Anda di halaman 1dari 5

Ringkasan Pertanian Organik

Memproduksi Bibit Organik , Pembibitan , Penyiapan Lahan Untuk


Ditanami Pertanian Organik
Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami
tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah
menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan
produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan.
1. Memproduksi benih Organik
o Teknik Produksi Benih Secara Organik adalah suatu cara dalam budidaya yang
bertujuan untuk menghasilkan benih dengan mengurangi penggunaan output dari
bahan kimia, sehingga benih tidak tercemar dan murni organic. Teknik produksi benih
secara organic merupakan Teknik budidaya yang menjaga lestari karena disamping
kesuburan tanah tetap terjaga , populasi musuh alami yang ada pada lahan juga akan
stabil dan terjaga populasinya. Secara teknis aturan, benih atau bibit organic yang
dipakai haruslah memenuhi kriteria Standar Nasional Indonesia (SNI) Pangan Organik
No 6729-2010 yang memiliki ketentuan sebagai berikut, benih atau bibit yang
digunakan harus sesuai dengan agro-ekosistem yang ada, tahan terhadap hama dan
penyakit, dan berasal dari produk pertanian organik, selanjutnya benih atau bibit yang
digunakan untuk produksi pertanian organik tidak boleh berasal dari produk rekayasa
genetika (genetically modified organisms= GMO). Benih/ bibit yang digunakan untuk
produksi pertanian organik harus berasal dari produk pertanian organik juga.
o Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Industri Benih Benih
a. Tersedianya benih sumber yang berkualitas
b. Tersedianya lahan produksi subur dan terisolasi
c. Kondisi iklim dan cuaca yang mendukung saatpertumbuhan dan panen
d. Tersedianya fasilitas pengolahan dan penyimpananyang baik
e. Akseptabilitas benih oleh konsume

2. Pembibitan
Salah satu Teknik yang ada pada pertanian organic adalah pembenihan atau pembibitan
organik. Benih ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan
usahatani, memiliki fungsi agronomis. Benih diartikan sebagai biji yang telah mengalami
perlakukan khusus sehingga dapat dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman. Bibit
yaitu benih/biji yang telah disemai sebelumnya yang akan ditanam ke lahan/media tanam
dan memenuhi persyaratan dalam budidaya tanaman. Termasuk dalam kategori bibit yaitu
hasil cangkokan, sambungan, okulasi, kultur jaringan dan bibit hasil perbanyakan vegetatif
lainnya.
Berikut adalah metode pembibitan sayur dan buah organic :

 Menyiapkan Media Tanam


Tahap utama dalam proses pembibitan adalah dengan menyiapkan media tanam. Media
tanam yang digunakan merupakan campuran tanah, pupuk kandang atau kompos dan
sekam bakar yang telah dihilangkan bongkahannya atau disaring menggunakan saringan
kawat berdiameter 0,5-1 cm. Perbandingan media tanam yang umum digunakan adalah
1 bagian tanah, 1 bagian pupuk kandang atau pupuk kompos, dan 1 bagian sekam bakar.
Namun demikian, formula tersebut bukan merupakan formula bau, yang penting bahan
organik dan sekam yang ditambahkan cukup banyak sehingga cukup subur dan rongga.
 Penyemaian Bibitan
Untuk melakukan penyemaian bibit dibutuhkan wadah khusus, wadah pembibitan dapat
berupa tray khusus pembibitan atau dapat juga wadah lain seperti baki plastik, pot
plastik, kotak dari kayu, kantong plastik, polybag, dll. Media pembibitan yang
digunakan sama membutuhkan media halus dengan menghindari bongkahan atau kerikil
dengan cara menyaring media menggunakan saringan kawat berdiameter lubang 2-5
mm. Pembibitan umumnya dilakukan untuk benih-benih yang berukuran kecil dan
berharga relative mahal seperti sawi, selada, cabai, tomat, dll (kecuali bayam karena
bayam umumnya ditanam langsung). Sementara itu, benih berukuran besar umumnya
ditanam langsung dalam wadah pertanaman.
Langkah-langkah penanaman bibit atau benih :
a. Buat lubang kecil pada media tanam di dalam tray dengan kedalaman 0,5-1 cm
dengan menggunakan lidi atau kayu kecil. Untuk benih yang dibibitkan dalam
wadah pembibitan yang lebar dilakukan dengan cara menebar secara merata benih
pada permukaan media tanam atau membuat lubang tanam dengan jarak kurang
lebih 1 cm.
b. Masukkan benih ke dalam lubang tanam dan ditutup tipis menggunakan kompos
atau pupuk kandang halus. Lalu benih ditutup menggunakan pupuk kandang atau
kompos halus dengan ketebalan 0,5-1 cm.
c. Tebarkan furadan (apabila diperlukan) di permukaan media pembibitan sesuai
aturan yang ada di kemasannya. Hal ini tersebut dilakukan untuk menghindari
serangan hama berupa semut atau ulat tanah.
d. Lakukan penyiraman dengan hati-hati hingga media pembibitan basah secara
merata. Penyiraman dilakukan 2-3 hari sekali pada saat benih baru ditanam atau
bibit kecil, pada saat bibit tumbuh agak besar, lakukan penyiraman sekali sehari.
e. Letakkan wadah pembibitan pada tempat yang terlindung dari deraan hujan secara
langsung namun terena sinar matahari cukup, misalnya di bawah sungkup atau
rumah plastik.
f. Setelah bibit memilikidaun sempurna 2 lembar, lakukan pemindahan bibit pada
wadah pembibitan tunggal, misalnya polybag berdiameter 10 cm atau pot kecil
bekas kemasan aqua gelas. Lakukan pemeliharaan seperti biasa higga siap pindah
tanam.
 Metode Penanaman Bibit
Dalam proses pembibitan sayuran organik dapat menggunakan dua metode, yaitu
dengan ditanam di tanah secara langsung atau menggunakan pot maupun polybag.
Kedua metode tersebut memerlukan perlakuan yang berbeda, persiapan lahannya pun
berbeda.
a. Metode Langsung pada Tanah
Untuk metode penanaman pada tanah secara langsung, dapat
menggunakan greenhouse dengan pelindung plastik di bagian
atapnya. Greenhouse dapat membantu pertumbuhan sayuran organik karena
menghindarkan sayuran dari terik matahari langsung, tetesan air hujan serta
hama yang mungkin menyerang.
b. Metode Pot atau Polybag
Cara penanaman sayuran organik yang lebih sederhana adalah dengan
menanamnya dalam polybag dan diberi atap plastik yang ditopang oleh bambu
atau kayu.Anda perlu membuat campuran tanah dan kompos dengan
perbandingan kira-kira 1:2. Sementara untuk lahan di tanah langsung, Anda juga
perlu memberi kompos agar kesuburan tanah tetap terjaga.
 Penanaman Bibit
Penanaman di dalam rak vertikultur atau pot dilakukan setelah bibit memiliki daun
sempurna 3-5 helai. Langkah-langkah penanaman adalah :
a. Pilih bibit yang sehat, tidak cacat, dan seragam
b. Buat lubang tanam seukuran wadah bibit. Pada system vertikultur rak
berjenjang, jarak tanam berkisar 10-15 cm. Pada system per pot, jumlah tanaman
yang ditanam sebanyak 1 tanaman per pot pada pot berukuran 3-10 kg,
sedangkan untuk pot berukuran lebih besar jumlah tanaman berkisar 2-3
tanaman, khususnya untuk sayuran buah merambat seperti pare, timun, oyong,
dan tanaman sejenis lainnya.
c. keluarkan bibit secara hati-hati dengan cara menggunting wadah atau
membalikkan wadah sedemikian rupa sehingga media dan perakaran bibit tidak
terganggu.
d. masukkan bibit ke dalam lubang tanam, selanjutnya tutup lubang tanam
menggunakan media tanam yang sebelumnya dikeluarkan pada saat membuat
lubang tanam.
e. Lakukan penyiraman hingga media tanam menjadi basah secara merata.
3. Penyiapan lahan untuk ditanami organic
o Lahan untuk pertanian organik harus terbebas dari residu pupuk dan obat-obatan kimia
sintetis. Proses konversi lahan dari pertanian konvensional ke pertanian organik
membutuhkan waktu setidaknya 1-3 tahun. Selama masa transisi, produk pertanian yang
dihasilkan belum bisa dikatakan organik karena biasanya masih mengandung residu-
residu kimia.
o Hal lain yang harus diperhatikan adalah lingkungan disekitar lahan. Pencemaran zat
kimia dari kebun tetangga bisa merusak sistem pertanian organik yang telah dibangun.
Zat-zat pencemar bisa berpindah ke lahan organik kita karena dibawa oleh air dan
udara.
o Selain zat pencemar, pemakaian obat-obatan dari kebun tetangga bisa menyebabkan
hama dan penyakit lari ke lahan pertanian organik. Tentunya hama akan mencari lahan-
lahan yang bebas racun, dan sialnya kebun organik akan menjadi sasaran empuk.
o Untuk menyiasati hal tersebut, bisa menggunakan tanaman pagar. Beberapa jenis
tanaman pagar memiliki kemampuan sebagai penyerap bau, bahan kimia, dan pengusir
hama. Selain itu, hijauan dari tanaman pagar bisa digunakan sebagai bahan pupuk
organik.
Daftar Pustaka
Rasmunaldi, ST. 2015. “Teknis Pertanian Organik”. Dinas Tanaman Pangan , Hortikultura
dan Perkebunan. Link Akses : Teknis Pertanian Organik (sumbarprov.go.id)
Diakses pada Senin, 10 April 2023
Mohammad Faizal.2019. “Melakukan Pembibitan Sayur dan Buah Organik”. Pusal
Manajemen Pengetahuan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Link Akses : Melakukan Pembibitan Sayur dan Buah Organik – kmc.tp.ugm.ac.id
diakses pada Selasa 11 April 2023
Titis Priyowidodo. “Memulai Usaha Pertanian Organik”. Link Akses :
https://alamtani.com/pertanian-organik/amp/ Diakses Pada Selasa 11 April 2023
Rama Pratama Tarigan. “Produksi Benih”. Link Akses : (92) Produksi Benih Organik |
Rama Pratama Tarigan - Academia.edu . Diakses Pada Selasa 11 April 2023

Anda mungkin juga menyukai