I. TUJUAN PRAKTIKUM
I.1. Menentukan debit aktual dari aliran fluida dengan ambang lebar
I.2. Menentukan nilai koefisien discharge (Cd), energi spesifik (ES),
kedalaman kritis (Yc), dan bilangan Froude (Fr) dari ambang lebar
I.3. Menentukan hubungan tinggi muka air di atas ambang terhadap debit
air yang melimpah di atas ambang
I.4. Menentukan efek bentuk ambang terhadap efektivitas penyaluran debit
I.5. Menentukan profil aliran dengan ambang lebar pada saluran
Tabel II.2 Data Awal Jarak dan Kedalaman Profil Aliran pada titik tertentu
Variasi Titik Jarak (m) Kedalaman (m) Kedalaman (cm)
1 1 1,196 0,0508 5,08
2 1,412 0,0501 5,01
3 1,485 0,0488 4,88
4 1,539 0,0409 4,09
5 1,595 0,0341 3,41
6 1,636 0,011 1,1
7 1,934 0,0214 2,14
8 2,636 0,0256 2,56
2 1 1,196 0,062 6,2
2 1,381 0,062 6,2
3 1,485 0,0592 5,92
4 1,53 0,0481 4,81
5 1,596 0,0425 4,25
6 1,645 0,0172 1,72
7 2,045 0,0163 1,63
8 3,287 0,0334 3,34
3 1 1,196 0,0697 6,97
2 1,381 0,07 7
3 1,485 0,0667 6,67
4 1,53 0,0573 5,73
5 1,596 0,047 4,7
6 1,663 0,0202 2,02
7 2,103 0,0311 3,11
8 3,289 0,0407 4,07
(Sumber : Data Kelompok)
3
Tabel II.3 Data Suhu (oC) terhadap Densitas Air (𝑘𝑔/𝑚 )
3
Suhu (oC) Densitas air (𝑘𝑔/𝑚 )
0 999,8
5 1000
10 999,7
15 999,1
20 998,2
25 997
30 995,7
40 992,2
50 988
3
Suhu (oC) Densitas air (𝑘𝑔/𝑚 )
60 983,2
70 977,8
80 971,8
90 965,3
(Sumber: Schaum's Outline of Fluid Mechanics Science, 2008)
Tabel II.4 Data Suhu (oC) terhadap Viskositas Kinematis Air (Ns/m2)
Suhu (oC) Viskositas Kinematis Air (Ns/m2)
0 1,787
5 1,519
10 1,307
15 1,140
20 1,004
30 0,801
40 0,658
50 0,553
60 0,475
70 0,413
80 0,365
90 0,326
100 0,294
(Sumber: Engineering Toolbox, 2003)
3 𝑥 2,5 𝑘𝑔
V= 996,6625
V = 0,00753 m2
𝑚 𝑎𝑖𝑟
Qaktual 1 = 𝑡 𝑎𝑣𝑔 𝑥 ρ𝑎𝑖𝑟
3 𝑥 𝑚 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
Qaktual 1 = 𝑡 𝑎𝑣𝑔 𝑥 ρ𝑎𝑖𝑟
3 𝑥 2,5 𝑘𝑔
Qaktual 1 = 15,2 𝑠 𝑥 996,6625 𝑘𝑔/𝑚3
Nilai dari luas penampang pada titik dan variasi lainnya dapat
dicari menggunakan cara yang sama.
Nilai dari debit aktual pada titik 3, 4, 5 lainnya dan variasi lainnya
dapat dicari menggunakan cara yang sama.
III.9. Menentukan Kecepatan Aliran Air (v)
Nilai kecepatan aliran air pada percobaan ini diperoleh dengan
membagi debit aktual (Qaktual) dengan luas penampang saluran (A) yang
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut. Oleh karena itu, nilai
kecepatan aliran air untuk titik pertama variasi debit pertama akan
didapatkan hasil sebagai berikut :
v = Qaktual / A
v = (0,0050 m3/s) / (0,00381 m2)
v = 0,130 m/s
Nilai dari kecepatan aliran pada titik dan variasi lainnya dapat
dicari menggunakan cara yang sama.
Nilai dari bilangan Froude pada titik lain dan variasi lainnya dapat
dicari menggunakan cara sama.
Nilai dari Energi Spesifik pada titik lain dan variasi lainnya dapat
dicari menggunakan cara sama.
2
3 0,0050
yc = 2
0,075 𝑥 9,81
yc = 0,0164 m
dan lebar saluran serta nilai akar 3/2 dari kedalaman atas ambang. Oleh
karena itu, nilai debit teoritis untuk variasi pertama dapat diperoleh dengan
menggunakan persamaan berikut :
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 =
2
3
×
2𝑔
3
× 𝑏 × ℎ𝑢 ( ) 2
2 3
2 2 × 9,81 𝑚/𝑠
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 3
× 3
× 0, 075 𝑚 × (0, 0255 𝑚) 2
3
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 0, 00052 𝑚 /𝑠
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
𝐶𝑑 = 𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
3
0,00050 𝑚 /𝑠
𝐶𝑑 = 3
0,00052 𝑚 /𝑠
𝐶𝑑 = 0, 953627
( )
2
𝑣
ℎ𝑢 + 2𝑔
𝐶𝑑𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 = 0, 93 + 0, 1 × 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
( )
2
(0,12995 𝑚/𝑠)
(0.0255 𝑚) + 2
2 × 9.81 𝑚/𝑠
𝐶𝑑𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 = 0, 93 + 0. 1 × 0,115 𝑚
𝐶𝑑𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 = 0,95288
𝐹𝑟 = 𝐴
, dimana A = by’
𝑔𝑦'
𝑄
𝐹𝑟 =
𝑏𝑦'× 𝑔𝑦'
3
2 𝑄
𝑦' =
𝑏× 𝑔×𝐹𝑟
2
2
𝑄3 −3
𝑦' = 2 1 × 𝐹𝑟
3 2
𝑏 ×𝑔
2
−3
𝑦' ≈ 𝐹𝑟
Melalui persamaan di atas, dapat dikatakan bahwa hubungan y
dengan Fr secara teoritis adalah y ≈ Fr-⅔ sehingga nilai galat dapat
dihitung sebagai berikut :
𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟−𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 |
Galat = || 𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 | × 100%
| (− 2 )−(−0,667) |
Galat = | 3 2 | × 100% = 0.05%
| −3 |
𝐸𝑆 = 𝑦 +
∝ ( ) 𝐴
2𝑔
2
𝑑𝐸𝑆 ∝𝑄 𝑑 1 𝑑𝐴
𝑑𝑦
= 1 + 2𝑔
× 𝑑𝐴
× 2 × 𝑑𝑦
= 0
𝐴
𝑑𝐴
Nilai 𝑑𝑦
diasumsikan sebagai B, sehingga persamaan dapat dituliskan
sebagai berikut :
2
∝𝑄 −3
1 − 2𝑔
× 𝐵𝑐× 2𝐴𝑐 = 0
2
∝𝑄 𝐵𝑐
3 = 1
𝑔𝐴𝑐
( )
2 3
𝑞
𝑦𝑐 = 𝑔
𝑣𝑐 = 𝑔×𝑦𝑐
2𝐸𝑠𝑐
𝑦𝑐 = 3
2
𝑣1
𝐸𝑆2 = ℎ + 2𝑔
= 𝐻
2𝐻
𝑦𝑐 = 3
Nilai 𝑣𝑐 dan 𝑦𝑐disubstitusi ke dalam persamaan kontinuitas sebagai berikut :
𝑄 = 𝐴 × 𝑣 = 𝐴×𝑣𝑐 = 𝑏 × 𝑦𝑐 × 𝑔×𝑦𝑐
3 3
2 2𝑔
𝑄 = 3
𝑥 3
× 𝑏 × ℎ 2 = 1, 705 × 𝑏 × ℎ 2
Dengan adanya pengaruh dari nilai Cd dan Cv, persamaan dapat
ditulis sebagai berikut :
3
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 𝐶𝑑 × 𝐶𝑣 × 1, 705 × 𝑏 × ℎ 2
I. TUJUAN PRAKTIKUM
I.1. Menentukan debit aktual dari aliran fluida dengan ambang tajam
I.2. Menentukan nilai koefisien discharge (Cd), energi spesifik (ES),
kedalaman kritis (Yc), dan bilangan Froude (Fr) dari ambang tajam
I.3. Menentukan hubungan tinggi muka air di atas ambang terhadap debit
air yang melimpah di atas ambang
I.4. Menentukan efek bentuk ambang terhadap efektivitas penyaluran debit
I.5. Menentukan profil aliran dengan ambang tajam pada saluran
0 999,8
5 1000
10 999,7
15 999,1
20 998,2
25 997
30 995,7
40 992,2
50 988
60 983,2
70 977,8
80 971,8
90 965,3
(Sumber: Schaum's Outline of Fluid Mechanics Science, 2008)
Tabel II.4 Data Suhu (oC) terhadap Viskositas Kinematis Air (Ns/m2)
Suhu (oC) Viskositas Kinematis Air (Ns/m2)
0 1,787
5 1,519
10 1,307
15 1,140
20 1,004
30 0,801
40 0,658
50 0,553
Suhu (oC) Viskositas Kinematis Air (Ns/m2)
60 0,475
70 0,413
80 0,365
90 0,326
100 0,294
(Sumber: Engineering Toolbox, 2003)
3 𝑥 2,5 𝑘𝑔
V= 996,6625
V = 0,00753 m2
𝑚 𝑎𝑖𝑟
Qaktual 1 = 𝑡 𝑎𝑣𝑔 𝑥 ρ𝑎𝑖𝑟
3 𝑥 𝑚 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
Qaktual 1 = 𝑡 𝑎𝑣𝑔 𝑥 ρ𝑎𝑖𝑟
3 𝑥 2,5 𝑘𝑔
Qaktual 1 = 15,2 𝑠 𝑥 996,6625 𝑘𝑔/𝑚3
= 0,00050 m3/s
Nilai dari luas penampang pada titik dan variasi lainnya dapat
dicari menggunakan cara yang sama.
Nilai dari kecepatan aliran pada titik dan variasi lainnya dapat
dicari menggunakan cara yang sama.
Nilai dari bilangan Froude pada titik lain dan variasi lainnya dapat
dicari menggunakan cara sama.
Nilai dari Energi Spesifik pada titik lain dan variasi lainnya dapat
dicari menggunakan cara sama.
2
3 0,0050
yc = 2
0,075 𝑥 9,81
yc = 0,0164 m
dan lebar saluran serta nilai akar 3/2 dari kedalaman atas ambang. Oleh
karena itu, nilai debit teoritis untuk variasi pertama dapat diperoleh dengan
menggunakan persamaan berikut :
3
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 =
2
3
×
2𝑔
3
× 𝑏 × ℎ𝑢 ( ) 2
2 3
2 2 × 9,81 𝑚/𝑠
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 3
× 3
× 0, 075 𝑚 × (0, 0232 𝑚) 2
3
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 0, 00045 𝑚 /𝑠
3
0,00050 𝑚 /𝑠
𝐶𝑑 = 3
0,00045 𝑚 /𝑠
𝐶𝑑 = 1,09565
( )
2
𝑣
ℎ𝑢 + 2𝑔
𝐶𝑑𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 = 0, 93 + 0, 1 × 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
( )
2
(0,0968 𝑚/𝑠)
(0.0232 𝑚) + 2
2 × 9.81 𝑚/𝑠
𝐶𝑑𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 = 0, 93 + 0. 1 × 0,075 𝑚
𝐶𝑑𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 = 0,9612
𝑄 = 𝐿×𝑦× 2×𝑔×ℎ
𝑑𝑞 = 𝐶𝑑 × 𝐿 × 𝑦 × 2 × 𝑔 × ℎ
Persamaan di atas diintegralkan agar mendapat koefisien
discharge total di atas ambang, sehingga persamaannya dapat
dituliskan sebagai berikut :
𝐻
𝑄 = ∫ 𝐶𝑑 × 𝐿 × 𝑑ℎ × 2 × 𝑔 × ℎ
0
𝐻 1
𝑄 = 𝐶𝑑 × 𝐿 × 2 × 𝑔 ∫ ℎ 2 𝑑ℎ
0
2 3
𝑄 = 3
× 𝐶𝑑 × 𝐿 × 2 × 𝑔 × ℎ
VI. ANALISIS B
Sistem aliran di atas ambang tajam merupakan salah satu dari
alat-alat yang memiliki hubungan erat dengan bidang Teknik Lingkungan.
Berikut merupakan beberapa contoh penerapan yang dapat dilakukan di
dalam keilmuan Teknik Lingkungan :
VII. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum modul 04 “Aliran di Atas Ambang
Lebar dan Ambang Tajam” untuk ambang lebar ini adalah :
VII.1 Nilai Debit aktual (Qaktual) yang diperoleh pada percobaan ini untuk
masing- masing variasi debit dapat dilihat pada Tabel IV.2.
VII.2 Nilai koefisien discharge (Cd), energi spesifik (ES), kedalaman
kritis (Yc), dan bilangan Froude (Fr) dari ambang lebar dapat dilihat pada
Tabel IV.1 dan Tabel IV.2
VII.3 Hubungan dari tinggi muka air di atas ambang terhadap debit air
yang melimpah berbanding lurus.
VII.4 Faktor bentuk ambang terhadap tingkat efektivitas penyaluran debit
dapat terlihat dari nilai koefisien discharge rata-rata dari ketiga variasi
yang mendekati angka 1, sehingga bentuk ambang tajam dinilai efektif
untuk aliran dengan debit yang besar..
VII.5 Profil aliran ambang tajam saluran dapat dilihat pada Gambar V.1.
IX. LAMPIRAN
Gambar IX.1 Gambar Spreasheet Data Awal dan Akhir Ambang Lebar
Gambar IX.2 Gambar Spreasheet Data Awal dan Akhir Ambang Tajam