Anda di halaman 1dari 4

Joanna Adeline

15317023

Proses transfer energi bisa sampai ke atmosfer bumi dengan dua cara, yaitu panas
sensibel dan panas laten. Panas sensible menyebabkan terjadinya kenaikan atau penurunan
temperatur, tetapi tidak mengubah wujudnya. Panas sensibel dapat segera dideteksi. Besarnya
perubahan panas sensibel bergantung kepada massa dan panas spesifik objeknya. Sementara
panas laten didefinisikan sebagai jumlah panas yang harus dikeluarkan untuk merubah wujud
dari suatu zat. Dalam aplikasinya pada proses transfer energi atmosfer, panas laten lebih
berdampak jika dibandingkan dengan panas sensibel.

Kesetimbangan energi di bumi mencakup diantaranya radiasi matahari, transfer


energi, efek rumah kaca, distribusi temperatur, dan transfer energi permukaan atmosfer. Pada
gambar disamping, terlihat neraca
kesetimbangan radiasi. Radiasi yang
dikeluarkan oleh matahari sebesar
342W/m2, dan sekitar 30%nya
langsung dipantulkan kembali ke luar
angkasa, 26% dipantulkan dan
disebarkan oleh awan, dan 4%
dipantulkan oleh permukaan bumi.
Sisa radiasi yang tidak dipantulkan
oleh apapun akan terserap kedalam
bumi, yaitu sekitar 47% dari
keseluruhan energi radiasi matahari.
Bumi yang berbentuk bulat (tidak rata)
menyebabkan persebaran radiasi yang
tidak merata, lebih banyak berfokus
pada daerah tropis atau daerah
khatulistiwa daripada negara-negara dengan iklim subtropis. Maka akan terjadi perindahan
panas dari daerah tropis ke kutub melalui perantara-perantara, salah satunya yaitu melalui
atmosfer.

Albedo adalah perbandingan antara sinar matahari pada permukaan bumi dengan
sinar matahari yang dipantulkan kembali ke luar angkasa. Biasanya albedo dinyatakan
sebagai persentase dan nilainya mempertimbangkan frekuensi radiasi. Pada titik yang
albedonya 0%, titik tersebut akan menjadi permukaan tergelap dan semua cahaya matahari
yang masuk diserap oleh bumi. Sementara pada titik yang albedonya 100%, merupakan
kebalikan dari titik yang albedo 0%, yaitu permukaan yang paling terang dengan semua
cahaya terpantulkan (tidak ada yang terserap).

Efek rumah kaca menggambarkan panas matahari yang terperangkap di dalam


atmosfer. Gas-gas yang terdapat di atmosfer seperti karbon dioksida akan menahan panas
matahari, sehingga akan mengakibatkan panas matahari terperangkap di dalam atmosfer, dan
perlahan-lahan akan menaikkan suhu bumi perahan-lahan dan mengakibatkan es di
permukaan bumi mencair.

Efek rumah kaca disebabkan oleh konsentrasi gas nitrogen dan oksigen, serta gas-
gas lainnya (seperti karbondioksida, uap air, oksigen, metana, dan klorofluorokarbon) yang
meningkat. Meningkatnya konsentrasi gas-gas ini disebabkan oleh pembakaran bahan bakar
minyak, batu bara, dan bahan-bahan organik lainnya. Sebenarnya gas-gas yang menyebabkan
efek rumah kaca masih dibutuhkan untuk menjaga suhu bumi hangat, tetapi jika kuantitasnya
melebihi batas normal maka akan menyebabkan suhu bumi naik lebih banyak dari biasanya.

Uap air terdapat dimana-mana, sehingga kuantitasnya tidak dapat dikontrol.


Sementara klorofluorokarbon (freon/CFC) merupakan gas yang diproduksi oleh manusia.
Freon memberikan dampak yang sangat buruk terhadap lapisan ozon pada atmosfer bumi,
sehingga pada tahun 1970, produksi freon telah dilarang.

Banyak perilaku-perilaku manusia yang turut menyebabkan efek rumah kaca, seperti
penebangan dan pembakaran hutan juga ikut andil dalam peningkatan suhu bumi, sebab
pohon dapat mengubah gas karbondioksida menjadi oksigen, sehingga dapat mengurangi
kadar gas karbondioksida yang berlebih. Perilaku lain yang ikut menyebabkan efek rumah
kaca yaitu pencemaran laut baik oleh limbah industri maupun limbah domestik (sampah),
karena laut dapat menyerap karbondioksida dalam jumlah yang cukup besar. Ketika laut
sudah tercemar, maka ekosistem didalamnya akan musnah dan tidak lagi dapat menyerap
kasrbondioksida.

Kegiatan industri seperti industri pertanian dan perternakan dapat menyebabkan efek
rumah kaca, sebab kegiatan pertanian menggunakan pupuk yang akan melepas gas NO x ke
atmosfer, dan industri peternakan menghasilkan gas metana dari hasil metabolisme sapi, dan
gas-gas tersebut merupakan salah satu gas penyebab terjadinya efek rumah kaca.
Jika terjadi secara terus menerus, maka efek rumah kaca akan menyebabkan
dampak-dampak negatif, seperti pemanasan global, laut semakin asam, dan berkurangnya
lapisan ozon. Dengan meningkatnya temperatur bumi, maka akan terjadi pemanasan global
yang dapat membahayakan ekosistem-ekosistem yang terdapat di bumi, termasuk manusia.
Pemanasan global akan menyebabkan es di kutub mencair, karena temperatur bumi sudah
tidak sedingin dulu. Jika es di kutub mencair, maka ekosistem yang terdapat di kutub akan
musnah, seperti penguin, beruang kutub, dan kawan-kawannya. Dengan mencairnya es di
kutub, maka volume air akan bertambah dan akan berdampak kepada meningkatnya
ketinggian air laut. Kota-kota yang berada pada elevasi yang rendah sangat mungkin terkena
dampaknya dan bisa terendam. Hal ini akan menyebabkan populasi yang tinggal sekitar
pantai harus pindah ke tempat yang lebih tinggi, dan sebagian kota-kota besar yang terletak
dekat dengan pantai bisa lumpuh karena terendam. Dengan meningkatnya gas rumah kaca,
gas berlebih akan terserap ke laut dan dapat menurunkan pH air laut, menjadi asam dan dapat
berdampak kepada musnahnya terumbu karang dan ekosistem lain yang terdapat didalamnya.
Lapisan ozon juga akan berkurang, karena gas rumah kaca seperti NO x dapat mengurangi
lapisan ozon. Jika lapisan ozon semakin tipis, maka sinar matahari (ultraviolet) akan dengan
mudahnya masuk ke permukaan bumi dengan persentase radiasi yang lebih banyak dari
sebelumnya, dan dapat berdampak kepada mahkluk hidup didalamnya.

Walaupun efek rumah kaca memberikan dampak negatif pada bumi, tetapi
kehadirannya membuat terjadi kehidupan seperti sekarang di bumi. Karena tanpa adanya efek
rumah kaca, suhu bumi akan terlalu dingin untuk ditinggali oleh mahkluk hidup. Tetapi, efek
rumah kaca yang terjadi secara masif memang akan memberikan dampak buruk bagi bumi
dan dapat merusak ekosistem.

Bumi memiliki klasifikasi atas daerah-daerahnya, dan diklasifikasikan dengan


kehadiran garis lintang. Garis lintang membagi bumi menjadi 5 daerah, yaitu lingkar arktik,
lingkar antartik, garis balik selatan, garis balik utara, dan khatulistiwa. Lingkar arktik dan
lingkar antartik terdapat pada bagian ujung bumi, dengan lingkar arktik pada bagian kutub
utara, dan lingkar antartik pada kutub selatan. Suhu di kutub selatan jauh lebih dingin
daripada kutub utara, dan pernah mencapai -89,6˚C. Dikarenakan letaknya pada kutub, pada
lingkar arktik dan lingkar antartik tidak ada matahari terbenam dan matahari terbit, yang
disebabkan oleh posisi rotasi bumi terhadap matahari.
Garis balik utara merupakan salah satu garis lintang yang terletak di bagian utara
garis khatulistiwa, mencakup negara-negara seperti Asia Timur, Eropa, dan negara-negara
lainnya seperti Meksiko, India, dan negara disekitarnya. Garis balik selatan terletak dibagian
selatan dari garis khatulistiwa, dan sekaligus merupakan titik balik matahari Desember.
Negara yang termasuk bagian dari garis balik selatan yaitu negara-negara yang terdapat di
Amerika Selatan, Australia, dan Afrika, seperti Brazil, Argentina, Chili, Madagaskar, dan
Australia. Zona terakhir yaitu garis khatulistiwa. Garis khatulistiwa membagi bumi menjadi
dua bagian, yaitu belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Negara yang terletak di
sekitar garis khatulistiwa merupakan negara tropis yang hanya memiliki dua musim saja,
yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Negara-negara yang termasuk zona garis
khatulistiwa yaitu negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Singapura, dan beberapa
negara di Amerika Selatan seperti Ekuador, serta negara-negara di Afrika seperti Kongo,
Uganda, Kenya, Somalia, Gabon, dan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai