Anda di halaman 1dari 19

Pengukuran Infiltrasi

Metode Double
Ring
Infiltrometer
KELOMPOK 4
Anggota
Ni Made Devi Narayani (040)

Ni Luh Gede Pradnya Suryani (041)

Ni Wayan Kasturi Janarika (044)

I Gede Made Pramudita

(047) Belinda Ardaneswari

(049)
Pengertian
Infiltrasi
Definisi
Infiltrasi adalah suatu proses masuknya air hujan ke dalam tanah
sebagai akibat dari adanya gaya kapiler dan gaya gravitasi sehingga
air dapat masuk ke tanah yang lebih dalam. Infiltrasi ini dapat
disebut juga sebagai cara air bergerak ke dalam tanah melalui celah-
celah dan pori-pori tanah serta batuan menuju muka air tanah.
Laju infiltrasi dinyatakan dalam satuan yang sama dengan
satuan pada intensitas curah hujan, yakni milimeter per jam
(mm/jam).
I Proses terjadinya infiltasi, Jika air hujan meresap ke dalam
tanah maka kadar lengas tanah meningkat hingga mencapai
kapasitas lapang. Proses infiltrasi sangat ditentukan oleh waktu.
Jumlah air yang masuk kedalam tanah dalam suatu periode waktu
disebut laju infiltrasi. Laju infiltrasi pada suatu tempat akan semakin
kecil seiring kejenuhan tanah oleh air. Pada saat tertentu laju
infiltrasi menjadi tetap. Nilai laju inilah yang kemudian disebut laju
perkolasi.
Faktor Infiltrasi

Laju peresapan air dipengaruhi Menurut Triatmodjo (2008 : 92-94) faktor yang
beberapa faktor, yaitu tekstur tanah,
mempengaruhi infiltrasi yaitu
bahan organik tanah, kepadatan
tanah, dan jenis dan jumlah tanah. 1.Kedalaman genangan dan tebal tipis lapis
jenuh
2. Kelembaban tanah
3. Pemampatan oleh hujan
4. Penyumbatan oleh butir halus
5. Tanaman penutup
6. Topografi
7. Intensitas hujan.
m anfaat 1
Meny ediakan Aliran Sungai pada
Musim Kemarau

Manfaat
m anfaat 2

Mengurangi Terjadinya Bencana


Alam

m anfaat 3

Meny ediakan Air untuk


Evaporasi

mPhase
anfaat 4
3
Mengurangi Terjadinya Erosi
I nfiltras
Tanah
Pengukuran Infiltrasi pada
Video
Tujuan Pengukuran
untuk mengetahui laju Alat yang Digunakan
01

03
infiltrasi pada suatu 1.ember
kawasan untuk mengetahui 2. gayung
kapasitas infiltrasi pada 3. plastik
suatu kawasan 4. stopwatch
5. penggaris
6. balok kayu
7. palu
8. double ring
02

Metode yang Digunakan infiltrometer (bagian


Double ring infiltrometer dalam dan luar)
V I D E O M E N G U k U R I N F I LT R A s I

https://youtu.be/7MYi5XYqEdI
MENGHITUNG NILAI INFILTRASI
Menggunakan Data hasil pengataman
menggunakan Double Ring Infiltrometer:
Infilitration Curve
Waktu total Beda waktu Volume total Volume total Delta infiltrasi Infiltrasi
(menit) (jam) (cm3) (cm) cm (cm/jam) 10.000

9.000
0 0 0 0    
8.000
2 0,033 282,5 0,29 0,29 8,788
7.000
5 0,05 667,3 0,69 0,4 8,000
6.000
10 0,083 1186,3 1,23 0,54 6,506
20 0,167 1941,4 2,02 0,79 4,731 5.000

30 0,167 2519,8 2,62 0,6 3,593 4.000

60 0,5 3385,6 3,52 0,9 1,800 3.000

90 0,5 3962,8 4,12 0,6 1,200 2.000

150 1 4780,5 4,97 0,85 0,850 1.000

210 1 5569,3 5,79 0,82 0,820 0.000


0 50 100 150 200 250 300

270 1 6338,9 6,59 0,8 0,800


1. MODEL HORTON
1940

Perhitungan laju infiltrasi dengan menggunakan model horton merupakan salah satu cara untuk
mengolah data laju infiltrasi pada lahan.
•Horton mengakui bahwa kapasitas infiltrasi berkurang seiring dengan bertambahnya waktu
hingga mendekati nilai yang konstan (berupa kurva eksponensial). Menurut pandangannya,
penurunan kapasitas infiltrasi lebih dikontrol oleh faktor yang beroperasi di permukaan tanah
dibanding dengan proses aliran di dalam tanah.
•Faktor yang berperan untuk pengurangan laju infiltrasi seperti penutupan retakan tanah oleh
koloid tanah dan pembentukan kerak tanah, penghancuran struktur permukaan lahan, dan
pengangkutan partikel halus dipermukaan tanah oleh tetesan air hujan
Interval Infiltration
Waktu Penurunan Delta h Waktu
waktu rate ln (fp-fc)
(menit) Muka air muka air (jam)
MENGHITUNG (menit) (fp)/jam

INFILTRASI (MODEL 5 1,75 5 1,75 21 2,877 0,083


HORTON 1940) 10 3 5 1,25 15 2,465 0,167
15 3,95 5 0,95 11,4 2,099 0,250
25 5,5 10 1,55 9,3 1,802 0,417
45 7,25 20 1,75 5,25 0,698 0,750
Untuk menghitung infiltrasi dengan
60 8,3 15 1,05 4,2 -0,041 1,000
model horton harus memiliki data
infiltrasi lapangan serta nilai 75 9,3 15 1 4 -0,274 1,250
parameter model Horton, yaitu: fc 90 10,2 15 0,9 3,6 -1,022 1,500
(infiltrasi konstan), f0 (infiltrasi 110 11,28 20 1,08 3,24   1,833
awal), dan nilai k (konstanta) yang
dapat dicari sbb. 130 12,36 20 1,08 3,24   2,167

Misalkan data dari lapangan seperti Interval waktu : selisih t2 – t1


table di samping. Delta muka air : selisih tinggi muka air 2 – 1
Infiltration rate : delta muka air dibagi interval waktu
Ln (fp-fc) : dihitung pada excel, rumus: =ln (nilai fp – nilai fc )
Waktu (jam) : menit/60
GRAFIK INFILTRASI
HORTON GRAFIK INFILTRASI
Melaui data pada table, maka dapat
dibuat table perbandingan laju 25 14

infiltrasi dengan penurunan muka air 12


20

Infiltration Penurunan 10
Waktu (jam)
rate/jam Muka air
15
8

0,083 21 1,75
0,167 15 3 10
6

0,250 11,4 3,95 4

0,417 9,3 5,5 5

0,750 5,25 7,25 2

1,000 4,2 8,3


0 0
0.000 0.500 1.000 1.500 2.000 2.500
1,250 4 9,3
1,500 3,6 10,2
1,833 3,24 11,28
2,167 3,24 12,36 Infiltration rate/jam Penurunan Muka air
PERSAMAAN HORTON • fc = 3,24

Horton 1940 merumuskan persamaan sebagai berikut untuk mendukung • e = 2,718282828… (2,718)
pengolahan data hasil pengukuran terhadap infiltrasi, yaitu: • k = 2,6751
• ln (fo - fc) = 2,8868

ft = fc + (f0 – fc) e -kt


F = fc T+ (f0 – fc) (1- e ) -kt • f0 - fc = eln (fo-fc)
= 17,93045537
Karena masih banyak nilai parameter yang belum diketahui, seperti nilai
• f0 = 17,930 + fc
k dan f0, maka dapat dicari melalui proses konversi table waktu dan ln
(fp-fc) menjadi grafik untuk mendapatkan nilai: = 17,930 + 3,24

Waktu (jam) ln (fp-fc) ln (fp-fc) = 21,17045537


3.500
0,083 2,877
3.000
0,167
0,250
2,465
2,099
2.500 f(x) = − 2.675127727932 x
+ 2.886763309547
ft = fc + (f0 – fc) e-kt
2.000
0,417 1,802 R² = 0.985920444266846
1.500
0,750 0,698 1.000
1,000 -0,041 0.500 ft = 3,24 + 17,930 e- 2,675.t
1,250 -0,274 0.000
0.000 0.500 1.000 1.500 2.000 2.500
1,500 -1,022 -0.500

1,833 -1.000

2,167 -1.500
2. Φ INDEKS INFILTRASI
Indeks infiltrasi adalah laju rerata
kehilangan air karena infiltrasi,
sedemikian sehingga volume aliran
permukaan merupakan volume air
hujan dikurangi infiltrasi. Φ= =
VLL=Σ Pef .A
• Pada metode ini, diasumsikan nilai ft tidak
bervariasi terhadap waktu.
Dengan:
• Metode Φ indeks menganggap bahwa
VLL : Volume limpasan langsung
kegilangan air dari suatu DAS dari jam ke Pef : Hujan efektif
jam adalah sama. A : Luas DAS
• Sehingga kelebihan air curah hujan akan F : Infiltrasi total
sama dengan volume dari hidrograf larian T : Waktu terjadinya hujan
P : hujan total
atau limpasan Q : Aliran permukaan total
• Perbedaan antara metode indeks infiltrasi
dengan horton adalah laju infiltrasi pada Indeks Φ dihitung dengan cara coba banding.
metode indeks bersifat konstan, sedangkan
horton menurun.
3. SCS-CN
Soil Conservation Service Curve-Number (SCS-CN), merupakan pendekatan empiric untuk mengestimasi aluran
permukaan (run-off) dari hubungan antara hujan, tutupan lahan, dan kelompok hidrologis tanah (Cover complex
classification). Metode ini tidak memerlukan data infiltrasi lapangan (fc,f0,curah hujan dll).

Metode ini menggunakan informasi jenis tanah dan volume hujan desain P untuk memperkirakan curah hujan
efektif (P*), DAN DEBIT PUNCAK (qpk)

P* =

Dengan P adalah hujan total, dan Smax adalah kapasitas tampungan air tanah dalam DAS, yang diestimasi dengan
menggunakan koefisien Curve Numbers (CN) yang merupakan fungsi dari Hydrologic soil group yang bergantung
terhadap jenis tata guna lahan

Smax = - 254
Nilai Curve Numbers (CN)

• Nilai CN dapat diestimasi bila klasifikasi tanah dan tutupan lahan


diketahui.
• Dalam menentukan nilai CN juga harus memperhatikan kondisi
kelembaban tanah sebelumnya atau biasa disebut antecedent
moisture conditions (AMC).
• Tanah dengan kondisi jenuh air, berkontribusi menghasilkan air
permukaan besar dan tanah dengan kondisi kering sedikit
berkontribusi menghasilkan aliran permukaan.
• NRCS telah menentukan tiga jenis kondisi kelembaban bertingkat
(antecedent moisture condition - AMC) sebagai faktor yang
mempengaruhi CN pada lahan, yaitu kering (kondisi 1, kondisi titik
layu belum terlewati), rerata (kondisi 2), dan jenuh air (kondisi 3).
Daftar Pustaka
Menggunakan Pengukuran Double Ring Infiltrometer dan Perhitungan Model Horton
pada Kebun Jeruk Keprok 55 (Citrus reticulata) Di Desa Selorejo, Kabupaten Malang. Jurnal
Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 5(2): 29-34.
Farfian, R. 2021. Bahan Ajar Infiltrasi 2021. Video Pembelajaran. Tersedia online pada:
https://www.youtube.com/watch?v=f6zKMD0cN7U.
Darajat, A.R. 2021. Hidrologi: Infiltrasi. Video Pembelajaran. Tersedia online pada:
https://www.youtube.com/watch?
v=JcQfn6k9HX0&list=PLMsP1SJePVgRGwN9OhIoOi00Sf0L3H5ze&index=2.
Novianto, N., Chandra, A. A., & Bahtiar, B. (2021). Pengaruh Sistem Biopori Untuk
Menangani Genangan Pada Tanah Lanau. CRANE: Civil Engineering Research Journal, 2(1),
18-24.
Wibowo, H. (2013). Laju infiltrasi pada lahan gambut yang dipengaruhi air tanah (study
kasus Sei Raya dalam Kecamatan Sei Raya Kabupaten Kubu Raya). Susanawati, L.D.,
Bambang R., dan Yusriadi T. 2019. Penentuan Laju Infiltrasi

Anda mungkin juga menyukai