Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA I – TL 2101

MODUL 03

ALIRAN DALAM PIPA

Nama Praktikan : Joanna Adeline

NIM : 15317023

Kelompok/Shift : 3A (11.00-12.30)

Tanggal Praktikum : 04 Oktober 2018

Tanggal Pengumpulan : 18 Oktober 2018

PJ Modul : Aloysius Adhitya Pratama (15315009)


Nurdianti Mursyida Fasya (15316082)

Asisten yang Bertugas : Aloysius Adhitya Pratama (15315009)


Tsamara Luthfia Henviandini (15315016)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2018
I. SASARAN
1. Mengukur perbedaan tinggi tekan pada piezometer dan manometer
2. Menghitung koefisien friksi (f), koefisien Hazen Williams (CHW), dan
koefisien Chezy (Cz)
3. Mengetahui pengaruh perubahan debit terhadap f

II. DATA AWAL


Suhu awal air: 28˚C

Suhu akhir air: 28˚C

Panjang pipa: 0,524 m

Diameter pipa: 0,003 m

Volume air: 100 mL

Tabel II.1 Data pengukuran ketinggian dan waktu pada piezometer dan manometer

Δh Piezometer (m) Δh U-Tube Manometer (m) t (s)


Variasi
A B X Y t1 t2 t3

1 0,525 0,175 0,193 0,22 14,51 14,62 14,73


2 0,495 0,225 0,195 0,216 16,71 16,82 16,7
3 0,455 0,275 0,198 0,212 20,43 20,57 20,25
4 0,43 0,31 0,199 0,209 24,28 24,27 24,24
5 0,417 0,337 0,201 0,207 30,57 30,37 30,63

III. PENGOLAHAN DATA


 Volume air:

Tabel III.1 Data hubungan densitas dengan suhu air

Temperature Density
0 999,8
5 1000
10 999,7
15 999,1
20 998,2
25 997
30 995,7
40 992,2
50 988
60 983,2
70 977,8
80 971,8
90 965,3
100 958,4
Berdasarkan data dari tabel tentang hubungan densitas dengan temperatur
air, maka didapatkan grafik hubungan densitas dengan temperatur air sebagai
berikut:

1005 999.81000
999.7999.1
998.2
1000 997
995.7
995 992.2
988
990
Density (g/cm3)

983.2
985
977.8
980
975 971.8

970 965.3
965
958.4
960
y= -0.00359777x2 - 0.06754833x + 1,000.57523522
955
0 20 40 60 80 100 120
Temperature (˚C)

Grafik III.1 Grafik hubungan densitas terhadap temperatur

Dengan melakukan regresi pada tabel tersebut, maka didapatkan persamaan


untuk mengetahui densitas air sebagai berikut:

y = -0,00359777x2 - 0,06754833x + 1.000,57523522

Pada data percobaan, dapat diketahui bahwa suhu rata-rata dari air adalah
26˚C, dengan memasukkan temperatur sebagai x pada persamaan diatas, maka
dapat diketahui y yaitu massa jenis sebesar 996,4114 kg/m3. Karena densitas dari
air saat suhu 26˚C telah didapat, maka volume dari air dapat dihitung menggunakan
𝑚
rumus densitas yaitu 𝜌 = , maka volume dari air dapat dicari dengan
𝑉
𝑚
menggunakan 𝑉 = . Dengan menggunakan data yang telah didapat dari
𝜌

percobaan ini, yaitu massa air sebesar 7,5 kg (yang didapatkan dari perbandingan
panjang lengan beban pada hydraulic bench), maka volume yang didapatkan yaitu
7,527 × 10-3 m3.

 Debit aktual
Penghitungan debit aktual pada hydraulic bench dilakukan dengan
melakukan metode berbasis massa, dimana hydraulic bench diberikan beban
sebesar 2,5 kg. Pada metode ini, dapat diketahui massa dari air sehingga volume air
dapat diketahui. Dengan mengetahui volume dari air, debit air juga dapat ditemukan
𝑉
dengan menggunakan rumus 𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = . Contoh penghitungan debit
𝑡
(7,527×10−3 )
menggunakan waktu yang didapat pada variasi pertama yaitu: 𝑄1 = =
18,913333

𝑚3
3,9797 × 10−4 𝑠

 Luas penampang pipa


Luas penampang pipa didapat dari penghitungan luas lingkaran dengan data
diameter dari modul dengen da = 26 mm maka luas penampang yang akan didapat
adalah 𝐴 = 𝜋 × 0,0132 = 5,3093 × 10−4 𝑚

 Kecepatan aliran
Untuk mengetahui kecepatan aliran pada pipa, rumus yang akan digunakan
adalah:
0,5

2𝑔
(𝑣𝑏 = 𝛥ℎ)
𝐴 2
1 − (𝐴2 )
1

Dengan menggunakan data yang didapatkan pada variasi pertama, maka:


0,5
2 ×9,8 𝑚
𝑣𝑏 = ( 2 × 0,218) = 2,23342 .
𝜋×0,0162 𝑠
1−( 2 )
𝜋×0,026

 Debit teoritis
Nilai debit teoritis akan didapat menggunakan persamaan kontinuitas, dengan
menggunakan rumus:
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 𝐴 × 𝑣.
Maka contoh penghitungan dari data yang didapat adalah:
𝑚3
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 2,0096 × 10−4 × 2,23342 = 4,48828 × 10−4
𝑠

IV. DATA AKHIR


Tabel IV.1 Hasil akhir penghitungan venturimeter

Variasi Qaktual (m3/s) ∆hab (m) vb (m/s) Qteoritis (m3/s) Cd

1 0,000397974 0,218 2,23341987 0,000448828 0,886695491

2 0,00038906 0,204 2,16051464 0,000434177 0,896085791

3 0,000378495 0,189 2,07956755 0,00041791 0,905686568

4 0,000352168 0,167 1,95479115 0,000392835 0,89647943

5 0,000324068 0,141 1,79618757 0,000360962 0,897789206

Tabel IV.2 Hasil akhir penghitungan orificemeter

Qteoritis
Variasi Qaktual (m3/s) ∆hef (m) vf (m/s) Cd
(m3/s)

1 0,000397974 0,277 2,35811648 0,000740449 0,53747664

2 0,00038906 0,259 2,280212126 0,000715987 0,54338986


3 0,000378495 0,2396667 2,193457312 0,000688746 0,54954308

4 0,000352168 0,2036667 2,022019533 0,000634914 0,55467082

5 0,000324068 0,1823333 1,913191333 0,000600742 0,53944558

V. ANALISIS A
 Cara kerja
Langkah pertama yang dilakukan pada pengerjaan modul ini adalah
menyalakan hydraulic bench dengan sumber tegangan 110V. Hydraulic bench
tidak dihubungkan kepada sumber tegangan 220V karena akan menimbulkan
ledakan, Setelah terhubung, hydraulic bench dinyalakan. Sebelum mengukur waktu
pada hydraulic bench, temperatur dari air diukur terlebih dahulu karena hydraulic
bench menggunakan metode berbasis massa dan temperatur berpengaruh pada
massa jenis, dimana nilai massa jenis tersebut juga akan memengaruhi volume air
yang keluar.
Untuk mengalirkan air kedalam tangki pada hydraulic bench, valve dibuka.
Valve dapat mengatur besar debit yang keluar dari sumber. Saat lengan beban mulai
terangkat, segera taruh beban untuk mengatur massa air yang masuk ke tangki.
Dengan perbandingan lengan beban dan lengan tangki yaitu 3:1, maka dapat
diketahui bahwa massa air yang akan tertampung adalah 7,5 kg. Setelah tertampung
7,5 kg, lengan beban akan kembali naik. Waktu yang dihitung adalah waktu dari
beban ditaruh hingga lengan beban kembali naik, yang artinya menghitung berapa
lama waktu yang diperlukan hydraulic bench untuk menampung air seberat 7,5 kg.
Saat air mengalir, maka akan diamati ketinggian yang dicapai pada selang
a, b, e, dan f. Selang a dan b terhubung dengan venturimeter sementara selang e dan
f terhubung dengan orificemeter. Sebelum memulai penghitungan, udara yang
terjebak pada selang harus dikeluarkan, karena jika terdapat banyak gelembung
dalam selang tersebut, dapat terjadi kesalahan saat mengukur tinggi air dalam
selang.
Penghitungan masing-masing variasi dilakukan tiga kali penghitungan.
Penghitungan tiga kali dilakukan untuk mendapatkan tiga jenis data waktu, dan
mengurangi terjadinya kesalahan penghitungan. Dari tiga jenis data, maka akan
didapatkan titik triplo, yaitu rata-rata dari waktu yang didapatkan saat penghitungan.

 Penurunan rumus
Pada percobaan ini, dilakukan perbandingan antara Qaktual dan Qteoritis,
dimana Qaktual didapat dari pembagian antara volume air dengan waktu, dan
Qteoritis didapatkan menggunakan persamaan kontinuitas, dengan mengalikan luas
penampang selang dengan kecepatan aliran air. Luas penampang dari selang dapat
dengan mudah diketahui dari data diameter selang yang tercantum pada modul.
Sementara untuk menghitung kecepatan aliran, diperlukan rumus yang didapatkan
dari menurunkan beberapa rumus.
Dari prinsip kontinuitas, diketahui bahwa:
𝐴1
𝐴1 × 𝑣1 = 𝐴2 × 𝑣2 → 𝑣2 = × 𝑣1
𝐴2
Dari prinsip Bernoulli, diketahui bahwa:
1 1
𝑃1 + 𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝑃2 + 𝜌𝑣22 + 𝜌𝑔ℎ2
2 2
Dikarenakan jenis fluida yang digunakan sama, menyebabkan massa jenis
yang sama sehingga:
1 1
𝑃1 + 𝜌𝑣12 = 𝑃2 + 𝜌𝑣22
2 2

Dari persamaan diatas, maka dapat dikembangkan menjadi:


1
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌(𝑣22 − 𝑣12 )
2
Dengan menggabungkan persamaan yang didapatkan dari prinsip
kontinuitas, maka akan menghasilkan:
2
1 𝐴1
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌(( × 𝑣1 ) − 𝑣12 )
2 𝐴2
1 2
𝐴1 2
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌𝑣1 (( ) − 1)
2 𝐴2
Dengan memasukkan persamaan Δ𝑃 = 𝜌𝑔Δℎ pada persamaan diatas, maka
persamaan akan menjadi:
1 2
𝐴1 2
𝜌𝑔Δℎ = 𝜌𝑣1 (( ) − 1)
2 𝐴2
Karena zat cairnya adalah air dan massa jenisnya sama, maka persamaan
diatas dibagi dengan massa jenis menjadi:
1 𝐴1 2
𝑔Δℎ = 𝑣12 (( ) − 1)
2 𝐴2
𝐴2 2
2𝑔Δℎ = 𝑣12 (( ) − 1)
𝐴1
2𝑔Δℎ
𝑣12 =
𝐴 2
(𝐴1 ) − 1
2

2𝑔Δℎ
𝑣1 =
√ 𝐴1 2
((𝐴 ) − 1)
2

Pada venturimeter, tekanan pada titik a dan b akan sama karena gesekan
dapat diabaikan dan venturimeter akan diasumsikan terpasang secara horizontal
tanpa pompa.
Untuk fluida yang mengalir, prinsip Bernoulli akan dimodifikasi dengan
membagi persamaan Bernoulli dengan ρց, maka akan didapatkan persamaan:
𝑃1 𝑣12 𝑃2 𝑣22
+ ℎ1 + = + ℎ2 +
𝜌𝑔 2𝑔 𝜌𝑔 2𝑔

𝑃1 𝑃2 𝑣12 − 𝑣22
ℎ1 − ℎ2 = Δℎ = − +
𝜌𝑔 𝜌𝑔 2𝑔
Jika kedua persamaan digabungkan, maka akan menghasilkan persamaan
sebagai berikut:

2𝑔 𝑃1 𝑃2
𝑣1 = ( − )
√ 𝐴1 2 𝜌𝑔 𝜌𝑔
(𝐴 ) − 1
2
 Koefisien discharge
Koefisien discharge (Cd) adalah suatu perbandingan yang membandingkan
antara Qaktual dan Qteoritis. Koefisien discharge adalah suatu fungsi dari bilangan
Reynolds, dimana bilangan Reynolds adalah fungsi laju aliran. Koefisien discharge
nilainya tidak konstan dan besarnya ditentukan dari kerugian-kerugian gesekan
akibat kekasaran pipa.
Berdasarkan literatur yang didapat dari beberapa sumber, diketahui bahwa
koefisien discharge yang dipakai sebagai standar untuk venturimeter adalah 0,975.
Sementara untuk nilai koefisien discharge untuk orificemeter, nilai yang biasa
digunakan adalah 0,6.

 Galat
Galat yang dimaksud pada poin ini adalah dengan membandingkan nilai Cd
yang didapat dari penghitungan dan nilai Cd yang didapatkan dari literatur. Untuk
mengetahui Cd yang didapat dari percobaan ini, maka akan dibuat grafik
perbandingan antara Qaktual dan Qteoritis.
Pada venturimeter, diketahui bahwa nilai koefisien discharge (Cd) yang
biasa dipakai adalah 0,975. Berikut adalah grafik perbandingan dari debit aktual dan
debit teoritis pada venturimeter:
0.0005

0.00045 y = 1.1158x
R² = 0.9912
0.0004

0.00035

0.0003
Q aktual

0.00025

0.0002

0.00015

0.0001

0.00005

0
0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0.00045
Q teoritis

Grafik V.1 Perbandingan debit aktual dan debit teoritis pada venturimeter

Pada grafik diatas, dapat dilihat bahwa berdasarkan penghitungan, nilai


koefisien discharge yang didapat adalah:

𝑥 1 1
𝐶𝑑 = = = = 0,8962
𝑦 𝑚 1,1158

Berdasarkan nilai koefisien discharge pada referensi, maka dapat


disimpulkan bahwa nilai Cd yang didapat dari percobaan yang dilakukan kurang baik
jika dibandingkan dengan Cd referensi. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh
kesalahan cara kerja maupun kesalahan metode pengerjaan pada saat penghitungan
berlangsung.
Pada orificemeter, diketahui bahwa nilai koefisien discharge dari referensi
adalah 0,6. Berikut adalah grafik perbandingan antara debit aktual dengan debit
teoritis untuk mendapatkan koefisien discharge dari percobaan:
0.0008
y = 1.8359x
0.0007 R² = 0.977
0.0006

0.0005

0.0004
Q teoritis

0.0003

0.0002

0.0001

0
0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0.00045
Q aktual

Grafik V.2 Perbandingan debit aktual dengan debit teoritis pada orificemeter

Pada grafik diatas, dapat diketahui nilai dari koefisien discharge dengan
melakukan penghitungan sebagai berikut:
𝑥 1 1
𝐶𝑑 = = = = 0,5446
𝑦 𝑚 1,8359
Dengan melakukan perbandingan antara nilai koefisien discharge referensi
yaitu 0,6 dengan koefisien discharge penghitungan yaitu 0,5446, maka dapat
diasumsikan bahwa koefisien discharge hasil penghitungan tidak sebaik nilai
koefisien discharge referensi. Hal ini dapat terjadi karena berbagai macam
kesalahan pada saat pengerjaan.

 Kelebihan dan Kekurangan


Alat yang digunakan pada percobaan ini ada dua jenis, yaitu venturimeter
yang penampang bagian tengahnya lebih sempit dan orificemeter yang bagian
tengahnya memiliki plat. Masing-masing alat mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
Venturimeter mempunyai beberapa kelebihan, yaitu mempunyai tingkat
ketelitian yang tinggi, memiliki penurunan tekanan yang relatif lebih kecil pada
kapasitas yang sama, dapat menghitung debit aliran besar, jauh dari kemungkinan
tersumbat kotoran, dan dapat digunakan untuk aliran yang didalamnya terdapat
endapan. Namun venturimeter juga memiliki kekurangan, beberapa diantaranya
yaitu harganya yang relatif lebih mahal, sulit dalam pemasangannya karena
ukurannya yang lebih panjang, dan tidak tersedia pada ukuran pipa yang dibawah
6 inch.
Orificemeter juga mempunyai kelebihannya sendiri, beberapa diantaranya
yaitu konstruksinya yang lebih sederhana, rancangannya lebih mudah, harganya
relatif lebih murah dibandingkan dengan harga venturimeter, mudah dikalibrasi,
mudah didapatkan, dan tingkat ketelitiannya yang cukup baik. Kekurangan dari
orificemeter antara lain yaitu jika cairan terdapat endapan, dapat menyebabkan plat
orifice tersumbat, jangkauan pengukuran yang lebih rendah, ada kemungkinan
terjadinya aliran turbulen, dan tidak memungkinkan untuk digunakan mengukur
fluida yang bertekanan rendah.

 Kesalahan
Dalam proses melakukan penghitungan, terdapat berbagai kesalahan yang
mempengaruhi hasil dari penghitungan baik dari segi kesalahan cara kerja hinggu
kesalahan membaca skala (kesalahan paralaks).
Kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada praktikum ini adalah
kesalahan membaca termometer pada pengukuran suhu fluida yang akan
memengaruhi massa jenis dan volume dari air yang ada pada tangki di dalam
hydraulic bench.
Kesalahan lain yang mungkin terjadi pada percobaan ini adalah kurang
tepatnya pengukuran waktu menggunakan stopwatch, baik penekanan tombol
stopwatch yang terlalu cepat maupun terlalu lambat.
Keterlambatan peletakan beban saat lengan hydraulic bench naik juga akan
memengaruhi hasil penghitungan, karena akan membuat debit aliran pada hydraulic
bench kurang akurat.
Selain kesalahan paralaks atau kesalahan pembacaan skala pada termometer,
kesalahan paralaks juga bisa terjadi pada pembacaan skala pada selang piezometer.
Kesalahan pembacaan piezometer akan mengakibatkan perbedaan tinggi yang akan
memengaruhi kesalahan penghitungan kecepatan aliran dan mengakibatkan
kesalahan penghitungan pada debit teoritis dan secara tidak langsung akan
memengaruhi penghitungan koefisien discharge.
 Analisis grafik
Dari data yang telah diperoleh dari percobaan, maka ada beberapa variabel
yang dapat dianalisis hubungannya satu sama lain, yaitu hubungan antara debit
aktual dengan debit teoritis dan hubungan antara debit aktual dengan perubahan
tinggi pada masing-masing alat.
Berikut adalah grafik hubungan antara debit aktual dengan perbedaan tinggi
piezometer pada venturimeter:
0.00045

0.0004 y = 0.0008x0.4831
R² = 0.9931
0.00035

0.0003
Q aktual

0.00025

0.0002

0.00015

0.0001

0.00005

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Δh
Grafik V.3 Grafik hubungan antara debit aktual dan perbedaan tinggi piezometer pada venturimeter

Dengan melakukan regresi berbasis power, maka didapatkan persamaan y =


0,0008x0,4831 , dimana persamaan tersebut menunjukkan Q ≈ Δh0,5 . sehingga
pangkat pada persamaan yang didapatkan dari regresi berbasis power harus
mendekati 0,5. Hasil yang didapatkan dari regresi menghasilkan nilai 0,4831
dimana nilainya mendekati 0,5. Maka akan dihitung galat dari grafik hubungan
debit aktual dengan perbedaan tinggi pada venturimeter:
0,5 − 0,4831
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100% = 3,38%
0,5
Pada grafik, terdapat juga nilai R2 atau biasanya disebut koefisien
determinasi. Nilai koefisien determinasi yang didapat dari penghitungan adalah
0,9931. Nilai dari koefisien determinasi mendekati 1 yang menunjukkan bahwa
korelasi antara Qaktual dengan perbedaan tinggi sudah cukup kuat dan data yang
didapatkan sudah cukup baik.
Sementara untuk grafik hubungan antara debit aktual dengan perbedaan
tinggi piezometer pada orificemeter:

0.00045

0.0004 y = 0.0007x0.4802
R² = 0.9775
0.00035

0.0003

0.00025
Q aktual

0.0002

0.00015

0.0001

0.00005

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
Δh

Grafik V.4 Hubungnn antara debit aktual dengan perbedaan tinggi piezometer pada orificemeter

Untuk mencari hubungan antara debit aktual dengan perbedaan tinggi, maka
dilakukan regresi berbasis power, dimana bentuk persamaan yang akan terbentuk
adalah y = axb. Setelah melakukan regresi, didapatkan persamaan yang terbentuk
yaitu y = 0,0007x0,4802. Persamaan tersebut akan mendekati persamaan Q ≈ Δh0,5 ,
Hasil pangkat yang didapatkan dari regresi adalah 0,4802 yang mendekati angka
seharusnya yaitu 0,5. Maka akan dilakukan penghitungan galat dengan cara:
0,5 − 0,4802
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100% = 3,96%
0,5
Nilai R2 atau biasa disebut dengan koefisien determinasi pada grafik
menunjukkan angka 0,9775, dimana angka tersebut mendekati angka 1. Hal ini
menunjukkan bahwa korelasi antara absis (perbedaan tinggi) dan ordinat (debit
aktual) sudah cukup baik dan data yang didapatkan sudah cukup akurat.
Untuk mengetahui nilai koefisien discharge (Cd), maka akan dilakukan
perbandingan antara debit aktual yang didapatkan dari penghitungan yang
melibatkan waktu pada hydraulic bench dengan debit teoritis yang dihitung dari
persamaan kontinuitas dengan data luas penampang selang dihitung dari diameter
selang yang dicantumkan pada modul.
Berikut adalah hasil penghitungan perbandingan antara debit aktual dengan
debit teoritis pada venturimeter (sudah dihitung pada poin galat) yaitu:

0.0005

0.00045 y = 1.1158x
R² = 0.9912
0.0004

0.00035

0.0003
Q teoritis

0.00025

0.0002

0.00015

0.0001

0.00005

0
0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0.00045
Q aktual

Grafik V.1 Perbandingan debit aktual dan debit teoritis pada venturimeter

Hubungan antara debit aktual dengan debit teoritis akan didapatkan dengan
melakukan regresi linear, sehingga muncul persamaan garis yaitu y = 1,1158x,
dengan nilai koefisien discharge didapat dari membagi satu dengan gradien dari
persamaan garis tersebut, maka nilai koefisien discharge dari venturimeter adalah
0,8962, dengan nilai koefisien discharge teoritis sebesar 0,975.
Untuk membandingkan nilai koefisien discharge hasil penghitungan, maka
akan dihitung galat dari nilai koefisien discharge penghitungan dengan nilai
koefisien discharge referensi yaitu:
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100%
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0,975 − 0,8962
= × 100% = 8,08%
0,975
Nilai koefisien determinasi (R2) yang didapatkan dari hasil regresi adalah
0,9912 dan nilai tersebut sudah cukup baik karena mendekati angka 1, yang
menunjukkan bahwa korelasi antara debit teoritis dan debit aktual sudah cukup baik
dan data yang didapatkan telah cukup akurat.
Untuk penghitungan koefisien discharge pada orificemeter, maka langkah
yang dilakukan adalah sama yaitu dengan melakukan perbandingan antara debit
aktual dengan debit teoritis, yang menghasilkan grafik sebagai berikut:

0.0008
y = 1.8359x
0.0007 R² = 0.977
0.0006

0.0005

0.0004
Q teoritis

0.0003

0.0002

0.0001

0
0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0.00045
Q aktual

Grafik V.2 Perbandingan debit aktual dengan debit teoritis pada orificemeter

Dengan melakukan regresi linear terhadap grafik diatas, maka akan


diketahui hubungan antara debit teoritis dengan debit aktual pada orificemeter.
Persamaan garis yang terbentuk dari regresi linear adalah y = 1,8359x. Untuk
mendapatkan nilai dari koefisien discharge, maka dilakukan penghitungan dengan
membagi 1 dengan gradien persamaan garis diatas, yang akan menghasilkan Cd
senilai 0,5446, dengan nilai teoritis dari koefisien discharge pada orificemeter
adalah 0,6.
Untuk mengetahui galat (error) dari percobaan tersebut, maka akan dihitung
nilai galat sebagai berikut:
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = × 100%
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0,6 − 0,5446
= × 100% = 9,23%
0,6
Nilai koefisien determinasi juga akan didapatkan dengan melakukan regresi,
dengan hasil dari koefisien determinasi senilai 0,977 yang mendekati 1. Hal ini
menunjukkan bahwa korelasi antara debit teoritis dengan debit aktual sudah baik
dan data yang didapatkan telah cukup aktual.

VI. ANALISIS B
Venturimeter dan orificemeter mempunyai banyak kegunaan dan
aplikasinya dapat diterapkan pada bidang teknik lingkungan
 Venturimeter
1. Venturimeter dapat digunakan untuk mengukur debit air yang
mengalir pada pipa distribusi untuk perusahaan air minum

Gambar VI.1 Pipa venturimeter yang biasanya digunakan pada perusahaan air minum

Sumber: http://mshomeworktvhq.skylinechurch.us/flow-through-a-venturi-meter.html

2. Venturimeter juga berfungsi sebagai penghitung aliran debit yang


mengalir pada pipa pada perusahaan minyak
Gambar VI.2 Pipa venturimeter yang biasa digunakan pada perusahaan minyak

Sumber: https://www.exportersindia.com/measurmentsystems/venturi-tubes-pune-
india-237297.htm

 Orificemeter
1. Orificemeter dapat digunakan untuk mengontrol aliran bendungan
banjir sebagai struktur sebuah bendungan, dengan plat orifice
diletakkan diseberang sungai dalam operasi normal.
Gambar VI.3 Orificemeter

Sumber: https://www.quora.com/What-are-some-industrial-uses-of-venturi-and-orifice-meters

VII. KESIMPULAN
1. Debit aktual yang didapatkan dari venturimeter dan orificemeter
adalah:
Q1 = 0,000397974 m3/s
Q2 = 0,00038906 m3/s
Q3 = 0,000378495 m3/s
Q4 = 0,000352168 m3/s
Q5 = 0,000324068 m3/s
Q aktual rata-rata = 0,000368353 m3/s
Debit teoritis yang didapatkan untuk venturimeter adalah:
Q1 = 0,000448828 m3/s
Q2 = 0,000434177 m3/s
Q3 = 0,00041791 m3/s
Q4 = 0,000392835 m3/s
Q5 = 0,000360962 m3/s
Q teoritis rata-rata = 0,000410942 m3/s

Debit teoritis yang didapatkan untuk orificemeter adalah:


Q1 = 0,000740449 m3/s
Q2 = 0,000715987 m3/s
Q3 = 0,000688746 m3/s
Q4 = 0,000634914 m3/s
Q5 = 0,000600742 m3/s
Q teoritis rata-rata = 0,000676167 m3/s
2. Nilai koefisien disharge yang didapatkan untuk venturimeter adalah:
Cd = 0,8962
Nilai koefisien discharge yang didapatkan untuk orificemeter adalah:
Cd = 0,5446
VIII. DAFTAR PUSTAKA
E. John Finnemore dan Joseph B. Franzini. 2002. Fluid Mechanics with
Engineering Applications. McGraw-Hill
https://www.engineeringtoolbox.com/orifice-nozzle-venturi-d_590.html,
diakses 25 September 2018, 14.47
https://www.quora.com/What-are-some-industrial-uses-of-venturi-and-
orifice-meters, diakses 25 September 2018, 21.33

IX. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai