Anda di halaman 1dari 4

Budidaya Jahe Merah dalam Karung atau Polybag

Membudidayakan tanaman Jahe ternyata tidak harus di lahan langsung. Dengan menggunakan karung
bekas atau polybag, kita bisa membudidayakan Jahe dengan intensif dan tidak memerlukan lahan yang
terlalu luas. Bahkan produktivitasnya bisa cukup tinggi.
Berikut adalah langkah-langkah praktis dalam membudidayakan Jahe Merah dalam karung atau polybag
1. Menyiapkan media tanam
Media tanam yang dipakai adalah karung bekas atau polybag. Jika menggunakan karung, bisa
menggunakan karung bekas beras atau pakan ternak. Semakin besar ukuran karung, media pengisi juga
semakin banyak, namun produktivitas Jahe Merah juga akan semakin tinggi. Jika menggunakan polybag,
gunakan polybag dengan ukuran minimal 40 x 50 cm.
Media pengisi karung atau polybag adalah tanah, pasir dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1:1
atau 1:1:2
Tanah
Tanah yang baik adalah tanah yang gembur dan subur. Gembur artinya remah dan komposisi liat, pasir,
dan debunya seimbang. Subur berarti banyak kandungan unsur haranya. Jika tanah yang digunakan
sudah subur dan gembur, sebenarnya tidak diperlukan penambahan bahan lain. Namun karena jarang
didapatkan tanah yang subur dan gembur, maka diperlukan penambahan bahan lain seperti pasir dan
pupuk.
Pasir
Pasir diperlukan jika tanah yang digunakan mengandung fraksi liat yang cukup tinggi. Pasir yang
digunakan adalah pasir ladu atau pasir yang bercampur dengan lumpur. Selain murah, pasir ini juga
masih mengandung bahan-bahan mineral endapan.
Pupuk Organik
Pupuk organik bisa menggunakan pupuk kandang, pupuk kompos atau bokashi. Meskipun menggunakan
pupuk kandang, akan lebih bagus jika pupuk kandang yang telah dihancurkan dan difermentasi sehingga
lebih cepat diserap oleh akar tanaman. Untuk pembuatan pupuk bokashi akan dibahas pada sesi yang
lain.
Seluruh media tersebut dicampur merata sambil dibersihkan dari benda-benda yang mengganggu,
misalnya plastik, batu atau benda lainnya. Kemudian media pengisi dimasukkan ke dalam karung atau
polybag yang telah disiapkan. Pengisian karung atau polybag cukup ¼ bagian saja, karena selama
pertumbuhan tanaman nanti, akan dilakukan penambahan pupuk organik.
2. Membibitkan Jahe
Pemilihan benih
Pembibitan Jahe dimulai dari pemilihan benih. Benih untuk bibit Jahe diambil dari rimpangnya. Rimpang
untuk benih yang baik adalah rimpang yang segar (tidak disimpan terlalu lama), sehat, ukurannya besar
atau normal, tidak cacat atau terluka, dan berasal dari induk yang sudah cukup tua dan sehat. Karena
asal-usul induk harus jelas, maka sebaiknya rimpang untuk benih diambilkan dari kebun petani, bukan
dari pasar konsumsi.Rimpang yang telah diperoleh kemudian disortir dan dipilih yang baik.
Pengecambahan
Jika dikhawatirkan adanya serangan jamur, benih bisa direndam terlebih dahulu pada larutan fungisida
(misalnya Dithane M-45) selama 15 menit. Jika tidak, benih cukup direndam atau dibasahi dengan air,
kemudian diletakkan pada tampah atau nyiru, dan ditempatkan pada tempat yang lembab agar
berkecambah. Agar kelembaban terjaga, setiap hari benih harus dikontrol dan dibasahi air jika terlalu
kering. Benih akan mulai berkecambah setelah kira-kira 2 minggu.
Penyemaian
Selama mengecambahkan benih, kita bisa menyiapkan tempat pesemaian berupa petak ukuran 1 x 2 m
yang dibatasi dengan batubata dan diisi dengan pasir dan pupuk organik. Tempat pesemaian sebaiknya
tidak terkena sinar matahari dan hujan secara langsung. Pada media tersebut, benih yang telah
berkecambah kita tanam dengan kedalaman kira-kira 4-5 cm. Benih tersebut akan mulai tumbuh
menjadi tanaman muda dalam waktu sekitar 2-4 minggu. Setelah tumbuh dengan ketinggian sekitar 10
cm, bibit dapat diambil/dipotong dari rimpangnya dan ditanam pada media karung atau polybag yang
telah disiapkan. Rimpang yang tersisa bisa ditanam kembali pada pesemaian agar tumbuh bibit yang
lain. Satu buah rimpang bisa menumbuhkan sekitar 2-4 bibit.
3. Menanam
Penanaman bibit Jahe pada karung atau polybag harus hati-hati. Buatlah lubang sebesar ukuran pangkal
bibit, masukkan bibit Jahe ke dalam lubang tanam, kemudian tutup dengan media disekitarnya dan
padatkan. Setelah penanaman, media dan bibit harus disiram dengan air bersih agar tanaman
mendapatkan cukup air dan kontak dengan media. Setelah ditanam, tanaman Jahe tersebut jangan
langsung ditempatkan pada ruang yang terbuka dengan sinar matahari langsung, melainkan harus
diadaptasikan pada tempat yang memiliki naungan terlebih dahulu hingga umur 2,5 bulan.
4. Memelihara
Pemeliharaan tanaman Jahe dalam karung atau polybag cukup mudah. Pemeliharaan meliputi:
penyiraman, penyiangan dan penggemburan media, pemupukan, serta pengendalian hama dan
penyakit.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari, sebaiknya pada sore hari, terutama saat tidak ada hujan. Beberapa
petani menggabungkan budidaya Jahe Merah dengan budidaya ikan dalam kolam, untuk memudahkan
penyiraman dan mengantisipasi kebutuhan air saat musim kemarau. Selain itu, air kolam diharapkan
memberi unsur hara tambahan bagi tanaman. Penyiraman bisa dihentikan saat tanaman Jahe mulai
memasuki fase senecense (mengering) saat tua dan mendekati panen.
Penyiangan dan penggemburan
Rumput yang tumbuh pada media tanam perlu disiang agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman,
terutama pada sekitar 4 bulan pertama, di mana tanaman Jahe belum begitu rimbun. Beberapa petani
menambahkan mulsa jerami pada media tanam untuk menekan pertumbuhan gulma. Selain
penyiangan, media tanam juga perlu digemburkan dengan menggunakan cetok. Penggemburan
dimaksudkan untuk menyediakan media tumbuh yang baik bagi akar tanaman dan memperbaiki
sirkulasi udara dalam media.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan 2 bulan sekali seiring pertumbuhan tanaman, dengan menambahkan pupuk
organik pada media tanam. Jumlah pupuk yang diberikan tergantung dari besarnya media yang
digunakan, kira-kira 1/5 ukuran karung atau polybag yang digunakan. Pemupukan bisa diberikan 3 kali
selama umur tanaman.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Sebenarnya kasus serangan hama dan penyakit yang serius pada tanaman Jahe jarang terdengar.
Namun akan lebih baik jika kita mengetahui dan mengantisipasi hal tersebut.
Hama yang sering menyerang tanaman Jahe adalah belalang dan ulat yang memakan daun terutama
daun muda. Untuk pengendaliannya, kita bisa menggunakan beberapa cara yaitu:
- Cara mekanis, dengan memeriksa tanaman dan membunuh hama terutama ulat yang sering
memakan daun, atau dengan menggunakan perangkap serangga berupa plastik berwarna cerah (kuning
atau merah) yang dipasang dengan bambu dan diolesi lem.
- Cara kimiawi, dengan menyemprotkan insektisida yang tepat untuk mengendalikan belalang dan
ulat. Insektisida yang dianjurkan adalah insektisida organik berbahan aktif tembakau atau yang lainnya.
Sedangkan penyakit yang mungkin bisa menyerang tanaman Jahe adalah penyakit Layu Bakteri dan
Busuk Rimpang yang disebabkan oleh jamur. Untuk mencegah penyakit tersebut, kesehatan benih dan
sanitasi lingkungan pertanamanperlu diperhatikan. Pastikan benih merupakan benih sehat dan berasal
dari induk yang sehat. Lingkungan pertanaman juga perlu dijaga agar bersih dan tidak terlalu lembab
atau tergenang air. Untuk tanaman yang telah terserang penyakit, bisa disemprot dengan bakterisida
atau fungisida, jika perlu dimusnahkan agar tidak menular ke tanaman yang lain.
5. Memanen
Tanaman Jahe bisa dipanen setelah kira-kira 10 bulan. Tanaman yang sudah cukup tua dan siap panen
akan melewati masa mengering, di mana daun dan batangnya berubah menjadi kuning dan mengering.
Pemanenan Jahe dari media karung dan polybag cukup mudah karena tidak perlu menggali dengan
susah payah. Kita cukup menggali dengan cetok dan membuka karung atau polybag yang sudah mulai
lapuk. Angkat rimpang Jahe dengan hati-hati agar tidak rusak, bersihkan dari tanah dan kotoran yang
menempel, dan jika perlu cuci dengan air bersih. Satu rumpun tanaman Jahe dalam 1 media tanam
karung ukuran 50 kg, bisa menghasilkan rimpang Jahe segar2 hingga 5 kg.
Cara Budidaya Jahe Emprit Dalam Polybag Yang Benar Agar Jahe Tumbuh Subur
Jahe emprit merupakan salah satu jenis jahe yang ukurannya lebih kecil jika dibandingkan dengan jahe
merah dan jahe gajah. Saat ini permintaan pasar terhadap jahe memang cukup tinggi karena tidak hanya
digunakan untuk kebutuhan dalam negeri saja tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia.
Tanaman jahe masuk dalam kategori tanaman obat dan temu – temuan atau rimpang dimana tanaman
ini sebenarnya sejenis dengan tanaman temulawak, kunyit, dan temu – temuan lainnya. Cara budidaya
jahe emprit dalam polybag saat ini memang banyak diminati apalagi semakin terbatasnya lahan yang
ada saat ini membuat budidaya jahe menjadi lebih sulit. Oleh sebab itulah polybag merupakan salah
satu tempat yang tepat untuk bercocok tanam jahe emprit dan membudidayakannya. Cara menanam
jahe emprit dalam polybag sebenarnya tidaklah sulit. Cara tanam jahe emprit hampir sama dengan
penananaman jahe di tempat lain. Untuk penjelasan lebih lanjut tentang cara budidaya jahe emprit,
berikut ini langkah – langkahnya.
Pemilihan Bibit
Tips pemilihan bibit merupakan langkah yang paling penting sebelum memahami teknik budidaya
tanaman jahe emprit. Bibit jahe dapat diperoleh dari perkebunan atau pembibitan jahe emprit yang
sudah ada. Saat memilih bibit, pilihlah bibit jahe yang bagus dan berkualitas. Pastikan bahwa tanaman
jahe memiliki varietas tinggi yaitu dapat tumbuh tinggi dan menghasilkan jahe yang berkualitas atau
tidak cacat.
Persiapan Media Tanam
Media tanam yang harus dipersiapkan untuk pohon jahe polybag. Jumlah polybag harus disesuaikan
dengan jumlah bibit jahe yang akan ditanam. Setelah polybag disiapkan, langkah selanjutnya adalah
menyiapkan media tanam berupa tanah yang sudah dicampur dengan pupuk kandang. Tanah yang
bagus untuk menanam jahe emprit adalah tanah yang gembur dan sedikit berpasir sehingga
memudahkan tanaman jahe untuk lebih cepat tumbuh dan berkembang. Polybag yang digunakan untuk
menanam bibit jahe juga harus besar yaitu berukuran 60 x 40 cm karena jahe akan tumbuh besar dan
memerlukan banyak tempat untuk pertumbuhan rimpangnya.
Penanaman
Teknik menanam bibit jahe sebaiknya ditanam sedalam 5 sampai 7 cm dengan tunas bibit yang
menghadap ke atas. Jangan sampai terbalik karena bisa menghambat pertumbuhan tanaman jahe.
Penanaman bibit jahe sebaiknya dilakukan saat musim penghujan sehingga Anda tidak perlu repot –
repot untuk menjaga kelembaban bibit jahe yang baru ditanam tersebut.
Perawatan
Pohon jahe yang sudah ditanam di dalam polybag memerlukan perawatan yang cukup rutin agar hasil
panen jahe emprit dapat memuaskan. Berikut ini langkah perawatan dalam cara budidaya jahe emprit
dalam polybag.
Penyiraman
Tanaman jahe di dalam polybag harus disiram secara teratur setiap hari yaitu pagi dan sore. Pastikan
tanah di dalam polybag tidak sampai kekeringan dan selalu berada dalam keadaan lembab sehingga
tanaman jahe tidak akan mati.
Pemupukan
Selain disiram, tanaman jahe dalam polybag juga harus dipupuk. Pupuk yang dianjurkan adalah pupuk
kandang beruba kotoran domba atau kotoran sapi. Beri pupuk setiap polybag setelah tanaman mulai
tumbuh. Kemudian setelah tanaman memasuki bulan keempat, tanaman jahe bisa diberi pupuk kandang
agar lebih subur.
Menyiangi gulma
Dalam polybag, biasanya akan ada rumput – rumput penganggu yang tumbuh dalam polybag. Hal ini
akan menganggu pertumbuhan jahe dan rimpangnya. Oleh sebab itu, penyiangan gulma sebaiknya
dilakukan secara intensif. Gulma biasanya banyak tumbuh saat tanaman jahe mulai berumur 6 bulan.
Namun, penyiangan sebaiknya mulai dilakukan saat tanaman jahe berumur 4 bulan agar tidak merusak
akar yang nantinya dapat merusak benih – benih jahe.
Penyulaman
Menyulam tanaman jahe yang tidak tumbuh dapat dilakukan saat bibit jahe berumur 1 bulan setelah
tanam dengan benih cadangan yang telah disemaikan
Pembubunan
Pembubunan atau pendangiran dilakukan saat tanaman telah berbentuk rumpun dengan empat atau
lima anakan. Hal ini dilakukan agar rimpang jahe emprit selalu tertutup tanah. Dengan adanya
pembumbunan, drainase juga akan selalu terjaga.
Pengendalian hama tanaman
Pengendalian hama dapat dilakukan sesuai keperluan. Biasanya penyakit utama pada jahe emprit adalah
busuk rimpang yang disebabkan karena bakteri Ralstonia solanacearum. Saat ini masih belum ada cara
pengendalian yang memadai. Cara pencegahannya adalah perlakuan benih sehat, penggunaan benih
sehat, perglran tanaman, pembuatan irigasi, dan penyiangan gulma. Tanaman yang diserang bakteri
sebaiknya segera dicabut dan dibakar agar serangan bakteri tidak meluas.
Demikian cara budidaya jahe emprit dalam polybag yang dapat Anda lakukan sebagai alternatif untuk
membudidayakan jahe di tempat yang terbatas.

Anda mungkin juga menyukai