Waktu (s)
Variasi
t1 t2 t3 𝑡̅
1 5.39 5.43 5.51 5.44333
2 4.77 4.92 5.01 4.9
3 4.3 4.36 4.37 4.343
4 5.05 5.14 5.22 5.13667
5 5.32 5.42 5.42 5.38667
1005
1000
995
Densitas (kg/m3)
990
985
980
y = -0,0035x2 - 0,0729x + 1000,6
975 R² = 0,9991
970
965
960
955
0 20 40 60 80 100 120
Suhu (oC)
m. Menghitung nilai Hi
Untuk menghitung panjang loncatan (L) pada variasi 1 dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut
𝐻𝑖 = y6 − y2
𝐻𝑖 = (0.0396 − 0.0184)𝑚
𝐻𝑖 = 0.0212 m
Tinggi loncatan (Hi) pada variasi lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama
n. Menghitung nilai Ycteroritis
Untuk menentukan nilai Yteoritis pada variasi 1 dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut,
Q2
𝑌𝑐𝑡𝑒𝑜 = √ 2
𝑏 𝑔
(0.001382208 𝑚3 /𝑠)2
𝑌𝑐𝑡𝑒𝑜 = √ m
0.075 𝑚 2 𝑥 9.81 2
s
Nilai Ycteroritis variasi lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama.
Nilai y6/y2 teoritis variasi lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama.
p. Menghitung nilai y6/y2 aktual
Untuk menentukan nilai y6/y2 aktual pada variasi 1 dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut,
𝑦6 𝑦6
⁄𝑦2 =
𝑎𝑘𝑡 𝑦2
𝑦6 0.0396
⁄𝑦2 =
𝑎𝑘𝑡 0.0184
𝑦6
⁄𝑦2 = 2.152173913
𝑎𝑘𝑡
Nilai y6/y2 aktual variasi lainnya dapat dihitung dengan cara yang sama.
Tabel IV.6 Data hasil perhitungan energi spesifik, kehilangan energi, dan efesiensi
energi untuk setiap variasi
Variasi Es1 (m) Es2 (m) Es3(m) Es4(m) Es5(m) Es6(m) ΔEs(m) Es6/Es2
1 0.06072 0.06953 0.15077 0.22335 0.05225 0.05064 0.01889 0.72829
2 0.08623 0.08868 0.05472 0.05303 0.05632 0.05311 0.03557 0.59886
3 0.10813 0.11419 0.07007 0.06239 0.05689 0.05731 0.05688 0.50188
4 0.07414 0.07857 0.055 0.05179 0.05132 0.05107 0.0275 0.64995
5 0.06858 0.07817 0.09858 0.06 0.05075 0.05046 0.0277 0.6456
0,1
0,08
Variasi 1
yakt (m)
0,06 Variasi 2
Variasi 3
0,04
Variasi 4
0,02 Variasi 5
0
0 1 2 3 4 5
X (m)
2,5
y6/y2 aktual
1,5
y = 1,3102x0,2271
1 R² = 0,1793
0,5
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Fr22
Selanjutnya dapat dihitung nilai galat dengan membandingkan nilai pangkat dari
Bilangan Froude dari penurunan rumus efektifitas loncatan dibawah ini dengan nilai pangkat
variabel x pada persamaan grafik diatas yaitu 0.2271.
𝑦6 1
⁄𝑦2 = (√1 + 8Fr 2 − 1)
𝑡𝑒𝑜 2
Dengan membuat nilai-nilai perhitungan menjadi sebuah konstanta maka didapat didapat
persamaan hubungan
𝑦6
⁄𝑦2 ≈ √Fr 2
𝑡𝑒𝑜
𝑦6
⁄𝑦2 ≈ (Fr 2 )0.5
𝑡𝑒𝑜
0,7
0,6
0,5
ES6/ES2
0,4 y = 1,7053x-0,497
R² = 0,9963
0,3
0,2
0,1
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Fr2 2
Selanjutnya dapat dihitung nilai galat dengan membandingkan nilai pangkat dari
Bilangan Froude dari penurunan rumus efisiensi energi dibawah ini dengan nilai pangkat
variabel x pada persamaan grafik diatas yaitu -0.497.
3
ES6 (1 + 8𝐹𝑟 2 )2 − 4𝐹𝑟 2 + 1
=
ES2 8𝐹𝑟 2 (2 + 𝐹𝑟 2 )
3
ES6 (𝐹𝑟 2 )2 − 𝐹𝑟 2
≈ ; 𝐷𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖 𝐹𝑟 2
ES2 𝐹𝑟 2 + (𝐹𝑟 4 )
ES6 𝐹𝑟1 − 1
≈
ES2 1 + 𝐹𝑟 2
ES6 (𝐹𝑟 2 )0.5
≈
ES2 𝐹𝑟 2
ES6
≈ 𝐹𝑟2 −0.5
ES2
0,025
0,02 y = 0,0103x0,288
R² = 0,0847
Hi (m)
0,015
0,01
0,005
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Fr22
Selanjutnya dapat dihitung nilai galat dengan membandingkan nilai pangkat dari
Bilangan Froude dari penurunan rumus tinggi loncatan dibawah ini dengan nilai pangkat
variabel x pada persamaan grafik diatas yaitu 0.288.
𝐻𝑖 = 𝑦6 − 𝑦2
𝑣2 2
𝐻𝑖 = 𝑦6 −
g x 𝐹𝑟2 2
1
𝐻𝑖 ≈
𝐹𝑟2 2
𝐻𝑖 ≈ (𝐹𝑟2 2 )−1
0,14
0,12
0,1 y = 0,0438x0,9991
R² = 0,7962
0,08
L (m)
0,06
0,04
0,02
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3
y6/y2 aktual
0,14
0,12
0,1
(m3/s)
y = 284,24x1,2373
0,08
R² = 0,4677
0,06
Qakt
0,04
0,02
0
0 0,0005 0,001 0,0015 0,002
L (m)
Grafik Energi Spesifik terhadap yaktual dapat merepresentasikan kekritisan air pada
kedalaman tertentu. Dari grafik ini akan didapat garis yc aktual dan titik yang berada diatas
garis tersebut memiliki karakteristik aliran subkritis dan titik yang berada dibawah garis
tersebut memilki karakteritristik aliran superkritis. Selain itu, terdapat juga garis y=ES yang
merupakan batas garis yang tidak akan bersinggungan ataupun berpotongan dengan kurva y
terhadap ES. Hal ini disebabkan karena energi spesifik suatu aliran terdiri dari energi potensial
v2
dan energi kinetik fluida (ES1 = yaktual + 2g). Jika kurva menyinggung garis tersebut, berarti
v2
energi kinetik (2g )dari fluida harus memiliki nilai 0, dimana hal tersebut hanya dapat terjadi
grafik berada pada puncaknya yang bertepatan pada perpotongan kurva dengan garis y=2/3 ES.
Selanjutnya dapat dihitung nilai galat dengan membandingkan nilai yc aktual dari
grafik hubungan ES dan yaktual dengan nilai yc teoritis yang didapatkan dari perhitungan
|𝑦𝑐 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 - 𝑦𝑐 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 |
Galat = x 100%
𝑦𝑐 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0.03259 − 0.0319
Galat = | | x 100%
0.03269
Galat = 2.125 %
V.2.2.7.2 Variasi 2
grafik berada pada puncaknya yang bertepatan pada perpotongan kurva dengan garis y=2/3 ES.
Selanjutnya dapat dihitung nilai galat dengan membandingkan nilai yc aktual dari
grafik hubungan ES dan yaktual dengan nilai yc teoritis yang didapatkan dari perhitungan
|𝑦𝑐 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 - 𝑦𝑐 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 |
Galat = x 100%
𝑦𝑐 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0.034959424 − 0.0312
Galat = | | x 100%
0.034959424
Galat = 10.75 %
V.2.2.7.3 Variasi 3
grafik berada pada puncaknya yang bertepatan pada perpotongan kurva dengan garis y=2/3 ES.
Selanjutnya dapat dihitung nilai galat dengan membandingkan nilai yc aktual dari
grafik hubungan ES dan yaktual dengan nilai yc teoritis yang didapatkan dari perhitungan
|𝑦𝑐 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 - 𝑦𝑐 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 |
Galat = x 100%
𝑦𝑐 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0.037886069 − 0.0351
Galat = | | x 100%
0.037886069
Galat = 7.354 %
V.2.2.7.4 Variasi 4
grafik berada pada puncaknya yang bertepatan pada perpotongan kurva dengan garis y=2/3 ES.
Selanjutnya dapat dihitung nilai galat dengan membandingkan nilai yc aktual dari
grafik hubungan ES dan yaktual dengan nilai yc teoritis yang didapatkan dari perhitungan
|𝑦𝑐 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 - 𝑦𝑐 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 |
Galat = x 100%
𝑦𝑐 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0.033877191 − 0.0332
Galat = | | x 100%
0.033877191
Galat = 1.999 %
V.2.2.7.3 Variasi 5
grafik berada pada puncaknya yang bertepatan pada perpotongan kurva dengan garis y=2/3 ES.
Selanjutnya dapat dihitung nilai galat dengan membandingkan nilai yc aktual dari
grafik hubungan ES dan yaktual dengan nilai yc teoritis yang didapatkan dari perhitungan
|𝑦𝑐 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 - 𝑦𝑐 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 |
Galat = x 100%
𝑦𝑐 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0.032820731 − 0.0339
Galat = | | x 100%
0.032820731
Galat = 3.288 %
V.2.3 Jenis-Jenis Loncatan Hidrolis
2. Loncatan Berombak
Loncatan ini terjadi untuk Fr =1 sampai 1.4. Terjadi ombak pada permukaan
air
3. Loncatan Lemah
Loncatan ini terjadi untuk Fr = 1.7 sampai 2.5. Terbentuk rangkaian gulungan
ombak pada permukaan loncatan, tetapi permukaan air dihilir tetap halus.
Secara keseluruhan kecepatannya seragam dan kehilangan energi dalam
jumlah yang kecil
4. Loncatak Berosilasi
Terjadi pada aliran dengan Fr = 2.5 sampai 4.5. ujung-ujung permukaan hilir
akan bergulung dan titik kecepatan semburannya tinggi cenderung
memisahkan diri dari aliran. Gerakan dan letak loncatan yang terjadi tidak
begitu dipengaruhi oleh kedalaman air bawah. Loncatan hidrolisnya sangat
seimbang dan peredaman energinya sebesar 45 - 70%.
5. Loncatan Kuat
Terjadi pada aliran dengan Fr = 4.5 sampai 9. Loncatan Kuat
Loncatan ini terjadi untuk Fr yang lebih besar dari 9. Kecepatan semburan
yang tinggi akan menimbulkan hempasan gelombang gulung dari permukaan
loncatan dan menimbulkan gelombang-gelombang hilir namun gerakan
loncatan jarang terjadi
Gambar V.2.3.1 Tipe-tipe Loncatan Hidrolis
(Sumber:Van Techow, 1999)
garis energi
EL
Vb 2
2g
Va 2
2g
Ea Eb
Wsin q yb
Pb
Wcos q W
Pa ya
Fs
Pa 1
2 b ya 2 gaya hidrostati s pada penampang (a)
Pb 1
2 b yb 2 gaya hidrostati s pada penampang (b)
Fs gaya geser antara badan saluran dengan air yang mengalir
W berat air pada control volume yang dibatasi oleh penampang (a) dan (b)
M a flux momentum aliran pada penampang (a) a Q Va
M b flux momentum aliran pada penampang (b) b Q Vb
1
2 y a 2 1 2 yb 2 q Va q Vb
2 q2 1 1
( yb 2
ya )
2
g a
y y b
2 q2
y a yb ( y a yb ) 2 yc 3
g
yb y 2 q2
1 b 3
2 Fra 2
ya ya g ya
Va
dimana Fra = bilangan Froude pada penampang (a) sama dengan Fra sehingga
g ya
didapat hubungan antara ya (kedaman awal loncatan) dan yb (kedalaman akhir loncatan),
sebagai berikut :
yb
1 1 1 8Fra 2 atau :
ya
2
ya
1 1 1 8Frb 2
yb
2
𝑦6 1
⁄𝑦2 = (√1 + 8Fr 2 − 1)
2
𝐸2 (1 + 8 𝐹𝑟1 )2 − 4𝐹𝑟1 2 + 1
=
𝐸1 8𝐹𝑟1 2 ( 2 + 𝐹𝑟1 )2
V.2.5 Kesalahan dalam percobaan
Ketidakvalidan data percobaan dengan data teoritis disebabkan karena data teoritis
diasumsikan terjadi pada kondisi ideal, sedangkan pada nyatanya pemenuhan kondisi ideal
tersebut merupakan suatu hal yang sangat sulit untuk mungkin terjadi. Tidak terpenuhinya
kondisi ideal tersebut disebabkan oleh bebarapa faktor seperti beberapa variabel yang
diasumsikan tidak ada, ketidaktelitian alat, dan kesalahan dalam melakukan percobaan dan
mengamati hasil percobaan. Contoh dari kesalahan tersebut antara lain adalah termometer yang
menyentuh kulit (tangan) sehingga nilai suhu tidak valid, ketidaktepatan memulai waktu
pengukuran, variasi nilai debit yang terlalu besar atau kecil, ketinggian muka air yang bergerak-
gerak sehingga pengukuran menjadi tidak tepat.
VI. Analisis B
1. Spillway
Variasi Variasi
Titik Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3
4 5
1
2
3
4 0.00146 0.0014
0.001382208 m3/s 0.00154 m3/s 0.00173 m3/s
5 m3/s m3/s
6
7
8
2. Nilai bilangan Froude pada setiap variasi dan titik sebagai berikut
3. Nilai Energi Spesifik pada setiap variasi dan titik sebagai berikut
Variasi Es6/Es2
1 0.72829
2 0.59886
3 0.50188
4 0.64995
5 0.6456