positif terhadap
lingkungan yang diberikan oleh flora atau fauna dalam suatu bioma.
Dampak positif tersebut antara lain adalah
• Menjaga kestabilan siklus air
• Mendorong pembentukan dan perlindungan tanah serta organisme tanah
• Menyimpan dan mendaur unsur hara serta nutrisi yang ada di tanah
• Mengurangi serta menyerap polusi
• Menjaga stabilitas dan mempengaruhi iklim lokal
• Menjaga stabilitas ekosistem setempat
Selain hal-hal diatas, biodiversitas yang tinggi dan stabil juga berperan besar dalam
menjaga stabilitas siklus biogeokimia yang ada di alam.
Jika kita lihat dari pemaparan diatas, maka banyak sekali manfaat positif yang diberikan
kepada lingkungan sekitar. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga biodiversitas suatu
wilayah.
2. Manfaat Sosial
Selain manfaata terhadap lingkungan sekitar, biodiversitas yang tinggi juga memiliki
manfaat yang langsung terhadap aspek sosial. Aspek ini mencakup kepercayaan serta
aspek-aspek non-ekonomi dan non-lingkungan lainnya.
Manfaat sosial dari biodiversitas antara lain adalah
• Menjadi bagian dari sistem kepercayaan lokal yang masih menganut animisme dan
dinamisme. Indonesia memiliki banyak sekali agama, kepercayaan lokal ini menjadi
salah satunya.
• Menjadi wahana pendidikan sains terapan kepada anak-anak sekolah dan mahasiswa.
Terutama yang mengenyam pendidikan biologi, geografi lingkungan, kehutanan, atau
ilmu terkait lainnya

6
• Sebagai wahana rekreasi, pariwisata, dan penghilang penat bagi masyarakat daerah
tersebut
• Menjadi bagian penting dari kebudayaan lokal. Contohnya adalah hutan-hutan adat,
gunung suci, atau kawasan laut yang dianggap sakral
Dapat ditarik kesimpulan bahwa manfaat sosial dari keanekaragaman hayati yang tinggi
sangatlah banyak. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat setempat harus bahu
membahu untuk menjaga keanekaragaman hayati wilayah tersebut.
3. Manfaat ekonomi
Selain memiliki manfaat sosial dan lingkungan yang besar, biodiversitas yang tinggi juga
memiliki manfaat perekonomian yang sangat terasa oleh masyarakat sekitar.
Ekonomi yang dimaksud disini bukan hanya berkutat pada kegiatan ekonomi pasar, tetapi
termasuk ekonomi subsisten juga. Hal ini terjadi karena banyak masyarakat lokal yang
mengandalkan lingkungan sekitarnya untuk menyambung hidup.
Berikut ini adalah beberapa manfaat ekonomi dari tingginya keanekaragaman hayati
suatu wilayah.
• Memenuhi kebutuhan pokok masyarakat sekitar seperti makanan, pakaian, dan tempat
berlindung.
• Sebagai penghasil sumber daya alam yang dapat diperbarui seperti pohon, makanan, dan
komoditas perhutanan/perkebunan.
• Sebagai bahan baku industri yang nantinya akan diekspor ke negara lain.
• Sebagai bahan dasar sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui seperti batubara, gas
alam, dan minyak bumi.
• Sebagai plasma nutfah bagi generasi hewan dan tumbuhan berikutnya.
• Dapat dimanfaatkan sebagai wahana pariwisata yang mendorong perekonomian lokal dan
meningkatkan pendapatan masyarakat.
• Sebagai sumber inspirasi pengembangan teknologi terbaru. Contohnya adalah serat baja
komposit yang terinspirasi dari jaring laba-laba dan bentuk pesawat pengintai amerika
yang terinspirasi dari bentuk badan burung elang.
Banyak sekali manfaat ekonomi yang diberikan oleh keanekaragaman hayati suatu
wilayah. Oleh karena itu, sudah sepatutnya manusia sebagai salah satu penikmat keuntungan
ini, berupaya untuk menjaga habitat hewan dan tumbuhan disekitar kita.

7
3.1.3 Tantangan Untuk Menjaga Biodiversitas

Meskipun memiliki banyak sekali manfaat bagi lingkungan sekitar dan bagi kehidupan
manusia, masih banyak aktivitas manusia yang mengancam biodiversitas suatu wilayah.
1. Eksploitasi Hutan Berlebihan

Hutan dan segala isinya merupakan salah satu sumber daya alam terbarukan yang
paling bermanfaat bagi keberlanjutan hidup manusia. Namun, karena hutan memiliki
banyak manfaat ekonomi, mereka kerap dieksploitasi oleh perusahaan-perusahaan besar.
Namun, seringkali perusahaan-perusahaan ini lupa akan hal tersebut karena ingin
memaksimalkan keuntungan. Oleh karena itu, hutan pun dieksploitasi dengan tidak benar
sehingga menghasilkan kerusakan lingkungan. Padahal, kita tahu bahwa hutan memiliki
keanekaragaman hayati yang sangat besar. Jika dihancurkan, maka flora dan fauna yang
tinggal disitu tidak akan memiliki tempat tinggal lagi.
Flora dan fauna yang kehilangan tempat tinggal kemungkinan besar akan menjadi
punah. Hal ini dapat mengancam biodiversitas hayati di wilayah tersebut. Oleh karena
itu, sangat penting bagi kita untuk menjaga hutan dan seisinya dari eksploitasi yang tidak
bertanggungjawab.

8
2. Praktik Perikanan Tidak Berkelanjutan

Laut dan seisinya juga merupakan salah satu penghasil sumber daya alam
terbarukan yang sangat penting. Laut juga menjadi tulang punggung perekonomian
masyarakat pesisir yang mengandalkan perdagangan laut, perikanan, atau pariwisata laut.
Sayangnya, sekarang banyak nelayan yang melakukan praktik-praktik kurang
berkelanjutan dalam menangkap ikan. Praktik ini antara lain adalah menggunakan jaring
pukat harimau, menggunakan bom ikan, serta menggunakan racun ikan. Pukat harimau
sendiri adalah jaring yang tebal dan memiliki rongga antar jaring yang sangat kecil. Hal
ini menyebabkan hampir semua jenis ikan akan tertangkap, baik yang dewasa maupun
yang masih kecil.
Selain itu, terumbu karang juga mungkin akan tertangkap dan dihancurkan oleh
jaring-jaring ini. Hal ini terjadi karena jaring ini ditebar lalu diseret oleh kapal, mengeruk
dasar laut dan segala yang ada di jalurnya. Bom ikan seperti namanya adalah bom-bom
kecil yang bertujuan untuk membunuh ikan agar mereka mudah ditangkap ketika
mengambang ke permukaan. Sedangkan, racun ikan juga berfungsi sama, namun dalam
bentuk senyawa racun. Hal ini terjadi karena populasi ikan menjadi sangat sedikit dan
ekosistem lokalnya rusak, sehingga sulit bagi ikan untuk reproduksi. Oleh karena itu, kita
harus senantiasa menjaga biodiversitas laut dengan melakukan praktik perikanan yang
berkelanjutan.

9
3. Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan juga merupakan salah satu penyebab menurunnya


biodiversitas di suatu wilayah. Limbah manusia maupun limbah pabrik, baik udara, cair,
atau padat, berdampak negatif pada lingkungan. Ketika sudah ada terlalu banyak, maka
kualitas lingkungan akan menurun. Salah satu contoh yang paling sering kita temui
adalah plastik dan mikroplastiknya. Kedua ini mengganggu kestabilan ekosistem dan
bioma yang ada di seluruh dunia.
Terganggunya kestabilan ekosistem ini dapat menyebabkan hewan dan tumbuhan
kehilangan tempat tinggal, terganggu hidupnya, serta teracuni. Hal ini dapat berimplikasi
pada menurunnya tingkat keanekaragaman hayati di suatu lokasi. Oleh karena itu,
pemerintah, masyarakat, serta sektor swasta harus bahu membahu untuk mengurangi
pencemaran dan menjaga kualitas lingkungan. Dengan kualitas lingkungan yang baik
maka biodiversitas suatu wilayah dapat terjaga.
• Aktivitas Pengeboran dan Penambangan Ilegal
Aktivitas penambangan dan pengeboran yang tidak memperhatikan lingkungan sekitar
juga turut berkontribusi pada kerusakan lingkungan dan berkurangnya biodiversitas di
suatu wilayah. Pengeboran dan penambangan ilegal umumnya tidak memperhatikan
regulasi yang berlaku, sehingga merusak lingkungan sekitar. Kerusakan ini kerap
disebabkan oleh limbah-limbah hasil pertambangan. Salah satu pertambangan ilegal yang
paling merusak adalah emas karena menggunakan merkuri untuk memisahkan emas.

10
Selain itu, timah juga merupakan salah satu komoditas tambang yang dapat merusak
lingkungan sekitarnya. Timah sendiri merupakan salah satu komoditas ekspor utama
Indonesia. Sumber daya alam ini terletak di Bangka Belitung. Sekarang, kita dapat
melihat bahwa pulau tersebut banyak memiliki lubang-lubang dan kubangan limbah hasil
pertambangan yang cukup banyak. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan
dampak lingkungan dari pertambangan agar biodiversitas tetap terjaga.
3.2 Hubungan Molekul DNA dan Biodiversitas
Ada dua faktor yang menyebabkan keanekaragaman hayati, yaitu faktor keturunan
atau genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik disebabkan oleh adanya gen yang akan
memberikan sifat dasar atau sifat bawaan.
DNA, Deoxyribose Nucleic Acid adalah asam nukleotida, biasanya dalam bentuk
heliks ganda yang mengandung instruksi genetik yang menentukan perkembangan biologis
dari seluruh bentuk kehidupan sel. DNA berbentuk polimer panjang nukleotida, mengkode
barisan residu asam amino dalam protein dengan menggunakan kode genetik, sebuah kode
nukleotida triplet. DNA seringkali dirujuk sebagai molekul hereditas karena ia bertanggung
jawab untuk penurunan sifat genetika dari kebanyakan ciri yang diwariskan. Pada manusia,
ciri-ciri ini misalnya dari warna rambut hingga kerentanan terhadap penyakit. Selama
pembelahan sel, DNA direplikasi dan dapat diteruskan ke keturunan selama reproduksi.
DNA bukanlah suatu molekul tunggal, nampaknya ia adalah sepasang molekul yang
digandeng oleh ikatan hidrogen: DNA tersusun sebagai untai komplementer dengan ikatan
hidrogen di antara mereka. Masing-masing untai DNA adalah rantai kimia batu bata
penyusun, yakni nukleotida, yang terdiri dari empat tipe: Adenine (A), Cytosine (C),
Guanine (G) dan Thymine (T). DNA mengandung informasi genetika yang diwariskan oleh
keturunan dari suatu organisme; informasi ini ditentukan oleh barisan pasangan basa.
Sebuah untai DNA mengandung gen, sebagai cetak biru organisme dan DNA membuat
genom organisme.
Kemajuan di bidang biologi molekuler memberikan kesempatan baru dalam usaha
mendeteksi terjadinya variasi genetik (polimorfisme) sebagai dasar peningkatan mutu
genetik dalam keanekaragaman hayati. Dengan adanya teknologi yang efektif dan akurat
melalui pemanfaatan diagnosa berdasarkan deoxy ribo nucleic acid (DNA), akan sangat
membantu program rekayasa genetic dengan manipulasi DNA dan memindahkannya dari

11
suatu organisme ke organisme lain, memungkinkan untuk memasukkan sifat dari hampir
semua organisme. Rekayasa genetika, juga disebut modifikasi genetika, adalah manipulasi
langsung gen suatu organisme menggunakan bioteknologi. Hal ini merupakan satu
set teknologi yang digunakan untuk mengubah susunan genetik dari sel, termasuk transfer
gen-gen yang berada dan melintasi batas-batas spesies untuk menghasilkan organisme yang
meningkat. DNA baru diperoleh dengan mengisolasi dan menyalin materi genetik dari induk
menggunakan metode DNA rekombinan atau sintesa DNA buatan. Hal ini akan sangat
berpengaruh terhadap keberagaman biodiveristas di muka bumi karena akan melahirkan
produk-produk baru yang umumnya lebih unggul dari pruduk sebelumnya.
Produk Rekayasa Genetik (PRG) diakui memiliki potensi besar untuk peningkatan
kehidupan dan kesejahteraan manusia. PRG adalah organisme yang telah mengalami
modifikasi genetik dengan menggunakan teknologi DNA rekombinan atau rekayasa genetik.
Teknologi rekayasa genetik dapat digunakan untuk meningkatkan ketahanan tanaman
terhadap cekaman biotik dan abiotik, biofortifikasi dan produksi bahan farmasi.
Produk Rekayasa Genetik (PRG) merupakan hasil penerapan dari bioteknologi
modern. Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 21 Tahun 2015 tentang Keamanan Hayati
Produk Rekayasa Genetik, PRG didefinisikan sebagai organisme hidup, bagian-bagiannya
dan/atau hasil olahannya yang mempunyai susunan genetik baru dari hasil penerapan
bioteknologi modern. Sementara, bioteknologi modern didefinisikan sebagai aplikasi dari
teknik perekayasaan genetik yang meliputi teknik asam nukleat invitro dan fusi sel dari dua
jenis atau lebih organisme di luar kekerabatan taksonomis. Teknologi rekayasa genetik dapat
diterapkan pada tanaman, hewan, ikan, dan jasad renik. Rekayasa genetika selalu berkaitan
dengan proses pemilihan gen, proses pemilihan gen selalu berkait dengan keragaman gen
dan keragaman gen tersebut ada pada keragaman hayati.
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetik adalah memanipulasi atau melakukan
perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam
struktur DNA organisme penerima. DNA baru dapat dimasukan secara acak atau ditargetkan
ke bagian tertentu dari genom. Selain memasukan gen, proses ini dapat digunakan untuk
menghapus gen. Kendati demikian, rekayasa genetik ini dapat diaplikasikan ke dalam
berbagai hal berguna termasuk dalam penelitian, pertanian, operasi, kedokteran maupun
teknologi.

12
• Bidang kedokteran, pembuatan protein, hormon, jaringan, dan organ
Dalam dunia kedokteran misalnya produksi hormone insulin tidak lagi disintesis dari hewan
mamalia tetapi dapat diproduksi oleh sel-sel bakteri dengan cara cloning. Contohnya
pembuatan insulin manusia oleh bakteri, pembuatan vaksin terhadap virus AIDS.
• Pengobatan, obat-obatan dalam bidang farmasi
Dalam dunia farmasi, gen yang mengontrol sintesis obat-obatan jika diproduksi secara alami
akan membutuhkan ongkos produksi yang tinggi. Jika diklon dan dimasukan ke dalam sel-
sel bakteri, maka bakteri akan memproduksi obat-obatan tersebut.
• Peningkatan varietas tanaman dan pengembangan varietas baru dengan hasil yang lebih
tinggi dan ketahanan terhadap penyakit dan hama.
Rekayasa genetik juga digunakan untuk menyisipkan gen ke dalam sel dari organisme
lainnya. Para ilmuwan telah menyisipkan gen-gen dan bakteri ke dalam sel tomat, gandum,
padi, dan tanaman pangan lainnya, sehingga beberapa memungkinkan tanaman bertahan
hidup dalam temperature dingin atau kondisi tanah yang gersang dan kebal terhadap
serangan hama serangga.
• Peningkatan kualitas nutrisi berbagai produk makanan dari hewan
Teknik rekayasa genetika dapat juga digunakan untuk menyisipkan gen ke dalam hewan
yang kemudian memproduksi obat-obatan penting untuk manusia. Sebagai contoh, para
ilmuwan.
Namun, penggunaan Produk Rekayasa Genetik masih menuai kontroversi hingga sekarang,
beberapa dampak negative dari rekayasa genetik adalah
1. Keseimbangan ekosistem bisa terganggu karena dominasi GMO atas spesies alami.
2. Gangguan kesehatan akibat penggunaan hasil rekayasa genetik ialah reaksi alergis yang
sudah dapat dibuktikan.
3. Peperangan bisa berbahaya karena senjata biologis yang diproduksi dengan rekayasa
genetika.
4. Penelitian telah membuktikan bahwa beberapa produk makanan mempertahankan bahan
genetik buatan yang akan menciptakan efek merugikan pada kesehatan manusia.

13
3.3 Dampak Perkembangan Iptek terhadap Biodiversitas
3.3.1 Dampak Positif
Kemajuan peradaban telah membawa perkembangan bagi ilmu pengetahuan
dan teknologi, salah satunya adalah yang terkait dengan DNA atau gen dari mahluk
hidup. Salah satu dari bentuk penerapan Iptek terkait DNA yang kita ketahui adalah
adanya rekayasa genetika. Pengetahuan tentang rekayasa genetika ini telah membawa
beberapa manfaat, diantaranya:
1. Terciptanya Produk Hasil Rekayasa Genetik
Karena rekayasa genetika disebut juga sebagai metode bioteknologi yang
pemanfaatannya sangat banyak digunakan dalam masyarakat yang tentunya
memiliki pengaruh yang serius. Sudah menjadi kenyataan bahwa industri raksasa
genetika yang jumlahnya sudah tidak terhitung lagi memanfaatkan mikroba untuk
menghasilkan barang serta jasa.
Manfaat rekayasa genetika untuk meningkatkan hasil pangan, dalam
pembuatannya melibatkan mikroorganisme. Mulai dari olahan pangan yang
difermentasi secara tradisional sampai pada pengolahan bioteknologi pangan
secara modern. Untuk memproduksi senyawa kimia dalam hal bahan mentah
terlebih dahulu harus diperlakukan secara kimia, fisika, serta dengan cara
enzimatis sebelum siap untuk digunakan.
Dalam upaya peningkatan hasil pertanian dilakukan beberapa upaya yang
dilakukan dengan cara memilih bibit unggul, baik unggul secara kualitas ataupun
kuantitasnya, pengolahan lahan, dan sistem budidaya tanaman.
Untuk pemberantasan hama, teknik rekayasa genetika memiliki peran
penting dalam menentukan insektisida, herbisida, serta pestisida yang digunakan.
Pemulihan secara revolusioner dengan cara menerapkan antibodi monoclonal
sebagai sarana pembantu diagnosik.
Dalam upaya peningkatan pemeliharaan kesehatan masyarakat, rekayasa
genetika juga memiliki peran yang penting seperti dapat mengetahui penyakit

14
sejak dini, hal ini terjadi karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sehingga pengobatan yang diberikan juga akan lebih spesifik. Begitu juga dengan
obat akan lebih mudah diperoleh.
Dalam perannya untuk menyelamatkan lingkungan, rakayasa genetika
juga berpotensi untuk mengupayakan penyelamatan keanekaragan hayati. Bahkan
dalam penangan lingkungan yang sudah terlanjur rusak, misalnya dengan
perbanyakan invitro atau cloning untuk spesies hewan dan tumbuhan yang
terancam punah.
2. Memudahkan dalam Pendataan dan Pelestarian Biodiversitas
Sinergi dan pengembangan penelitian genetika molekuler dengan cabang
biologi lainnya, seperti morfologi dan sistematika tumbuhan, dapat meningkatkan
kuantitas dan tingkat akurasi data biodiversitas di Indonesia. Beberapa penelitian
biodiversitas dalam mendata keanekaragaman genetik yang telah dipublikasikan
secara intemasional dari keanekaragaman flora di Indonesia, antara lain
identifikasi tanaman bartek sebagai varietas melon lokal dari Pemalang, Jawa
Tengah; keragaman timun Maluku; tembakau dan jagung lokal Madura, gembili
(Dioscorea asculenta); pisang liar Sulawesi (Musa spp.); padi rawa Kalimantan
(Oryza sativa L.); nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.); talas Kalimantan
(Colocasia spp.); bambu Pulau Selayar, Sulawesi Selatan (Poaceae);
keanekaragaman anggrek (Orchidaceae) di Gunung Arjuno, Lawu, dan Sumbing;
dan keragaman lumut Bazzania Gray di Jawa (Lepidoziaceae) (Daryono dan
Kumalawati, 2011; Liana dkk., 2017; Pumomo dkk., 2017; Khotimperwati dkk.,
2018; Wijaya dkk., 2018; Hastuti dkk., 2019; Mursyidin dkk., 2019; Palupi dkk.,
2019; Oktavianingsih dkk., 2019).
Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang signifikan dan menjadi
milestone untuk identifikasi dan pendataan pada beberapa spesies fauna di
Indonesia, antara lain keanekaragaman piton di Sulawesi Selatan (Malayopython
reticulatus); ikan gabus (Channa gachua Hamilton, 1822) dari Magelang; dan ikan
gabus (Channa striata Bloch, 1793) dari Danau Sentani, Jayapura; serta udang
windu (Penaeus monodon Fabricius, 1798) di Aceh, Jawa Tengah, dan Sulawesi
Selatan; serta identifikasi labi-Iabi (Trionychidae) di Jawa (Hanifa dkk., 2016;

15
Ilmi dan Arisuryanti, 2018; Kombong dan Arisuryanti, 2018; Yusdhistira dan
Arisuryanti, 2019; Wicesa dkk., 2019).
3.3.2 Dampak Negatif
Perkembangan Iptek terkait DNA, atau gen selain membawa dampak positif
tentunya juga tetap membawa dampak yang buruk terhadap biodiversitas. Adapun
dampak negatif perkembangan Iptek terhadap biodiversitas adalah:
a. Keseimbangan ekosistem bisa terganggu karena dominasi GMO (Genetically
Modified Organism) atas spesies alami. Terutama dalam pertanian, biasanya yang
akan digunakan hanyalah varietas-varietas unggul hingga varietas yang telah
direkayasa gen nya. Hal ini lambat laun akan menyingkirkan varietas alami yang
dianggap kurang unggul hingga akhirnya varietas ini tidak ada yang
menggunakan dan punah.
b. Dapat memunculkan senjata biologis atau virus yang dapat memusnahkan banyak
orang, bahkan ras tertentu.
3.3.3 Upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga keberagaman hayati
Untuk menjaga keseimbangan ekosistem, keanekaragaman hayati perlu dijaga.
Sayangnya, banyak kegiatan manusia yang justru merusaknya. Kegiatan manusia
yang tidak memikirkan efek jangka panjang sering menjadikan satwa dan tumbuhan
sebagai korban. Hal ini menjadi penting karena dalam ekosistem, organisme saling
bergantung untuk bertahan hidup, sehingga ketidakseimbangan dari satu spesies saja
dapat memberikan efek domino bagi organisme lain. Jika hal ini dibiarkan, dapat
menyebabkan kelangkaan hingga kepunahan spesies tertentu.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan manusia untuk melestarikan
keanekaragaman hayati, yaitu dengan reboisasi, tebang pilih, pengendalian hama, dan
pelestarian dan perlindungan alam.
1. Reboisasi adalah pemulihan lahan yang rusak dengan cara menanam kembali
tanaman atau pohon-pohon yang terdapat di wilayah tersebut.
2. Pengendalian hama secara biologi dapat dilakukan dengan melepaskan atau
mengembangbiakkan predator alami ke habitat tersebut. Dalam perlindungan
tanaman kita mengenal istilah musuh alami hama.

16
3. Sementara itu, pelestarian alam adalah tindakan untuk menjaga spesies tertentu
dari kepunahan. Pelestarian alam dapat dilakukan secara insitu maupun eksitu.
Pelestarian alam insitu dilakukan di habitat asli spesies tersebut, misalnya dengan
memberikan penjagaan ketat di pulau komodo agar keberadaannya aman dan
tidak bisa diburu oleh sembarang orang, sementara pelestarian alam eksitu
dilakukan di luar habitat aslinya, misalnya di kebun binatang atau pada
penangkaran di luar habitat.
4. Perlindungan alam, dapat dikelompokkan menjadi perlindungan alam umum dan
perlindungan alam khusus.
a. Perlindungan alam umum
Perlindungan alam secara umum berarti melindungi semua komponen
alam secara keseluruhan yang meliputi kesatuan flora, fauna, dan
tanahnya. Perlindungan alam secara umum dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu sebagai berikut:
• Perlindungan alam ketat adalah perlindungan alam yang tidak
memperbolehkan campur tangan manusia dalam usaha perlindungannya.
Biasanya daerah ini digunakan untuk kepentingan ilmiah atau penelitian,
misalnya, Taman Nasional Ujung Kulon dan Pulau Panaitan
• Perlindungan alam terbimbing adalah perlindungan alam di bawah
bimbingan para ahli, misalnya di kebun raya dan taman nasional
• Taman nasional. Biasanya meliputi daerah yang luas, tidak boleh ada
bangunan tempat tinggal maupun industri, dan biasanya berfungsi sebagai
tempat rekreasi. Beberapa contoh taman nasional yaitu Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango (+ 15.000 ha), Taman Nasional Kerinci Seblat
(+ 1,5 juta ha), dan Taman Nasional Meru Betiri (+ 50.000 ha). Ciri-ciri
taman nasional, antara lain: (a) tersedianya kawasan yang cukup luas bagi
pengembangan satu atau lebih ekosistem yang tidak banyak dijamah oleh
manusia. Dalam kawasan ini berkembang jenis tanaman dan hewan yang
memiliki nilai ilmiah; (b) karena kepentingannya yang khas bagi ilmu
pengetahuan, pengelolaannya berada di tangan pemerintah; (c) karena
memiliki unsur ilmu pengetahuan dan daya tarik ilmiah, kawasan ini dapat

17
dikunjungi dan dikelola untuk kemanfaatan manusia, tanpa mengubah ciri-
ciri ekosistem.
b. Perlindungan alam khusus
Perlindungan alam khusus berarti melindungi unsur alam tertentu. Sebagai
contoh perlindungan botani untuk melindungi tumbuhan tertentu;
perlindungan zoologi untuk melindungi hewan tertentu; perlindungan
geologi untuk melindungi formasi geologi tertentu; perlindungan
antropologi untuk melindungi suku bangsa tertentu; dan perlindungan
suaka margasatwa untuk melindungi hewan tertentu.
5. Pengawetan hutan. Hutan adalah ciptaan Tuhan yang merupakan sumber
keanekaragaman hayati yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia
dan makhluk lainnya sehingga kita harus memelihara keaslian hutan tersebut.
Akan tetapi, akhir-akhir ini manusia cenderung melakukan perusakan hutan.
Hutan yang terpelihara dengan baik dapat memperkaya hidup manusia secara
material dan spiritual sehingga manusia harus berusaha untuk memelihara
semaksimal mungkin keanekaragam hayati tersebut. Adapun tujuan dari
pengawetan hutan, antara lain, sebagai berikut.
• Menjaga keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna, dengan
mencegah tindakan manusia yang dapat merusak macam-macam flora dan
fauna yang masih asli
• Menjaga keseimbangan air di musim penghujan dan musim kemarau.
Humus menggemburkan tanah. Tanah yang gembur mampu menahan air
hujan. Selain itu, pada musim kemarau, sungai dan sumur tetap berair
karena air-air tanah itu keluar sebagai mata air.
• Mencegah erosi. Permukaan tanah mudah tererosi. Tanah terlindung oleh
humus dan terikat akar. Pada saat terjadi hujan humus akan menghambat
terlemparnya butiran-butiran tanah permukaan dari tempatnya sehingga
terhindarlah dari erosi
• Mencegah banjir. Terjadinya erosi akibat hutan gundul menyebabkan
berkurangnya humus serta pendangkalan sungai dan danau sehingga dapat
terjadi banjir pada musim penghujan

18
• Sumber perekonomian. Penyediaan kayu untuk berbagai industri terpentin
dan rotan merupakan hasil hutan yang sangat besar pengaruhnya terhadap
perekonomian Indonesia
Tindakan yang dapat dilakukan untuk pengawetan hutan diantaranya sebagai
berikut:
• Tidak melakukan penebangan pohon di hutan secara semena-mena, tetapi
dilakukan dengan sistem tebang pilih
• Mengusahakan agar penebangan pohon diimbangi dengan penanaman
kembali
• Mengadakan peremajaan hutan dan reboisasi, yaitu menanami kembali
bekas hutan yang telah rusak
• Mencegah kebakaran. Kerusakan hutan yang paling besar terjadi karena
kebakaran. Jika terjadi kebakaran hutan, harus diusahakan pemadaman
secepat mungkin
6. Perlindungan margasatwa
Menjaga keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem, harus diusahakan
agar tidak ada satu atau lebih komponen ekosistem yang mengalami kepunahan.
Oleh sebab itu, usaha pelestarian keanekaragaman hayati harus dilakukan secara
terpadu, artinya dalam suatu pelestarian itu, seluruh komponen ekosistem harus
dilestarikan secara keseluruhan. Sikap manusia sangat berpengaruh terhadap
perlindungan satwasatwa langka yang mulai terancam kepunahan ini. Manusia
harus sadar bahwa makhluk hidup apa pun jika telah punah, keberadaannya di
alam tidak dimungkinkan lagi. Upaya untuk melestarikan hewan-hewan langka
adalah sebagai berikut:
• Membuat undang-undang perburuan dengan aturan-aturannya yang
meliputi batas-batas daerah perburuan, masa berburu, jumlah hewan yang
boleh diburu, jenis hewan, umur, jenis kelamin hewan, dan yang paling
penting adalah hasil buruan tidak untuk diperjualbelikan
• Membiakkan hewan-hewan langka yang hampir punah, misalnya dengan
mengisolasi hewan-hewan tertentu, memelihara, dan membiakkannya
kemudian dilepaskan kembali ke asalnya

19
• Memindahkan hewan langka yang hampir punah ke tempat lain yang
habitatnya lebih sesuai dan lebih aman.
• Mengambil telur hewan-hewan tertentu pada saat tertentu untuk kemudian
menetaskannya, membiakkannya, dan mengembalikannya ke habitat
semula

20
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Biodiversitas adalah istilah yang menunjukkan keberagaman organisme yang
hidup di suatu wilayah. Semakin banyak variasi gen, jenis, serta spesies yang hidup di
lokasi tersebut, maka semakin tinggi biodiversitasnya.
Terdapat dua jenis upaya untuk konservasi keanekaragaman hayati yaitu in situ dan ex
situ. Konservasi in situ berarti perlindungan spesies pada habitat aslinya, contohnya cagar
alam. Sedangkan, konservasi ex situ berarti perlindungan spesies di luar habitat aslinya.
Ada dua faktor yang menyebabkan keanekaragaman hayati, yaitu faktor keturunan atau
genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik disebabkan oleh adanya gen yang akan
memberikan sifat dasar atau sifat bawaan.
4.2 Saran
Untuk menjaga keseimbangan ekosistem, keanekaragaman hayati perlu dijaga.
Sayangnya, banyak kegiatan manusia yang justru merusaknya. Kegiatan manusia yang
tidak memikirkan efek jangka panjang sering menjadikan satwa dan tumbuhan sebagai
korban. Hal ini menjadi penting karena dalam ekosistem, organisme saling bergantung
untuk bertahan hidup, sehingga ketidakseimbangan dari satu spesies saja dapat
memberikan efek domino bagi organisme lain. Jika hal ini dibiarkan, dapat menyebabkan
kelangkaan hingga kepunahan spesies tertentu.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan manusia untuk melestarikan keanekaragaman
hayati, yaitu dengan reboisasi, tebang pilih, pengendalian hama, dan pelestarian dan
perlindungan alam.

21
DAFTAR PUSTAKA
Ahsana, Diena. Keanekaragaman Varietas dan Hubungan Kekerabatan Pada Tanaman Jati. URL:
http://repository.unair.ac.id/25616/13/13.%20Bab%202.pdf. (Diakses pada 18
Februari 2021)
Anonim. 2020. Rekayasa Genetik dan Contohnya. URL:
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/rekayasa-genetik-dan-contohnya-5988/
(Diakses pada 18 Februari 2021)
Anonim. 2006. Pangan Produk Rekayasa Genetika. URL:
https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/162/Pangan-Produk-Rekayasa-
Genetika.html#:~:text=Produk%20rekayasa%20genetika%20antara%20lain,hasil%20
olahannya%20dan%20produk%20metabolismenya. (Diakses pada 18 Februari 2021)
Anonim. 2020. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati. URL:
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/upaya-pelestarian-keanekaragaman-hayati-
3776/ (Diakses pada 18 Februari 2021)
Estiati, Emi dan Herman. 2015. REGULASI KEAMANAN HAYATI PRODUK REKAYASA
GENETIK DI INDONESIA. URL: https://media.neliti.com/media/publications/55972-
ID-regulasi-keamanan-hayati-produk-rekayasa.pdf. (Diakses pada 18 Februari 2021)
Ferdinand F, Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Firmansyah R, Mawardi A, Riandi MU. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Gischa, Serafica. 2020. Rekayasa Genetik: Pengertian, Manfaat, dan Dampaknya. URL:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/02/100000069/rekayasa-genetik-
pengertian-manfaat-dan-dampaknya?page=all. (Diakses pada 18 Februari 2021)
Hadi, Miftachul dan Ika Nurlaila. 2006. Soliton dan DNA. URL: http://lipi.go.id/berita/soliton-
dan-dna/1135. (Diakses pada 18 Februari 2021)
Hakim, Iqbal. 2020. Biodiversitas: Pengertian, Manfaat, Serta Tantangannya. URL:
https://insanpelajar.com/biodiversitas/. (Diakses pada 18 Februari 2021)
Jurnalfkip.unram.ac.id. 2018. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi. URL:
https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/SemnasBIO/article/view/662/610. (Diakses
pada 18 Februari 2021)

22
Kresnoadi. 2018. Keanekaragaman Hayati: Tingkat Genetik, Individu, dan Ekosistem. URL:
https://blog.ruangguru.com/keanekaragaman-hayati. (Diakses pada 18 Februari 2021)
Lelana, Neo Endra, Sutarno dan Nita Etikawati. 2003. Biodiversitas Journal of Biological
Diversity. Universitas Sebelas Maret: Jurusan Biologi FMIPA.
Santoso, Untung. 2001. GMOs, GMMs, dan Keanekaragaman Hayati Indonesia. URL:
https://media.neliti.com/media/publications/244779-gmos-gmms-dan-
keanekaragaman-hayati-indo-10a68a11.pdf. (Diakses pada 18 Februari 2021)
Sutarno. 2016. Rekayasa Genetik Dan Perkembangan Bioteknologi Di Bidang Peternakan. URL:
https://media.neliti.com/media/publications/175079-ID-rekayasa-genetik-dan-
perkembangan-biotek.pdf. (Diakses pada 18 Februari 2021)
Sulistyorini A. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

23

Anda mungkin juga menyukai