1000
Densitas Air (kg/m3)
800
600
y = -0,0034x2 + 0,0194x + 995,97
400 R² = 0,9952
200
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Suhu (oC)
Variasi t(s)
(Percobaan t1 t2 t3
ke-)
1 26.48 26.49 30.16
2 16.17 18.26 16.20
3 11.20 10.99 11.50
4 22.47 21.60 22.56
5 19.33 19.28 20.40
Tabel II.2 Data Awal Pengukuran Waktu dengan Hydraulic Bench
t(s)
Variasi
t1 t2 t3
3 9.63 9.46 9.23
4 14.75 13.82 14.80
5 11.33 11.86 10.62
Tabel II.3 Data Awal Pengukuran dengan volume flow rate dengan
Ember
III. Pengolahan Data
7.5 𝑘𝑔
𝑄1 = = 0.000272 m3 /𝑠
994.4772 kg/m3 × 27.71𝑠
7.5 𝑘𝑔
𝑄2 = 3
= 0.000447 m3 /𝑠
994.4772 kg/m × 18.8767𝑠
7.5 𝑘𝑔
𝑄3 = = 0.00067 m3 /𝑠
994.4772 kg/m3 × 11.23𝑠
7.5 𝑘𝑔
𝑄4 = = 0.00034 m3 /𝑠
994.4772 kg/m3 × 22.21𝑠
7.5 𝑘𝑔
𝑄5 = = 0.00038 m3 /𝑠
994.4772 kg/m3 × 19.67𝑠
∑𝑄
𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 (3−5) = = 0.000465 m3 /𝑠
3
B. Mencari Nilai Qteoritis pada variasi 3 s/d 5 dengan prinsip volume flow
rate
𝑉𝑎𝑖𝑟
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = 𝑡̅
0.005 m3
𝑄3 = = 0.00053 m3 /𝑠
9.44 𝑠
0.005 m3
𝑄4 = = 0.00035 m3 /𝑠
14.4567 𝑠
0.005 m3
𝑄5 = = 0.00044 m3 /𝑠
11.27 𝑠
∑𝑄
𝑄𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 0.00044 m3 /𝑠
3
V. Analisa A
5.1 Cara Kerja
Hydraulic Bench merupakan alat yang biasanya digunakan untuk mengukur
debit sebuah fluida. Langkah pertama adalah menyambungkan Hydraulic Bench ke
sumber listrik bertegangan 110V. Sumber listrik bertegangan 110V dipilih
dikarenakan Hydraulic Bench akan rusak jika menggunakan listrik yang
bertegangan lebih dari 110V. Langkah kedua adalah mengukur suhu dari fluida
yang akan digunakan pada percobaan dengan memasukan termometer kedalam
lubang yang berada diatas weight tank. Pengukuran suhu dilakukan guna
menentukan massa jenis fluida yang digunakan karena suhu merupakan salah satu
faktor penentu besar massa jenis suatu fluida. Selanjutnya, Valve Bench ditutup dan
pompa dinyalakan. Langkah selanjutnya, Drain Valve ditutup dengan cara menarik
tuas Cam Lever. Penutupan Drain Valve bertujuan untuk menutup saluran keluar
fluida ( dalam percobaan ini air) dari Weight Tank sehingga air yang masuk akan
mengisi Weight Tank. Setelah itu, buka Valve Bench sehingga air mulai bersirkulasi
di dalam Bench dan mulai mengisi Weight Tank. Setelah beberapa saat, tuas beban
akan terangkat dan beban langsung diletakan di tuas tersebut. Penghitungan waktu
menggunakan stopwatch dimulai saat tuas terangkat. Tuas beban yang terangkat
mengartikan bahwa berat dari Weight Tank dan fluida didalamnya sudah sama
dengan berat tuas bebannya. Disaat itu terjadi keadaan setimbang antara tuas beban
dan Weight Tank. Namun, karena fluida terus tetap masuk kedalam Weight Tank,
keadaaan setimbang tersebut akan hilang dan menyebabkan tuas beban terangkat.
Pemberian beban 2.5 kg pada tuas beban digunakan untuk membuat kembali
keadaan setimbang tersebut. Bebarapa saat kemudian, tuas beban akan kembali
terangkat dan perhitungan waktu dihentikan. Kondisi ini mengartikan bahwa
terjadinya kesetimbangan antara beban dan massa fluida didalam Weight Tank.
Waktu yang dihitung merupakan waktu yang dibutuhkan untuk fluida mencapai
massa air yang membuat prinsip tuas menjadi setimbang dengan debit yang tidak
diketahui nilainya. Percobaan ini dilakukan sebanyak lima kali dengan variasi debit
air yang dapat diatur dengan besar pembukaan Valve Bench. Pengambilan data
dilakukan secara triplo untuk menghindari adanya outliers sehingga data yang
didapat dari percobaan merupakan data yang akurat. Untuk variasi ke-3 sampai ke-
5, dilakukan proses tambahan yaitu pengukuran waktu pengisian ember dengan
debit yang sama. Pengambilan data ini menggunakan prinsip volume flow rate dan
bertujuan untuk menjadi data perbandingan debit aktual dengan debit teoritis. Di
akhir percobaan, suhu fluida kembali diukur.
5.2 Analisis Grafik
0,000800
0,000700
0,000600 y = 1,7755x - 0,0003
R² = 0,8195
QHydraulic(m3/s)
0,000500
0,000400
0,000300
0,000200
0,000100
0,000000
0 0,0001 0,0002 0,0003 0,0004 0,0005 0,0006
QEmber (m3/s)
𝑄percobaan − 𝑄teoritis
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = ⌈ ⌉ 𝑥100%
𝑄teoritis
0.000465 − 0.00044
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = ⌈ ⌉ 𝑥100%
0.00044
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 5.713%
Terdapatnya galat antara Qpercobaan dan Qteoritis mengartikan bahwa nilai
Qpercobaan tidak sama dengan Qteoritis. Hal tersebut mungkin disebabkan karena
adanya kesalahan yang dilakukan saat melakukan percobaan.
τ = ⃑F x⃑r = F r cos θ
Karena sudut θ pada sistem adalah 0o , maka nilai cos θ dapat dianggap menjadi 1
𝐹 =𝑊 = 𝑚𝑥𝑔
∑𝜏 = 0
𝐹𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑥 𝑟𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = 𝐹𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑟𝑎𝑖𝑟
𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑥𝑔𝑥 𝑟𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = 𝑚𝑎𝑖𝑟 𝑥𝑔 𝑥 𝑟𝑎𝑖𝑟
𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑥 3𝑟𝑎𝑖𝑟 = 𝑚𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑟𝑎𝑖𝑟
3𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = 𝑚𝑎𝑖𝑟
Maka, dari penurunan rumus di atas, perbandingan antara massa beban dan
massa air adalah tiga berbanding satu.
VI. Analisa B
Hydraulic Bench dan prinsip debit air merupakan prinsip yang banyak
digunakan dalam ilmu ke Teknik Lingkungan-an, terutama dalam limbah cair dan
penyediaan air minum ,seperti :
1 Dalam alat ukur PDAM untuk mengetahui debit minimum dan
maksimum agar dapat ditentukan jumlah pasokan air bersih yang
dibutuhkan konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka
Sumber : https://tirto.id/dprd-dki-tolak-ajuan-anggaran-pdam-jaya-sebesar-
rp-12-triliun-cZ2A
2 Prinsip Hydraulic Bench dapat digunakan sebagai pembanding debit
aktual air limbah dengan debit teoritis dalam bidang pengelolahan air
limbah serta penentuan debit maksimum sebagai baku mutu
lingkungan
Sumber : https://www.isw.co.id/single-post/2016/11/07/Memanfaatkan-
Gas-Metana-dari-Limbah-Cair-Kelapa-Sawit-untuk-Sumber-Listrik
VII. Kesimpulan
1. Debit Aktual aliran fluida yang didapatkan dari sistem Hydraulic
Bench dapat dlihat di Tabel IV.1
2. Debit Aktual aliran fluida yang didapatkan dari sistem volume flow
rate dapat dilihat di Tabel IV.2
3. Qaktual dan Qteoritis berbangding lurus dengan data yang didapat :
R2 =0.8195
R = 0.905262393
CD = 1.057%
VIII. Daftar Pustaka
Water – Density,Specific Weight and Thermal Expansion Coefficient ,
diakses pada 10 September 20.00 WIB
https://www.engineeringtoolbox.com/water-density-specific-weight-
d_595.html