Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA I – TL 2201


MODUL 02
ALAT UKUT DEBIT SALURAN TERTUTUP

Nama Praktikan : Deni Cahyadi


NIM : 15318030
Kelompok/Shift : 4A (13.00 – 14.30)
Tanggal Praktikum : 19 September 2019
Tanggal Pengumpulan : 25 September 2019
PJ Modul : Daniel Juan Carlos Napitupulu (15316073)
Jason Junaidi Sumargo (15317079)
Asisten yang Bertugas : Daniel Juan Carlos Napitupulu (15316073)
Jason Junaidi Sumargo (15317079)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
I. Tujuan
1. Menentukan besar Debit Aktual (Qaktual) yang dihasilkan sistem Hydraulic
Bench
2. Menentukan besar Debit Teoritis (Qteoritis) yang dihasilkan Venturimeter
3. Menentukan besar Debit Teoritis (Qteoritis) yang dihasilkan Orifecemeter
4. Menentukan nilai koefisien discharge (Cd) dari Venturimeter dan
Orificemeter.
II. Data Awal
Massa beban = 2.5 kg dA=0.026m dE=0.051m
Suhu awal = 25o C dB= 0.016m dF=0.02m
Suhu akhir = 26o C
Tabel II.1 Data Hubungan Suhu dengan Densitas Air

Suhu [°C] Densitas [kg/m3]


1 999.9
4 999.97
10 999.7
15 999.1
20 998.21
25 997.05
30 995.65
35 994.03
40 992.22
45 990.21
50 988.04
55 985.69
60 983.2
65 980.55
70 977.76
75 974.84
80 971.79
85 968.61
90 965.31
95 961.89
100 958.35
1005
1000
Densitas Air (kg/m3) 995
990
985
980
975
970 y = -0,0035x2 - 0,0746x + 1000,7
965 R² = 0,9994
960
955
0 20 40 60 80 100 120
Suhu (oC)

Gambar II.1 Grafik Hubungan Suhu dengan Densitas Air

Tabel II.2 Data Awal Ketinggian Muka Air Dan Waktu dengan Venturimeter
Variasi ha(mm) hb(mm) ∆ℎ(mm) t(s)
280 265 15 91
1 280 265 15 89
280 265 15 90
315 250 65 34.55
2 315 250 65 32.63
315 250 65 30
339 196 143 20.16
3 345 196 149 20.95
345 196 149 22.5
356 192 164 15.91
4 356 192 164 14.29
356 192 164 18.69
376 181 195 16.65
5 376 181 195 15.88
376 181 195 15.84
Tabel II.3 Data Awal Ketinggian Muka Air Dan Waktu dengan Orifecemeter

Variasi hE(mm) hF(mm) ∆ℎ(mm) t(s)


275 260 15 91
1 275 260 15 89
275 260 15 90
315 235 80 34.55
2 315 235 80 32.63
315 235 80 30
343 160 183 20.16
3 347 160 187 20.95
347 160 187 22.5
361 148 213 15.91
4 357 154 203 14.29
353 153 200 18.69
368 139 229 16.65
5 370 138 232 15.88
370 138 232 15.84

III. Pengolahan Data

A. Mencari Nilai Densitas air


Dari grafik II.1 kita mendapat persamaan
y = -0.0035x2 - 0.0746x + 7000 ; x= suhu (oC) dan y= densitas air (kg/m3)
Dengan memasukan variabel x=25.5 didapat 𝜌𝑎𝑖𝑟 saat suhu 25.5oC = 996.521825
kg/m3

B. Mencari Nilai Massa air


Massa air yang digunakan pada percobaan didapat dengan prinsip
kesetimbangan yang berlaku pada Hydraulic Bench. Menggunakan persamaan
tersebut, didapat :
3𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = 𝑚𝑎𝑖𝑟
3(2.5𝑘𝑔) = 𝑚𝑎𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑖𝑟 = 7.5 𝑘𝑔
C. Mencari Nilai Qaktual dengan sistem Hydraulic Bench
𝑉𝑎𝑖𝑟
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
𝑡̅
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎𝑎𝑖𝑟
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
𝜌𝑎𝑖𝑟 × 𝑡
7.5 𝑘𝑔
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = = 0.0000827 m3 /𝑠
996.521825 kg/m3 × 91𝑠

Variasi lain dihitung dengan cara yang sama.

D. Mencari Nilai Qteoritis dengan data Venturimeter


𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 𝑥 𝐴𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
1 1
𝐴𝐴 = 𝜋𝑑𝑎 2 𝐴𝐵 = 𝜋𝑑𝑏 2
4 4
1 1
𝐴𝐴 = 𝜋(0.026m)2 𝐴𝐵 = 𝜋(0.016m)2
4 4
𝐴𝐴 = 0.00053066 m2 𝐴𝐵 = 0.00020096 m2

0.5

2𝑔 𝑃𝐴 𝑃𝐵
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = [ 𝑥 ( − )]
𝐴
1 − ( 𝐴𝐵 )2 𝜌𝑔 𝜌𝑔
𝐴

𝑃 𝑃
dengan (𝜌𝑔𝐴 − 𝜌𝑔𝐵 ) = ℎ𝐴 − ℎ𝐵 = ∆ℎ𝐴−𝐵 , maka

0.5

2𝑔
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = [ 𝑥 (∆ℎ)]
𝐴
1 − ( 𝐴𝐵 )2
𝐴
0.5
2
2 𝑥 9.8𝑚/𝑠
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = [ 𝑥 (0.015𝑚)]
0.00020096 m2 2
1−( )
0.00053066 m2

𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 0.585851788 𝑚/𝑠


𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 0.585851788 𝑚/𝑠 𝑥 0.00020096 m2
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 0.000118 m3 /𝑠

Variasi lain dihitung dengan cara yang sama.

E. Mencari Nilai Qteoritis dengan data Orifecemeter


𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 𝑥 𝐴𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
1 1
𝐴𝐸 = 𝜋𝑑𝐹 2 𝐴𝐹 = 𝜋𝑑𝐹 2
4 4
1 1
𝐴𝐸 = 𝜋(0.051m)2 𝐴𝐹 = 𝜋(0.02m)2
4 4
𝐴𝐸 = 0.002041785 m2 𝐴𝐹 = 0.000314 m2

0.5

2𝑔 𝑃𝐸 𝑃𝐹
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = [ 𝑥 ( − )]
𝐴
1 − (𝐴𝐹 )2 𝜌𝑔 𝜌𝑔
𝐸

𝑃 𝑃
Dengan (𝜌𝑔𝐸 − 𝜌𝑔𝐹 ) = ℎ𝐸 − ℎ𝐹 = ∆ℎ𝐸−𝐹 , maka

0.5

2𝑔
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = [ 𝑥 (∆ℎ)]
𝐴
1 − (𝐴 𝐹 )2
𝐸
0.5
2
2 𝑥 9.8𝑚/𝑠
𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = [ 𝑥 (0.015𝑚)]
0.000314 m2 2
1−( )
0.002041785 m2

𝑉𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 0.548745534 𝑚/𝑠

𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 0.548745534 𝑚/𝑠 𝑥 0.000314 m2


𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 0.000172 m3 /𝑠

Variasi lain dihitung dengan cara yang sama.


IV. Data Akhir
Tabel IV.1 Data Hasil Perhitungan Debit dan Kecepatan pada Venturimeter

Variasi Qaktual(m3/s) ∆ℎ̅(m) vB (m/s) Qteoritis(m3/s)


1 0.0000836 0.015 0.585851788 0.000118
2 0.000233 0.065 1.219547748 0.000245
3 0.000356 0.147 1.834006192 0.000369
4 0.000467 0.164 1.937153583 0.000389
5 0.000467 0.195 2.112318662 0.000424

Tabel IV.2 Data Hasil Perhitungan Debit dan Kecepatan pada Orifecemeter
Variasi Qaktual(m3/s) ∆ℎ̅(m) vB(m/s) Qteoritis (m3/s)
1 0.0000836 0.015 0.548745534 0.000172
2 0.000233 0.08 1.267273526 0.000398
3 0.000356 0.185666667 1.930600166 0.000606
4 0.000467 0.205333333 2.030276078 0.000638
5 0.000467 0.231 2.153432974 0.000676

V. Analisa A
V.1 Cara Kerja
Perhitungan Qteoritis dilakukan dengan cara menyambungkan alat ke Hydraulic
Bench yaitu Venturimeter dan Orifecemeter. Hasil data yang didapat dari
Venturimeter dan Orifecemeter adalah ketinggian muka air pada piezometer.
Pastikan sebelum memulai percobaan tidak ada gelembung udara yang terjebak
pada tabung piezometer. Hal tersebut dapat menjadi salah satu faktor yang dapat
membuat data menjadi tidak valid, dikarenakan adanya pengaruh tekanan udara
gelembung terhadap air yang akan mempengaruhi ketinggian air pada tabung
piezometer. Setelah dipastikan tidak ada gelembung , Hydraulic Bench dinyalakan.
Hydraulic Bench merupakan alat yang biasanya digunakan untuk mengukur
debit sebuah fluida. Langkah pertama adalah menyambungkan Hydraulic Bench ke
sumber listrik bertegangan 110V. Sumber listrik bertegangan 110V dipilih
dikarenakan Hydraulic Bench akan rusak jika menggunakan listrik yang
bertegangan lebih dari 110V. Langkah kedua adalah mengukur suhu dari fluida
yang akan digunakan pada percobaan dengan memasukan termometer kedalam
lubang yang berada diatas weight tank. Pengukuran suhu dilakukan guna
menentukan massa jenis fluida yang digunakan karena suhu merupakan salah satu
faktor penentu besar massa jenis suatu fluida. Selanjutnya, Valve Bench ditutup dan
pompa dinyalakan. Langkah selanjutnya, Drain Valve ditutup dengan cara menarik
tuas Cam Lever. Penutupan Drain Valve bertujuan untuk menutup saluran keluar
fluida ( dalam percobaan ini air) dari Weight Tank sehingga air yang masuk akan
mengisi Weight Tank. Setelah itu, buka Valve Bench sehingga air mulai bersirkulasi
di dalam Bench dan mulai mengisi Weight Tank. Setelah beberapa saat, tuas beban
akan terangkat dan beban langsung diletakan di tuas tersebut. Penghitungan waktu
menggunakan stopwatch dimulai saat tuas terangkat. Tuas beban yang terangkat
mengartikan bahwa berat dari Weight Tank dan fluida didalamnya sudah sama
dengan berat tuas bebannya. Disaat itu terjadi keadaan setimbang antara tuas beban
dan Weight Tank. Namun, karena fluida terus tetap masuk kedalam Weight Tank,
keadaaan setimbang tersebut akan hilang dan menyebabkan tuas beban terangkat.
Pemberian beban 2.5 kg pada tuas beban digunakan untuk membuat kembali
keadaan setimbang tersebut. Bebarapa saat kemudian, tuas beban akan kembali
terangkat dan perhitungan waktu dihentikan. Kondisi ini mengartikan bahwa
terjadinya kesetimbangan antara beban dan massa fluida didalam Weight Tank.
Waktu yang dihitung merupakan waktu yang dibutuhkan untuk fluida mencapai
massa air yang membuat prinsip tuas menjadi setimbang dengan debit yang tidak
diketahui nilainya. Untuk nilai Qteoritis diambil data ketinggian muka air pada
piezometer di hA dan hB untuk venturimeter dan hE dan hF untuk orifecemeter.
Percobaan ini dilakukan sebanyak lima kali dengan variasi debit air yang dapat
diatur dengan besar pembukaan Valve Bench. Pengambilan data dilakukan secara
triplo untuk menghindari adanya outliers sehingga data yang didapat dari percobaan
merupakan data yang akurat. Di akhir percobaan, suhu fluida kembali diukur dan
Hyrdaulic Bench dimatikan.
V.2 Analisis Grafik
5,00E-04
4,50E-04 y = 0,0014x0,675
R² = 0,9898
4,00E-04
3,50E-04
Qaktual (m3/s)

3,00E-04
2,50E-04
2,00E-04
1,50E-04
1,00E-04
5,00E-05
0,00E+00
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25
∆h (m)

Gambar V.1 Grafik Perbandingan QAktual dan ∆h Venturimeter

Pada gambar V.1 didapat sebuah grafik Qaktual (Sumbu Y) terhadap ∆h


(sumbu X) . Dalam grafik tersebut terdapat sebuah notasi yaitu R 2. R2 atau yang
disebut juga dengan koefisien determinasi adalah sebuah angka yang menunjukkan
distribusi nilai data dibandingkan dengan regresinya. Dengar interval 0-1, semakin
besar nilai nya maka semakin dekat distribusi data terhadap garis regresinya,
begitupula sebaliknya. Koefisien determinasi yang didapatkan adalah 0.9898.
Korelasi antara sumbu x dan sumbu y dapat dinilai dari nilai R. Nilai R didapat dari
pengakaran nilai koefesien determinasi. Interval nilai R adalah (-1) – (1). Nilai (-1)
berarti korelasi antara sumbu x dan sumbu y berbanding terbalik. Sedangkan nilai
(1) mengartikan bahwa korelasi antara sumbu x dan y berbanding lurus. Nilai R
yang didapat pada grafik V.1 adalah R= 0.994887. Dan dengan data tersebut
menyatakan bahwa korelasi antara Qaktual dan ∆h sangat kuat. Pada percobaan ini
juga ditemukan perbedaan data antar Qpercobaan dan Qteoritis..Besar nilai tersebut
dinotasikan dengan Galat.

𝑄aktual
= 𝐶𝑑
𝑄teoritis
𝑄aktual = 𝐶𝑑 𝑥 𝑄teoritis
𝑄aktual = 𝐶𝑑 𝑥 𝐴B 𝑥𝑉B
0.5

2𝑔 𝑃𝐴 𝑃𝐵
𝑄aktual = 𝐶𝑑 𝑥𝐴B 𝑥 [ 𝑥 ( − )]
𝐴
1 − ( 𝐴𝐵 )2 𝜌𝑔 𝜌𝑔
𝐴
0.5
2𝑔 𝑃 𝑃 0.5
𝑄aktual = 𝐶𝑑 𝑥𝐴B 𝑥 [ 𝐴 ] 𝑥 [ (𝜌𝑔𝐴 − 𝜌𝑔𝐵 )] ; dengan
1−( 𝐵 )2
𝐴𝐴

0.5
2𝑔 𝑃 𝑃 0.5
𝑄aktual sebagai y ; 𝐶𝑑 𝑥𝐴B 𝑥 [ 𝐴 ] sebagai m ; [ (𝜌𝑔𝐴 − 𝜌𝑔𝐵 )] sebagai x;
1−( 𝐵 ) 2
𝐴𝐴

Dari persamaan tersebut didapatkan bahwa 𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 ≈ ∆ℎ0,5 .


Dengan merujuk pada gambar V.1 didapatkan persamaaan regresi power yaitu y =
0,0014x0,675 maka nilai galat hasil dari 𝑄teoritis dan 𝑄aktual adalah
𝑄teoritis − 𝑄aktual
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = ⌈ ⌉ 𝑥100%
𝑄teoritis
0.5 − 0.675
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = ⌈ ⌉ 𝑥100%
0.5

𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 35%
Terdapatnya galat antara Qaktual dan Qteoritis mengartikan bahwa nilai Qaktual
tidak sama dengan Qteoritis. Hal tersebut mungkin disebabkan karena adanya variabel
lain yang tidak terukur saat melakukan percobaan.
5,00E-04
4,50E-04 y = 0,926x
4,00E-04 R² = 0,9066

3,50E-04
3,00E-04
Qteoritis

2,50E-04
2,00E-04
1,50E-04
1,00E-04
5,00E-05
0,00E+00
0,00E+00 1,00E-04 2,00E-04 3,00E-04 4,00E-04 5,00E-04
Qaktual

Gambar V.2 Grafik Perbandingan Qaktual dan Qteoritis


Pada gambar V.2 didapat sebuah grafik Qteori (Sumbu Y) terhadap Qaktual
(sumbu X) . Dalam grafik tersebut terdapat sebuah notasi yaitu R 2. R2 atau yang
disebut juga dengan koefisien determinasi adalah sebuah angka yang menunjukkan
distribusi nilai data dibandingkan dengan regresinya. Dengar interval 0-1, semakin
besar nilai nya maka semakin dekat distribusi data terhadap garis regresinya,
begitupula sebaliknya. Koefisien determinasi yang didapatkan adalah 0.9066.
Korelasi antara sumbu x dan sumbu y dapat dinilai dari nilai R. Nilai R didapat dari
pengakaran nilai koefesien determinasi. Interval nilai R adalah (-1) – (1). Nilai (-1)
berarti korelasi antara sumbu x dan sumbu y berbanding terbalik. Sedangkan nilai
(1) mengartikan bahwa korelasi antara sumbu x dan y berbanding lurus. Nilai R
yang didapat pada grafik V.2 adalah R= 0.952155449. Dan dengan data tersebut
menyatakan bahwa korelasi antara Qaktual dan Qteoritis sangat kuat. Pada percobaan
ini juga ditemukan perbedaan data antar Cdaktual dan Cdteoritis.. Besar nilai tersebut
dinotasikan dengan Galat. Pada grafik V.2 didapatkan nilai persamaan regresi
y = 0,926x ; dengan
1
𝑄teoritis sebagai y ; 𝐶𝑑 sebagai m ; 𝑄aktual sebagai x;

Sehingga didapat nilai Cdaktual adalah


1
= 0.926
𝐶𝑑

𝐶𝑑aktual = 1.079913607

Sedangkan nilai Cdteoritis didapatkan dari Cd literatur


𝜌.𝑣.𝑑
𝑅𝑒 = µ

Keterangan: Re= Bilangan Reynold


v = kecepatan aliran air (m/s2)
d = diameter pipa (m)
µ= Viskositas dinamis (N s/m2)
𝜌 = Densitas air (kg/m3)
Dalam percobaan ini dilakuan 5 kali variasi sehingga nilai v merupakan nilai v rata-
rata
∑ 𝑉𝐵(1−5)
𝑣̅ = 5
0.585851788+1.219547748 ++2.030276078+2.153432974
𝑣̅ = ( ) 𝑚/𝑠
5

7.688877973
𝑣̅ =
5
𝑣̅ =1.537775595 m/s

Tabel V.1 Data Hubungan Suhu dengan Viskositas Dinamis

Dynamic viscosity
Temperature [°C]
[Pa s], [N s/m2]
0.01 0.0017914
10 0.001306
20 0.0010016
25 0.00089
30 0.0007972
40 0.0006527
50 0.0005465
60 0.000466
70 0.0004035
80 0.000354
90 0.0003142
100 0.0002816

0,002
µ (VIsokistas Dinamis) (Pa . s)

0,0018
0,0016
0,0014 y = 2E-07x2 - 3E-05x + 0,0017
0,0012 R² = 0,9768
0,001
0,0008
0,0006
0,0004
0,0002
0
0 20 40 60 80 100 120
Temperatur (0C)

Gambar V.2 Grafik Temperatur terhadap Viskositas Dinamis

Dari Gambar V.2 didapati dengan regresi polynomial orde 2 adalah

y = 2E-07x2 - 3E-05x + 0,0017 ; x= Suhu (0C) ; y= µ (VIsokistas Dinamis) (Pa . s)


Dengan mensubstitusi nilai x dengan 25.5, akan didapat nilai µ air pada saat suhu
25.50C = 0.00106505 Pa.s

𝜌.𝑣̅.𝑑
𝑅𝑒 = µ
kg 𝑚
996.521825 3 𝑥 1.537775595 𝑥 0.016m
m 𝑠
𝑅𝑒 =
0.00106505 Pa.s

𝑅𝑒 = 2.302129578 x 104

𝑑
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜𝑑 = 𝑑𝐵
𝐴

0.016m
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜𝑑 =
0.026𝑚
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜𝑑 = 0.615384615

Tabel V.2 Data Hubungan Nilai Cd dengan Re dan Rasio Diameter Venturimeter
Discharge Coefficient- cd
Reynolds Number -Re
Diameter Ratiod = D2/ D1
104 105 106 107
0.2 0.968 0.988 0.994 0.995
0.4 0.957 0.984 0.993 0.995
0.6 0.95 0.981 0.992 0.995
0.8 0.94 0.978 0.991 0.995

Dengan Tabel V.2 dan nilai Re serta Diameter Ratiod yang diketahui maka dapat
diambil bahwa nilai Cdteoritis = 0.95

𝐶𝑑teoritis − 𝐶𝑑aktual
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = ⌈ ⌉ 𝑥100%
𝐶𝑑teoritis
0.95 − 1.079913607
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = ⌈ ⌉ 𝑥100%
0.95
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 13.68%
Terdapatnya galat antara Cdaktual dan Cdteoritis mengartikan bahwa nilai Cdaktual
tidak sama dengan Cd teoritis. Hal tersebut mungkin disebabkan karena adanya
variabel lain yang tidak terukur saat melakukan percobaan.
5,00E-04
y = 0,0011x0,6248
4,50E-04 R² = 0,9889
4,00E-04
Qaktual (m3/s) 3,50E-04
3,00E-04
2,50E-04
2,00E-04
1,50E-04
1,00E-04
5,00E-05
0,00E+00
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25
∆h (m)

Gambar V.3 Grafik Perbandingan QAktual dan ∆h Orifecemeter

Pada gambar V.3 didapat sebuah grafik Qaktual (Sumbu Y) terhadap ∆h


(sumbu X) . Dalam grafik tersebut terdapat sebuah notasi yaitu R 2. R2 atau yang
disebut juga dengan koefisien determinasi adalah sebuah angka yang menunjukkan
distribusi nilai data dibandingkan dengan regresinya. Dengar interval 0-1, semakin
besar nilai nya maka semakin dekat distribusi data terhadap garis regresinya,
begitupula sebaliknya. Koefisien determinasi yang didapatkan adalah 0.9889.
Korelasi antara sumbu x dan sumbu y dapat dinilai dari nilai R. Nilai R didapat dari
pengakaran nilai koefesien determinasi. Interval nilai R adalah (-1) – (1). Nilai (-1)
berarti korelasi antara sumbu x dan sumbu y berbanding terbalik. Sedangkan nilai
(1) mengartikan bahwa korelasi antara sumbu x dan y berbanding lurus. Nilai R
yang didapat pada grafik V.1 adalah R= 0.994434513. Dan dengan data tersebut
menyatakan bahwa korelasi antara Qaktual dan ∆h sangat kuat. Pada percobaan ini
juga ditemukan perbedaan data antar Qpercobaan dan Qteoritis..Besar nilai tersebut
dinotasikan dengan Galat.
0.5

2𝑔 𝑃𝐸 𝑃𝐹
𝑄aktual = 𝐶𝑑 𝑥𝐴F 𝑥 [ 𝑥 ( − )]
𝐴
1 − (𝐴𝐹 )2 𝜌𝑔 𝜌𝑔
𝐸

Dari persamaan diatas yang telah dijabarkan tersebut didapatkan bahwa


𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 ≈ ∆ℎ0,5 .
Dengan merujuk pada gambar V.3 didapatkan persamaaan regresi power yaitu y =
0,0011x0,6248 maka nilai galat hasil dari 𝑄teoritis dan 𝑄aktual adalah
𝑄teoritis − 𝑄aktual
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = ⌈ ⌉ 𝑥100%
𝑄aktual
0.5 − 0.6248
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = ⌈ ⌉ 𝑥100%
0.5

𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 24.96%
Terdapatnya galat antara Qaktual dan Qteoritis mengartikan bahwa nilai Qaktual
tidak sama dengan Qteoritis. Hal tersebut mungkin disebabkan karena adanya variabel
lain yang tidak terukur saat melakukan percobaan.
8,00E-04

7,00E-04

6,00E-04

5,00E-04
Qteoritis

4,00E-04

3,00E-04 y = 1,4998x
R² = 0,9192
2,00E-04

1,00E-04

0,00E+00
0,00E+00 1,00E-04 2,00E-04 3,00E-04 4,00E-04 5,00E-04
Qaktual

Gambar V.4 Grafik Perbandingan Qaktual dan Qteoritis Orifecemeter


Pada gambar V.4 didapat sebuah grafik Qteori (Sumbu Y) terhadap Qaktual
(sumbu X). Dalam grafik tersebut terdapat sebuah notasi yaitu R2. R2 atau yang
disebut juga dengan koefisien determinasi adalah sebuah angka yang menunjukkan
distribusi nilai data dibandingkan dengan regresinya. Dengar interval 0-1, semakin
besar nilai nya maka semakin dekat distribusi data terhadap garis regresinya,
begitupula sebaliknya. Koefisien determinasi yang didapatkan adalah 0.9192.
Korelasi antara sumbu x dan sumbu y dapat dinilai dari nilai R. Nilai R didapat dari
pengakaran nilai koefesien determinasi. Interval nilai R adalah (-1) – (1). Nilai (-1)
berarti korelasi antara sumbu x dan sumbu y berbanding terbalik. Sedangkan nilai
(1) mengartikan bahwa korelasi antara sumbu x dan y berbanding lurus. Nilai R
yang didapat pada grafik V.2 adalah R= 0.958749185. Dan dengan data tersebut
menyatakan bahwa korelasi antara Qaktual dan Qteoritis sangat kuat. Pada percobaan
ini juga ditemukan perbedaan data antar Cdaktual dan Cdteoritis. Besar nilai tersebut
dinotasikan dengan Galat. Pada grafik V.2 didapatkan nilai persamaan regresi
y = 1.4998x; dengan
1
𝑄teoritis sebagai y ; sebagai m ; 𝑄aktual sebagai x;
𝐶𝑑

Sehingga didapat nilai Cdaktual adalah


1
= 1.4998
𝐶𝑑

𝐶𝑑aktual = 0.666755567

Sedangkan nilai Cdteoritis didapatkan dari Cd literatur


𝜌.𝑣.𝑑
𝑅𝑒 = µ

Keterangan: Re= Bilangan Reynold


v = kecepatan aliran air (m/s2)
d = diameter pipa (m)
µ= Viskositas dinamis (N s/m2)
𝜌 = Densitas air (kg/m3)
Dalam percobaan ini dilakuan 5 kali variasi sehingga nilai v merupakan nilai v rata-
rata
∑ 𝑉𝐹(1−5)
𝑣̅ = 5

0.548745534+ 1.267273526+1.930600166+2.030276078+2.153432974
𝑣̅ = ( ) 𝑚/𝑠
5

7.930328278
𝑣̅ =
5
𝑣̅ =1.586065656 m/s
Nilai Viskositas dinamis didapatkan dengan memasukan persamaan menurut V.2 yaitu:

y = 2E-07x2 - 3E-05x + 0,0017 ; x= Suhu (0C) ; y= µ (VIsokistas Dinamis) (Pa . s)

Dengan mensubstitusi nilai x dengan 25.5, akan didapat nilai µ air pada saat suhu
25.50C = 0.00106505 Pa.s
𝜌.𝑣̅.𝑑
𝑅𝑒 = µ
kg 𝑚
996.521825 3 𝑥 1.586065656 𝑥 0.02m
m 𝑠
𝑅𝑒 = 0.00106505 Pa.s

𝑅𝑒 = 2.96802787x 104

𝑑
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜𝑑 = 𝑑𝐵
𝐴

0.02m
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜𝑑 =
0.051𝑚
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜𝑑 = 0.392156863

Tabel V.3 Data Hubungan Nilai Cd dengan Re dan Rasio Diameter Orifecemeter
Discharge Coefficient- cd
Reynolds Number -Re
Diameter Ratiod = D2/ D1
104 105 106 107
0.2 0.6 0.595 0.594 0.594
0.4 0.61 0.603 0.598 0.598
0.5 0.62 0.608 0.603 0.603
0.6 0.63 0.61 0.608 0.608
0.7 0.64 0.614 0.609 0.609

Dengan Tabel V.3 dan nilai Re serta Diameter Ratiod yang diketahui maka dapat
diambil bahwa nilai Cdteoritis = 0.61

𝐶𝑑teoritis − 𝐶𝑑aktual
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = ⌈ ⌉ 𝑥100%
𝐶𝑑teoritis
0.61 − 0.666755567
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = ⌈ ⌉ 𝑥100%
0.61
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 9.304%
Terdapatnya galat antara Cdaktual dan Cdteoritis mengartikan bahwa nilai Cdaktual
tidak sama dengan Cd teoritis. Hal tersebut mungkin disebabkan karena adanya
variabel lain yang tidak terukur saat melakukan percobaan.
V.3 Penurunan rumus
Gambar V.5 Alat ukur Venturimeter
(Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-9rNyzbeCPfI/VCrvwL7oo1I)
Menurut persamaan Bernouli
𝑃1 𝑉1 2 𝑃2 𝑉2 2
+ + ℎ1 = + + ℎ2 ; ℎ1 = ℎ2
𝜌𝑔 2𝑔 𝜌𝑔 2𝑔
𝑃1 𝑃2 𝑉2 2 𝑉1 2
− = −
𝜌𝑔 𝜌𝑔 2𝑔 2𝑔
𝑃1 𝑃2
2𝑔 ( − ) = 𝑉2 2 − 𝑉1 2
𝜌𝑔 𝜌𝑔
𝑄1 = 𝑄2
𝐴1 𝑉1 = 𝐴2 𝑉2
𝐴2 𝑉2
𝑉1 =
𝐴1
𝑃1 𝑃2 𝐴2 2
2𝑔 ( − ) = 𝑉2 2 − 𝑥𝑉2 2
𝜌𝑔 𝜌𝑔 𝐴1
𝑃1 𝑃2 𝐴2 2
2𝑔 ( − ) = (1 − )𝑥𝑉2 2
𝜌𝑔 𝜌𝑔 𝐴1
𝑃1 𝑃2
2𝑔 (𝜌𝑔 − 𝜌𝑔)
2 = 𝑉2 2
𝐴
(1 − 𝐴2 )
1
0.5
𝑃1 𝑃2
2𝑔 (𝜌𝑔 − 𝜌𝑔)
𝑉2 =
𝐴2 2
[ (1 − 𝐴1 ) ]
V.3 Kesalahan dalam Percobaan
Ketidakvalidan data percobaan dengan data teoritis disebabkan karena data
teoritis diasumsikan terjadi pada kondisi ideal, sedangkan pada nyatanya
pemenuhan kondisi ideal tersebut merupakan suatu hal yang sangat sulit untuk
mungkin terjadi. Tidak terpenuhinya kondisi ideal tersebut disebabkan oleh
bebarapa faktor seperti beberapa variable yang diasumsikan tidak ada,
ketidaktelitian alat, dan kesalahan dalam melakukan percobaan. Contoh dari
kesalahan tersebut antara lain adalah termometer yang menyentuh kulit sehingga
nilai suhu tidak valid, ketidaktepatan memulai waktu pengukuran, ketidaktepatan
penempatan beban saat tuas terangkat, variasi nilai debit yang terlalu besar atau
kecil, ketinggian muka air yang bergerak-gerak sehingga tidak terbaca dengan
valid.
V.4 Kelebihan dan Kekurangan Venturimeter dan Orifecemeter

Gambar V.6. Perbedaan Venturimeter dan Orificemeter


(sumber: https://imgv2-2-
f.scribdassets.com/img/document/313532934/original/071654271a/146
4817778)
Kelebihan Venturimeter:
1 Nilai Headloss yang kecil dikarenakan penurunan luas penampang air
yang perlahan-perlahan mengikuti bentuk pipa
2 Dapat dilakukan untuk pengukuran debit yang besar
Kekurangan Venturimeter:
1 Harga Venturimeter cukup mahal dibandingkan Orifecemeter
2 Nilai debit kurang akurat jika dibandingkan Orifecemeter
Kelebihan Orifecemeter:
1 Nilai Headloss yang besar dikarenakan penurunan luas penampang
air yang drastis
2 Harga Orifecemeter lebih murah dibandingkan Venturimeter
Kekurangan Venturimeter:
1 Pada orificemeter kapasitas pengukuran rendah karena jika debit
terlalu tinggi akan merusak oriface
2 Nilai Headloss yang besar dikarenakan penurunan luas penampang
air yang drastis
VI. Analisa B
Hydraulic Bench dan prinsip debit air merupakan prinsip yang banyak
digunakan dalam ilmu ke Teknik Lingkungan-an, terutama dalam limbah cair dan
penyediaan air minum ,seperti :
1 Dalam alat ukur PDAM untuk mengetahui debit minimum dan
maksimum agar dapat ditentukan jumlah pasokan air bersih yang
dibutuhkan konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka

Gambar VI.1. Pemanfaatan Hydraulic Bench


Sumber : https://tirto.id/dprd-dki-tolak-ajuan-anggaran-pdam-jaya-sebesar-
rp-12-triliun-cZ2A

2 Venturimeter digunakan dalam bidang Teknik Lingkungan untuk


menentukan debit aktual air yang terdistribusi kepada masyarakat.
Selain itu, kegunaan lain Venturimeter adalah untuk menentukan laju
aliran air yang diperlukan pada sistem distribusi berdasarkan
perbedaaan ketinggian sehingga HeadLoss dapat ditentukan sehingga
dapat memperlambat kerusakan sistem distribusi dan perhitungan
kapasitas pompa air yang digunakan sebagai pendorong.
3 Dalam bidang Lingkungan, Venturimeter dan Orificemeter dapat juga
digunakan dalam survey perencanaan instalasi pengolahan air limbah
baik domestik maupun pada limbah industri.

Gambar VI.2. Sistem Bangunan Pengolahan air


(Sumber :
http://www.kelair.bppt.go.id/sitpapdg/Patek/Spah/spah11.jpg)

VII. Kesimpulan
1. Debit Aktual aliran fluida yang didapatkan dari sistem Hydraulic
Bench adalah
Q1 = 0.0000836 m3/s
Q2= 0.000233 m3/s
Q3 = 0.000356 m3/s
Q4= 0.000467 m3/s
Q5 = 0.000467 m3/s
2. Debit Teoritis (Qteoritis) yang dihasilkan Venturimeter adalah
Q1 = 0.000118m3/s
Q2= 0.000245 m3/s
Q3 = 0.000369 m3/s
Q4= 0.000389 m3/s
Q5 = 0.000424 m3/s
3. Debit Teoritis (Qteoritis) yang dihasilkan Orifecemeter adalah
Q1 = 0.000172m3/s
Q2= 0.000398m3/s
Q3 = 0.000606m3/s
Q4= 0.000638m3/s
Q5 = 0.000676m3/s
4. Cd Venturimeter = 1.079913607
Cd Orifecemeter = 0.666755567
VIII. Daftar Pustaka
Water – Density,Specific Weight and Thermal Expansion Coefficient ,
diakses pada 10 September 20.00 WIB
https://www.engineeringtoolbox.com/water-density-specific-weight-
d_595.html
Orifice, Nozzle and Venturi Flow Rate Meters,
diakses pada 25 September 05.00 WIB
https://www.engineeringtoolbox.com/orifice-nozzle-venturi-
d_590.html
Giles, Ranald V. 196. Seri Buku Schaum. Mekanika Fluida dan
Hidraulika. Guildford:Erlangga.
Finnemore, E. John and Joseph B.Franzini. 2002. Fluid Mechanics with
Engineering Application. California : The McGraw Companies.
IX. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai