Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA I – TL 2201


MODUL 01
HYDRAULIC BENCH

Nama Praktikan : Deni Cahyadi


NIM : 15318030
Kelompok/Shift : 4A (13.00 – 14.30)
Tanggal Praktikum : 5 September 2019
Tanggal Pengumpulan : 12 September 2019
PJ Modul : Irvan Affandi (15316026)
Fathiya Mufidah (15317072)
Asisten yang Bertugas : Daniel Juan Carlos Napitupulu (15316073)
Jason Junaidi Sumargo (15317079)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
I. Tujuan
1. Menentukan besar Debit Aktual (Qaktual) yang dihasilkan sistem Hydraulic
Bench
2. Menentukan besar Debit Teoritis (Qteoritis) yang dihasilkan sistem volume
flow rate dengan Ember
3. Membandingkan besar (Qaktual) dengan besar Qteoritis

II. Data Awal


Massa beban = 2.5 kg
Suhu awal = 24o C
Suhu akhir = 24o C

Densitas Suhu[oC] Densitas[kg/m3]


Suhu [°C]
[kg/m3] 85 968.61
0.1 999.85 90 965.31
1 999.9 95 961.89
4 999.97 100 958.35
10 999.7 110 950.95
15 999.1 120 943.11
20 998.21 140 926.13
25 997.05 160 907.45
30 995.65 180 887
35 994.03 200 864.66
40 992.22 220 840.22
45 990.21 240 813.37
50 988.04 260 783.63
55 985.69 280 750.28
60 983.2 300 712.14
65 980.55 320 667.09
70 977.76 340 610.67
75 974.84 360 527.59
80 971.79

Tabel II.1 Data Hubungan Suhu dengan Densitas Air


1200

1000
Densitas Air (kg/m3)

800

600
y = -0,0034x2 + 0,0194x + 995,97
400 R² = 0,9952
200

0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Suhu (oC)

Gambar II.1 Grafik Hubungan Suhu dengan Densitas Air

Variasi t(s)
(Percobaan t1 t2 t3
ke-)
1 26.48 26.49 30.16
2 16.17 18.26 16.20
3 11.20 10.99 11.50
4 22.47 21.60 22.56
5 19.33 19.28 20.40
Tabel II.2 Data Awal Pengukuran Waktu dengan Hydraulic Bench

t(s)
Variasi
t1 t2 t3
3 9.63 9.46 9.23
4 14.75 13.82 14.80
5 11.33 11.86 10.62

Tabel II.3 Data Awal Pengukuran dengan volume flow rate dengan
Ember
III. Pengolahan Data

A. Mencari Nilai Qaktual dengan sistem Hydraulic Bench


 Dari grafik II.1 kita mendapat persamaan
y = -0,0034x2 + 0,0194x + 995,97
; x= suhu (oC) dan y= densitas air (kg/m3)
Dengan memasukan variabel x=24 didapat 𝜌𝑎𝑖𝑟 saat suhu 24oC =
994.4772 kg/m3
 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎𝑎𝑖𝑟 = 3 × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎𝑎𝑖𝑟 = 3 × 2.5 𝑘𝑔
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎𝑎𝑖𝑟 = 7.5 𝑘𝑔
𝑉𝑎𝑖𝑟
 𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = 𝑡̅
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎𝑎𝑖𝑟
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = 𝜌𝑎𝑖𝑟×𝑡̅

7.5 𝑘𝑔
𝑄1 = = 0.000272 m3 /𝑠
994.4772 kg/m3 × 27.71𝑠
7.5 𝑘𝑔
𝑄2 = 3
= 0.000447 m3 /𝑠
994.4772 kg/m × 18.8767𝑠
7.5 𝑘𝑔
𝑄3 = = 0.00067 m3 /𝑠
994.4772 kg/m3 × 11.23𝑠
7.5 𝑘𝑔
𝑄4 = = 0.00034 m3 /𝑠
994.4772 kg/m3 × 22.21𝑠
7.5 𝑘𝑔
𝑄5 = = 0.00038 m3 /𝑠
994.4772 kg/m3 × 19.67𝑠

∑𝑄
𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 (3−5) = = 0.000465 m3 /𝑠
3
B. Mencari Nilai Qteoritis pada variasi 3 s/d 5 dengan prinsip volume flow
rate
𝑉𝑎𝑖𝑟
 𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = 𝑡̅

0.005 m3
𝑄3 = = 0.00053 m3 /𝑠
9.44 𝑠
0.005 m3
𝑄4 = = 0.00035 m3 /𝑠
14.4567 𝑠
0.005 m3
𝑄5 = = 0.00044 m3 /𝑠
11.27 𝑠
∑𝑄
𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 0.00044 m3 /𝑠
3

IV. Data Akhir

Variasi Massa air (kg) trata-rata(s) Qaktual(m3/s)


1 7.5 27.71 0.000272
2 7.5 16.8766667 0.000447
3 7.5
11.23 0.00067
4 7.5 22.21 0.00034
5 7.5 19.67 0.00038
Tabel IV.1 Hasil Perhitungan Debit Aktual dengan Hydraulic Bench

Variasi Volume Air (L) trata-rata(s)


Qteoritis(m3/s)
3 5 9.44 0.00053
4 5 14.45667 0.000346
5 5 11.27 0.000444
Tabel IV.2 Hasil perhitungan Debit Teoritis dengan volume flow rate

V. Analisa A
5.1 Cara Kerja
Hydraulic Bench merupakan alat yang biasanya digunakan untuk mengukur
debit sebuah fluida. Langkah pertama adalah menyambungkan Hydraulic Bench ke
sumber listrik bertegangan 110V. Sumber listrik bertegangan 110V dipilih
dikarenakan Hydraulic Bench akan rusak jika menggunakan listrik yang
bertegangan lebih dari 110V. Langkah kedua adalah mengukur suhu dari fluida
yang akan digunakan pada percobaan dengan memasukan termometer kedalam
lubang yang berada diatas weight tank. Pengukuran suhu dilakukan guna
menentukan massa jenis fluida yang digunakan karena suhu merupakan salah satu
faktor penentu besar massa jenis suatu fluida. Selanjutnya, Valve Bench ditutup dan
pompa dinyalakan. Langkah selanjutnya, Drain Valve ditutup dengan cara menarik
tuas Cam Lever. Penutupan Drain Valve bertujuan untuk menutup saluran keluar
fluida ( dalam percobaan ini air) dari Weight Tank sehingga air yang masuk akan
mengisi Weight Tank. Setelah itu, buka Valve Bench sehingga air mulai bersirkulasi
di dalam Bench dan mulai mengisi Weight Tank. Setelah beberapa saat, tuas beban
akan terangkat dan beban langsung diletakan di tuas tersebut. Penghitungan waktu
menggunakan stopwatch dimulai saat tuas terangkat. Tuas beban yang terangkat
mengartikan bahwa berat dari Weight Tank dan fluida didalamnya sudah sama
dengan berat tuas bebannya. Disaat itu terjadi keadaan setimbang antara tuas beban
dan Weight Tank. Namun, karena fluida terus tetap masuk kedalam Weight Tank,
keadaaan setimbang tersebut akan hilang dan menyebabkan tuas beban terangkat.
Pemberian beban 2.5 kg pada tuas beban digunakan untuk membuat kembali
keadaan setimbang tersebut. Bebarapa saat kemudian, tuas beban akan kembali
terangkat dan perhitungan waktu dihentikan. Kondisi ini mengartikan bahwa
terjadinya kesetimbangan antara beban dan massa fluida didalam Weight Tank.
Waktu yang dihitung merupakan waktu yang dibutuhkan untuk fluida mencapai
massa air yang membuat prinsip tuas menjadi setimbang dengan debit yang tidak
diketahui nilainya. Percobaan ini dilakukan sebanyak lima kali dengan variasi debit
air yang dapat diatur dengan besar pembukaan Valve Bench. Pengambilan data
dilakukan secara triplo untuk menghindari adanya outliers sehingga data yang
didapat dari percobaan merupakan data yang akurat. Untuk variasi ke-3 sampai ke-
5, dilakukan proses tambahan yaitu pengukuran waktu pengisian ember dengan
debit yang sama. Pengambilan data ini menggunakan prinsip volume flow rate dan
bertujuan untuk menjadi data perbandingan debit aktual dengan debit teoritis. Di
akhir percobaan, suhu fluida kembali diukur.
5.2 Analisis Grafik
0,000800
0,000700
0,000600 y = 1,7755x - 0,0003
R² = 0,8195
QHydraulic(m3/s)

0,000500
0,000400
0,000300
0,000200
0,000100
0,000000
0 0,0001 0,0002 0,0003 0,0004 0,0005 0,0006
QEmber (m3/s)

Gambar V.1 Gambar Perbandingan QHydraulic dan QEmber


Pada gambar V.1 didapat sebuah grafik QHydraulic (Sumbu Y) terhadap Qteoritis
(sumbu X) . Dalam grafik tersebut terdapat sebuah notasi yaitu R2. R2 atau yang
disebut juga dengan koefisien determinasi adalah sebuah angka yang
menunjukkan distribusi nilai data dibandingkan dengan regresinya. Dengar
interval 0-1, semakin besar nilai nya maka semakin dekat distribusi data terhadap
garis regresinya, begitupula sebaliknya. Koefisien determinasi yang didapatkan
adalah 0.8195. Korelasi antara sumbu x dan sumbu y dapat dinilai dari nilai R.
Nilai R didapat dari pengakaran nilai koefesien determinasi. Interval nilai R
adalah (-1) – (1). Nilai (-1) berarti korelasi antara sumbu x dan sumbu y
berbanding terbalik. Sedangkan nilai (1) mengartikan bahwa korelasi antara
sumbu x dan y berbanding lurus. Nilai R yang didapat pada grafik V.1 adalah R=
0.905262393. Dan dengan data tersebut menyatakan bahwa korelasi antara
Qpercobaan dan Qteoritis sangat kuat. Pada percobaan ini juga ditemukan perbedaan
data antar Qpercobaan dan Qteoritis.. Besar nilai tersebut dinotasikan dengan Galat.

𝑄percobaan − 𝑄teoritis
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = ⌈ ⌉ 𝑥100%
𝑄teoritis
0.000465 − 0.00044
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = ⌈ ⌉ 𝑥100%
0.00044
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 5.713%
Terdapatnya galat antara Qpercobaan dan Qteoritis mengartikan bahwa nilai
Qpercobaan tidak sama dengan Qteoritis. Hal tersebut mungkin disebabkan karena
adanya kesalahan yang dilakukan saat melakukan percobaan.

5.3 Perbandingan Qaktual dan Qteoritis


Dalam percobaan ini, Qpercobaan merupakan Qrata-rata yang didapat dari
sistem Hydraulic dan Qteoritis diambil dari data Qrata-rata yang didapat dengan
prinsip volume flow rate. Nilai Koefisien Discharge dari data diatas adalah
𝑄percobaan
𝐶𝐷 = 𝑥100%
𝑄teoritis
0.000465
𝐶𝐷 = 𝑥100% = 1.057%
0.00044

5.4 Penurunan rumus 𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂𝒂𝒊𝒓 = 𝟑 × 𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂𝒃𝒆𝒃𝒂𝒏


Desain lengan beban dengan lengan air di Hydraulic Bench memiliki rasio
panjang yaitu 1:3. Dengan menggunakan prinsip kesetimbangan torsi, maka didapat
sebagai berikut :

Gambar V.2 Ilustrasi lengan Hydraulic Bench

τ = ⃑F x⃑r = F r cos θ
Karena sudut θ pada sistem adalah 0o , maka nilai cos θ dapat dianggap menjadi 1
𝐹 =𝑊 = 𝑚𝑥𝑔
∑𝜏 = 0
𝐹𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑥 𝑟𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = 𝐹𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑟𝑎𝑖𝑟
𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑥𝑔𝑥 𝑟𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = 𝑚𝑎𝑖𝑟 𝑥𝑔 𝑥 𝑟𝑎𝑖𝑟
𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑥 3𝑟𝑎𝑖𝑟 = 𝑚𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑟𝑎𝑖𝑟
3𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = 𝑚𝑎𝑖𝑟
Maka, dari penurunan rumus di atas, perbandingan antara massa beban dan
massa air adalah tiga berbanding satu.

5.5 Kesalahan dalam Percobaan


Ketidakvalidan data percobaan dengan data teoritis disebabkan karena data
teoritis diasumsikan terjadi pada kondisi ideal, sedangkan pada nyatanya
pemenuhan kondisi ideal tersebut merupakan suatu hal yang sangat sulit untuk
mungkin terjadi. Tidak terpenuhinya kondisi ideal tersebut disebabkan oleh
bebarapa faktor seperti beberapa variable yang diasumsikan tidak ada,
ketidaktelitian alat, dan kesalahan dalam melakukan percobaan. Contoh dari
kesalahan tersebut antara lain adalah termometer yang menyentuh kulit sehingga
nilai suhu tidak valid, ketidaktepatan memulai waktu pengukuran, ketidaktepatan
penempatan beban saat tuas terangkat, variasi nilai debit yang terlalu besar atau
kecil, dan sebagainya.

VI. Analisa B
Hydraulic Bench dan prinsip debit air merupakan prinsip yang banyak
digunakan dalam ilmu ke Teknik Lingkungan-an, terutama dalam limbah cair dan
penyediaan air minum ,seperti :
1 Dalam alat ukur PDAM untuk mengetahui debit minimum dan
maksimum agar dapat ditentukan jumlah pasokan air bersih yang
dibutuhkan konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka

Sumber : https://tirto.id/dprd-dki-tolak-ajuan-anggaran-pdam-jaya-sebesar-
rp-12-triliun-cZ2A
2 Prinsip Hydraulic Bench dapat digunakan sebagai pembanding debit
aktual air limbah dengan debit teoritis dalam bidang pengelolahan air
limbah serta penentuan debit maksimum sebagai baku mutu
lingkungan

Sumber : https://www.isw.co.id/single-post/2016/11/07/Memanfaatkan-
Gas-Metana-dari-Limbah-Cair-Kelapa-Sawit-untuk-Sumber-Listrik

VII. Kesimpulan
1. Debit Aktual aliran fluida yang didapatkan dari sistem Hydraulic
Bench dapat dlihat di Tabel IV.1
2. Debit Aktual aliran fluida yang didapatkan dari sistem volume flow
rate dapat dilihat di Tabel IV.2
3. Qaktual dan Qteoritis berbangding lurus dengan data yang didapat :
 R2 =0.8195
 R = 0.905262393
 CD = 1.057%
VIII. Daftar Pustaka
Water – Density,Specific Weight and Thermal Expansion Coefficient ,
diakses pada 10 September 20.00 WIB
https://www.engineeringtoolbox.com/water-density-specific-weight-
d_595.html

LAMPIRAN D KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP


NOMOR : KEP-51/MENLH/10/1995 TENTANG
BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI
TANGGAL 23 OKTOBER 1995, diakses pada 11 September 13.00 WIB
http://www.cets-
uii.org/BML/Air/BMLC/kepmen5195/lampiranD.html
IX. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai